Siklus hidup Aedes aegypti

pada nyamuk jantan disebut hipopigium. Pada nyamuk betina, di bagian akhir abdomen, terdapat reseptakel sebanyak 3 buah. Agoes, 2009 Hoedojo dan Sungkar, 2008 Gambar2.2 Morfologi Nyamuk Dewasa

2.1.4 Siklus hidup Aedes aegypti

Siklus hidup serangga terbagi menjadi 3 jenis yaitu: a. Ametamorfosis Serangga pada jenis siklus hidup ini tidak mengalami metamorphosis, sehingga siklus hidupnya adalah telur yang kemudian menjadi nimfa hanya satu stadium dan menjadi dewasa. b. Simple metamorphosis metamorfosis sederhana Metamorfosis jenis ini berbeda dengan ametamorfosis karena adanya perbedaan pada fase nimfa. Pada metamorphosis sederhana, fase nimfa terdiri dari beberapa stadium. c. Complete metamorphosis metamorfosis lengkap Pada metamorfosis ini, telur menetas menjadi larva, kemudian menjadi pupa, dan menjadi dewasa Ideham dan Pusarawati, 2009. Universitas Sumatera Utara Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu serangga yang bermetamorfosis lengkap, sehingga pada siklus hidupnya terdapat fase telur, fase larva, fase pupa, dan fase dewasa Hoedojo dan Sungkar, 2009. Nyamuk betina Aedes aegypti meletakkan telurnya pada dinding tempat perindukan 1-2 cm di atas permukaan air. Seekor nyamuk betina Aedes aegypti dapat meletakkan rata-rata 100 butir per kali bertelur. Kemudian, setelah 2 hari, telur menetas menjadi larva, lalu melepaskan kulitnya sebanyak 4 kali, tumbuh menjadi pupa, dan kemudian menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur sampai dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari Djakaria dan Sungkar, 2008. Charlesworth, 2008 Gambar 2.3 Siklus Hidup Nyamuk Universitas Sumatera Utara A. Telur Aedes aegypti Telur Aedes aegypti berukuran 0,8 mm Kemkes, 2011, berbentuk lonjong, dan dindingnya berbentuk anyaman seperti kain kasa Ideham dan Pusarawati, 2009. Telur yang baru diletakkan berwarna putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah 1-2 jam Hoedojo dan Sungkar, 2009. Telur Aedes aegypti mampu bertahan pada di tempat kering selama 6 bulan Kemkes, 2011. Ideham dan Pusarawati, 2009 Gambar 2.4 Telur Aedes aegypti B. Larva Aedes aegypti Larva Aedes aegypti terdiri dari bagian kepala, toraks, dan abdomen. a. Kepala Pada bagian kepala, terdapat sepasang antena dengan rambut antena, sepasang mata, rambut-rambut mulut mouth brush, dan rambut- rambut kepala Agoes, 2009. b. Toraks Bagian toraks terdiri dari segmen-segmen dengan rambut-rambut atau bulu-bulu rusuk Agoes, 2009. c. Abdomen Bagian abdomen terdiri dari 8 segmen. Sebenarnya terdapat 10 segemen, tetapi segmen ke-8 sampai ke-10 bersatu membentuk alat- alat abdominal seperti sifon pipa udara, pekten, dan anal gill. Pada segmen ke-8 terdapat comb scale yang hanya terdapat satu baris Agies, 2009. Sifonnya gemuk dan pendek, dan bulu-bulu sifon atau hairtuft hanya satu pasang Ideham dan Pusarawati, 2009 Universitas Sumatera Utara Hoedojo dan Sungkar, 2008 Gambar 2.5 Morfologi Larva Aedes aegypti Larva Aedes aegypti mengalami 4 kali proses pelepasan dan penggantian kulit luar, proses ini disebut proses ekdisis moulting. Proses tersebut dibagi menjadi 4 instar stadium-stadium pertumbuhan Natadisastra, 2009. Larva instar I berukuran paling kecil yaitu 1-2 mm. Larva instar II berukuran 2,5-3,8 mm. Larva instar III berukuran lebih besar sedikit dari larva instar II dan anatominya struktur tubuhnya sudah mulai jelas terlihat. Larva instar IV berukuran paling besar yaitu 5 mm Kemkes, 2011. Pada waktu istirahat, larva Aedes aegypti membentuk sudut terhadap permukaan air, berbeda dengan nyamuk Anopheles yang sejajar dengan permukaan air WHO, 1997. Cornstock, 2012 Gambar 2.6 Larva Anopheles dan Culicine Aedes di permukaan air Universitas Sumatera Utara C. Pupa Aedes aegypti Pupa berbentuk seperti koma Kemkes, 2011. Struktur tubuh pupa terdiri dari kepala dan abdomen dimana segmen-segmen terlihat jelas pada abdomen. a. Kepala Pada bagian kepala, terdapat breathing tube, bakal kepala, bakal antenna, bakal mata, dan bakal kaki. Bagian kepala ini disebut sefalotoraks. b. Abdomen Terdiri dari segmen-segmen dan segmen terakhir terdapat paddle, pada abdomen segmen terakhir terdapat rambut yang halus. Fungsinya adalah sebagai alat gerak sehingga dapat bernafas Agoes, 2009.

2.1.5 Habitat Aedes aegypti