Pengaruh tingkat investasi terhadap minat nasabah asuransi pendidikan (studi pada AJB Bumiputra 1912 Unit Usaha Syariah)

(1)

PENGARUH TINGKAT INVESTASI

TERHADAP MINAT NASABAH ASURANSI PENDIDIKAN (Studi Pada AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ISMOYO PARWOTO NIM. 106046201735

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

M OTTO



”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. al-Insyirah (94) : 6)

”Percayalah akan dirimu, apapun pilihanmu.

Yakinlah kau akan menang, dan kau tidak akan pernah kalah”.

( Jillian K. Hunt )

“Never Stop Dreaming

and

M ake a Dream Come True”









Demikianlah (perintah Allah), dan barang siapa mengagungkan

syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul

dari ketakwaan hati.

(QS. Al-Hajj (22) : 32)


(5)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah... Seiring Rasa Syukur dan Kerendahan Hati,

Karya Sederhana ini Kupersembahkan Dengan Setulus Hati

Untuk Orang- orang yang Paling Kucinta & Kusayang :……

Bapak dan ibu tercinta (Priyo Yudiarso Parwoto dan

Riendarwati)

yang

telah

membimbingku

dari

ketidaktauhanku menjadi tahu,memanduku saat aku

tidak kuat berdiri,menuntunku saat aku tertatih dan

selalu mendoakanku sehingga masih tetap tegar

menghadapi cobaan hidup..

Saudara tersayang (Kresno Parwoto), yang selalu

memberikan perhatian penuh dalam susah maupun

senang..

Sahabat karibku yang tidak kenal lelah memberi

motivasi dan mendengarkan keluh kesahku.. (Zarkasih,

Ersyahdi, etc.),, Thank you so much..

Someone, My Beloved one who always give me a smile in


(6)

ABSTRAK

Ismoyo Parwoto. NIM : 106046201735. Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Minat Nasabah Asuransi Pendidikan (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah). Skripsi. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta, 2011. Xvii + 66 + Lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011; (2) Untuk mengetahui minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011; (3) Menjelaskan pengaruh tingkat investasi terhadap minat nasabah AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Data primer yang digunakan dalam bentuk Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011, serta hasil wawancara pribadi. Data sekunder bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya.

Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah sebagai berikut: (1) Tingkat investasi di perusahaan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami pasang surut di tiap tahunnya. Pada tahun 2009 investasi di perusahaan tersebut mengalami kenaikan investasi dari tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 investasi di AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami kenaikan sekitar kurang lebih 50% dari tahun 2009, dan untuk tahun 2011 digunakan data per 31 September 2011 dan bila digunakan estimasikan sampai dengan Desember 2011 maka AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar Rp 32,22 miliar dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 30%. (2) Minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada tahun 2009 mencapai 12,511. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5% menjadi 17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September 2011 dan bila diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami kenaikan, dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%. (3) Hubungan kedua variable sangat kuat. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah jadi semakin tinggi tingkat investasi maka minat nasabah asuransi pendidikan akan semakin meningkat.

Kata kunci : Investasi, Minat Nasabah, Asuransi Pendidikan, dan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah.

Pembimbing : Dr. H. Yayan Sopyan, SH, MA Buku Rujukan : Tahun 2006 s.d Tahun 2011.


(7)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Desember 2011 M


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah

memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Minat Nasabah Asuransi Pendidikan (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah)”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya, dan semoga dapat

menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati

kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat. Bapak Mu’min

Rauf, MA., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Yayan Sopyan, SH, MA, Dosen Pembimbing yang telah


(9)

mengarahkan dan membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Bapak Drs. H. S. Sudarsono Hadi, MM Kepala Divisi Keuangan dan Safwan

Syarifuddin, SE Asisten Divisi Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha

Syariah yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan segala ilmu

pengetahuan, arahan, koreksi, saran, dan pengalamannya, baik terkait pembahasan

dalam skripsi ini maupun tidak, serta telah bersedia memberikan data-data yang

penulis butuhkan, sehingga penelitian ini terselesaikan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga selama

masa perkuliahan.

6. Seluruh keluarga besar, khususnya Orang tua (Priyo Yudiarso Parwoto dan

Riendarwati), Kakak (Kresno Parwoto) yang senantiasa memberikan perhatian

penuh kepada penulis baik materil maupun moril.

7. Sahabat-sahabatku se-almamater angkatan 2006 khususnya jurusan Asuransi

Syariah, terima kasih atas doa, bantuan, semangat dan persahabatan yang telah

terjalin selama ini.

8. Tim KKN 24, semoga silaturrahmi kita tetap terjaga.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dorongan, semangat dan motivasi dalam kehidupan penulis,


(10)

Demikianlah, semoga Allah Swt membalas segala kebaikan yang telah

diberikan dan memberkahi hidup kita sehingga dapat memberikan manfaat bagi

kehidupan ini.

Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan

menjadi investasi kekal di akhirat nanti. Amiin...

Jakarta, 13 Desember 2011


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK... vi

LEMBAR PERNYATAAN... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah………. 1

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah………. 9

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 10

D.Review Study Terdahulu... 11

E.Metode Penelitian……….. 14

F. Teknik Pengumpulan Data……… 16


(12)

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG INVESTASI, ASURANSI PENDIDIKAN, DAN NASABAH

A.Investasi………. 21

1. Pengertian Investasi………... 21

2. Tujuan Investasi……… 22

3. Bentuk-bentuk Investasi……… 23

4. Proses Investasi………... 24

5. Konsep Investasi………... 27

a. Pengertian Investasi Syariah……… 27

b. Landasan Investasi Syariah………. 28

c. Prinsip Dasar Investasi Syariah……… 28

d. Instrumen Investasi Syariah………. 30

B.Asuransi Pendidikan………..……… 31

1. Pengertian Asuransi Pendidikan………... 31

2. Manfaat Asuransi Pendidikan……… 33

C.Nasabah……….. 33

1. Pengertian Nasabah……….……….. 33


(13)

3. Perlindungan Nasabah………. 38

BAB III DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 A.Sejarah Singkat... 40

B.Visi dan Misi... 41

C.Struktur Organisasi... 43

D.Perencanaan Strategi... 47

E.Produk-produk... 48

F. Perkembangan Usaha AJB Bumiputera 1912... 49

BAB IV ANALISIS DATA INVESTASI A.Deskripsi dan Analisa Data………... 51

1. Deskripsi Tingkat Investasi Pada Periode Tahun 2009 – 2011……….……… 51

2. Deskripsi Tingkat Nasabah Pada Periode Tahun 2009 – 2011……… 54

B.Analisis Uji Regresi Linear Sederhana……….. 59


(14)

2. Uji Korelasi... 60

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan... 62

B.Saran-saran... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan Zona Perdagangan bebas Asean yang dikenal dengan Asean

Free Trade Area (AFTA) 2003 dan besarnya pasar yang demikian menjanjikan

di kawasan Asia terutama Asia Tenggara telah mendorong terjadinya penetrasi

perusahaan Multinasional yang semakin meningkat intensitasnya belakangan

ini, terutama sejak dan dalam masa-masa pemulihan ekonomi. Dukungan dana

yang kuat dan mulai jenuhnya pasar Eropa dan Amerika menjadikan mereka

mengalihkan perhatian ke kawasan padat penduduk di Asia dan negara-negara

dengan perekonomian yang terus tumbuh.1

Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan jumlah

penduduk terbesar, merupakan pangsa pasar yang potensial dan menjadi salah

satu pilihan bagi perusahaan-perusahaan global di bidang barang dan jasa untuk

mengembangkan usahanya. Hal ini menjadi sesuatu keadaan yang tidak dapat

dihindari karena perekonomian suatu negara dalam era globalisasi tidak hanya

menyangkut kegiatan usaha atau pasar di dalam negeri, melainkan sudah

1

Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Analisis Hukum Ekonomi Terhadap Hukum Persaingan,

Makalah dalam seminar Nasional Pendekatan Ekonomi Dalam Pengembangan Sistem Hukum Nasional Dalam Rangka Globalisasi, Bandung, 29 April 1998, hal 9.


(16)

menyangkut pasar di luar negeri. Perkembangan kehidupan perekonomian sudah

menyangkut hubungan perekonomian dengan negara lain.

