Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Harga Saham

2.1.1 Pengertian Harga Saham
Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan
pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit
perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102) harga saham adalah
harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik
atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Ia dapat berubah dalam
hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut
dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara
pembeli saham dengan penjual saham. Sutrsino (2000: 355) menyatakan bahwa
harga saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di
pasar sekunder.

Harga saham di pasar modal (pasar sekunder) setiap saat bisa mengalami
perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan

saham. Jika harga saham naik maka saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika
harga saham turun maka saham tidak aktif diperdagangkan.

Hal ini yang

menyebabkan bid-ask spead turun, sehingga harga saham memiliki hubungan
negatif dengan bid-ask spread.

15
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Jenis-jenis Saham
Berdasaran hak kepemilikannya, saham dibagi atas dua bagian (Fakhruddin
dan Hadianto, 2008: 12), yaitu:
1.

Saham Biasa (Common Stocks)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal
pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut di likuidasi. Saham ini bisanya merupakan saham yang

paling banyak dikenal dan diperdagangkan dipasar.

2.

Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab
saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas
lembaran saham tersebut dan membayar deviden. Perbedaan saham preferen
dengan obligasi terletak pada dua hal yakni klaim atas laba dan aktiva.
Deviden tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat
ditukar dengan saham biasa.
Para pelaku pasar modal khususnya para investor sangat dipengaruhi oleh

pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yang menyebabkan
perubahan harga saham tersebut. Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga
saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya,
pajak dan keadaan bursa saham, proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh


16
Universitas Sumatera Utara

laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap
ekuitas, serta kebijakan pembagian stock split.
2.1.3 Jenis-Jenis Harga Saham
Harga saham menurut Widoatmodjo (2012:91) harga saham dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.

Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

2.

Harga Perdana
Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham
tersebut dicatat di bursa efek.


3.

Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain.

2.2

Volume Perdagangan

2.2.1 Pengertian Volume Perdagangan
Volume

perdagangan

adalah

jumlah


satuan

unit

saham

yang

diperjualbelikan dalam satu periode tertentu, biasanya harian. Menurut Jogiyanto
(2008), Volume perdagangan adalah jumlah saham yang beredar mempengaruhi
tingkat volume perdagangan. Menurut Jones (2010: 413), volume perdagangan
merupakan bagian dari analisis teknikal. Volume perdagangan yang tinggi
dianggap sejalan dengan kenaikan harga. Volume perdagangan akan menurunkan
nilai pemilikan saham sehingga menurunkan spread.

17
Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin
besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya kepemilikan

saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut.
Perubahan harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara
agregat, sebaliknya volume perdagangan suatu saham merupakan jumlah tindakan
atas perdagangan investor secara individual.
Total volume perdagangan suatu saham merupakan suatu penjumlahan dari
setiap transaksi perdagangan yang dilakukan oleh para pelaku pasar. Proses
penjumlahan ini mencerminkan adanya perbedaan pandangan diantara investor
mengenai nilai suatu saham.
2.2.2 Pengukuran Volume Perdagangan
Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati
kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktifitas volume
perdagangan (Trading Volume Activity/TVA). Dalam penelitian Widayanto dan
Sunarjanto (2005:53) menyatakan bahwa Trading Volume Activity (TVA)
merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan saham di pasar modal.
Volume perdagangan saham adalah banyaknya jumlah lembar saham yang

diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Dilihat dari fungsinya, maka dapat
dikatakan bahwa TVA (Trading Volume Activity) merupakan suatu variasi dari

event study. Pendekatan TVA (Trading Volume Activity) dapat digunakan untuk

menguji hipotesis pasar efisien pada bentuk lemah (weak form efficiency), karena

18
Universitas Sumatera Utara

pada pasar yang belum efisien perubahan harga belum mencerminkan informasi
yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal dengan
melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti .
Adapun perhitungan volume perdagangan menurut Sutrisno (2000)
menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i) pada periode (t) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Volume Perdagangan =

2.3

Varian Return

Jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan

Jumlah saham perusahaan yang beredar

2.3.1 Pengertian Varian Return
Varian return adalah berbagai ukuran yang mengukur besarnya perubahan

kekayaan investor baik kenikan maupun penurunan serta menjadi bahan
pertimbangan untuk pembeli atau mempertahankan sekuritas. Dalam kaitannya
dengan pertimbangan investasi khususnya keputusan untuk menahan atau melepas
suatu kepemilikan saham, return dan tingkat resiko merupakan bahan
pertimbangan tambahan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan
karena pada dasarnya antara tingkat resiko yang harus di tanggung dengan
penentuan waktu untuk keputusan menahan atau melepas saham merupakan suatu
hal yang berkaitan.
Dalam penelitian Stoll (1989) menunjukan bahwa varian saham
berhubungan positif dengan bid-ask spread.

