2
yang banyak diderita oleh masyarakat, dengan peningkatan jumlah penderita dari tahun 2000 ke tahun 2005 menunjukkan peningkatan menjadi dua kali lipat Departemen Kesehatan RI, 2005.
Pengobatan untuk menangani diabetes mellitus melalui obat antidiabetik oral maupun insulin Tjay Rahardja, 2007. Salah satu kerja obat antidiabetik oral adalah dengan menghambat kerja
enzim α-glukosidase Dipiro et al., 2008. Namun, pengobatan dengan cara tersebut masih banyak
permasalahan didalamnya, diantaranya biaya yang mahal, efek samping pengobatan, dan keamanan penggunaan obat. Berdasarkan hal tersebut, mendorong peneliti dalam pengembangan obat herbal
alami untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus.
Umbi ubi jalar ungu
Ipomoea batatas
L. merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antidiabetes yang bekerja melalui penghambatan enzim
α-glukosidase Matsui et al., 2002. Inhibitor menghambat aksi enzim saat terjadi hidrolisis pati sehingga menimbulkan efek yang
menguntungkan pada indeks glikemik. Inhibitor ini dapat menghambat pembebasan glukosa dari karbohidrat serta penyerapan glukosa menjadi terlambat, sehingga kadar glukosa darah prosprandial
menjadi berkurang dan menekan hiperglikemik prosprandial Suthindhiran, Jayasri, Kannabiran, 2009. Sehingga penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas penghambatan enzim
α-glukosidase ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu
Ipomoea batatas
L.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim
α-glukosidase oleh ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu
Ipomoea batatas
L., mengetahui seberapa besar aktivitas penghambatan enzim dan mengetahui jenis kinetika penghambatan enzim
α-glukosidase.
2. METODE
Penelitian aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase oleh ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu
Ipomoea batatas
L. termasuk dalam kategori penelitian eksperimental.
2.1 Alat dan Bahan Alat : Timbangan analitik, oven, mesin penghalus blender, penangas air
Memmert
,
incubator Memmert
, pH meter
Eutech Instruments
, mikroplate 96 sumuran
iwaki
,
rotatory evaporator Laborota 4000 Heidolph E-wB eco
, vortex
Vortex Maxi Mix II 37600
, ELISA
reader Biotex ELX 800
, mikropipet
Socorex
, cawan porselen, bekker glass, dan alat – alat gelas lain.
Bahan : Simplisia dari umbi ubi jalar ungu
Ipomoea batatas
L. berasal dari kabupaten Nganjuk, etanol 96, aquadest, enzim
α-glukosidase
Sigma Aldrich, USA
, buffer fosfat, p-nitrofenil- α-D-
glukopiranosida pNPG
Sigma Aldrich, USA
, natrium karbonat Na
2
CO
3
Merck
, akarbose
glucobay
, 4-nitrofenol, dimetil sulfoksida DMSO
Merck
, bovine serum albumin BSA, kalium dihidrogen fosfat KH
2
PO
4
, natrium hidroksida NaOH.
3
2.2 Jalan Penelitian : Ekstraksi
Serbuk umbi ubi jalar ungu sebanyak 350 gram diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96 sebanyak 7,5 kali berat simplisia selama 3 hari dalam wadah yang tertutup rapat dan
terhindar dari cahaya matahari. Setiap hari bejana maserasi diaduk agar semua serbuk tercampur sempurna dengan pelarutnya. Kemudian maserat disaring menggunakan corong Buchner. Maserasi
dilakukan sebanyak 2 kali, lalu filtrat yang didapat dievaporasi menggunakan rotatory evaporator dan diuapkan diatas penangas air sehingga mendapatkan ekstrak etanol 96 yang kental Saifudin, 2002.
Uji penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase
Sampel ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dilarutkan dalam DMSO hingga diperoleh konsentrasi 2, 1,5, 1, 0,5, dan 0,25. S
digunakan sebagai koreksi terhadap absorban ekstrak. Reaksi enzim dihentikan dengan penambahan larutan Na
2
CO
3
200 mM. p- nitrofenil α-D-glukopiranoside diambil
sebanyak 25 μL 20 mM sebagai substrat dicampur dengan dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 49 µl 100 mM dan larutan sampel dalam DMSO sebanyak 1 µL, diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C.
Kemudian, ditambahkan 25 μL larutan enzim dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C dan ditam
bahkan 100 μL Na
2
CO
3
100 mM untuk menghentikan reaksi enzim. Sampel diukur serapannya menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 405 nm. Pembacaan hasil dilakukan
sebanyak 3 kali. Metode ini dimodikasi dari Sugiwati, Setiasih, Afifah, 2009.
Tabel 1. Desain uji reaksi penghambatan enzim α-glukosidase
Blanko C
S
0`
S
1
Ekstrak μL -
- 1
1 DMSO μL
1 1
- -
Buffer μL
49 49
49 49
Substrat μL
25 25
25 25
Inkubasi 37°C selama 5 menit Buffer μL
25 -
25 -
Enzim μL
- 25
- 25
Inkubasi 37°C selama 15 menit Na
2
CO
3
μL 100
100 100
100
Keterangan : Blanko
= Sistem reaksi tanpa adanya ekstrak dan enzim C
= Campuran tanpa ekstrak S
= Campuran tanpa enzim namun dengan ekstrak S
1
= Campuran dengan enzim dan ekstrak
Uji kinetika penghambatan enzim α-glukosidase
Sampel ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dilarutkan dalam DMSO hingga diperoleh konsentrasi 0,5. Reaksi enzim dihentikan dengan penambahan larutan Na
2
CO
3
200 mM. p- nitrofenil α-D-
glukopiranoside diam bil sebanyak 25 μL dengan konsentrasi 0,625; 1,25; 2,5; 5; dan 10 mM sebagai
substrat dicampur dengan dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 49 µl 100 mM dan larutan sampel dalam DMSO sebanyak 1 µL, diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C. Kemudian, ditambahkan 25
μL larutan enzim dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C dan ditambahkan 100 μL Na
2
CO
3
100
4
mM untuk menghentikan reaksi enzim. Sampel diukur serapannya menggunakan
microplate reader
pada panjang gelombang 405 nm. Pembacaan hasil dilakukan sebanyak 3 kali. Metode ini dimodifikasi dari Alfarabi, 2010
Tabel 2. Desain uji kinetika penghambatan enzim α-glukosidase
S S
1
Ekstrak μL -
1 DMSO μL
1 -
Buffer μL 49
49 Substrat
μL 25
25 Inkubasi 37°C selama 5 menit
Enzim μL 25
25 Inkubasi 37°C selama 15 menit
Na
2
CO
3
μL 100
100
Keterangan : S
= Campuran tanpa ekstrak S
1
= Campuran dengan ekstrak
2.3 Analisis Data Uji penghambatan aktivitas enzim