Penerapan motion detection untuk peringatan dini terhadap sistem keamanan rumah tinggal berbasis Multimedia Messaging Service (MMS)

(1)

SERVICE (MMS)

Oleh : Lia Rainingsih NIM. : 105091002913

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKUTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

DINI TERHADAP SISTEM KEAMANAN RUMAH TINGGAL

Jenis Penelitian : Individu Nama Peneliti : Lia Rainingsih

NIM. : 105091002913

Waktu Penelitian : 3 Bulan (Mei – Juli 2009)

Menge tahui,

Sekretaris Prodi Teknik Informatika

Viva Arifin, MMSI


(3)

(MMS). Di bawah bimbingan Viva Arifin,MMSI dan Arini,M.T.

Pada saat ini keamanan rumah tinggal merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem keamanan. Agar keamanan rumah tinggal dapat tetap bisa dipantau oleh pemilik rumah, dibutuhkan sistem keamanan yang dapat memberikan peringatan saat terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Pada umumnya untuk memantau rumah tinggal menggunakan kamera pengawas seperti CCTV (Closed- Circuit Television), namun dalam penelitian ini penulis mengganti CCTV dengan

web camera. Sistem yang akan dibangun menggunakan motion detection yang dapat mengidentifikasi adanya pergerakan pada ruangan yang sedang dipantau. Berdasarkan hasil deteksi tersebut, kemudian informasi akan direkam dan gambar hasil tangkapan akan diteruskan kepada pengguna sebagai peringatan dini menggunakan teknologi MMS (Multimedia Messaging Service). Dalam pengembangan aplikasi ini, penulis menggunakan metodologi RAD (Rapid Application Development) sebagai alur dari pengembangan sistem, yang terdir i dari analysis and quick design, construction, testing, dan implementation. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam implementasi sistem ini adalah bahasa pemrograman C#, dan teknologi yang mendukung yaitu Aforge framework dan MMS Gateway. Pengujian yang dilakukan menggunakan Nunit (Unit Testing) dan

Black Box. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Penerapan motion detection mampu menginformasikan kepada pengguna pergerakan yang terjadi pada objek yang diamati dan memiliki fungsi yang sama dengan kamera pengawas, yaitu memantau rumah tinggal serta dilengkapi dengan peringatan dini berupa MMS dan biaya yang lebih terjangkau.

Kata Kunci : Motion Detection, Multimedia Messaging Service (MMS)


(4)

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan Judul Penerapan Motion Detection Untuk Peringatan Dini Terhadap Sistem Keamanan Rumah Tinggal Berbasis Multimedia Messaging Service (MMS) dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau.

Setelah seluruh penulisan Skripsi ini terlaksana, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik itu berupa motivasi, bimbingan, moril maupun materil, yang ditujukan kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durrachman, M. Sc, MIT, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Tekno logi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Viva Arifin, M.SSI, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, semangat dan selalu meluangkan waktunya walaupun sangat sibuk.

4. Ibu Arini, M.T, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(5)

6. Kakak, adik, keponakan, yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil. Tak lupa untuk ncing dan uwak yang selalu menemani disaat penulis kurang sehat.

7. Deni Zakya yang selalu memberikan solusi dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini(semoga Alloh segera menyatukan hati kita, Amin).

8. Teman-teman kelas TI-d angkatan 2005, Ale, Khairin, Dianita, Rindy, Olia, Tasya, Wildan, Hari, Adit, Maulana, Novan, Didi, Ipul, Muklis, Shodik, Zanba, Ery, Fahmi, Bayu, Randy, kapan qta bisa kumpul-kumpul lagi, kalau bisa kumpulnya sambil naik gunung.

9. Elin, Ningsih, K’Yeni, Daus, terimakasih untuk informasi dan bantuannya saat menghadapi seminar(dadakan).

10. Dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyusunan Skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.


(6)

Jakarta, 13 Januari 2010

Lia Rainingsih 105091002913


(7)

Halaman Judul ... i

Halaman Sampul ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Persetujuan ... iv

Halaman Pernyataan ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Gambar ... xv

Daftar Tabel ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Pennelitian ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 5

1.5.1 Metodologi Pegumpulan Data ... 5

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6


(8)

2.1.1 Motion Detection ... 8

2.1.2 Penerapan Motion Detection ... 12

2.1.3 Image Processing ... 12

2.2 MMS (Multimedia Messaging Service) ... 13

2.2.1 MMS Gateway ... 15

2.3 Kamera Keamanan ... 17

2.4 Framework .NET ... 21

2.4.1 Pengertian Microsoft .NET Framework ... 21

2.4.2 Arsitektur Framework .NET ... 23

2.4.3 Keuntungan Framework .NET ... 25

2.5 Aforge Framework ... 27

2.6 Sekilas Tentang Visual C# ... 28

2.6.1 Pengertian C# ... 28

2.6.2 Alasan Menggunakan Bahasa C# ... 29

2.6.3 Nunit ... 30

2.6.4 Mengenal Integrated Development Environmen Visual Sudio 2008 ... 31

2.7 Pengembangan Sistem... 32

2.7.1 Model Pengembangan Sistem yang Dipakai ... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat ... 35


(9)

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.1.1 Observasi ... 37

3.1.2 Studi Pustaka ... 37

3.3 Metode Perancangan Sistem ... 38

3.4 Siklus Penerapan metode RAD ... 40

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Bahan dan Alat ... 42

4.1.1 Perangkat Keras ... 42

4.1.2 Perangkat Lunak ... 43

4.2 Analisis dan Perancangan ... 44

4.2.1 Analisis ... 44

1. Analisis Masalah ... 44

a. Analisis Struktur Motion Detection ... 44

b. Analisis Struktur MMS Gateway ... 48

2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 49

a. Deskripsi Umum Sistem ... 49

b. Analisis Spesifikasi dan Kebutuhan Perangkat Lunak ... 50

3. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 51

a. Analisis Spesifikasi dan Kebutuhan Perangkat Keras ... 51

4.2.2 Perancangan Cepat ... 52


(10)

b. Deskripsi Diagram Perancangan Kelas ... 53

c. Operasi dan Atribut ... 54

2. Perancangan Antar Muka ... 56

4.3 Construction ... 61

4.3.1 Batasan Implementasi ... 61

4.3.2 Implementasi Kelas ... 62

1. Deskripsi Kelas ... 62

2. Operasi dan Atribut ... 63

4.3.3 Implementasi Antar Muka ... 65

4.4 Pengujian ... 66

4.4.1 Pengujian Perangkat Lunak ... 66

1. Pengujian Level Unit Menggunakan Alat Bantu NUnit ... 66

2. Pengujian Level Sistem Menggunakan Pendekatan Black Box . 68

4.4.2 Analisis Hasil Pengujian ... 72

4.5 Implementasi ... 73

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

Daftar Pustaka ... 76

Lampiran ... 77


(11)

