Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

11 b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam aspek hukum, baik teori maupun praktik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu hukum mengenai praktik peradilan pidana terhadap pelaku tindak pidana di bidang pencurian.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian hukum yang dilakukan ini ialah: 1. Bagi Penulis Untuk memperluas wawasan, ilmu pengetahuan, serta kemampuan penulis dalam bidang Hukum Pidana, khususnya mengenai praktik peradilan pidana terhadap pelaku tindak pidana pencurian yang dilakukan dalam ruang lingkup keluarga. 2. Bagi Masyarakat Memberikan masukan dan sumbangan informasi kepada masyarakat mengenai praktik peradilan pidana dalam bidang pencurian pada kasus yang pelakunya masih tergolong dalam ruang lingkup keluarga. 3. Bagi Pemerintah Memberikan masukan dan kritikan bagi pemerintah terutama bagi aparat penegak hukum di Indonesia, khususnya dalam menghadapi kasus tindak pidana pencurian yang dilakukan dalam ruang lingkup keluarga.

E. Kerangka Pemikiran

Kejahatan merupakan suatu fenomena yang kompleks yang dapat dipahami dari berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita 12 dapat menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam pengalaman kita ternyata tidak mudah untuk memahami kejahatan itu sendiri. Kejahatan muncul bukan saja dari campur tangan penguasa, tetapi juga muncul dari persoalan pribadi ataupun keluarga. Individu yang merasa dirinya menjadi korban perbuatan orang lain, akan mencari balas terhadap pelakunya. 22 Geoege C. Vold mengatakan, dalam mempelajari kejahatan terdapat persoalan rangkap, artinya kejahatan selalu menunjuk pada perbuatan manusia dan juga batasan-batasan atau pandangan masyarakat tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang, apa yang baik dan apa yang buruk, yang semuanya itu terdapat dalam undang-undang, kebiasaan dan adat-istiadat. 23 Kejahatan dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara tetap menjadi masalah besar dalam upaya penegakan hukum suatu negara hukum. 24 Penegakan hukum pada hakikatnya akan berguna untuk memulihkan kembali keamanan dan ketertiban masyarakat yang sempat terganggu agar tercipta suatu kepastian hukum. Namun, makna kejahatan menjadi aktual sepanjang masa dari segi persepsi warga masyarakat dan politik kriminal. 25 Hal ini disebabkan adanya pandangan yang berbeda dalam menyikapi kejahatan sebagai suatu masalah sosial dan hukum. 26 22 Topo Santoso, 2001, Kriminologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 1. 23 I.S. Susanto, 2011, Kriminologi, Yogyakarta: Genta Publishing, hal. 24. 24 Satjipto Rahardjo, 1983, Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung: Sinar Baru dan BPHN Depkeh RI, hal. 24, dalam Teguh Sulistia dan Aria Zurnetti, 2011, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 35-36. 25 R. Sudarto, 1985, Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Makalah, Simposium Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Jakarta: Bina Cipta dan BPHN Depkeh RI, hal. 35, dalam Ibid., hal. 36. 26 R. Sudarto, 1987, Perkembangan Ilmu Hukum dan Politik Hukum, Jurnal, Masalah-Masalah Hukum, Edisi Khusus Tahun XVII, Semarang: FH UNDIP, hal. 44, dalam Loc.Cit. 13 Kenyataannya, masalah kejahatan tidak dapat dihilangkan begitu saja. Korban kejahatan tidak mengenal tempat, ruang dan waktu. 27 Pelaku dan perilaku kejahatan sesungguhnya tidak mengenal adanya strata sosial dalam kehidupan masyarakat. Kedudukan dan status sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya tidak bisa dijadikan tolak ukur. Selama manusia masih memiliki hawa nafsu dan tidak mampu mengekangnya, kejahatan akan terus berkembang dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Masalah kejahatan tetap menjadi aktual dan wacana masyarakat dan “pekerjaan rumah” pihak kepolisian untuk segera menanggulanginya. 28 Salah satu bentuk kejahatan ialah pencurian. Pencurian sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 367 KUHP merupakan suatu pencurian dalam kalangan keluarga, yakni antara pelaku dan korbannya masih dalam satu ikatan keluarga. Jenis pencurian yang pertama itu terjadi, jika seorang suami atau istri melakukan sendiri pencurian terhadap harta-benda istrinya atau suaminya, sedangkan hubungan suami istri tersebut belum diputuskan oleh suatu perceraian, maka mereka secara mutlak tidak dapat dituntut. 