berkonotasi pada perjuangan, kesetiaan, ketenangan dalam mengambil keputusan, kesabaran, ketulusan, keadilan, kasih sayang sesama manusia, dan politik tanpa
kekerasan. Banyak hal yang disampaikan dalam film ini khususnya moral yang diteladani dalam kehidupan.
6.2 Saran
Terkait dengan penelitian ini ada beberapa saran yang penulis dapat sampaikan: 1. Sebelum menonton sebuah film, kita harus siap dihadapkan dengan
stereotype-sterotype yang akan dibuat oleh sutradaranya sebagai penggambaran realitas yang diinginkan. Karena film tidak hanya menjadi
media pemindahan realitas di hadapan kita yang begitu saja dipindahkan ke dalam layar atau visual, tetapi ada nilai-nilai yang dimiliki oleh
representasi saja, sebuah gambaran yang sudah dimediasi. 2. Bagi penulis, film ini sudah memenuhi kriteria yang baik untuk sebuah
film. Ada unsur hiburan, edukasi, dan juga informasi. Film ini bisa dijadikan contoh bagi mereka yang ingin membuat film idealis tanpa
harus mengesampingkan fungsi film sebagai hiburan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau; pandangan; pendapat setelah menyelidiki, mempelajari dan sebagainyaKBBI,2008. Sedangkan pustaka adalah buku; kitab;
kumpulan buku bacaan dan sebagainya.KBBI,2008. Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengetahui keaslian karya ilmiah. Oleh karena itu, ada beberapa tinjauan
pustaka yang menginspirasi penulis dari beberapa skripsi-skripsi yang terdahulu di antaranya :
Ikhwanuddin Nasution, tahun 2010, Universitas Sumatera Utara, yang melakukan penelitian dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra “Logat”, Volume IV,
No.2 dengan judul “ Sistem dan Kode Semiotika dalam Sastra : Suatu Proses Komunikasi” yang dipaparkan dalam penelitian ini bahwa kode semiotika dalam
sastra yang dapat di pahami dengan menggunakan model semiotik yang sama yaitu model semiotik Roland Barthes. Akan tetapi penelitian ini lebih terfokus
pada proses komunikasi antar pengarang, teks, dan pembaca. Hani Taqiyya, tahun 2011, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
pada skripsinya yang berjudul “Analisis Semiotik terhadap Film In The Name Of God“ yang melakukan penelitian terhadap film menggunakan pisau analisis
semiotik yaitu analisis semiotik Roland Barthes. Akan tetapi, penelitian ini lebih mengarah kepada konsep yang sangat terkhusus yaitu konsep jihad dalam islam.
Penelitian ini sama-sama menggunakan potongan gambar dalam film untuk mengetahui kode semiotik yang ada di dalam film.
Yoyon Mudjiono, tahun 2011, Universitas Islam Negeri Surabaya, dalam jurnal Ilmu Komunikasi Vol.1 No.1 yang berjudul “Kajian Semiotik dalam Film”
yang menggunakan semiotik yang sama. Akan tetapi, jurnal ini lebih memaparkan defenisi dari film dan bagian-bagian film. Jurnal ini memaparkan bahwa film
sebaiknya dinilai dari segi artistic bukan secara rasional saja, sebab jika hanya dinilai secara rasional, sebuah film artistik boleh jadi tidak berharga karena tidak
mempunyai maksud dan makna tertentu. Taufan Saputra, tahun 2014, Universitas Mulawarman, dalam eJournal Ilmu
Komunikasi, Volume 2, Nomor 2, 2014: 273-286 yang berjudul “Representasi Analisis Semiotik Pesan moral dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich” yang
menggunakan semiotik yang sama. Akan tetapi, penelitian ini bertujuan untuk merepresentasikan analisis Semiotik pesan moral dalam film 2012 karya Roland
Emmrich. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian model Roland Barthes yang di mana pada scene-scene dalam film 2012 yang terdapat
makna pesan moral positif diambil dengan mendenotasikan makna dari pesan serta makna konotasi dari makna sesungguhnya.
Dianita Dyah Makrufi, tahun 2013, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dalam skripsinya yang berjudul “Pesan Moral Islami dalam Film Sang Pencerah”
yang memaparkan penggunaan teori semiotik yang sama yaitu semiotik Roland Barthes. Pada skripsi ini juga mengambil pesan moral dari sebuah film yang
menceritakan sosok seorang tokoh khususnya tokoh Islami.
Johanes Ginting, tahun 2011, Universitas Sumatera Utara, dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Semiotika Eksploitasi Anak dalam Sinetron Buku Harian
Baim” menjelaskan bahwa analisis semiotik yang mencari sebuah tanda dalam suatu karya maupun budaya dapat dipahami dengan benar. Akan tetapi, skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui peran seorang anak yang seharusnya bermain selayaknya anak di bawah umur pada umumnya dengan anak yang sudah bekerja
sebagai seorang profesional melalui sinetron tersebut yang saling berhubungan.
2.2 Konsep