Gambar 2.2 Penerapan Motion Detection ... 12

Gambar 2.3 Arsitektur MMS ... 14

Gambar 2.4 Sistem CCTV Sederhana ... 18

Gambar 2.5 Sistem CCTV dengan Recorder ... 18

Gambar 2.6 Sistem CCTV dengan Digital Video Recording(DVR)... 19

Gambar 2.7 Sistem CCTV dengan Menggunakan Komputer ... 20

Gambar 2.8 Arsitektur framework .NET ... 23

Gambar 2.9 Splash Screen Visual Studio 2008... 31

Gambar 3.1 Ilustrasi Metodologi Penelitian ... 41

Gambar 4.1 Flowchart Motion Detection ... 47

Gambar 4.2 Arsitektur Global Sistem... 50

Gambar 4.3 Diagram Perancangan Kelas ... 53

Gambar 4.4 Hasil Unit Testing Method OpenVideoSource pada Kelas FormUtama ... 67

Gambar 4.5 Hasil Unit Testing Method BuatAVI pada Kelas FormUtama... 67

Gambar 4.6 Hasil Unit Testing Method MotionDetector pada Kelas MotionDetector ... 68

Gambar 4.7 Hasil Unit Testing Method BuatAVI pada Kelas FormUtama... 68

Gambar 4.8 Hasil Unit Testing Method AmbilDataByTAnggal pada Kelas FormUtama... 68

Gambar 4.9 Hasil Unit Testing Method SetModemTes pada Kelas FormUtama .. 68

xv


(12)

Tabel 4.3 Daftar Operasi dari Kelas MotionDetector ... 57

Tabel 4.4 Daftar Atribut dari Kelas MotionDetector ... 57

Tabel 4.5 Daftar Atribut dari Kelas Rekaman Info ... 58

Tabel 4.6 Daftar Implementasi Kelas ... 64

Tabel 4.7 Daftar Operasi dari Kelas FormUtama ... 65

Tabel 4.8 Daftar Atribut dari Kelas FormUtama ... 66

Tabel 4.9 Daftar Operasi dari Kelas MotionDetector ... 67

Tabel 4.10 Daftar Atribut dari Kelas MotionDetector ... 67

Tabel 4.11 Daftar Atribut dari Kelas Rekaman Info ... 67

Tabel 4.12 Daftar Operator ... 68

Tabel 4.13 Pengujian Perangkat Lunak ... 71

Tabel 4.14 Pengujian Motion Detection ... 73

Tabel 5.1 Perbandingan Biaya CCTV dan Aplikasi ... 77

xvi


(13)

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini keamanan adalah salah satu hal yang penting, khususnya menjaga keamanan rumah ataupun perusahaan. Agar keamanan rumah tinggal dapat tetap bisa dipantau oleh pemilik rumah, dibutuhkan sistem keamanan yang dapat memberikan peringatan saat terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

Aksi pencurian di rumah kosong yang sedang ditinggal penghuninya bepergian sering sekali terjadi. Pihak yang berwajib pun sulit untuk mengidentifikasi kapan terjadinya dan siapa pencurinya dikarenakan tidak adanya sistem keamanan yang mendukung. Oleh karena itu, menurut Kapolda Irjen Adang Firman pada situs Polda Metro Jakarta Raya “Penggunaan tekno logi

Closed-Circuit Television (CCTV) adalah tepat sesuai kondisi masyarakat yang heterogen” [19].

CCTV yang ada pada saat ini belum dilengkapi dengan pendeteksi gerakan dan peringatan dini, sehingga pengguna mengetahui apa yang terjadi pada ruangan yang sedang dimonitoring pada saat kejadian telah terjadi. Biaya yang dikeluarkan untuk sebuah CCTV relatif lebih mahal(dapat dibaca pada sub bab 5.1).

Pada penelitian sebelumnya [4] motion detection yang dilakukan belum ada penanda terjadinya pergerakan pada objek yang sedang diamati, sehingga pengguna tidak mengetahui objek yang bergerak.


(14)

Berdasarkan latarbelakang diatas, penulis menggunakan motion detection

untuk memantau keadaan rumah tinggal saat ditinggalkan pemilik rumah yang dilengkapi dengan penanda adanya gerakan pada objek yang sedang diamati. Untuk mendukung motion detection, penulis menggunakan teknologi MMS sebagai peringatan dini, agar penilik rumah dapat mengetahui dengan cepat pergerakan yang terjadi pada ruangan yang sedang dimonitoring lewat gambar MMS.

Kamera pengawas dapat diaktifkan saat penghuni rumah didalam maupun diluar rumah. Kamera pengawas akan lebih bermanfaat saat rumah ditinggalkan oleh penghuninya ke luar kota ataupun saat tidur. Kamera pengawas ini akan ditempatkan diluar dan dalam rumah, disesuaikan dengan kebutuhan rumah itu sendiri.

Kamera pengawas merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk memantau keadaan atau kondisi suatu tempat yang nantinya dapat digunakan sebagai pengontrol apabila ruangan tersebut ditinggalkan. Kamera pengawas yang biasa digunakan adalah CCTV, namun pada penelitian ini CCTV akan digantikan dengan web camera. Sistem yang dibangun dapat mengidentifikasi adanya pergerakan pada ruangan yang dimonitoring oleh web camera menggunakan

motion detection. Berdasarkan hasil deteksi tersebut, informasi yang telah didapat (berupa gambar yang telah di-capture) diteruskan kepada pengguna sebagai peringatan menggunakan teknologi MMS (Multimedia Messaging Service).


(15)

Peringatan Dini Terhadap Sistem Keamanan Rumah Tinggal Berbasis Multimedia Messaging Service (MMS)”.