Jogiyanto (2000: 238) yang

menyatakan bahwa Semakin besar varian return saham suatu perusahaan, maka
perusahaan tersebut akan dinilai berisiko tinggi, sehingga dapat menyebabkan bid

ask spread yang semakin besar pula.

19
Universitas Sumatera Utara

Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung return saham menurut
Jogiyanto (2000: 108) adalah sebagai berikut:

Dimana:

Return Saham =

Pt − Pt−
Pt−

Pt

= Harga Penutupan Saham Pada hari t

Pt-1


= Harga Penutupan Saham hari t-1 (hari sebelumnya)
Sedangkan perhitungan varian return menurut Jones (2000: 139) adalah

sebagai berikut:

� =

∑��=

�−

− ̅̅̅̅̅
��

Dimana:
σi

= Varian return saham


Rit

= Return saham i pada periode t

̅ it

= Rata-rata return saham i pada periode t

n

2.4

= Jumlah periode pengamatan
Bid-Ask Spread

2.4.1 Pengertian Bid Ask Spread
Menurut Jones (2000: 108) menyatakan bahwa bid-ask spread atau spread
merupakan selisih antara kurs beli/harga bid dengan kurs jual/harga ask. Bid price
merupakan harga beli tertinggi dimana investor bersedia untuk membeli saham,
sedangkan ask price merupakan harga jual terendah dimana investor bersedia

20
Universitas Sumatera Utara

untuk menjual sahamnya. Investor memperoleh keuntungan dari spread kedua
2.4.2 Jenis-jenis Spread
Spread mempunyai dua model, Jones (2000: 108) yaitu:
1. Dealer spread adalah selisih antara harga bid dan harga ask yang
menyebabkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya
sendiri untuk mendapatkan keuntungan sendiri.
2.

Market spread merupakan perbedaan antara permintaan beli tertinggi dengan

penawaran jual terendah yang terjadi pada suatu saat tertentu.
Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah market
spread. Hal ini disebabkan aktifitas BEI lebih bersifat competitive order driven
market system dimana investor hanya dapat diperbolehkan menyerahkan order

jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Penelitian tentang bid-ask
spread ini lebih mengarah kepada Perantara Pedagang Efek (PPE) sebagai dealer

maupun broker berusaha untuk membatasi adanya ketidaksamaan waktu yang
diperlukan untuk memenuhi keinginan inventor untuk membeli atau menjual
sesuai dengan harga dan jumlah yang diinginkan terhadap keinginan investor.
Perhitungan bid-ask spread dapat dirimuskan sebagai berikut (Stoll,1989:
115):

Dimana:

� −

� � � =

Pj

= Harga Jual Saham

Pb

= Harga Beli Saham

Pt

= Harga Penutupan Saham

P − P�
×
P�

%

21
Universitas Sumatera Utara

2.5

Stock Split

2.5.1 Pengertian Stock Split
Menurut Baridwan (2004: 241), Stock split adalah usaha perusahaan untuk
memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal
saham. Selanjutnya menurut Halim (2005: 97) menyatakan bahwa stock split
adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih
banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar
sahamnya secara proporsional.
Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split
hanya mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham,
sedangkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyak
peristiwa stock split dipasar modal memberikan indikasi bawah stock split
merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal karena stock split
menjadi salah satu alat manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan
dalam praktik dipasar modal apabila perusahaan terseut mempunyai kinerja yang
bagus maka harga akan meningkat lebih cepat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham
adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi nilai pasar sebuah saham,
semakin kecil saham itu dapat dibeli oleh banyak orang. Manajemen perusahaan
menginginkan sahamnya dimiliki secara luas untuk menjaga hubungan dengan
masyarakat yang lebih baik. Karenya mereka mengharapkan nilai pasar yang
cukup rendah sehingga termasuk dalam batas kemampuan potensial para investor.

