C. Pupa Aedes aegypti
Pupa berbentuk seperti koma Kemkes, 2011. Struktur tubuh pupa terdiri dari kepala dan abdomen dimana segmen-segmen terlihat jelas pada
abdomen. a.
Kepala Pada bagian kepala, terdapat breathing tube, bakal kepala, bakal
antenna, bakal mata, dan bakal kaki. Bagian kepala ini disebut sefalotoraks.
b. Abdomen
Terdiri dari segmen-segmen dan segmen terakhir terdapat paddle, pada abdomen segmen terakhir terdapat rambut yang halus. Fungsinya
adalah sebagai alat gerak sehingga dapat bernafas Agoes, 2009.
2.1.5 Habitat Aedes aegypti
Tempat perindukan utama Aedes aegypti adalah tempat-tempat berisi air bersih yang letaknya berdekatan dengan rumah penduduk Djakaria dan Sungkar,
2008. Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tempat Penampungan Air TPA untuk keperluan sehari-hari, seperti
drum, tangka, bak mandi, ember, dan tempayan. b.
Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum hewan peliharaan, vas bunga, perangkap semut, tempat
pembuangan air kulkas atau dispenser, barang-barang bekas ban, kaleng, botol, plastik.
c. Tempat penampungan air alamiah, seperti lubang batu, lubang pohon,
tempurung kelapa, dan potongan bamboo Kemkes, 2011.
2.1.6 Perilaku Aedes aegypti
Aedes aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan Aedes aegypti menghisap darah. Darah diperlukan untuk
pematangan sel telur agar dapat menetas. Waktu yang diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan siklus gonotropik adalah 3-4 hari. Aedes aegypti mempunyai
kebiasaan menghisap darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, sehingga nyamuk dapat menularkan penyakit Kemkes, 2011.
Aedes aegypti betina menghisap darah manusia di siang hari day-biters di luar eksofilik maupun dalam rumah endofilik. Penghisapan dilakukan dengan
dua puncak waktu yaitu pukul 08.00 sampai 10.00 dan 15.00 sampai 17.00 Djakaria dan Sungkar, 2008.
Setelah menghisap darah, nyamuk mencari tempat untuk istirahat untuk menunggu proses perkembangan telur maupun istirahat sementara Agoes, 2009.
Setelah proses pematangan telur selesai, Aedes aegypti betina akan meletakkan telurnya di permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding-
dinding habitat perkembangbiakannya. Setiap kali bertelur, Aedes aegypti betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100 telur Kemkes, 2011.
2.1.7 Membedakan Aedes aegypti dengan spesies lainnya