Diharapkan penelitian ini akan membantu masyarakat menengah kebawah untuk dapat menggunakan sistem keamanan yang dapat memberikan peringatan dini apabila ada suatu pergerakan yang terjadi terhadap objek yang diamati.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam tugas akhir ini adalah :

Bagaimana motion detection mampu menginformasikan pergerakan yang terjadi terhadap objek yang diamati untuk sistem keamanan rumah tinggal.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan mengenai topik ini tidak terlalu meluas maka diperlukan batasan masalah. Adapun batasan masalah untuk skripsi ini antara lain:

1. Penggunaan web camera pada ruangan yang akan diamati jumlah dan posisi

web camera disesuaikan dengan keadaan rumah tinggal, misalnya didepan pintu rumah, ruang tamu, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

2. Penyimpanan video dalam bentuk .avi

3. Telepon selular yang mampu menerima MMS yaitu dengan spesifikasi dapat menerima MMS.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mempermudah pengawasan keamanan rumah tinggal, sehingga tidak memerlukan banyak tenaga keamanan serta pemilik rumah dapat cepat


(16)

mengetahui kondisi rumah melalui MMS jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di dapatkan dalam melakukan kerja praktek ini adalah : a) Bagi Penulis :

1) Mendapatkan pemahaman mengenai konsep motion detection. 2) Mendapatkan pemahaman mengenai konsep MMS gateway

melalui telepon selular.

3) Mendapatkan pemahaman mengenai metodologi penelitian, khususnya Rapid Application Development (RAD)

4) Mendapatkan pemahaman mengenai pengujian, khususnya pengujian pada level unit (NUnit) dan pengujian pada level sistem (black box).

5) Mendapatkan pemahaman tentang bahasa pemrograman C#. b) Bagi Pengguna :

1) Pengguna dapat memantau rumah saat ditinggal.

2) Pengguna dapat langsung mengetahui kondisi rumah dengan cepat, apabila ada pergerakan yang terjadi pada objek yang diamati berbasis MMS.

3) Aplikasi mampu menggantikan fungsi kamera keamanan (CCTV) dengan biaya yang terjangkau.


(17)

1) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah.

2) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

3) Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja dari hasil yang diperoleh selama kuliah.

1.5 Metodologi Penelitian 1. Pengumpulan Data

Berikut beberapa proses yang dilalui penulis dalam pengumpulan data guna membantu dalam penulisan ini, yaitu:

a. Metode Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan, pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung kebenaran.

b. Metode Studi Pustaka

Mengumpulkan data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi serta situs-situs internet yang berkenaan dengan topik yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam penelitian ini.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode SDLC (System Development Life Cycle) model linier sequencial


(18)

atau sering disebut Rapid Application Development (RAD). Tahapannya adalah sebagai berikut :

1) Analisis dan Perancangan Cepat a) Analisis penyelesaian masalah

1. Analisis masalah

2. Analisis kebutuhan perangkat lunak 3. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras b) Perancangan cepat

1. Perancangan kelas 2. Perancangan antar muka 2) Construction

1. Batasan implementasi 2. Implementasi kelas 3. Implementasi antar muka 3) Pengujian

1. NUnit 2. Black box

4) Impelementasi 1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab, dengan penjelasan tiap-tiap bab sebagai berikut:


(19)

Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian serta Sistematika Penulisan Penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pembuatan program Penerapan Motion Detection Untuk Peringatan Dini Terhadap Sistem Keamanan Rumah Tinggal Berbasis MMS ini.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan menguji sistem.

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai program yang akan penulis buat, yaitu mengenai analisis sistem, perancangan aplikasi, pengkodean, dan pengujian..

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini serta beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Motion Detection

Motion detection merupakan aksi pergerakan fisik dalam ruangan yang telah ditentukan. Pergerakan dapat dideteksi dengan perubahan warna dari objek yang sedang dipantau. Pergerakan ini dapat digunakan oleh alat yang berinteraksi dengan ruangan atau dengan alat elektronik lainnya. [5]. Dalam penelitian ini penulis menggunakan web camera.

Pada saat terjadi pergerakan, program akan memberikan alarm atau peringatan ke pengguna berupa gambar yang telah ditangkap oleh webcamera yang dihubungkan dengan komputer yang menyimpan dan mengelola gambar yang telah ditangkap agar bisa dilihat pada lain waktu atau dilihat pada komputer lain dalam satu jaringan.

2.1.1 Motion Detection

Pendekatan yang dilakukan oleh C. Stauffer and W. E. L. Grimson adalah memisahkan gambar antara area background dengan area foreground

(area gerak untuk melacak adanya pergerakan). Asumsinya adalah area

background adalah tetap. Asumsi ini memungkinkan untuk mencapai segmentasi citra akurat. Dengan asumsi ini, dapat dilakukan menghitung objek dari waktu ke waktu. Untuk setiap frame video, kita dapat mengurangi gambar background dari frame. Jumlah pixel dengan hasil mendekati nol diasumsikan sebagai background dan jumlah pixel yang lebih besar adalah


(21)

foreground (objek). [2]

Pertimbangan nilai yang berubah terhadap waktu dari sebuah pixel pada posisi (x, y) dari urutan sebuah video grayscale. nilai ini sebagai Vx,y(t). Hal ini dapat diperlakukan sebagai proses acak variabel Xt,

Xt = Vx,y(t)

Sekarang, misalkan kita dapat model probabilitas mengamati nilai pixel sebagai campuran distribusi K Gaussian. Probabilitas ini adalah,

Dimana adalah perkiraan berat dari th Gaussian, dan adalah evaluasi dari standar

Gausian denga mean i,t dan covariance matrix i,t :

Karena latarbelakang diasumsikan statis, nilai pixel yang merupakan bagian dari background dapat diwakili oleh satu atau lebih Gaussian dengan variance kecil karena noise gambar. Lebih dari satu Gaussian adalah kemungkinan untuk bimodal scenes seperti pohon-pohon yang bergoyang dalam angina atau cahay lampu. Lebih jauh lagi, disebagian scenes, background akan terlihat lebih sering daripada latar depan pada setiap pixel, sehingga Gaussian dengan berat seperti background.

