Analisa saringan pada Tabel 5.7 dapat dibuat grafik untuk memperjelas dan dapat dilihat pada Gambar 5.2 berikut :
Gambar 5.2 Grafik Analisa Saringan Agregat Baru Hasil dari gradasi RAP rekayasa dari Kabupaten Tegal di Jalur Pantura,
pada grafik mendekati spesifikasi AC-WC. Meskipun tidak 100 masuk spesifikasi semua, saringan 0,075 mm tidak masuk spesifikasi. Hasil analisa
saringan dari agregat baru menggunakan spesifikasi AC-WC. RAP rekayasa merupakan suatu campuran yang didesain untuk pembuatan
campuran, karena penelitian ini menggunakan spesifikasi AC-WC maka campuran didekatkan ke spesifikasi tersebut.
C. Analisis Kepadatan
1. Kepadatan Bahan RAP
Pemeriksaan kepadatan RAP rekayasa dan agregat baru dilakukan untuk membandingkan nilai dari bahan RAP dan agregat baru. Bahan perkerasan yang
telah di recycling dari Kabupaten Tegal di Jalur Pantura nilai kepadatan dapat dilihat pada Tabel 5.8 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
3.1-3.2.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0,01 0,1
1 10
L olos
sarin gan
Saringan mm
Gradasi Agregat Baru
Spesifikasi bawah
Gradasi Agregat baru
Tabel 5.8 Kepadatan RAP rekayasa dan Agregat baru. Kepadatan
Kepadatan Kadar air
maksimum optimum
Bahan RAP rekayasa 1,64 grcm3
5,1 Metode Standard Proctor
Agregat Baru Metode 1,74
grcm3
5,6 Standard Proctor
Sumber : Hasil Penelitian
Pemeriksaan nilai kepadatan material RAP dan agregat baru dapat dilihat pada Gambar 5.3 dan 5.4 berikut :
Gambar 5. 3 Grafik Kepadatan RAP rekayasa Z AVL
R² = 0,9184
1,00 1,50
2,00
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 5,0
6,0 7,0
8,0 9,0
B er
at V
olu m
e K
er in
g gr
cm
3
Kadar Air Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume
Kering Standard Proctor
Gambar 5. 4 Grafik Kepadatan Agregat baru Penelitian pemadatan yang dilakukan mendapatkan nilai kepadatan
maksimum dan kadar air optimum, pemadatan dengan menggunakan metode Standard proctor. Grafik yang digunakan adalah Polynomial. Dapat
disimpulkan bahwa agregat baru dengan metode Standard proctor mempunyai nilai kepadatan lebih tinggi dari pada RAP. Hal ini terjadi karena nilai fraksi
halus yang lebih banyak dibanding dengan fraksi kasar, sehingga penyerapannya air lebih banyak dan rongga pada agregat yang terjadi lebih
kecil. Kepadatan perkerasan berhubungan dengan rongga diantara agregat maupun rongga dalam campuran, menunjukkan besarnya rongga berhubungan
dengan pengerasan atau nilai penetrasi, makin besar rongga maka makin kecil nilai penetrasi.
Z AVL
R² = 0,9217
1,20 1,40
1,60 1,80
2,00 2,20
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0
B er
at V
olu m
e K
er in
g gr
cm
3
Kadar Air Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat
Volume Kering
Standard Proctor
E. Analisis Nilai CBR California Bearing Ratio