PENDAHULUAN PENGARUH STIMULASI BERMAIN BOLA TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN BAYI USIA 40-48 MINGGU Pengaruh Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40-48 Minggu.

2 Research Aims: To investigate the effect of play ball stimulating on walking ability for the age 40-48 baby weeks. Methods: This study used a quasi-experimental approach with the method of two group pre test and post test. The study sample as many as 18 people were divided into two groups: group 1 stimulation playing football and stretching plantar and group 2 stretching plantar. The study was conducted for 4 weeks at a dose of 3 times in a week against the walking ability of infants aged 40-48 weeks. Measurement of the ability to walk the baby using a scale running. Data analysis using Wilcoxon test and Mann Whitney test. Result: Based on the statistical results obtained for the Wilcoxon test p-value of 0.006 means there is sig effect of stimulation and stretching the plantar playing ball against the walking ability of aged 40-48 baby weeks. While Mann Whitney test was obtained sig p-value of 0.040, so it can be concluded that there is a difference between the effects of stimulation and stretching the plantar playing ball against the walking ability of aged 40-48 baby weeks. Conclution : The play ball stimulating preceded by stretching the plantar more effective in accelerating the walking ability of infants aged 40-48 weeks compared with plantar stretching administration only. Keywords: Play ball stimulating, plantar stretching, walking, aged 40-48 baby weeks.

1. PENDAHULUAN

Menurut Piaget perkembangan gerak berhubungan dengan proses perkembangan kognitif. Pada usia 0-2 tahun masuk dalam kategori perilaku sensomotorik, pengetahuan, dan berfikir muncul sebagai hasil suatu perilaku yg terjadi akibat gerak tubuh. Pemberian stimulasi pada anak dapat merangsang motoriknya karena adanya pergerakan fungsi tubuh dan proses pengendalian dari koordinasi dan keseimbangan yang terletak pada batang otak yang akan mempengaruhi motorik kasar pada anak seperti duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya Sunardi dan Sunaryo, 2007. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, kurangnya pengetahuan ibu terhadap pemberian stimulasi pada bayinya yang menyebabkan keterlambatan perkembangan. Hasil survei yang awal berdasarkan hasil wawancara langsung dengan Kader Kesehatan daerah 3 kelurahan Gonilan terdapat bayi usia diatas usia 1 tahun yang belum mampu berjalan secara mandiri. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40- 48 Minggu”. KERANGKA TEORI Aspek tumbuh kembang bayi pada perkembangan motorik tidak lepas oleh adanya stimulasi sensomotorik. Motor control terkait dengan bagaimana fungsi sistem neuromuscular untuk mengaktifkan dan mengkoordinasikan otot-otot dan anggota badan yang terlibat dalam kinerja keterampilan motorik, baik keterampilan baru, dan mereka yang sudah diperoleh guna memecahkan masalah kebebasan sehingga banyak otot dan sendi individu menjadi disusun dalam gerakan fungsional terkoordinasi Magill, 2010. Motor learning merupakan proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan pengalaman individu yang bersangkutan. Dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman atau situasi pada gerak manusia Saputra, 2000. Roberton seorang physical educator mengatakan, studi tentang motor development dapat berubah seiring dengan perubahan kebiasaan motor behavior. Kebiasaan-kebiasaan itu terdiri atas banyaknya gerakan-gerakan yang dilakukan bayi motor control dan banyaknya pembelajaran skill yang dilakukan dalam kesehariannya motor learning Gallahue, 2012. Otak bayi yang sedang dalam proses menuju kematangan tidak sepenuhnya bertanggung jawab dalam proses ini, melainkan hanya kontributor. Pengalaman bayi dalam konteks tertentu dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa bayi belajar untuk berjalan lebih dulu dibanding dengan bayi lain Papalia dkk, 2013. 4

2. METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH STIMULASI BERMAIN BOLA TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN BAYI USIA 40-48 MINGGU Pengaruh Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40-48 Minggu.

0 4 17

PENDAHULUAN Pengaruh Stimulasi Bermain Bola terhadap Kemampuan Berjalan Bayi Usia 40-48 Minggu.

0 2 5

PENGARUH STIMULASI POSISI TENGKURAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANGKAT Penggaruh Stimulasi Posisi Tengkurap Terhadap Kemampuan Mengangkat Kepala Bayi Usia 4 Minggu.

0 4 9

PENGARUH STIMULASI POSISI TENGKURAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANGKAT Penggaruh Stimulasi Posisi Tengkurap Terhadap Kemampuan Mengangkat Kepala Bayi Usia 4 Minggu.

0 2 16

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Terhadap Kemampuan Berjalan Pada Bayi Usia 36-39 Minggu.

0 2 18

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Terhadap Kemampuan Berjalan Pada Bayi Usia 36-39 Minggu.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar Terhadap Kemampuan Berjalan Pada Bayi Usia 36-39 Minggu.

1 3 4

PENGARUH STIMULASI ASSISTED CRAWLING TERHADAP KEMAMPUAN MERANGKAK Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu.

0 3 4

PENGARUH STIMULASI ASSISTED CRAWLING TERHADAP KEMAMPUAN MERANGKAK Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling Terhadap Kemampuan Merangkak Pada Bayi Usia 16-24 Minggu.

0 3 11