Berikut adalah pendekatan pengurangan untuk background : a) Untuk setiap pixel dalam frame video:


(22)

1) Pertimbangan nilai N terakhir yang paling cocok dengan pixel. 2) Temukan K-Gaussian dan wieght yang tepat untuk sample nilai N

menggunakan seperti K-Means atau Expectation Maximization (EM).

3) Pilih Gaussian dengan weight terbesar dan simpan sebagai nilai

background gambar untuk pixel. b) Pisahkan gambar background dari frame.

c) Pada hasil perbedaan gambar, beberapa nilai yang lebih besar dibandingkan tiga standar deviasi dari mean adalah considered nilai

foreground, dan nilai lain adalah considered background.

Gambar 2.1 Contoh Penerapan Kanade-Lucas-Tomasi Point Tracking Algorithm[6]

Fitur yang dilacak akan ditampilkan sebagai titik putih, dengan perpindahan inter-frame yang ditampilkan sebagai garis putih. Panjang garis berlebihan untuk menunjukkan gerakan. Frame ini tertangkap dari suatu urutan video yang berjalan pada 30 frame per second.

Penerapan dari pendekatan motion detection adalah membandingkan


(23)

kompresi video saat dibutuhkan untuk batasan perubahan dan menuliskannya hanya pada saat perubahan. Untuk gambar saat ini disebut current frame

(currentFrame), dan untuk frame previous (backgroundFrame) [5].

// move background towards current frame moveTowardsFilter.OverlayImage = tmpImage;

moveTowardsFilter.ApplyInPlace( backgroundFrame ); // set backgroud frame as an overlay for difference

filter

differenceFilter.OverlayImage = backgroundFrame;

Untuk dapat melihat pergerakan yang terjadi, kita akan membuat sebuah kotak merah yang akan mengelilingi objek yang bergerak tersebut. Kita akan menggunakan BlobCounter untuk memberikan penomoran objek berdasarkan posisi dan dimensi pada binary image.

BlobCounter blobCounter = new BlobCounter( ); ...

// get object rectangles

blobCounter.ProcessImage( thresholdedImage );

Rectangle[] rects = BlobCounter.GetObjectRectangles( ); // create graphics object from initial image

Graphics g = Graphics.FromImage( image ); // draw each rectangle

using ( Pen pen = new Pen( Color.Red, 1 ) ) {

foreach ( Rectangle rc in rects ) {

g.DrawRectangle( pen, rc );

if ( ( rc.Width > 15 ) && ( rc.Height > 15 ) ) {

// here we can higligh large objects with something else

} } }


(24)

2.1.2 Penerapan Motion Detection

Berikut contoh hasil motion detection :

Gambar 2.2 Penerapan Motion Detection [5]

Pada gambar, pergerakan ditandai dengan warna merah. Warna merah ini mengunci objek yang sedang bergerak dan adanya penomoran objek yang bergerak.

2.1.3 Image Processing

Digital image processing tersusun dari elemen-elemen yang terbatas, setiap elemen memiliki sebuah lokasi khusus dan nilai. Elemen-elemen ini ditandai sebagai picture elements, image elements, pels, dan pixels. Dalam penelitian ini, elemen yang digunakan dalam motion detection adalah elemen pixel. Pixel ini merupakan cabang lebih luas, hal ini ditunjukkan dengan elemen-elemen digital image.[3]. Image tidak seperti manusia yang memiliki keterbatasan visual dari elektromagnetik (EM) spectrum, imaging machine menutup seluruh spectrum EM, jarak dari gamma ke gelombang radio. Hal ini dapat dioperasikan pada image generated dengan sumber- sumber manusia yang tidak biasa diasosiasikan dengan gambar, termasuk


(25)

ultrasound, electron microscopy, dan computer-generated images. Digital imaging processing terdiri dari lebar dan jenis lokasi aplikasi.[15]

2.2 MMS (Multi Media Messaging Service)

MMS merupakan jenis layanan messaging yang mampu mengintegrasikan beberapa macam media object (text, image, sound, video) yang ditampilkan sekaligus. Proses pengiriman MMS yaitu dalam mode store and forward

menggunakan kanal trafik. MMS disimpan dalam MMSC (MMS Centre) dan diforward seperti pada SMS. Dengan MMS ini kita dapat menikmati suatu pesan gambar berwarna, diiringi dengan suara dan penjelasan berupa teks, sehingga pesan dinamis.[11]

Fitur-fitur MMS antara lain pertukaran isi pesan seperti melodi poliponik, gambar, video dan persentasi multimedia dengan bahasa xHTML. MMS dapat didukung dengan teknologi jaringan 2.5G dan 3G[11].

a) Perangkat Pendukung MMS

Multimedia messaging didefinisikan oleh 3GPP dan WAP sebagai badan standardisasi. Multimedia Messaging Service (MMS) menggunakan WAP sebagai sarana transportasi dan independent sebagai bearernya sehingga MMS bisa berjalan melalui jaringan GPRS. Layanan MMS yang diluncurkan menggunakan jaringan GPRS akan menawarkan fasilitas yang lebih bagi para pengguna. Jaringan GPRS menyediakan peningkatan yang penting dalam hal

bandwidth dan bantuan peningkatan kerja layanan MMS dan penggunaannya. b) Arsitektur dan Elemen Pembangunan MMS


(26)

Sampai sekarang ada dua standarisasi internasional yang mengatur tentang layanan MMS ini, yakni 3GPP dan WAP Forum. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua standarisasi ini adalah standarisasi oleh 3GPP bersifat global dan standar dari WAP Forum lebih bersifat spesifik, yaitu langsung dengan implementasi menggunakan protocol WAP. Dan standarisasi oleh WAP Forum ini tetap mengacu pada standar 3GPP. Secara umum arsitektur MMS seperti pada Gambar dibawah:

Gambar 2.3 Arsitektur MMS[19]

MMS Environment (MMSE) merupakan kumpulan elemen-elemen tertentu dalam satu administrasi pengaturan. MMSE meliputi semua layanan dari elemen-elemen untuk proses penyampaian (delivery), penyimpanan (storage) dan pemberitahuan (notification) suatu message. MMS atau Multimedia Messaging Service sebenarnya adalah hasil pengembangan dari SMS (Short Message Service).

c) Cara Kerja MMS


(27)

teknologi 2.5G. Tidak seperti SMS yang dikirimkan menggunakan kanal control (control Chanel), MMS menggunakan GPRS dalam pengirimannya. MMS dikirimkan secara “store and forward” yang artinya MMS mula-mula disimpan dalam Multimedia Message Service Centre (MMSC) baru kemudian dinotifikasikan (diberitahukan) kepada penerima. Pada MMS, pesan MMS pada server atau MMSC akan disimpan dalam batas waktu tertentu. Jika penerima MMS tidak mendownload pesan yagn dikirimkan kepadanya hingga melewati batas waktu expiring date dari pesan, maka pesan tersebut akan dihapus oleh server. MMS mendukung pengiriman pesan dengan media Images, text dan Audio.