Kondisi perekonomian suatu negara akan mempengaruhi perkembangan

berbagai jenis usaha, yang selanjutnya akan berdampak pada berbagai jenis jasa

keuangan termasuk asuransi. Perekonomian Indonesia yang pada periode

1996-1997 tumbuh rata-rata 7% per tahunnya telah mendorong tumbuh dan

berkembangnya berbagai industri. Kondisi ini selanjutnya memacu

pertumbuhan sektor usaha jasa asuransi rata-rata mencapai 23,6 % setiap

tahunnya.2

Kondisi perekonomian yang kemudian memburuk sejak tahun 1997 yang

berlanjut dengan krisis ekonomi, telah memberikan dampak negatif pada berbagai jenis

usaha yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan jasa keuangan. Namun

demikian, bagi industri jasa asuransi, dampak negatif tersebut tidak separah yang

dialami berbagai industri keuangan lainnya, misalnya industri perbankan.

Apabila dilihat dari jenis usaha asuransi, tampak bahwa perkembangan

asuransi jiwa yang sempat tertinggal dari asuransi kerugian, mulai dua tahun

terakhir dan sampai tahun ini diperkirakan akan terus membaik dengan kenaikan

yang cukup signifikan. Alasan paling utama dalam memiliki asuransi jiwa adalah

2

Endro Priosamodro, Industri Asuransi Indonesia, Asing Datang Lokal Meradang, Majalah


(17)

untuk memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan akan aman secara finansial

jika terjadi kematian mendadak terhadap pencari nafkah. Pertumbuhan jumlah

pemegang polis pada asuransi jiwa tidak terlepas dari mulai membaiknya

kesadaran masyarakat untuk memiliki polis asuransi jiwa sebagai salah satu

alat pemenuhan kebutuhan manusia akan jaminan finansial. Asuransi jiwa

dapat memenuhi banyak kebutuhan perorangan dan yang paling dominan

adalah kebutuhan akan jiwa masyarakat3:

1. Pengeluaran Akhir

Berkaitan dengan pengeluaran yang timbul ketika seseorang meninggal

dunia dan pengeluaran itu harus segera dibayar, misalnya uang pinjaman pribadi,

rekening listrik, telpon, angsuran pembelian rumah, mobil dan sebagainya. Juga

pengeluaran lain yang merupakan akibat dari kematian itu sendiri, misalnya biaya

rumah sakit dan ongkos penguburan.

2. Tunjangan Keluarga

Pemenuhan kebutuhan finansial bagi keluarga sangat besar manfaatnya

ketika pencari nafkah utama meninggal.

3. Dana Pendidikan

3

Ketut Sendra, Memahami Produk Asuransi Jiwa dalam Prosedur dan Penerapannya Modul


(18)

Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan yang

tinggi. Karena itu meninggalnya pencari nafkah utama dapat berdampak buruk

bagi kelanjutan sekolah mereka. Asuransi jiwa dapat menyediakan pemenuhan

kebutuhan dana untuk pendidikan anak di masa depan.

4. Penghasilan Utama Pensiun

Ketika seseorang memasuki masa pensiun pekerjaannya dan penghasilannya

mulai berkurang, maka akumulasi nilai tunai polis asuransi jiwa pada masa habis

kontrak dapat dipakai untuk keperluan hari tua, seperti membeli rumah atau

menyiapkan pendidikan anak.

Di pasar asuransi jiwa Indonesia saat ini terdapat tidak kurang dari 60

perusahaan yang beroperasi, yang terdiri atas 38 perusahaan asuransi jiwa dan 22

perusahaan patungan (joint venture).4 Kehadiran perusahaan asuransi jiwa asing

di pasar local tidak dapat dihindari lagi di era globalisasi ekonomi sekarang ini,

yaitu era ketiadaan batas dan kendala dalam perdagangan antar bangsa.5

Manifestasi Liberalisasi di sektor jasa adalah dengan diberlakukannya

Asean Framework Agreement Servis (AFAS) yang disepakati di Bangkok pada

Desember 1995. Di dalam kesepakatan ini liberalisasi diterapkan pada sektor

4

Data per Juni 2002, dikutip dari Majalah Investor, Edisi 59/24 Juli 2002, hal. 18

5

Sera dan Ohmae, dikutip dalam Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi


(19)

Telekomunikasi, Pariwisata, Jasa keuangan, Konstruksi dan Transportasi Laut.6

Sebagai langkah awal sebelum memasuki pelaksanaan Word Trade Organization

(WTO) Tahun 2020.7

Industri asuransi sebagai salah satu industri jasa keuangan harus mengikuti

ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam AFAS tersebut. AFAS mengatur cara

melakukan transaksi di bidang jasa, yakni:

Pertama, pasokan lintas batas (cross border supply). Ketentuan ini

memberikan kebebasan kepada pemasok jasa asing untuk memasuki pasar lokal.

Ini berarti pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak

perusahaan asuransi asing mengirimkan tenaga ahli dan memasarkan produk

mereka di dalam negeri.

Kedua, konsumsi produk dari luar (consumption abroad). Ketentuan ini

memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi jasa dari luar

negeri. Faktor kepuasan terhadap jasa yang diberikan sangat menentukan ke arah

mana konsumen akan berpaling. Jika perusahaan asuransi tidak meningkatkan

mutu pelayanannya, maka dapat dipastikan sebagian besar premi akan mengalir

ke luar negeri.

6

Edi Subekti, Kenapa Harus Takut Bersaing di AFTA, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22- No. 2

Tahun 2003, hal 22.

7

Irvan Rahardjo, Bisnis Asuransi Menyongsong Era Global, (Jakarta : YASDAYA, 2001), hal


(20)

Ketiga, keberadaan secara komersial (commercial presence). Dengan

ketentuan ini, maka diberikan kebebasan bagi perusahaan asing termasuk

perusahaan asuransi untuk mendirikan atau melakukan atau membuka usaha di

dalam negeri.

Keempat, kehadiran warga asing (presence of natural person). Ketentuan

ini memberikan kebebasan bagi orang asing untuk memasuki pasar dalam negeri.

Kedatangan mereka akan membawa ketrampilan teknik dan mengisi kekurangan

tenaga ahli di Indonesia.

Kelima, persamaan perlakuan (most favoured nation & national treatment),

yaitu ketentuaan yang menuntut diwujudkannya perlakuan yang sama dan tidak

ada diskriminasi dalam hubungan perdagangan antar bangsa.8

Khusus untuk industri asuransi, telah dihasilkan Pro-Competitive

Regulatory Principles yang memuat prinsip-prinsip, pertama, akses penuh

terhadap pasar dan kebebasan bentuk perusahaan dan operasinya. Kedua , tidak

ada diskriminasi terhadap perusahaan asuransi asing. Ketiga, atmosfer

pengawasan dan pelaksanaan asuransi berdasarkan best practices yang berlaku

secara Internasional. Ke empat, fokus pengawasan pada solvabilitas dan

standar-standar pelaksanaan bisnis yang sehat, tidak pada manajemen mikro dan

penetapan tarif. Kelima, kebebasan untuk memasarkam produk dan jasa. Keenam,

8

PP. No. 63 Tahun 1999 mensyaratkan modal disetor Rp. 100 milyar untuk perusahaan asuransi dan Rp. 200 milyar untuk perusahaan reasuransi, tidak dibedakan antara perusahaan asuransi atau reasuransi kepemilikan asing atau tidak. Sebelumnya, melalui PP No. 73 tahun 1992, modal setor untuk asuransi umum Rp. 3 milyar dan jika ada penyertaan asing adalah Rp. 15 milyar. Edi Subekti, op cit, hal. 23


(21)

tidak mengeluarkan pembatasan dan proteksi yang baru terhadap jenis investasi

saat ini. Ketujuh, memperbolehkan perdagangan lintas batas dan akses yang

bebas kepada pasar reasuransi Internasional.9 Untuk pasar asuransi jiwa, dapat

dikatakan bahwa saat ini pelaku-pelaku bisnis bertaraf dunia sudah beroperasi

di Indonesia. Beberapa dari mereka bahkan sudah menempatkan posisi

bisnisnya sedemikian kuat dan melakukan penetrasi yang cukup jauh ke dalam

pasar asuransi jiwa Indonesia yang masih sangat potensial. Prudential, Manulife

Indonesia, AXA Life, AIG, John Hancock, Allianz Life, Aetna Life, New York

Life dan Zurich Life adalah beberapa asuransi jiwa Indonesia yang telah dikenal

oleh masyarakat.