22
Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya stock split, saham emiten dipasar akan lebih murah dan
jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini, maka perdagangan
saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya
menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik, dan kesempatan
masyarakat luas memiliki saham semakin tinggi.
2.5.2 Jenis-Jenis Stock Split
Pada dasarnya stock split sapat dilakukan dengan dua cara (Husnan, 2005:
169), yaitu:
1.

Pemecahan Naik (Split Up)
Pemecahan naik merupakan penurunan nilai nominal per lembar saham yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya
dengan faktor pemecahan 2:1.

2.

Pemecahan Turun (Split Down/Reserve Split)
Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal lembar per saham dan
mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecah
1:2.

2.5.3 Tujuan dan Manfaat Stock Split
Secara teoritis, motivasi yang mendasari perusahaan melakukan stock split
serta dampak yang ditimbulkannya tertuang dalam teori trading range theory dan
signaling theory (Hanafi dan Halim, 2007: 16) yaitu:

1. Trading Range Theory.
Teori ini menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split
didorong oleh perilaku pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan

23
Universitas Sumatera Utara

melakukan stock split, maka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal.
Dengan adanya stock split, nilai nominal saham dipecah sehingga meningkatkan
daya beli investor, dengan tujuan agar akan tetap banyak pelaku pasar modal yang
mau memperjualbelikan saham bersangkutan. Melalui stock split, harga saham
menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu
bertransaksi. Stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham
pada rentang yang lebih rendah.
2. Signaling Theory.
Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan signal yang positif
karena manajemen akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari
perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan ini didukung
dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah
perusahaan yang mempunyai kondisi kinerja keuangan yang baik. Pengumuman
stock split juga merupakan signal bahwa earning dan cash dividend akan

meningkat. Peningkatan earning dan cash dividend merupakan salah satu
gambaran prospek perusahaan yang positif. Tidak semua perusahaan dapat
melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang
disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan yang memberikan sinyal yang
tidak valid akan mendapat dampak negatif. Stock split yang dilakukan emiten
memerlukan biaya yang harus ditanggung dan hanya perusahaan yang mempunyai
prospek yang baik yang dapat menanggung biaya tersebut.

24
Universitas Sumatera Utara

Stock split dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat memberi

manfaat sebagai berikut (Hanafi dan Halim, 2007: 96):
1. Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan,
menimbulkan marketability dan efisiensi pasar.
2. Mengubah investor odd lot (membeli saham dibawah 500 lembar) menjadi
round lot (membeli saham minimal 500 lembar).

3. Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi
karena basis harga yang lebih harga.
4. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi
5. Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.
Selanjutnya menurut Fahmi dan Hadi (2011: 107) menyatakan bahwa
terdapat beberapa tujuan perusahaan melakukan stock split diantaranya adalah
untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik
untuk membeli saham tersebut, menambah jumlah saham beredar dan
memperkecil risiko saham. Selanjutnya menurut Baker dan Gallagher (dalam
Chandra, 2003) stock split bertujuan untuk mengidentifikasi bahwa pemecahan
dilakukan agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik,
sehingga likuiditas perdagangan meningkat dengan cara menarik minat investor
baru.
2.6

Penelitian Terdahulu
Pada Tabel 2.1 berikut dapat dilihat beberapa hasil penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian ini:

25
Universitas Sumatera Utara

abel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
No
1

2

Peneliti
/Tahun
Yuliastari
(2008)

Agus
Purwanto
(2004)

Judul Penelitian
Analisis FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhi
Bid-Ask Spread
Sebelum
dan
Sesudah
Stock
Split Di Bursa
Efek
Jakarta
Tahun
20012005.

Pengaruh Harga
Saham, Volume
Perdagangan, dan
Varian Return
terhadap Bid-Ask
Spread Pada
Masa Sebelum
dan Sesudah
Right Issue di
Bursa Efek
Jakarta

Variabel
Penelitian
Dependen:
Bid-Ask Spread
Independen:
1. Harga Saham
2. Volume
Perdagangan
3. Varian Return

Dependen:
Right Issue
Independen:
1. Harga saham
2. Volume
Perdagangan
3. Varian Return

Metode
Analisis
Data
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
dan Uji
Beda
Paired
Sample T
Test.