2.2.1 MMS Gateway

MMS (Multimedia Messaging Service) Gateway adalah suatu

platform yang menyediakan mekanisme untuk External User Application

(EUA) yang menghantar dan menerima MMS dari peralatan mobile (HP, PDA phone, dll) melalui MMS Gateway’s shortcode (sbg contoh 9221). Di bawah ini disertakan sedikit ilustrasi mengenai penjelasan di atas.

MMS Gateway membolehkan UEA untuk berkomunikasi dengan Telco MMSC (telkomsel, indosat, dll) atau MMS platform untuk menghantar dan menerima pesan MMS dengan sangat mudah, Karena MMS

Gateway akan melakukan semua proses dan koneksi dengan Telco. MMS


(28)

Seperti berbagai aplikasi web yang telah banyak menggunakan MMS (free sms, pendaftaran, konfirmasi melalui MMS, aplikasi perkantoran, dsb), CMS, acara pengundian di televisi, dll. UEA melakukan komunikasi dengan MMS Gateway melalui Internet menggunakan standard HTTP GET atau HTTPS (untuk komunikasi yang aman).

Telco MMSC akan menghantar gambar (MMS) tersebut kepada perusahaan MMS Gateway (sesuai dengan nomor yang telah disewa) dengan menggunakan protokol yang khusus. Dan berdasarkan keyword yang telah dituliskan pada MMS, maka sistem MMS Gateway akan menghantar MMS tersebut ke URL yang telah ditentukan. UEA dapat menghantar MMS reply kepada pelanggan melalui MMS Gateway tersebut. Dan UEA dapat menentukan besarnya biaya (charging) yang akan dikenakan kepada pelanggan.

MMS Gateway merupakan pintu gerbang bagi penyebaran Informasi dengan menggunakan MMS. Anda dapat menyebarkan pesan ke ratusan nomor secara otomatis dan cepat yang langsung terhubung dengan database nomor-nomor ponsel saja tanpa harus mengetik ratusan nomor dan pesan di ponsel anda karena semua nomor akan diambil secara otomatis dari database tersebut. Selain itu, dengan adanya MMS Gateway anda dapat mengustomisasi pesan-pesan yang ingin dikirim. Dengan menggunakan program tambahan yang dapat dibuat sendiri, pengirim pesan dapat lebih


(29)

fleksibel dalam mengirim berita karena biasanya pesan yang ingin dikirim berbeda-beda untuk masing-masing penerimanya.

2.3 Kamera Pengawas

Kamera pengawas atau CCTV (Closed-Circuit Television) memiliki kamera yang akan mentransmisikan image video ke tempat yang spesifik. System kamera keamanan biasanya digunakan untuk alasan keamanan atau komersial ketika orang memerlukannya bila berada di lingkungan yang berbahaya.[16]

Kamera keamanan pertama kali dibuat oleh Walter Brunch, dan diinstall di sebuah area peluncuran roket di Jerman. Oleh karena peluncuran tersebut dirasa berbahaya, dan banyak orang yang ingin menyaksikannya, maka dibuatlah kamera keamanan sehingga dapat digambarkan secara detail mengenai peluncurannya. Teknologi kamera keamanan masih digunakan untuk melihat peluncuran roket, namun meluas fungsinya ke keamanan bank, institusi militer dan tempat lain yang membutuhkan pengamanan yang tinggi. Di tahun 1990 dan 2000, kamera keamanan mulai dipakai di area publik, seperti di sudut jalan di negara Inggris.

Teknologi kamera keamanan telah membuat evolusi jalan keamanan di sektor publik dan pribadi. Kamera keamanan juga diperbolehkan oleh lingkungan hukum untuk menyelesaikan kriminalitas di area, dimana kamera keamanan dipasang (dalam hal ini untuk lalu lintas). Sekarang ini, kamera keamanan mudah diidentifikasi oleh setiap orang. Banyak kamera keamanan yang dipasang di langit- langit rumah, dinding atau atap bangunan. Berikut macam-macam sistem kamera keamanan :


(30)

1. Sistem CCTV Sederhana

Sistem CCTV yang paling sederhana terdiri dari kamera statik, multiplexer/switcher dan TV monitor, seperti yang ada pada Gambar 2.3. Kamera dapat di tempatkan di beberapa area/ruangan yang dianggap penting dan seluruh kejadian dipantau oleh monitor. sistem ini digunakan dengan pengawasan langsung oleh operator.

Gambar 2.4 Sistem CCTV Sederhana[20]

2. Sistem CCTV dengan Video Recorder

Sistem CCTV dengan Video Recorder adalah penambahan alat perekam pada Sistem CCTV Sederhana. Sistem ini terdiri dari kamera statik, multiplexer/switcher, TV monitor dan Video Recorder yang menggunakan kaset VHS, seperti terlihat pada Gambar 2.4. Dengan adanya alat perekam operator tidak harus terus menerus mengawasi monitor. Alat perekam juga memungkinkan kejadian yang sudah berlalu dapat di review/lihat kembali.


(31)

3. Sistem CCTV dengan Digital Video Recording (DVR)

DVR dibuat khusus untuk merekam dengan menggunakan Harddisk sebagai media penyimpanan. DVR sudah meliputi fungsi Multiplexer/Switcher dan

Controller untuk kamera yang dapat digerakkan. Sistem ini terdiri dari kamera, monitor dan DVR. Sistem ini dapat dikoneksikan langsung ke jaringan komputer (LAN).