Kehadiran Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa asing di Indonesia melalui

pembentukan usaha patungan telah membawa pengaruh yang positif bagi

perkembangan industri jasa asuransi jiwa itu sendiri. Hal ini karena mereka pada

umumnya memiliki keunggulan baik di bidang permodalan, teknologi, jaringan

pemasaran maupun produk yang bervariasi.10

Asuransi kini telah beralih fungsinya, bukan saja sebagai lembaga penjamin

risiko, tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan dana masyarakat. Masyarakat

sekarang kecendrungannya lebih senang membeli polis asuransi yang ada unsur

tabungannya, seperti halnya asuransi Dwi-guna (endowment) dengan produk

turunannya. Sebagai contoh, dalam hal produk, semenjak empat tahun terakhir

9

Endro Priosamodro, op cit, hal. 20

10

Endro Priosamudro, Agar Tidak Asing di Tengah Asing, Majalah Pilar Bisnis, No. 03, 14


(22)

pasar asuransi jiwa di Indonesia diramaikan dengan hadirnya sebuah produk baru

yang lazim disebut unit link, yaitu suatu produk asuransi yang dikombinasikan

dengan investasi. Di pasar asuransi internasional produk ini sudah cukup lama

berkembang, tetapi di Indonesia masih baru. Perusahaan asuransi jiwa yang

memiliki andil di dalam upaya memperkenalkan produk unit link di Indonesia

diantaranya adalah PT. Asuransi Prudential dan PT. Asuransi Jiwa Manulife

Indonesia, yang notabene keduanya adalah perusahaan patungan11 (Joint

Venture).12

Unit Link, pada dasarnya memiliki komposisi yang tidak jauh berbeda

dengan produk gabungan (endowment) tradisional, hanya saja produk ini

mengaitkan dengan investasi dan bukan dengan tabungan. Dengan membeli polis

asuransi jiwa sebagai proteksi, masyarakat sekaligus berinvestasi. Misalnya,

seseorang yang memiliki dana Rp. 10 juta, sebagian untuk membayar polis

asuransi, sebagian dipotong untuk biaya administrasi. Sisa dana tersebut, oleh

perusahaan asuransi ditanamkan kedalam instrument investasi sehingga

pemegang polis memperoleh dua manfaat sekaligus, pertanggungan asuransi jiwa

11

Harian Ekonomi Neraca, 7 Februari 2000, hal.3

12

Joint Venture adalah suatu perusahaan baru yang didirikan bersama–sama oleh beberapa

perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi usaha termasuk know how (teknologi

dan pengetahuan) dan modal dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-sama disetujui, antara perusahaan domistik dan perusahaan asing, yang modalnya dari pemerintah


(23)

(proteksi) dan hasil investasi (return).13 Pada Unit Link, dana investasinya

dipisahkan dengan dana pertanggungan untuk klaim tertanggung. Dana klaim

tertanggung dikelola oleh perusahaan asuransi, sedangkan investasi dikelola oleh

manajer investasi yang terpisah.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis sangat tertarik

untuk melakukan sebuah penelitian, dengan judul ”PENGARUH TINGKAT

INVESTASI TERHADAP MINAT NASABAH ASURANSI PENDIDIKAN PADA

AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1 Pemabatasan Masalah

Oleh karena luas permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka

penulis perlu membatasi mengenai masalah yang akan dibahas yaitu Tingkat

Investasi yang dibatas pada tahun periode 2009-2011, Nasabah yang dibatasi pada

tahun periode 2009-2011, Asuransi Pendidikan yang dibatasi pada tahun periode

2009-2011, dan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah yang dibatasi laporan

keuangan pada tahun periode 2009-2011.

2 Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah disebutkan, kemudian dijabarkan lebih lanjut

dalam beberapa rumusan masalah yang meliputi :

13

Andi Surudji, Unit Link Produk Asuransi Yang Melesat, Harian Kompas, 4 Maret 2002, hal.


(24)

1. Bagaimana tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada

periode 2009-2011?

2. Bagaimana minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit

Usaha Syariah periode 2009-2011?

3. Apakah ada pengaruh signifikan tingkat investasi terhadap minat nasabah AJB

Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana diuraikan sebelumnya. Maka

tujuan penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah

pada periode 2009-2011.

2) Untuk mengetahui minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912

Unit Usaha Syariah periode 2009-2011.

3) Menjelaskan pengaruh tingkat investasi terhadap minat nasabah AJB

Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011.

2. Manfaat Penelitian

1) Bagi perusahaan, diharapkan menjadi masukan sebagai sarana informasi dan

sumbangan pemikiran agar perusahaan dapat lebih kompetitif lagi ke depannya.

2) Bagi akademisi, untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan


(25)

3) Bagi prodi, untuk memperluas informasi dalam rangka menambah dan

meningkatkan khazanah pengetahuan.

D. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada

penelitian ini antara lain :

No Identitas Substansi Perbedaan

1 Sumarna

0046219666 2009 Sistem Investasi

Dana Asuransi Syariah Pada AJB

BumiPutra 1912 Divisi Syariah

Bahwa sistem investasi dana asuransi syariah pada AJB BumiPutra Divisi Syariah dimulai proses, pemilihan instrumen investasi sampai pada bagi hasil menggunakan konsep investasi dalam islam, yaitu halal atau tidaknya suatu investasi dapat dilihat dari tempat dan proses investasi. Tempat investasi yang halal ialah usaha-usaha yang

didirikan secara halal, tidak ada penipuan, memberikan barang/jasa yang halal serta tidak mengandung unsur

Tingkat investasi dan minat nasabah yang diperoleh dalam bentuk angka-angka pada sebuah laporan keuangan perusahaan asuransi syariah, serta

mendeskripsikan hasil tingkat investasi dan minat nasabah tersebut agar diperoleh suatu gambaran yang jelas tentang realitas yang berlangsung pada objek penelitian. Hal-hal yang menjadi fokus peneliti dalam objek penelitian ini adalah tingkat investasi AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011, polis pendidikan periode 2007-2009, dan pengaruh signifikan antara tingkat investasi terhadap minat nasabah pada produk asuransi pendidikan di AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011


(26)

maisir, gharar, dan riba. Sedangkan proses yang syar’i dalam berinvestasi adalah melalui

kesepakatan yang

diketahui dan dimengerti kejelasannya oleh pihak-pihak yang bertransaksi dari segi operasional dan pembagian keuntungan.

2 Mohamad Luthfi

Abdillah 203046101732 2010 Analisa Investasi Dinar Dengan Menggunakan Prinsip Qiradh

Produk investasi qirad dinar pada gerai dinar memiliki peluang besar untuk dikembangkan namun dikembangkan pada unit usaha BMT yang legalitasnya terpisah dari gerai dinar namun masih satu kepemilikan. Selain itu peluang investasi qirad dinar terbuka jika dinar yang diinvestasikan tidak pada produk dinar melainkan pada usaha lainnya seperti investasi rumah dan yang lainnya. Perkembangan investasi

Tingkat investasi dan minat nasabah yang diperoleh dalam bentuk angka-angka pada sebuah laporan keuangan perusahaan asuransi syariah, serta

mendeskripsikan hasil tingkat investasi dan minat nasabah tersebut agar diperoleh suatu gambaran yang jelas tentang realitas yang berlangsung pada objek penelitian. Hal-hal yang menjadi fokus peneliti dalam objek penelitian ini adalah tingkat investasi AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011, polis asuransi pendidikan periode 2009-2011, dan pengaruh signifikan antara tingkat investasi terhadap minat nasabah pada produk asuransi


(27)

dinar maupun jual beli dinar dimasa yang akan datang akan berpotensi terasa lebih semarak jika dilihat dari

perkembangan gerai dinar dengan agennya yang sudah mencapai 40 gerai maupun wakala yang saat ini sudah mencapai 126 wakala. Perputaran penjualan dinar dan dirham dibandingkan dengan nilai investasi qirad awal sebesar 404%, gerai dinar dapat

mengelola 4 kali lipat dari nilai investasi qirad awal.