Regresi
Linier
Berganda

Hasil Penelitian
Hasil Regresi Linier Berganda
menunjukan bahwa:
1. Volume perdagangan
berpengaruh signifikan
terhadap Bid-ask spread
sebelum dan sesudah stock
split.
2. Harga saham tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Bid-ask spread
sebelum dan sesudah stock
split.
3. Varian Return tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Bid-ask spread
sebelum dan sesudah stock
split.
Hasil Uji Beda Paired Sampel T
Test menunjukan bahwa:
Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
Bid-ask
spread
sebelum dan sesudah stock
split.
Secara parsial:
1. Harga saham berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
2. Volume perdagangan
berpengaruh negatif dan
signifikan
3. Varian return berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap bid-ask spread
Secara serempak:
Harga
saham,
volume
perdagangan, dan varian return
saham berpengaruh terhadap
right issue.

26
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No
3

4

5

Peneliti
/Tahun

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Magdalena
Nany dan
M. Abdul
Aris (2004)

Pengaruh Harga
Saham,
Return
Saham,
Varian
Return
Saham,
Earnings
dan
Volume
Perdagangan
Terhadap Bid-Ask
Spread Pra Dan
Pasca
Pengumuman
Laporan
Keuangan Baik
Dalam Kondisi
Good
News
Maupun
Bad
News.

Dependen:
Bid-ask spread

Sri Dwi Ari
Ambarwati
(2006)

Pengaruh Return
Saham, Volume
Perdagangan
Saham
dan
Varian
Return
Saham Terhadap
Bid-Ask Spread
Saham
Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Tergabung Dalam
Indeks LQ

Dependen:
Bid-ask spread

Kinerja
Keuangan
dan
Harga
Saham
Sebagai
Determinan
Keputusan Stock
Split:
Studi
Empiris Terhadap
Perusahaan
Terdaftar di BEI.

Dependen:
Stock Split

Muniza
Altzea
(2008)

Metode
Analisis
Data
Regresi
Linier
Berganda

Independen:
1. Harga Saham
2. Return Saham
3.Varian Return
Saham
4. Earnings
5. Volume
Perdagangan
Saham

Regresi
Linier
Berganda

Independen:
1. Return Saham
2. Volume
Perdagangan
3. Varian Return

Independen:
1. Kinerja
Keuangan
2. Harga Saham

Regresi
Linier
Berganda

Hasil Penelitian
Secara parsial:
1. Harga saham berpengaruh
positif dan tidak signifikan
2. Return saham
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan
3. Varian return saham
berpengaruh positif dan
signifikan
4. Earnings berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
5. Volume perdagangan
berpengaruh positif dan
signifikan
Secara serempak:
Harga saham, Return saham,
dan Varian retun saham,
Earnings
dan
Volume
perdagangan
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Bid-ask spread
Secara parsial:
1. Return saham berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
2. Volume perdagangan
berpengaruh negatif dan
signifikan
3. Varian return berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap Bid-ask spread
Secara serempak:
Harga
saham,
volume
perdagangan, dan varian return
berpengaruh terhadap bid-ask
spread
Secara parsial:
1. Kinerja keuangan
berpengaruh positif dan
signifikan
2. Harga saham berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
Secara Serempak:
Kinerja keuangan dan harga
saham berpengaruh terhadap
stock split.

27
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No
6

7

8

Peneliti
/Tahun
Agung Nur
Isra
Ciptaningsi
h (2010)

Veronica
Napitupulu
(2013)

Ardha
Chandra
W.K (2003)

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Analisa Pengaruh
Harga
Saham,
Volume
Perdagangan dan
Variansi Return
Saham Terhadap
Bid-Ask Spread
Pada
Masa
Sebelum
dan
Sesudah
Stock
Split
Pada
Perusahaan
Manufakatur
yang Listing di
BEI

Dependen:
Bid-ask spread

Pengaruh Return
Saham, Volume
Perdagangan dan
Volatilitas Harga
Saham Terhadap
Bid-Ask Spread
Pada Perusahaan
yang Melakukan
Stock Split di
Bursa
Efek
Indonesia