Beberapa keunggulan dari Sistem DVR, adalah:

a. Waktu penyimpanan yang lama, tergantung kapasitas Harddisk b. Dapat di Back Up ke CD Rom atau ke Komputer.

c. Dapat di pantau/dikoneksikan melalui jaringan Internet d. Jadwal perekaman dapat di atur secara otomatis

e. Mempunyai controller untuk kamera yang dapat digerakkan f. Sedikit atau tidak perlu perawatan

Gambar 2.6. Sistem CCTV dengan Digital Video Recording (DVR)[ 20]

4. Sistem CCTV dengan Menggunakan Komputer dan Web Camera

Sistem ini terdiri dari komputer dan web camera. Sistem ini dapat dimonitor dari komputer lain yang ada dalam jaringan LAN, fleksibilas yang lebih baik


(32)

dibanding DVR, dan banyak keunggulan lainnya. Gambar yang direkam di Komputer, sehingga dapat dilihat dilain waktu.

Gambar 2.7. Sistem CCTV dengan Menggunakan Komputer

Beberapa keunggulan dari Sistem ini, adalah: a. Mudah di operasikan dan fleksibel. b. Rekaman dengan kualitas tinggi.

c. Sedikit atau tidak perlu perawatan, karena menggunakan jaringan sederhana. d. Kecepatan perekaman yang dapat di kostumasi.

e. Dapat menyimpan rekaman 30-60 hari, setelah 60 hari rekaman dapat dihapus oleh user.

f. Dapat Menampilkan banyak kamera secara bersamaan. g. Mampu mendeteksi objek yang bergerak dan Alarm. h. Pengaturan jadwal secara otomatis.

i. Memiliki kontrol gerak dan pembesaran/zoom untuk kamera

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kamera keamanan tipe ke empat, namun computer yang penulis jadikan sebagai server belum terhubung dengan


(33)

jaringan.

2.4 Framework .NET

2.4.1 Pengertian Microsoft .NET Framework

Microsoft .NET Framework (dibaca dot net framework) adalah sebuah komponen yang dapat ditambahkan ke sistem operasi Microsoft Windows atau telah terintegrasi ke dalam Windows (mulai dari Windows 2003 dan versi-versi Windows terbaru). Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan umum suatu program baru, dan mengatur eksekusi program- program yang ditulis secara khusus untuk framework ini. .NET framework adalah kunci penawaran utama dari Microsoft, dan dimaksudkan untuk digunakan oleh sebagian besar aplikasi-aplikasi baru yang dibuat untuk platform Windows. [18]

Framework .NET di disain untuk dapat memenuhi beberapa tujuan berikut ini [9]:

1. Untuk menyediakan lingkungan kerja yang konsisten bagi bahasa pemrograman yang berorientasi objek (object oriented programming) baik kode itu disimpan dan dieksekusi secra lokal, atau dieksekusi secra lokal tetapi didistribusikan melalui internet atau dieksekusi secara

remote.

2. Untuk menyediakan lingkungan kerja di dalam mengeksekusi kode yang dapat meminimalisasi proses software development dan


(34)

menghindari konflik penggunaan software yang dibuat.

3. Untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dalam hal pengeksekusian kode, termasuk kode yang dibuat oleh pihak ketiga (third part).

4. Untuk menyediakan lingkungan kerja yang dapat mengurangi masalah pada persoalan performa dari kode atau dari lingkungan interpreter- nya.

5. Membuat para developer lebih mudah mengembangkan berbagai macam jenis aplikasi yang bervariasi, seperti aplikasi berbasis desktop

dan aplikasi berbasis web.

6. Membangun semua komunikasi yang ada di dalam standar industri untuk memastikan bahwa kode aplikasi berbasis framework .NET dapat berintegrasi dengan berbagai macam kode aplikasi lain.

Sebagai salah satu sarana untuk dapat memenuhi tujuan yang telah dipaparkan, maka dibuatlah berbagai macam bahasa pemrograman yang dapat digunakan dan dapat berjalan di atas platform framework seperti bahasa C#, VB.NET, C++, J#, Perl.NET, dan lain-lain. Masing-masing bahasa tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun yang pasti, apapun bahasa pemrograman yang digunakan, semua dapat saling berkomunikasi dan saling compatible satu sama lainnya dengan bantuan framework .NET.


(35)

2.4.2 Arsitektur Framework .NET

Framework .NET terdiri dari dua komponen utama, yaitu CLR (Common Language Runtime) dan .NET Framework Class Library atau sering disebut dengan BCL (Base Class Library).[19]

Gambar 2.8 Arsitektur framework .NET [19] 1. CLR (Common Language Library)

CLR merupakan pondasi utama dari framework .NET. CLR merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap berbagai macam hal, seperti bertanggung jawab untuj melakukan manajemen memori, melakukan eksekusi kode, melakukan verifikasi terhadap keamanan kode dan berbagai layanan sistem lainnya. Dengan adanya fungsi CLR ini, maka aplikasi berbasis .NET bisa juga disebut dengan

manged code, sedangkan aplikasi di luar itu bissa disebut dengan un- managed code.


(36)

Berikut ini beberapa hal yang disediakan oleh CLR bagi para

developer [9]:

a. Dapat lebih menyederhanakan proses pengembangan aplikasi. b. Memungkinkan adanya variasi dan integrasi dari berbagai bahasa

pemrograman yang ada di lingkungan framework .NET.

c. Keamanan dengan menggunakan identifying pada kode aplikasi. d. Bersifat assembly pada saat proses deployment/kompilasi.

e. Melakukan versioning sebuah komponen yang bisa di daur ulang. f. Memungkinkan penggunaan kembali kode, dengan adanya sifat

inheritance.

g. Melakukan pangaturan/manajemen tentang lifetime sebuah objek. h. Melakukan penganalisaan objek secara otomatis.

CLR melakukan kompilasi kode-kode aplikasi menjadi bahasa

assembly MSIL (Mictosoft Intermediate Language). Proses kompilasi ini sendiri dilakukan oleh komponen yang bernama JIT (Just in Time). JIT hanya akan mengkompilasi metode-metode yang memang digunakan dalam aplikasi, dan hasil kompilasi ini sendiri di simpan di dalam mesin dan akan dikompilasi kembali jika memang ada perubahan pada kode aplikasi.

2. BCL (Base Class Library)

.NET Framework Class Library atau sering juga disebut BCL adalah ko leksi dari reusable types yang sangat terintegrasi secara


(37)

melekat dengan CLR. Class library bersifat berorientasi terhadap objek yang akan menyediakan types dari fungsi-fungsi managed code. Hal ini juga dapat mengurangi waktu yang diperlukan pada saat eksekusi. Dengan sifat tersebut, maka komponen pihak ketiga (third part) akan dengan mudah diaplikasikan ke dalam aplikasi yang dibuat.