pendidikan di AJB

BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011

3 Reni Rahmayanny A.S 206046103866 2010 Manajemen Investasi Pada Produk Asuransi Unit Link

Para peserta asuransi syariah bekedudukan sebagai pihak yang menjalankan modal, keuntungan yang diperoleh dari

pengembangan dana itu dibagi antara para peserta dana perusahaan sesuai

Tingkat investasi dan minat nasabah yang diperoleh dalam bentuk angka-angka pada sebuah laporan keuangan perusahaan asuransi syariah, serta

mendeskripsikan hasil tingkat investasi dan minat nasabah tersebut agar diperoleh suatu gambaran yang jelas tentang realitas yang berlangsung pada


(28)

ketentuan yang telah disepakati. Pada akad mudharabah musyarakah, peusahaan asuransi bertindak sebgai mudharib yang

menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama dana para peserta. Perusahaan dan peserta berhak

memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari investasi, sedangkan pada akad wakalah bin ujrah, perusahaan berhak mendapatkan fee sesuai dengan kesepakatan.

objek penelitian. Hal-hal yang menjadi fokus peneliti dalam objek penelitian ini adalah tingkat investasi AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011, polis asuransi pendidikan periode 2009-2011, dan pengaruh signifikan antara tingkat investasi terhadap minat nasabah pada produk asuransi pendidikan di AJB

BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011

E. Metode Penelitian

Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah

suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuan

yakni usaha di mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertentu.14

14


(29)

Suatu metode penelitian akan mengemukakan secara teknis tentang

metode-metode yang digunakan dalam penelitian.15 Adapun metode dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Dari segi data, jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat

kuantitatif,16 yaitu jenis penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

melalui pengukuran variabel-variabel penelitian tingkat investasi (X) dan minat

nasabah asuransi pendidikan (Y) dalam bentuk angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik dengan menggunakan regresi linear sederhana.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian deskriptif karena jenis pendekatan dilakukan menurut teknik samplingnya

dan pengolahan datanya memakai statistik inferensial non parametric dengan

menggunakan korelasi regresi linear senderhana karena datanya bersifat ordinal.17

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Data kuantitatif ini didasarkan

pada data laporan keuangan yang dilakukan peneliti terhadap masalah yang menjadi

15

Noeng Muhadjir. 1998. Metode Penelitian kuantitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Hal. 3

16

Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.(Jakarta :


(30)

persoalan yakni pengaruh variabel tingkat investasi terhadap variabel minat nasabah

pada produk asuransi pendidikan.

b. Kriteria dan Data

Dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari dua sumber

yang berbeda, yaitu :

1) Data Primer, yaitu merupakan data utama, dan data primer yang diperoleh

dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan sebagai sampel.

2) Data Sekunder, yaitu bersumber dari buku-buku, koran, majalah, penelitian

terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Penelitian kepustakaan (library research)

Penulis mengadakan penelitian terhadap literatur-literatur yang berkaitan

dengan penelitian skripsi ini, berupa skripsi terdahulu, buku-buku, majalah, surat

kabar, artikel, buletin, brosur, dan sebagainya.

2. Penelitian lapangan (field research)

Penulis mengumpulkan data secara langsung ketempat objek penelitian. Teknik


(31)

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan atau fakta-fakta

yang ada di lokasi penelitian ke perusahaan asuransi untuk mendapatkan

data yang valid bagi penelitian ini

b. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada pihak yang terlibat dengan penelitian ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

c. Analisis Data, yaitu Seluruh data yang diperoleh dari data keuangan

kemudian diolah, diklasifikasikan, dianalisis.

1) Metode Korelasi

Metode korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi

regresi linear sederhana yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana

korelasi antar dua variabel, adapun rumus korelasi regresi linear sederhana

adalah sebagai berikut18 :

Y = a + bx

Dimana :

Y = Variabel Terikat

a = Angka Kostanta

b = Koefisien Regresi

18


(32)

Uji signifikan korelasi (uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah angka korelasi yang didapat berpengaruh positif dan signifikan, serta untuk menjawab

hipotesis yang diajukan dalam penelitian dengan membandingkan antara hasil

korelasi yang dihitung dengan tabel korelasi dengan daerah kritis penolakan sebagai

berikut :

1. Jika korelasi hitung (t hitung) > korelasi tabel (t tabel), maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

2. Jika korelasi hitung (t hitung) < korelasi tabel (t tabel), maka Ho diterima dan

Ha ditolak.

Uji signifikan t dapat didapatkan dengan rumus sebagai berikut :

Dimana:

r = Korelasi

n = Banyaknya Data

Untuk merujuk hipotesis hasil uji t hitung dibanding t tabel, digunakan

hipotesis:

Ho = Tingkat investasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

nasabah pada produk asuransi pendidikan.

Ha = Tingkat investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah


(33)

G. Sistem Penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi ke dalam 5 (lima) bab dan

terdiri atas beberapa sub bab. Susunan Bab tersebut secara sistematis adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan latar belakang permasalahan, pembatasan dan

perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG INVESTASI ASURANSI PENDIDIKAN, NASABAH

Tinjauan teoritis ini memuat deskripsi mengenai teori–teori yang digunakan

dalam proses penelitian dan pembahasan. Dalam hal ini, teori–teori yang diuraikan

antara lain pengertian investasi, pengertian nasabah dan, pengertian asuransi

pendidikan.

BAB III DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN ASURANSI AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah

Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum Perusahaan Asuransi

AJB BUMIPUTERA, visi dan misi, struktur organisasi, tujuan, produk – produk

asuransi, dan perkembangan usaha Perusahaan Asuransi AJB BUMIPUTERA 1912


(34)

BAB IV ANALISIS DATA INVESTASI

Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan dengan

pembahasan dari hasil penelitian yang berupa analisa Tingkat Investasi Pertahun

2009–2011 dan Minat Nasabah Pertahun 2009-2011, analisis korelasi regresi linear

sederhana, dan Uji t.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan yang telah

dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan diberikan saran yang sekiranya


(35)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG

INVESTASI, ASURANSI PENDIDIKAN, DAN NASABAH

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa

harta maupun dana, pada suatu yang dihadapkan akan memberikan hasil pendapatan

atau akan meningkat nilainya dimasa mendatang. Sedangkan investasi keuangan

adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan

meningkatkan nilainya dimasa mendatang.19

Invesati keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan

perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang

berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Namun, investasi

keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan suatu asset atau

kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat

tersebut dapat dilakukan bagi hasil. Karena itu, salah satu bentuk investasi yang

sesuai dengan syariah adalah membeli saham perusahaan, baik perusahaan non publik

(privaste equity) maupun perusahaan publik/terbuka.

19

Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal


(36)

Invesatasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan

perdanganan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang

berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa.

Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada prinsip

adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (investor) terhadap pemilik usaha

(emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usaha

dimana pemilik harta (investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Oleh

karena itu, kegiatan usaha lainnya, yaitu memelihara prinsip kehalalan dan keadilan.20

Oleh karena itu, tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan

adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return

positif, dengan probabilitas paling tinggi, dari asset yang tersedia untuk

diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan

langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko, Review dan evaluasi

bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga mempertimbangkan nilai

tambah bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi.21

2. Tujuan Investasi

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan investasi, antara lain

adalah:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa yang akan dating. Manajer

investasi yang bijksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidup

20

Ibid, h. 37 21


(37)

perusahaan dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana mempertahankan

tingkat pendapatan yang ada sekarang dimasa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi, perusahaan dapat menghindarkan diri dari

kekayaan atau harta yang memilikinya berkurang nilainya karena inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara didunia banyak kebjakan

yang sifatnya mendorong tubuhnya invstasi dimasyarakat melalui fasilitas

perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada

bidang-bidang usaha tertentu.

3. Bentuk-bentuk Investasi

Pada umumnya investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu real asset dan

financial asset.

a. Real asset adalah investasi dalam bentuk kekayaan rill atau kekayaan pribadi

yang tampak secara rill (real asset), wujud rill seperti tanah bangunan dan yang

secara permanen melekat pada tanah, kekayaan pribadi yang tampak seperti

emas barang antik dan seni.

b. Finacial asset ialah investasi dalam bentuk uang atau surat-surat berharga,

seperti obligasi, bentuk saham, dan opsi.

