6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. EVALUASI KESESUAIAN MEKANISME PENGELOLAAN
DANA DENGAN SISTEM MU ᾹRABAH DI AJB BUMIPUTERA
1912 CABANG SYARIAH SURAKARTA DENGAN FATWA DSN NO: 21DSN-MUIX2001
3.2. Akad
Dalam fatwa DSN no. 3 dan 4 tentang ketentuan umum, terdapat dua jenis akad yang dilakukan antara peserta dan perusahaan yaitu akad
tij
ᾱ
rah
dan
tabarru
ʻ. Akad
tij
ᾱ
rah
adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial, sedangkan akad
tabarru
ʻ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-
menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Dijelaskan juga pada no. 2 tentang akad dalam asuransi, bahwa akad
tij
ᾱ
rah
adalah muḍᾱrabah
sedangkan akad
tabarru
ʻ adalah
hibah
. Dalam implementasinya, akad yang diberlakukan di AJB Bumiputera 1912 Syariah terdiri dari akad
muḍᾱrabah, akad
tabarru
ʻ, dan akad
wak
ᾱ
lah bil ujrah
. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara akad
muḍᾱrabah dalam fatwa DSN dan akad
muḍᾱrabah AJB Bumiputera 1912 Syariah keduanya sama yaitu bagi
hasil antara peserta dan perusahaan, begitu juga dengan akad
tabarru
ʻ dalam fatwa DSN dan akad
tabarru
ʻ AJB Bumiputera 1912 Syariah yaitu
hibah
yang merupakan pemberian dengan niat untuk saling tolong –
menolong sesama peserta. Sedangkan untuk akad
wak
ᾱ
lah bil ujrah
, disebutkan pada no. 3 tentang pengelolaan, dimana perusahaan akan
mendapatkan
ujrah
dari pengelolaan dana
tabarru
ʻ, ini sesuai dengan pengertian dari akad
wak
ᾱ
lah bil ujrah
yang diterapkan oleh AJB Bumiputera 1912 Syariah itu sendiri, walaupun didalam fatwa DSN tidak
disebutkan secara spesifik tentang akad
wak
ᾱ
lah bil ujrah
. Dalam 3 akad di atas disebutkan juga hak-hak dan kewajiban
peserta dan perusahaan, cara waktu pembayaran kontribusi, jenis akad
7
serta syarat-syarat yang disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan. Mengenai kedudukan para pihak dalam akad, sepenuhnya
telah sesuai dengan fatwa DSN, bahwasannya dalam akad muḍᾱrabah,
AJB Bumiputera 1912 Syariah bertindak sebagai
mu
ḍᾱ
rib
pengelola sedangkan peserta bertindak sebagai
ṣᾱ
hibul m
ᾱ
l
pemilik dana dan dalam akad
tabarru
ʻ, peserta memberikan dana
hibah
yang digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, sedangkan
perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola dana
hibah
tersebut. Dengan mengelola dana
hibah
perusahaan mendapatkan
ujrah
sebagaimana yang di sepakati dalam akad
wak
ᾱ
lah bil ujrah
. 3.3.
Premi
Dalam fatwa DSN no. 5 tentang ketentuan umum, disebutkan bahwa premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan
sejumlah dana kepada perusaahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Dalam hal ini hanya perbedaan istilah antara fatwa DSN
dengan AJB Bumiputera 1912 Syariah namun prinsipnya sama, di mana fatwa DSN menggunakan istilah premi dan AJB Bumiputera 1912
Syariah menggunakan istilah kontribusi. Terdapat 3 jenis premi di AJB Bumiputera 1912 Syariah,
sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu pertama dana investasi yang merupakan bagian dari jenis akad
tij
ᾱ
rah
, kedua
tabarru
ʻ bagian dari jenis akad
tabarru
ʻ dan ketiga
ujrah
atas pengelolaan dana
tabarru
ʻ. Besarnya
tabarru
ʻ dan
ujrah
ditentukan dengan menggunakan tabel mortalita, ini sesuai dengan yang disebutkan
dalam fatwa DSN no. 2 tentang premi. 3.4.
Klaim
Klaim di AJB Bumiputera 1912 Syariah pada dasarnya telah sesuai dengan fatwa DSN tentang klaim, dimana peserta berhak atas klaim
selama persyaratan yang disepakati di awal perjanjian terpenuhi. Besar