Dengan adanya BCL ini, maka kita bisa menggunakan

framework .NET untuk membuaut berbagai macam aplikasi, seperti [9]:

a. Aplikasi console

b. Aplikasi berbasis windows (Desktop Form) c. Aplikasi berbasis ASP.NET (berbasis web)

d. Aplikasi Web Services XML

e. Aplikasi berbasis Windows Services

Jika kita membuat sekumpulan class untuk membuat aplikasi berbasis windows (Windows Form), maka class-class tersebut itu bisa kita gunakan untuk aplikasi lain, seperti aplikasi berbasis web.

2.4.3 Keuntungan Framework .NET

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari penggunaan framework .NET [9] :

1. Mudah

Kemudahan di sini lebih ke arah pada kemudahan developer untuk membuat aplikasi yang dijalankan pada lingkungan framework .NET. Beberapa yang merepotkan developer pada saat membuat aplikasi telah


(38)

di hilangkan atau di ambil alih kemampuannya oleh framework .NET, misalnya masalah lifetime sebuah objek yang biasanya luput dari perhatian developer pada saat proses pembuatan aplikasi. Masalah ini telah ditangani dan diatur secara otomatis oleh framework .NET melalui komponen yang bernama gerbage collector yang bertanggung jawab untuk mencari dan membuat objek yang sudah tidak terpakai secara otomatis.

2. Efisien

Kemudahan pada saat proses pembuatan aplikasi, akan berimplikasi terhadap efisiensi dari suatu proses pembuatan produktifitas, baik efisiensi dalam hal waktu pembuatan aplikasi atau juga efisiensi dalam hal lain, seperti biaya.

3. Konsisten

Kemudahan-kemudahan pada saat pembuatan aplikasi, juga bisa berimplikasi terhadap konsistenai pada aplikasi yang kita buat. Misalnya dengan adanya BCL, maka kita bisa menggunakan objek atau

class yang dibuat untuk aplikasi berbasis windows pada aplikasi berbasis web. Dengan adanya kode yang bisa diintegrasikan ke dalam berbagai macam aplikasi ini, maka konsistensi kode-kode aplikasi dapat terjaga.

4. Produktifitas


(39)

produktifitas menjadi lebih baik. Produktifitas naik, terutama produktifitas para developer, akan berdampak pada meningkatnya produktifitas suatu perusahaan.

2.5 Aforge Framework

Aforge framework adalah sebuah framework C# yang di desain untuk developer

dan peneliti pada lingkungan Computer Vision dan Artificial Intelligence (image processing, neural network, genetic algotirhm, machine learning, robotic). [12]

Framework ini terdiri dari beberapa library dan contoh aplikasi, yang ditunjukkan oleh fitur-fitur sebagai berikut :

1. Aforge.Imaging, library dengan image processing dan filter, untuk mem-filter

gambar yang akan diproses.

2. Aforge.Vision, computer vision library, library untuk proses motion detector

yang sederhana, membedakan nilai threshold dan penghitungan perbedaan pixel. 3. Aforge.Neuro, neural network computation library, untuk membuat arsitektur

neural network(jaringan saraf tiruan).

4. AForge.Genetic, evolution programming library, untuk ilmu komputasi, memecahkan masalah (optimalisasi, perkiraan, prediksi, dan lain-lain) dengan bantuan Genetic Algorithms (GA), Genetic Programming (GP), Gene Expression Programming (GEP).

5. AForge.MachineLearning, machine learning library, dari mesin pembelajaran.

6. AForge.Robotics, library providing support of some robotics kits, memanipulasi perbedaan Lego Mindstorm peralatan robotic, medukung peralatan Lego


(40)

Minstorm RCX dan Lego Mindstorm NXT.

7. AForge.Video, set of libraries for video processing, untuk video yang terintegrasi dengan Windows.

Perbaikan framework adalah pada kemajuan yang terus-menerus, artinya fitur- fitur baru dan namespaces dating secara terus-menerus. Framework ini tidak hanya disediakan dengan library dan sources yang berbeda, tetapi disediakan juga beberapa contoh aplikasi, yang ditunjukkan untuk penggunaan framework ini, serta dengan dokumentasi help files, yang disediakan dalam format html.

2.6 Sekilas Tentang Visual C# 2.6.1 Pengertian C#

C# (dibaca “See-Sharp”) merupakan bahasa pemrograman modern yang berorientasi objek. Secara sintaks C# mirip dengan bahasa-bahasa pemrograman keluarga C seperti C, C++, dan Java. C# menggabungkan produktifitas dan kemudahan yang ada di pemrograman Visual Basic dengan kemampuan dan flesibilitas yang ada di pemrograman C++, serta menambahkan hal-hal baru yang tidak ada di bahasa pemrograman Java. Perancang utamanya adalah Anders Hejlbers dari Microsoft, yang dulunya membuat bahasa pemrograman Turbo Pascal dan berperan dalam pengembangan Delphi dan Borland Delphi. [14]

Bahasa C# telah disarankan oleh Microsoft ke badan standar internasional ECMA (European Computer Manufacture Assosiation). Proses standarisasinya selesai pada Desember 2001 dengan nama standarnya EMA-


(41)

334. Dengan standar tersebut, siapapun dapat dengan mudah dan bebas membuat implementasi bahasa C#.

2.6.2 Alasan Menggunakan Bahasa C#

Ada beberapa alasan menggunakan bahasa C#, yaitu [9]: 1. Sederhana (Simple)

Bahasa C# bersifat sederhana, karena bahasa C# didasarkan kepada bahasa C dan C++. Bahasa C# menghilangkan beberapa hal yang bersifat kompleks yang terdapat dalam beberapa macam bahasa pemrograman Java dan C++, termasuk diantaranya menghilangkan macro, templates, multiple inheritance, dan virtual base classes. Hal-hal tersebut juga dapat menyebabkan kebingungan pada saat menggunakannya, berpotensial dapat menjadi masalah bagi para programmer C++.

2. Modern

Beberapa fitur yang membuat C# menjadi suatu bahasa pemrograman moderen adalah exception handling, garbage collection, extensible data types, dan code security (keamanan kode/bahasa pemrograman).