1) Obligasi merupakan dana yang dipinjam untuk memperoleh penghasilan

bunga dan janji pembayaran kembali pada suatu waktu tertentu dimasa

depan.

2) Saham penyertaan (equity) merupakan pemilikan pada suatu usaha atau


(38)

atas kekayaan investasi pada umumnya mendapatkan penyertaan dalam

suatu usaha dengan membeli surat berharga yang disebut saham.

3) Opsi (option) merupakan surat berharga yang memberikan kesempatan

untuk membeli surat berharga atau kekayaan lain dengan harga tertentu

salam jangka waktu tertentu.

Diantara perbedaan real asset dan financial asset tersebut diatas, investor atau

perusahaan lebih memilih berinvestasi pada bentuk investasi financial asset karena

daya tarik adalah likuiditas. Likuiditas diartikan mudahnya mengkonversi suatu asset

menjadi uang. Real asset secara umum kurang likuid dibandingkan dengan financial

asset, hal ini disebabkan return real asset biasanya sulit diukur secara akurat,

kepemilikan yang tidak luas, juga tidak tersedianya asset yang aktif.

4. Proses Investasi

Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Oleh

karena itu perusahaan asuransi atau pemodal, sebelum melakukan investasi harus

terlebih dahulu memahami tiga element pokok yang ada dalam investasi, yaitu22;

a. Retur/tingkat pengambilan

Pemodal tidak dapat mengetahui secara pasti berapa return yang akan diperoleh

dari dana yang akan diinvestasikannya. Yang biasa dilakukan hanyalah

memperkirakan berapa return yang mungkin dapat diperoleh. Return yang dimaksud

adalah meliputi deviden, capitall gain/losses dana atau pendapatan lainnya yang

biasanya dinyatakan prosentase dari dana yang diinvestasikan.

22


(39)

b. Resiko

Korelasi yang positif antara resiko dan return yang diharapkan artinya, semakin

tinggi return yang diharapkan maka semakin tinggi pula tingkat penyimpangannya.

Oleh karena itu pemodal harus memilih instrument investasi yang dapat memberikan

return dan risiko yang proposional. Pengelolaan yang efektif seharusnya memberikan

perhatiaan kepada resiko, misalnya melakukan diversifikasi usaha dengan tidak lagi

hanya mengandalkan sumber pendapatan dari kelompok usaha yang sempit, satu atau

dua ini bisnis atau wilayah geografis tertentu secara umum menejemen resiko

berfungsi sebagai pelapis, suatu tujugan tambahan yang seharusnya melengkapi

setiap strategi pengembalian investasi.23

c. Waktu

Sebelum pemodal melakukan investasi, maka akan muncul pertanyaan kapan

dan berapa lama investasi dilakukan. Hal ini tentunya tergantung dari pemodal itu

sendiri, apakah pemodal ingin menetapkan investasi jangka panjang, menengah, atau

pendek. Karena keputusan tersebut berpengaruh terhadap pemilihan instrumen

investasi dan perilaku pembeli dan penjualanya.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pemodal

untuk menetapkan keputusan investasi :

23

Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi


(40)

1. Menetapkan kebijakan investasi

Tahap awal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menetapkan apa

tujuan dari investasi dan berapa besar investasi yang akan dilakukan oleh pemodal,

dalam menetapkan tujuan investasi tidak bisa semata-mata untuk memperoleh

keuntungan sebesar-besarnya, hal ini disebabkan karena ada korelasi yang positif

antara retrun dan resiko.

Pemodal harus menyadari bahwa ada kemungkinan kerugian dalam investasi.

Oleh karena itu tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan

yang diharapkan maupun dengan resikonya pada tahap ini pemodal juga

mengidentifikasi jenis instrumen investasi apa saja yang dipertimbangkan untuk

dimasukan dalam portofolio.

Oleh karena itu, tujuan utama dari kebijakan instrumen dalam suatu perusahaan

adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai retrun

positif, dengan probilitas paling tinggi dari asset yang tersedia untuk investasikan.

Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan langsung antara

retrun dan resiko untuk setiap alternatif resiko. Review dan evaluasi bulanan added

bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan24.

2. Analisa instrumen investasi

Tahap kedua adalah melakukan analisa terhadap instrumen investasi yang telah

diidentifikasikan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui yang lebih jauh

24

Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktek


(41)

instrumen yang akan dipilih, misalkan dalam saham apakah yang ada misprice

(harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah).

Dalam pemilihan instrumen investasi, misalkan dalam saham atau sekuritas

dapat menggunakan beberapa pendekatan yang secara umum dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a) Analisa teknikal : yaitu dengan mempelajari pergerkan harga saham tersebut.

Dengan keyakinan trend tersebut akan berulang, maka harga saham dimasa

mendatang dapat diperkirakan berdasarkan trend tersebut.

b) Analisa fundamental : yaitu dengan mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi prospek perusahaan untuk memperkirakan harga saham dimasa

dimasa mendatang dari perusahaan tersebut.

5. Konsep Investasi Syariah a. Pengertian Investasi Syariah

Dalam literual Islam memang tidak ditemukan adanya terminology investasi,

akan tetapi kegiatan investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan

kegiatan perdaganngan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk

usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun jasa. Namun yang pasti

invesatasi keunganan syariah harus berkaitan dengan kegiatan sektor-sektor yang

berbasis syariah.

Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 34 menjelaskan tentang larangan bagi

umat islam terhadap penimbunan harta atau dana yang menganggur (idle) yang


(42)

                

Artinya : “... dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”. (QS. At-Taubah : 34)

b. Landasan Investasi

Menurut Al-Qur’an tujuan dari semua aktifitas manusia diniatkan untuk

ibtihgo’a mardhatillah (memperoleh keridhaan allah) karena aktifitas yang mencapai

keridhaan allah ini merupakan yang lebih besar dari seluruh aktifitas.

Hal tersebut diterangkan dalam firman Allah Swt :

                

Artinya : “... Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 207)

Dengan demikian maka investasi kepemilikan dan kekayaan seseorang itu

dalam hal-hal yang benar tidak mungkin untuk dilewatkan penekanannya. Investasi

yang baik adalah ditunjukan untuk mencapai ridha Allah. Karena kekayaan allah itu

adalah tanpa batas dan tidak pernah habis.

c. Prinsip Dasar Investasi

Prinsip dasar investasi syariah adalah bahwa perusahaan selaku pemegang

amanah wajib melakukan investasi terhadap dana yang terkumpul dari peserta, dan

investasi yang harus dimaksud harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Investasi bagi umat islam berarti menanamkan sejumlah dana pada sektor


(43)

mendapatkan keuntungan yang diharapkan (expected return). Keungan dalam

pandangan Islam mempunyai pandangan yang holistik.25

1) Aspek material atau financial; artinya suatu bentuk investasi hendaknya

menghasilkan manfaat financial yang kompetitif dibandingakan dengan bentuk

investasi lainnya.

2) Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang

maupun prosedur yang syubhat dan haram. Suatu bentuk investasi yang tidak

halal hanya akan membawa pelakunya kepada kesesatan sertga sikap dan

perilaku yang destruktif secara individu maupun sosial.

3) Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi hendaknya

memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan sekitar,

baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.

4) Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk investasi tertentu

itu dipilih dalam rangka mencapai ridha Allah. Kesadaran adanya kehidupan

yang abadi, menjadi panduan bagi ketiga aspek diatas. Dengan demikan

probabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang berkesinambungan

sampai dalam kehidupan dialam baqa.

25

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Opresional (Jakarta: Gema


(44)

d. Instrumen Investasi Syariah

Instrumen investasi syariah di Indonesia saat ini masih dalam tahap tumbuh dan

berkembang. Beberapa instrument investasi syariah yang sudah ada saat ini dan

menjadi outlet investasi bagi asuransi syariah adalah sebagai berikut :

1) Investasi ke bank-bank umum syariah, seperti BMI (Bank Muamalat Indonesia)

dan BSM (Bank Syariah Mandiri).

2) Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah, seperti BNI syariah,

BRI syariah, BII syariah, Danamon syariah, Bank IFI syariah, Bukopin syariah

dan sebagainya.

3) Investasi ke Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal wat

Tamwil (BMT).

4) Investasi langsung ke perusahaan-perusahaan yang tidak menjual

barang-barang haram atau maksiat dengan system mudharabah, wakalah, wadiah, dan

sebagainya.