Dependen:
Bid-ask spread

Pengaruh Harga
Saham, Volume
Perdagangan, dan
Volatilitas Harga
Saham terhadap
Bid-Ask Spread,
Studi
pada
Perusahaan yang
Melakukan Stock
Split di Bursa
Efek Jakarta

Metode
Analisis
Data
Regresi
Linier
Berganda

Independen:
1. Harga saham
2. Volume
perdagangan
3.Variansi
return

Hasil Penelitian
Secara parsial:
1.Harga saham berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
2.Volume perdagangan
berpengaruh negatif dan
signifikan
3.Variansi return berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
bid-ask spread
Secara serempak:
Harga
saham,
volume
perdagangan, dan variansi
return
saham berpengaruh
terhadap bid-ask spread.

Regresi
Linier
Berganda

Independen:
1. Return saham
2. Volume
perdagangan
3.Volatilitas
harga saham

Dependen:
Bid-ask spread
Independen:
1. Harga saham
2. Volume
Perdagangan
3. Volatilitas
harga saham

Regresi
Linier
Berganda

Secara parsial:
1. Return saham berpengaruh
positiff dan signifikan
2. Volume perdagangan
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
3. Volatilitas harga saham
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
bid-ask spread
Secara serempak:
Return
saham,
volume
perdagangan, dan volatilitas
harga
saham
berpengaruh
terhadap bid-ask spread
Secara parsial:
1. Harga saham berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
2. Volume perdagangan
berpengaruh positif dan
signifikan
3. Volatilitas harga saham
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
bid-ask spread
Secara serempak:
Harga
saham,
volume
perdagangan, dan volatilitas
harga
saham
berpengaruh
terhadap bid-ask spread..

28
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No
9

10

Peneliti
/Tahun
Daadaa,
Wissen
(2011)

Fransson,
Abbe
and
Agostino
Manduchi,
(2005)

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Stock Splits and
Dividends:
Imlications
for
Bid Ask Spread
Components.

Dependen:
Bid-Ask Spread

Reverse
Stock
Splits
(An
Empirical
Approach to the
Signaling
and
Trading
Range
Hypotheses
on
Swedish Stcoks
Subject
to
Reserve
Split
Between
1995
and 2004)

Dependen:
Bid-Ask Spread,
Volumes,
and
Number
of
Trading Days

Independen:
1. Price
2. Dividend

Independen:
Stock Split

Metode
Analisis
Data
T
Test
and
Regressi
on
Analysis

Regressi
on
Analysis

Hasil Penelitian
Hasilnya menunjukkan terdapat
peningkatan yang mutlak dan
relatif selisih setelah hari efektif
pemecahan
nilai
nominal
saham.
Peningkatan
pada
selisih
menyebabkan
peningkatan terhadap biaya
perdagangan,
degradasi
likuiditas jangka pendek dan
kejatuhan kualitas pasar. Tidak
ada reaksi yang tercatat untuk
dividen saham. Untuk model
dari selisih penawaran dan
permintaan dan regresi dari
variabel ini menjadikannya
mungkin, untuk menyimpulkan
bahwa peningkatan selisih pada
penawaran dan permintaan
dapat dijelaskan oleh biaya
pengolahan, biaya penahanan
inventaris
setelah
tanggal
sahamnya berlalu.
Sampel terkait diuji untuk
kembali normal sekitar hari
pengumuman reverse split,
serta setiap perubahan dalam
bid-ask menyebar, volume
perdagangan dan jumlah hari
non-trading. Tidak ada temuan
abnormal return atau perubahan
signifikan baik bid-ask spread
atau volume perdagangan dapat
ditemukan, sedangkan jumlah
hari non-trading untuk seluruh
sampel meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa yang jual
menurun untuk perusahaan
membelah terbalik

29
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No
11

2.7

Peneliti
/Tahun
Huan, HanChing and
Pei-Shan
Tung (2012)

Judul Penelitian
An Analysis Of
Price, Volumes,
and
Bid-Ask
Spreads
Surrounding the
Announcement
Of Tender Offers.