29 Secara umum, pengaduan merupakan pemberitahuan yang disertai permintaan agar orang yang telah melakukan tindak pidana aduan diambil tindakan menurut hukum. Tenggang waktu terhadap pengaduan tersebut 27 Teguh Sulistia dan Aria Zurnetti, 2011, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 33. 28 Ibid., hal. 35. 29 P.A.F Lamintang Djisman Samosir, 1981, Delik-Delik Khusus Kejahatan yang Ditujukan terhadap Hak Milik dan Lain-Lain Hak yang Timbul dari Hak Milik, Bandung: Tarsito, hal. 159, dalam Siska Febriani, 2014, “Peran Polisi dalam Penyelesaian Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga Studi Kasus di Polres. Bengkulu ”, Skripsi, Bengkulu: Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, hal. 27. 14 ditentukan. Pada umumnya, pengaduan hanya dapat dilakukan oleh orang- orang tertentu saja, baik oleh si korban itu sendiri maupun anggota keluarga, suamiistri ataupun wali. Mereka berhak melakukan pengaduan, akan tetapi tidak berkewajiban untuk mengadukan. Terhadap pengaduan tersebut dapat dicabut kembali, prosesnya dilanjutkan atau tidak itu diserahkan kepada pihak pengadu. 30 Delik-delik aduan seperti yang dimaksud dalam Pasal 367 ayat 2 dan 3 KUHP merupakan delik-delik aduan relatif, yakni delik yang adanya suatu pengaduan itu hanya merupakan suatu syarat agar terhadap pelaku-pelakunya dapat dilakukan penuntutan. 31 Kerangka pemikiran tersebut di atas dapat ditunjukkan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 30 Soesilo Yuwono, 1982, Penyelesaian Perkara Pidana Berdasarkan K.U.H.A.P, Bandung: Alumni, hal. 50. 31 P.A.F Lamintang Theo Lamintang, 2009, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Edisi Kedua, Jakarta: PT. Sinar Grafika, hal. 66, dalam Siska Febriani, Peran Polisi dalam Penyelesaian..., Op.Cit., hal. 27-28. 15 Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Berangkat dari kerangka pemikiran tersebut di atas, akan penulis jadikan sebagai pedoman untuk menjawab permasalahan yang sudah ditetapkan dengan melakukan analisis terhadap Putusan Pengadilan Negeri Karanganyar Nomor: 124Pid.B2013PN.Kray berkaitan dengan kasus pencurian yang dilakukan dalam ruang lingkup keluarga, sehingga penulis dapat mengetahui mengenai dasar pertimbangan hukum yang diambil oleh hakim dalam memeriksa dan memutus perkara tersebut. Kedua penulis dapat mengetahui bagaimana pertimbangan dan konsekuensi dari Pihak Penyidik Kepolisian Polres Karanganyar dalam menyidik kasus tindak pidana pencurian dalam lingkungan keluarga yang sudah diadukan akan tetapi tiba- Pencurian dalam ruang lingkup keluarga Delik Aduan Pengaduan - Penyidik - Penyidik pembantu Kejahatan Tindak pidana hukum Penjatuhan putusan Pertimbangan hakim Jaksa Penuntut Umum Bab XXII Buku II KUHP Pengadilan Negeri Dakwaan Pasal 367 KUHP Ditarik dicabut 3 bln setelah diajukan Pertimbangan konsekuensi 16 tiba dicabut oleh pihak keluarga, serta mengetahui pertimbangan dari pihak keluarga pelaku pencurian itu sendiri yang tidak melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwenang.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Binjai

7 146 111

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 234 98

Tanggung Jawab Pelaku Tindak Pidana Korupsi Atau Ahli Warisnya Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam)

1 33 248

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERKOSAAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

2 27 108

SKRIPSI PENERAPAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGANI PELAKU TINDAK PIDANA ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH REMAJA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 7 11

PENDAHULUAN PENERAPAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGANI PELAKU TINDAK PIDANA ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH REMAJA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 5 13

PRAKTIK PERADILAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN DALAM Praktik Peradilan Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Dalam Ruang Lingkup Keluarga (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Karanganya

0 2 19

SKRIPSI PRAKTIK PERADILAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK Praktik Peradilan Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Dalam Ruang Lingkup Keluarga (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Karanganyar).

0 3 15

DAFTAR PUSTAKA Praktik Peradilan Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Dalam Ruang Lingkup Keluarga (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Karanganyar).

0 2 5

PRAKTIK PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI PADANG.

0 0 10