5) Investasi ke lembaga keuangan syaiah lainnya, seperti reksadana syariah, modal

ventura syariah, leasing syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah di BEJ,


(45)

B. Asuransi Pendidikan

1. Pengertian Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan adalah asuransi yang memberikan dua fungsi (asuransi

dwiguna) yaitu fungsi proteksi dan fungsi investasi.26 Ia memberikan fungsi proteksi

dengan menanggung risiko kematian atas anda, yaitu menjanjikan sejumlah uang

tertentu jika anda mengalami kematian. Biasanya uang pertanggungan yang diberikan

disesuaikan dengan biaya pendidikan anak yang sudah disepakati dalam polis.

Asuransi ini juga berfungsi sebagai investasi dengan mengelola dan

menginvestasikan sebagian premi yang anda bayarkan. Sebagai gantinya, perusahaan

asuransi akan memberikan sejumlah dana yang besarnya sudah disepakati dalam polis

dan waktu pembayarannya juga dijadwal dalam polis agar sesuai dengan waktu

sekolah si anak.

Sedangkan tabungan pendidikan adalah produk tabungan dari bank yang

memiliki karakteristik mirip dengan asuransi pendidikan. Dengan tabungan

pendidikan, Anda menabung sejumlah uang tertentu secara rutin. Besarnya tabungan

bulanan Anda dihitung dari target dana pendidikan yang akan Anda ambil nantinya.

Untuk menjamin ketersediaan dana pendidikan nantinya, bank bekerja sama dengan

perusahaan asuransi untuk menjamin setoran Anda walaupun terjadi resiko kematian.

26

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Opresional (Jakarta: Gema


(46)

Yaitu program yang akan memberikan keluarga Anda manfaat jika terjadi

resiko kematian. Manfaat yang diterima biasanya adalah santunan dan hasil investasi

untuk biaya pendidikan. Namun jika tidak terjadi resiko kematian, maka asuransi

akan memberikan sejumlah beasiswa pendidikan yang tidak lain berasal dari investasi

Anda berupa premi yang sudah dibayarkan.

Sebagai produk asuransi, maka tentunya investasi ini tidak bisa dicairkan setiap

saat. Investasi ini baru bisa dicairkan dengan dua kondisi. Pertama, yaitu apabila telah

jatuh tempo, dan yang kedua yaitu jika terjadi resiko kematian. Jatuh temponya

sendiri bisa diatur dan disesuaikan dengan jadwal pendidikan anak-anak, agar pas

anak masuk sekolah, pas uangnya cair.

Biasanya hasil investasi di asuransi pendidikan relatif lebih tinggi jika

dibandingkan dengan tabungan pendidikan. Namun asuransi tidak bisa sefleksibel

tabungan, kalau mau dihentikan ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3 tahun

sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan biasanya, prosesnya pun lebih berbelit

dan perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan tabungan pendidikan.

BUMIPUTERA merupakan program asuransi yang menjamin kelangsungan

bagi putra-putri anda tercinta. BUMIPUTERA memberikan kesempatan besar bagi

putra-putri anda tercinta untuk meraih cita-cita yang didambakannya, karena program

ini memberikan beasiswa bagi mereka sejak usia masuk sekolah dasar hingga tingkat


(47)

2. Manfaat Asuransi Pendidikan. Manfaat asuransi pendidikan yaitu

a. Pemberian manfaat danasiswa disesuaikan dengan usia anak saat mengikuti

program asuransi umur anak saat masuk (tahun).

b. Apabila tertanggung mengalami musibah meninggal dunia dalam masa asuransi

maka kepada ahli waris akan diberikan santunan sebesar 100%, Danasiswa

bertahap akan tetap diperoleh hingga putra-putri berusia 18 tahun bahkan lebih.

Sejak terjadi musibah terhadap diri tertanggung, polis menjadi bebas premi.

c. Apabila yang ditunjuk meninggal dunia, maka manfaat danasiswa dapat

dialihkan ke ahli waris yang lainnya.

C. Nasabah

1. Pengertian Minat Nasabah

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktifitas secara konsisten tanpa ada yang menyuruh.27 Sedangkan menurut Hurlock,

minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa

yang diinginkan bila bebas memilih. Minat adalah kecendrungan yang menetap untuk

merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu.28

Bahwa minat adalah sebagai pemusat tenaga psikis yang tertuju pada suatu

objek yang meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu kegiatan yang

27

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 23.

28

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


(48)

dilakukannya, di mana disertai dengan perasaan senang atau tidak senang individu

terhadap suatu objek atau situasi tertentu.29 Pendapat lain mengartikan minat sebagai

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu.30

Pernyataan ini dapat diartikan bahwa minat adalah perasaan lebih suka atau

tertarik terhadap ide-ide, aktivitas, atau objek; suatu nilai yang penting dan berharga

yang terdapat pada ide-ide, aktivitas dan objek-objek.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan minat adalah perasaan yang menyatakan bahwa suatu aktifitas, pekerjaan,

atau obyek itu berharga atau berarti bagi individu dan suatu keadaan motivasi yang

menuntun tingkah laku menuju satu arah atau sasaran tertentu. Perasaan inilah yang

menuntun seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk

keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. Nasabah

juga dapat diartikan orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi perantara

bank, artinya istilah nasabah sama dengan pelanggan namun dikhususkan untuk

pelanggan bank.31

29

Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal

45. 30

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 35.

31

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: balai


(49)

Minat nasabah adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja produk atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Dengan kata lain, minat

nasabah merupakan penilaian evaluatif pembeli yang dihasilkan dari seleksi

pembelian spesifik.32

Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat

merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan

penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan

sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam

mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

2. Sasaran Strategi dalam Perspektif Nasabah meliputi :

a. Meningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah, dengan tujuan untuk

meningkatkan kepuasan nasabah dan juga mempertahankan nasabah.

b. Meningkatkan jumlah kantor layanan baru untuk mennjangkau nasabah

potensial dilokasi-lokasi strategis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah

nasabah dan pangsa pasar.

c. Kedua sasaran strategis tersebut diatas sejalan dengan strategi pertumbuhan

perusahaan dan sasaran strategis berupa meningkatkan pendapatan pada

perspektif keuangan.

32


(50)

Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan

pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :

1) Tingkat Kepuasan Nasabah (customer satisfaction)

2) Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan/nasabah secara

periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan

metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar

kesenjangan (gap) antara harapan (expectation) nasabah dan persepsi nasabah

terhadap pelayanan yang diberikan Bank. Masing-masing iteam pernyataan dari

harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai (score) untuk dapat melihat selisih

(gap) antara harapan pelanggan dan persepsinya.

3) Penguasaan Pasar (marker share)

4) Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan

visi Bank. Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang

berhasil dikuasai Bank dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah

potensial dalam bisnis perbankan syariah di Indonesia. Secara singkat

peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu

kemampuan perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama dan memperoleh

nasabah baru.

5) Kemampuan untuk mempertahankan nasabah lama atau retensi nasabah

(customer retention).

6) Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang


(51)

dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai

apakah Bank dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.

7) Kemampuan memperoleh nasabah baru atau akuisisi nasabah (customer

acquisition)

8) Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil

diperoleh Bank dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau

dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan

dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Hal-Hal Yang Dapat Menarik Minat Menjadi Konsumen / Nasabah

Secara umum, pengertian dari minat adalah keinginan, kehendak dan kesukaan

seseorang. Sedangkan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat menarik minat

seseorang terhadap suatu produk baik barang maupun jasa, maka terlebih dahulu

perusahaan harus mengadakan penentuan pasar supaya apa yang diinginkan oleh

nasabah sesuai dengan apa yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan apa yang

diinginkan oleh nasabah serta apa yang mereka butuhkan seringkali yang ada malah

sangat berbeda dan pemahaman serta kewaspadaan akan perbedaan tersebut penting

jika dikaitkan dengan penentuan pasar. Salah satu riset pasar yang dapat dilakukan

oleh perusahaan yaitu dengan menanyai orang-orang atas pelayanan dan produk yang

bagaimana yang mereka inginkan. Maka dari hasil pertanyaan tersebut akan diperoleh

jawaban yang sangat luas. Dapat dilihat adanya perbedaan antara keinginan dan


(52)

karyawan hal-hal tersebut dapat dijelaskan dengan hasil jawaban yang hasilnya belum

signifikan karenanya perusahaan harus mencari tahu perbedaan tersebut dengan

menyusun suatu pertanyaan atas polling yang sebelumnya dilakukan berdasarkan hal

tersebut.