Variabel
Penelitian
Dependen:
Announcement
Of
Tender
Offers.
Independen:
1. Price
2. Volumes
3.Bid-Ask
Spread

Metode
Analisis
Data
Regression
and unvariat
regression

Hasil Penelitian
Sebelum pengumuman tersebut,
selisih volume dari orang yang
seharusnya memperoleh dan
target menunjukan bahwa berita
pengumuman
telah
bocor
sebelum pengumuman resmi,
menyiratkan
bahwa
perdagangan
jauh
diinformasikan sebelum tender
mengumumkan
penawarannya.Setelah
hari
pengumuman,
secara
keseluruhan selisih volume dari
orang
yang
seharusnya
memperoleh dan ditargetkan
dapat perolehan dari perbedaan
pendapat
bukan
informasi
pribadi. Meningkatnya selisih
yang relatif dari orang yang
seharusnya
dan
target
menunjukkan bahwa membuat
pasar
meningkat
untuk
menahan penyebaran informasi
penjualan.Pengembalian yang
terlambat (atau pengembalian
pesanan tidak seimbang) adalah
semua prediksi – prediksi tidak
signifikan dari pengembalian
masa yang akan datang sebelum
pengumuman;
itu
adalah
penerimaan saham – saham
berbentuk lemah (atau bentuk
kuat) efisiensi setelah 1,5
menit, menunjukan bahwa
sebelum
pengumuman,
informasi perdagangan ( bahkan
di
dalam
penjualan)
meningkatkan akurasi saham
harga dan mendukung pasar
yang efisien.

Kerangka Konseptual
Perbedaan spread sebelum stock split dan sesudah stock split berhubungan

dengan faktor harga saham, volume perdagangan, dan varian return saham. Hal

30
Universitas Sumatera Utara

ini yang menyebabkan perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan stock
split atau tidak melakukan stock split. Terutama bagi perusahaan yang melakukan
stock split di Bursa Efek Indonesia.

Jones, (2004: 89), yang menyatakan bahwa bid-ask spread adalah bagian
dari biaya perdagangan saham. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat
antara harga saham dengan bid ask spread. Jika harga saham tinggi, maka pelaku
pasar memiliki kecenderungan untuk melepas sahamnya untuk memperoleh return
dari penjualan saham tersebut sehingga para pelaku pasar tidak berlama-lama
menahan sahamnya yang akhirnya menyebabkan biaya kepemilikan saham
rendah.
Jogiyanto (2000: 238) yang menyatakan bahwa Semakin besar varian return
saham suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dinilai berisiko tinggi,
sehingga dapat menyebabkan bid ask spread yang semakin besar pula.
Aktifitas stock split berpengaruh terhadap persentase bid-ask spread.
Menurut Miller dan Rock (1998) bid-ask spread dipengaruhi oleh harga saham,
volume perdagangan dan varian return. Dengan begitu perusahaan-perusahaan

yang telah berada di dalam Bursa Efek Indonesia dapat mengetahui apa dampak
yang dihasilkan dari bid-ask spread baik itu sebelum stock split maupun sesudah
stock split. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan

untuk melakukan stock split ataupun tidak melakukan stock split.
Berikut ini digambarkan tentang kerangka konseptual hubungan antara
variabel dependen yaitu bid-ask spread dengan variabel independennya yaitu
harga saham, volume perdagangan dan return saham dan juga sebelum dan

31
Universitas Sumatera Utara

sesudah stock split. Adapun kerangka konseptual penelitian adalah sebagai
berikut:

Harga Saham (X1)
Volume Perdagangan (X2)

Bid-Ask Spread (Y)
Sebelum Stock Split

Varian return (X3)



(Uji Beda)

Harga Saham (X1)
Volume Perdagangan (X2)

Bid-Ask Spread (Y)
Sesudah Stock Split

Varian return (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.

2.8

Hipotesis
Menurut Nasir (2000: 124), hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan

sementara terhadap yang diteliti secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka,
penelitian terdahulu dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 : Bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh
signifikan terhadap bid-ask spread pada masa sebelum stock split di Bursa
Efek Indonesia.

32
Universitas Sumatera Utara

H2

: Bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh
signifikan terhadap bid-ask spread pada masa sesudah stock split di Bursa
Efek Indonesia.

H3

: Bahwa ada perbedaan nilai rata-rata bid-ask spread yang signifikan
sebelum dan sesudah stock split

33
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 89 160

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

3 76 92

Analisa pengaruh risiko sistematis, likuditas, dan stock split terhadap return saham

0 10 120

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DANVARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 11

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16