Representasi dalam Semiotik Model-Model dalam Semiotik

sebagainya. Ikon membuktikan bahwa persepsi manusia sangatlah tinggi terhadap pola-pola berulang dalam warna, bentuk, dimensi, gerakan, bunyi, rasa, dan seterusnya. Sementara indeks membuktikan bahwa manusia juga memperhatikan pola berulang dalam hubungan serta sebab-akibat yang tidak pasti dalam waktu dan ruang. Ada tiga jenis dasar indeks, yaitu: 1. Indeks ruang, yang mengacu pada lokasi spasial sebuah benda, makhluk, dan peristiwa dalam hubungannya dengan pengguna tanda. Tanda yang dibuat dengan tangan seperti jari yang menunjuk, figure seperti anak panah. 2. Indeks Temporal, indeks ini menghubungkan benda-benda dari segi waktu, kata keterangan seperti sebelum, sesudah, sekarang, tanggal di kalender. 3. Indeks Persona. Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian dalam sebuah situasi, kata ganti seperti aku, kau, atau ia. Sementara simbol mewakili sumber acuannya dalam cara yang konvensional yang dibangun melalui kesepakatan sosial atau melalui saluran berupa tradisi historis.

2.3.3 Representasi dalam Semiotik

Dalam kajian semiotik modern, istilah representasi menjadi suatu hal yang penting. Karena semiotik bekerja dengan menggunakan tanda gambar, bunyi, dan lain-lain untuk menggabungkan, menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu. Dengan kata lain, representasi juga merupakan sebuah proses bagaimana sebuah referen mendapatkan bentuk tertentu dengan tanda-tanda. Representasi merupakan bentuk konkret penanda yang berasal dari konsep abstrak. Beberapa diantaranya dangkal atau tidak kontroversial. Akan tetapi, beberapa representasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan budaya dan politik. Karena representasi tidak terhindarkan untuk terlibat dalam proses seleksi sehingga beberapa tanda tertentu lebih istimewa daripada yang lain, ini terkait dengan bagaimana konsep tersebut direpresentasikan dalam media berita, film, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari.

2.3.4 Model-Model dalam Semiotik

Analisis dalam semiotik bertujuan untuk menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda teks, iklan, berita. Model-model dalam semiotik mengacu pada proses komunikasi. Fiske dalam Suprapto,2011: 94 menyebutnya sebagai “model- model struktural”, di mana setiap anak panah menunjukkan relasi di antara unsur-unsur penciptaan makna. Model sruktural ini tidak mengasumsikan adanya serangkaian tahap atau langkah yang dilalui pesan, melainkan lebih memusatkan perhatian pada analisis serangkaian relasi terstruktur yang memungkinkan sebuah pesan menandai sesuatu. Dari terminologi di atas, penulis dapat mengasosiasikan bahwa untuk menemukan makna tersebut, dibutuhkan sebuah model. Ada dua model makna yang sangat berpengaruh. Pertama, model dari filsuf dan ahli logika yaitu CS Pierce. Kedua, model dari ahli linguistik Ferdinand de Saussere. Namun, dalam penulisan ini kedua model tersebut tidak akan dibahas begitu mendalam, karena penulis akan menggunakan model semiotik Roland Barthes, yang merupakan penerus pemikiran Saussure. Seperti telah disebutkan sebelumnya Pierce telah mengungkapkan tiga elemen semiotik yang utama, yaitu tanda, acuan tanda, dan pengguna tanda interpretant. Tiga elemen ini disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle of meaning Fiske, dalam Sobur, 2012: 115. Sehingga persoalannya adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan ketiga elemen ini digambarkan Pierce sebagai berikut: Interpretant Representanment ................................................... Object Gambar 3 Model Semiotik Pierce Gambar di atas menunjukkan panah dua arah yang menekankan bahwa masing-masing istilah dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. Sebuah tanda yang salah satu bentuknya adalah kata, mengacu kepada sesuatu di luar dirinya sendiri objek dan ini dipahami oleh seseorang serta ini memiliki efek dibenak penggunanya. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Sementara itu Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilihan antara apa yang disebut dengan signifier penanda dan signified petanda. Jadi, ide sentral dalam semiotik adalah konsepsi khusus particular dari struktur sebuah tanda sign yang didefinisikan sebagai ikatan antara yang menandai signifier dan yang ditandai signified. Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna aspek material, yakni apa yang dikatakan, ditulis, dan dibaca. Sedangkan signified adalah gambaran mental dari bahasa. Saussure menggambarkan tanda yang terdiri dari atas signifier dan signified sebagai berikut: Gambar 4 Model Semiotik Saussure, Sumber: McQuail, 2000: 31228 Hubungan antara penanda dan petanda tersebut adalah produk kultural. Hubungan diantara keduanya bersifat arbiter dan hanya berdasarkan konvensi, kesepakatan atau peraturan dari kultur pemakai bahasa tersebut. Berdasarkan model pemaknaan ini, petanda-petanda merupakan konsep mental yang kita gunakan untuk membagi realitas dan mengkategorikannya sehingga kita dapat memahami realitas tersebut. Petanda dibuat oleh manusia dan ditentukan oleh kultur atau subkultur yang dimiliki manusia tersebut.

2.3.5 Model Semiotik Roland Barthes