3. Perlindungan Nasabah

Melihat begitu besarnya resiko yang dapat terjadi apabila kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga perbankan merosot, maka tidak berlebihan apabila

usaha perlindungan konsumen jasa perbankan mendapatkan perhatian khusus. Dalam

rangka usaha melindunngi konsumen secara umum sekarang ini telah ada

undang-undang yaitu undang-undang-undang-undang nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-undang tersebut dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat untuk

pemerintah maupun masyarakat itu sendiri secara swadaya untuk melakukan upaya

pemberdayaan konsumen.33

Dengan berlakunya Undang-undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa

perbankan. Pelaku usaha jasa perbankan oleh karenanya dituntut untuk :

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan jasa yang diberikan.

33

Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan diIndonesia, (Bandung, PT Citra Aditya Bakti,


(53)

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif.

d. Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar


(54)

BAB III

DESKRIPSI UMUM AJB BUMIPUTERA 1912 UNIT USAHA SYARIAH

A. Sejarah Perusahaan

Bumiputera 1912 didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912 oleh

perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB). Pelopor berdirinya adalah seorang

Tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M. Ng. Dwidjosewojo (Sekretaris Boedi

Oetomo). Sesuai dengan Perkumpulan yang mendirikannya, perusahaan asuransi jiwa

ini diberi nama Onderlinge levensverzekering Maattschappij PGHB dan biasa

disingkat dengan OL.Mij. PGHB.

Adapun perintis dalam pembentukan perusahaan ini adalah :

1. M. Ng. Dwidjosewojo – Komisaris adalah seorang guru bahasa jawa pada

Sekolah Pendidikan Guru (Kweekshool) di Yogyakarta

2. M.K.H. Soebroto – Direktur, adalah seorang guru bahasa melayu pada Sekolah

Calon Pegawai (Opleding School Voor Inlandsche Ambtennaaren) / OSVIA) di

magelang

3. M. Adimidjojo - Bendahara, adalah seorang mantri guru pada Sekolah Dasar

Hindia Belanda (Hollandsh Inlandsche School / HIS) di Magelang

Tidak seperti perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) dimana

kepemilikannya oleh pemodal tertentu. Bumiputera yang berbentuk badan usaha

mutual atau usaha bersama ini menganut bahwa semua pemegang polis adalah


(55)

Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini

dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolaannya, merupakan

kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.

Bumiputera selalu berusaha melihat peluang potensi pasar yang relative besar,

yaitu dengan langkah AJB Bumiputera 1912 Jakarta untuk mendirikan cabang usaha

jiwa Syariah dalam bentuk Divisi Syariah sebagai Strategi Bisnis Unit (SBU).

Unit bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak dikeluarkannya

surat keputusan menteri keuangan No.kep.268/KM.6/2002 tanggal 7 Nopember 2002

dalam bentuk cabang usaha asuransi jiwa syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional

No. 21/DSN-MUI/X/2001 tanggal 17 Oktober 2001. Dalam rangka menjaga

kemurnian pelaksanaan prinsip – prinsip syariah, maka berdasarkan keputusan

Direksi No. SK/14/DIR/2002 tanggal 11 Nopember 2002 dibentuk Divisi Asuransi

Jiwa syariah dan Kantor Cabang Asuransi Syariah Jakarta.

B. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah Visi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah

AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah menjadi perusahaan asuransi jiwa

nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya

Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta


(56)

Misi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah

1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai

wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin

pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan

kesejahteraan, dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan

kepada pemegang polis.

3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk

mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangatlah dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk

memperjelas tugas – tugas Divisi, dalam gambar 3.1 terlihat struktur organisasi


(57)

GAMBAR 3.1

STRUKTUR ORGANISASI


(58)

GAMBAR 3.2

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

Karena dalam penyusunan analisis berkonsentrasi pada Divisi Syariah maka

penulis menyajikan gambaran Struktur Organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah

Jakarta, yang tampak pada gambar 3.2 di atas.

Berikut Penjelasan dari Struktur Organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah


(59)

Divisi Asuransi Jiwa Syariah Jakarta dipimpin oleh Kepala Divisi yang

mempunyai fungsi utama sebagai sumber keuntungan (profit center) melalui

pengelolaan kegiatan pemasaran asuransi jiwa dan investasi sesuai dengan prinsip

syariah serta bertanggung jawab atas peningkatan pangsa pasar dan pencapaian

surplus operasional.

Divisi Asuransi Jiwa Syariah Jakarta membawahi :

a. Wakil Kepala Divisi Bidang Operasional

Wakil Kepala Divisi Bidang Operasional mempunyai fungsi utama merancang

dan menyusun pengelolaan kegiatan operasional pemasaran asuransi jiwa sesuai

prinsip syariah, pengembangan Organisasi dan SDM.

Wakil Kepala Divisi Bidang Operasional membawahi :

1) Bagian Pemasaran

Bagian Pemasaran dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai fungsi utama

merancang dan menyusun program pemasaran asuransi jiwa sesuai dengan

prinsip syariah serta melakukan evaluasi atas implementasinya.

2) Bagian Pengembangan SDM.

Bagian Pemberdayaan organisasi dipimpin oleh Kepala Bagian yang

mempunyai fungsi utama merancang dan menyusun program pengembangan

dan pemberdayaan SDM pemasaran, baik dinas dalam maupun dinas luar serta

melakukan evaluasi atas implementasinya.


(60)

Wakil Kelapa Divisi Bidang Administrasi & Keuangan mempunyai fungsi utama

merancang dan menyusun pengelolaan kegiatan administrasi, Investasi, Keuangan

dan Umum sesuai prinsip syariah.

Wakil Kepala Divisi Bidang Administrasi & Keuangan membawahi :

1) Bagian Service Pemegang Polis

Bagian Service Pemegang Polis dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai

fungsi utama memberikan informasi kepada pemegang polis asuransi jiwa

sesuai prinsip syariah, khususnya yang terkait dengan hak dan kewajiban

pemegang polis kepada perusahaan dan sebaliknya.

2) Bagian Akuntasni dan Umum

Bagian Akuntansi dan Umum dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai

fungsi utama melakukan kegiatan akuntansi dan melayani kebutuhan sarana dan

prasarana operasional asuransi jiwa syariah serta melakukan evaluasi atas

implementasinya.

3) Bagian Keuangan Dan Investasi

Bagian Keuangan dan Investasi dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai

fungsi utama merancang dan menyusun program keuangan dan investasi sesuai

prinsip syariah serta melakukan evaluasi atas implementasinya.

c. Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Syariah

1) Divisi Asuransi Jiwa Syariah, dalam pelaksanaan operasional pemasaran


(61)

2) Ketentuan tentang Struktur dan Fungsi Organisasi Kantor Wilayah Asuransi

Jiwa Syariah diatur dalam surat keputusan tersendiri.

d. Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah.

1) Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Syariah membawahi Kantor Cabang Asuransi

Jiwa Syariah.

2) Kantor Cabang yang belum ada Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah,

langsung di bawah pengawasan Divisi Asuransi Jiwa Syariah.

D. Perencanaan Strategi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah

Tujuan dari perencanaan strategi yang dijalankan oleh AJB Bumiputera 1912

Unit Usaha Syariah dengan memanfaatkan peluang potensi pasar yang masih besar

dan menguasai pasar. Bisnis asuransi jiwa syariah merupakan bisnis baru Bumiputera

1912, maka perusahaan melakukan penggarapan pasar secara intensif dengan

menggunakan Strategi Pertumbuhan (Growth and Build Strategy), strategi ini

dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Penetrasi pasar secara intensif (Intensif market penetration)

2. Melakukan penetrasi pasar secara intensif baik ke pasar lama maupun ke pasar

baru. Pasar lama adalah portofolio dari agen asper maupun agen askum yang

digarap oleh agen sinergi. Pasar baru adalah segmen pasar asuransi yang

belum tergarap oleh agen asper maupun agen askum, dimana penggarapannya

dilakukan oleh agen khusus syariah.


(62)

4. Melakukan pengembangan pasar secara intensif dengan cara pembukaan

segmen pasar baru, baik dari pasar yang sudah ada maupun yang akan

digarap.

5. Pengembangan produk secara intensif (Intensif product development)

6. Melakukan pengembangan produk secara intensif dengan cara merancang

produk baru yang kompetitif sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.

7. Integrasi hulu (backward integration)

8. Melakukan integrasi ke belakang dengan cara pembenahan divisi asuransi

jiwa syariah dalam hal pemenuhan SDM, sarana dan prasarana, sistem

syariah, regulasi, penajaman pengetahuan syariah, koordinasi antar

departemen terkait.

9. Integrasi hilir (forward integration)

10.Melakukan integrasi ke depan dengan cara melengkapi saluran distribusi,

melalui pembukaan kantor – kantor cabang syariah, pemenuhan kebutuhan

SDM dan agen syariah, melakukan sinergi dengan kantor Cabang asper dan

askum.

11.Integrasi ke samping (horizontal integration)

12.Melakukan integrasi ke samping dengan cara bekerja sama dan membangun

saling pengertian dengan divisi asper dan divisi askum.

E. Produk AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah 1. Asuransi Jiwa Mitra Iqra


(63)

Asuransi yang memberikan dana pendidikan untuk anak, asuransi ini

merupakan gabungan antara tabungan dan tolong-menolong dalam menanggulangi

kematian.

2. Asuransi Jiwa Mitra Mabrur

Asuransi ini merupakan gabungan antara unsur tabungan dan tolong-menolong

dalam menanggung musibah kematian.

3. Asuransi Jiwa Mitra Sakinah

Asuransi yang merupakan gabungan antara unsur tabungan dan

tolong-menolong dalam menanggulangi musibah kematian dengan masa pembayaran premi

3 tahun lebih pendek dari masa asuransinya.

F. Perkembangan Usaha AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah

Gambar 3.3

Sumber : Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah

0.00 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00 250,000.00 300,000.00 350,000.00 400,000.00 450,000.00

2006 2007 2008 2009 2010


(1)

Korelasi atau R menunjukan nilai hubungan antara variable bebas terhadap variable terikatnya. Nilai R yang terdapat pada table diatas adalah sebesar 0.460 atau 46% hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan/korelasi cukup kuat dan positif antara variable independent yaitu investasi terhadap variable dependent yaitu asuransi pendidikan (MI) sedangkan investasi dengan sisanya 54% (100%-46%) dijelaskan oleh factor lain yang tidak diketahui oleh penulis.


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat investasi di perusahaan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami pasang surut di tiap tahunnya. Pada tahun 2009 investasi di perusahaan tersebut mengalami kenaikan investasi dari tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 investasi di AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami kenaikan sekitar kurang lebih 50% dari tahun 2009, dan untuk tahun 2011 digunakan data per 31 September 2011 dan bila digunakan estimasikan sampai dengan Desember 2011 maka AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar Rp 32,22 miliar dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 30%.

2. Minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada tahun 2009 mencapai 12,511. Dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5% menjadi 17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September 2011 dan bila diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami kenaikan, dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%. Minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada


(3)

tahun 2009 mencapai 12,511. Dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5% menjadi 17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September 2011 dan bila diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami kenaikan, dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%.

3. Hubungan kedua variable sangat kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan yang searah jadi semakin tinggi tingkat investasi maka minat nasabah asuransi pendidikan akan semakin meningkat.

B. Saran

1 AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah pada khususnya dan industri Asuransi Syariah pada umumnya, diharapkan melakukan kebijakan-kebijakan efektif yang terfokus pada percepatan pertumbuhan tingkat investasi dan asuransi pendidikan, agar minat masyarakat dapat dipenuhi dan perusahaan asuransi dapat berkembang dan berlomba-lomba memberikan pelayanan yang baik kepada peserta Asuransi Syariah, sehingga dapat bersaing secara sehat baik dengan asuransi konvensional maupun asuransi syariah.

2 Untuk menciptkan suatu perekonomian yang tepat dapat mencapai kesempatan kerja penuh tanpa inflasi, dan dari waktu kewaktu dapat terus menerus mengalami pertumbuhan yang memuaskan. Ini merupakan tujuan-tujuan pokok dari kegiatan pemerintah dalam setiap perekonomian.

3 Pemerintah sebagai pihak regulator yang mengawasi perkembangan perusahaan Asuransi Syariah sebaiknya perlu meninjau mengenai investasi dan pendidikan


(4)

agar masyarakat banyak yang tidak ragu untuk memilih perusahaan asuransi syariah. Sehingga masyarakat peduli dengan anak-anak mereka untuk masa depan dan masyarakat juga tau tentang ilmu pengetahuan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Surudji, Unit Link Produk Asuransi Yang Melesat, Harian Kompas, 4 Maret 2002, hal. 32.

Badan Pusat statistic dalam www.bps.go.id akses 5 maret 2011.

Consuelo G. Sevila, Pengantar Metode Pneletian (Jakarta : UI-PRESS, 1993). H. 71. Data per Juni 2002, dikutip dari Majalah Investor, Edisi 59/24 Juli 2002, hal. 18 Edi Subekti, Kenapa Harus Takut Bersaing di AFTA, Jurnal Hukum Bisnis, Volume

22- No. 2 Tahun 2003, hal 22.

Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Analisis Hukum Ekonomi Terhadap Hukum Persaingan, Makalah dalam seminar Nasional Pendekatan Ekonomi Dalam Pengembangan Sistem Hukum Nasional Dalam Rangka Globalisasi, Bandung, 29 April 1998, hal 9.

Endro Priosamodro, Industri Asuransi Indonesia, Asing Datang Lokal Meradang, Majalah Pilar Bisnis, No. 03, 14 Februari 2001, hal 17.

Endro Priosamudro, Agar Tidak Asing di Tengah Asing, Majalah Pilar Bisnis, No. 03, 14 Februari 2001, hal 25.

Edi Subekti, Kenapa Harus Takut Bersaing di AFTA, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22- No. 2 Tahun 2003, hal 22.

Harian Ekonomi Neraca, 7 Februari 2000, hal.3.

Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen Portofolio Syariah (Jakarta, Gramedia Pusaka Utama, 200), Hal. 126.

Irvan Rahardjo, Bisnis Asuransi Menjongsong Era Global, (Jakarta : YASDAYA, 2001), hal 46.

Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal Publications, Jakarta, hal. 45.


(6)

Joint Venture adalah suatu perusahaan baru yang didirikan bersama–sama oleh beberapa perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi usaha termasuk know how (teknologi dan pengetahuan) dan modal dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-sama disetujui, antara perusahaan domistik dan perusahaan asing, yang modalnya dari pemerintah atau modal swasta. Napitupulu Joint Venture di Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 1986), hal 24.

Ketut Sendra, Memahami Produk Asuransi Jiwa dalam Prosedur dan Penerapannya Modul Kursus Asuransi tingkat Basic, (Jakarta : Lembaga Asuransi Indonesia, 1997) , hal 83.

Khudzalifah Dimyati dan Kelik Wardiono. 2004. Metode Penelitian Hukum. Buku Pegangan Kuliah. Surakarta : FH UMS. Hal 47

Lexy.J.Moelong. 1994. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset. Hal 54.

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Opresional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 362

Noeng Muhadjir. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Hal. 3.

PP. No. 63 Tahun 1999 mensyaratkan modal disetor Rp. 100 milyar untuk perusahaan asuransi dan Rp. 200 milyar untuk perusahaan reasuransi, tidak dibedakan antara perusahaan asuransi atau reasuransi kepemilikan asing atau tidak. Sebelumnya, melalui PP No. 73 tahun 1992, modal setor untuk asuransi umum Rp. 3 milyar dan jika ada penyertaan asing adalah Rp. 15 milyar. Edi Subekti, op cit, hal. 23.

Rochaety Eti, Tresnati Patih, Madjid Latief Abdul, Metodolagi Penelitian Bisnis : Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi. Jakarta : Mitra Wacan Media, 2009, hal 135.

Sera dan Ohmae, dikutip dalam Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hal. 31.

Sutrisno Hadi. 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta : UGM press. Hal.3

Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.(Jakarta : MAGNA Script, 2004).