3. Object Oriented Programming

Kunci dari bahasa pemrograman yang bersifat object oriented adalah

encapsulation, inheritance, dan polymorphism. Sifat-sifat tersebut dimiliki oleh bahasa C#, sehingga bahasa C# merupakan bahsa yang bersifat object oriented.


(42)

C# bisa digunakan untuk membuat berbagai macam aplikasi, seperti sebuah aplikasi pengolah kata, grapik, spreadsheet, atau bahkan membuat

compiler untuk sebuah bahasa pemrograman. 5. Efisien

Bahasa C# adalah bahasa pemrograman menggunakan jumlah kata-kata yang tidak terlalu banyak. C# hanya berisi kata-kata yang bisa disebut dengan keywords. Keywords ini digunakan untuk menjelaskan berbagai macam informasi.

6. Modular

Kode C# ditulis dengan pembagian class yang terdiri dari beberapa

routines yang disebut sebagai member methods. Class dan metode-metode ini dapat digunakan kembali oleh program dan aplikasi lain. Hanya dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh class dan metode yang dimaksud, maka kita akan dapat membuat suatu kode yang dapat digunakan oleh satu atau beberapa aplikasi dan program (reusable code). 7. C# akan menjadi popular

Dengan dukungan penuh dari Microsoft yang akan mengeluarkan produk- produk utamanya dengan dukungan framework .NET, maka masa depan C# sebagai salah satu bahasa pemrograman yang ada di dalam lingkungan

framework .NET akan lebih baik. 2.6.3 NUnit


(43)

untuk Microsoft.NET. NUnit menyediakan fungsi-fungsi yang sama dengan JUnit dapat menggunakan bahasa pemrograman Java, dan merupakan salah satu dari keluarga xUnit. NUnit dapat merekam waktu eksekusi dari unit test

dan melaporkan kinerja XML, CSV, XHTML dengan diagram dan history tracking. Artinya fungsi-fungsi ini dapat memudahkan pengembang untuk mengintegrasikan performance metric dan menganalisa kedalam lingkungan

unit testing, untuk memudahkan mengontrol dan memonitoring perkembangan hubungan algorhitmic complexit dan sumber-sumber sistem pada perangkat lunak.[13]

Terdapat empat keuntungan menggunakan NUnit [1], yaitu kita dapat memperbaiki koding, lebih cepat membuat deadline (setelah membuat koding, dapat langsung diuji menggunakan NUnit sehingga dapat cepat menyelesaikan program karena dapat langsung men\mperbaiki kode), cepat pada saat debugger, dan cepat pada saat mengkoreksi kode.

2.6.4 Mengenal Integrated Development Environment Visual Studio 2008


(44)

2.7 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem yaitu menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau perbaikan pada sistem yang telah ada dengan harapan bahwa sistem yang baru dapat mengatasi sistem yang lama. [7]

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan ini antara lain: [16]

1. Performance (Kinerja), yaitu terjadi peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif.

2. Throughput, yaitu jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu.

3. Control (pengendalian), yaitu peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan- kecurangan yang akan terjadi.

4. Service (pelayanan), bagaimana peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.7.1 Model Pengembangan Sistem yang Dipakai untuk Pengembangan Aplikasi Pendeteksian Dini Rumah Tinggal

Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan pada Aplikasi Pendeteksian dini rumah tinggal ini adalah model RAD. Penulis


(45)

memilih model RAD adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari)[10]. RAD cocok diterapkan pada aplikasi pendeteksian dini rumah tinggal ini karena dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen

RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi keempat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional. Padasemuakasus, alat-alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak. Melakukan penggunaan kembali ko mponen yang ada (jika mungkin), artinya membuat kembali penggunaan kembali komponen jika dibutuhkan. Kemudian Testing and turnover. Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.[10]

Hasil pengembangan bisa lebih cepat dibandingkan SDLC lainnya. RAD memerlukan biaya yang lebih sedikit, mementingkan dari segibisnis dan teknik, berkonsentrasi pada sudut pandang pengguna, RAD menyediakan kemungkinan perubahan secara cepat sesuai permintaan pengguna, menghasilkan jarak kesesuaian yang kecil antara kebutuhan user dan spesifikasi sistem, waktu, biaya,


(46)

dan usaha yang akan dikeluarkan pun minimal. Untuk lebih jelasnya, pada Gambar2.10 diperlihatkan siklus RAD.

Gambar 2.10 Siklus Rapid Application Development (RAD) [20]

Pada fase analysis and quick design yaitu menganalisis dan mengumpulkan semua kebutuhan sistem serta melakukan perancangan cepat untuk tampilan awal sistem. Pada fase construction merancang secara detail rancangan kelas dan rancangan antar muka sistem. Pada fase testing yaitu melakukan pengujian untuk unit-unit dan sistem secara keseluruhan. Dan pada fase implementation yaitu menerapkan sistem.


(47)

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat

Bahan penelitian yang digunakan adalah citra digital (gambar yang telah ditangkap oleh web camera). Peralatan diperlukan untuk mendukung penelitian dan mengoperasikan aplikasi digolongkan menjadi :

3.1.1 Perangkat Keras

Perangkat Keras adalah seperangkat alat atau komponen yang akan digunakan untuk membentuk suatu sistem komputer

a. CPU (Central Processing Unit)

CPU merupakan pusat pengolahan dan juga pusat pengontrolan dari sebuah sistem komputer yang saling melaksanakan kegiatan.

1) Processor Pentium IV 3.0 Ghz 2) Harddisk 80 GB

3) DDR2 RAM 1 GB c. Keyboard

Keyboard adalah alat input yang biasanya didampingi dengan alat tampilan (display) di layar monitor yang menampilkan apa yang ditekan di keyboard.

d. Mouse

Mouse adalah alat input komputer yang digunakan oleh berbagai program aplikasi GUI (Graphical User Interface) dengan petunjuk posisi yang ditampilkan melalui monitor.


(48)

f. Web Camera

Web camera merupakan sebuah kamera video digital kecil yang dihubungkan ke komputer melalui (biasanya) port USB.

g. Telepon Selular

Telepon Selular merupakan alat komunikasi tanpa kabel. Telepon selular yang digunakan oleh penulis adalah dua buah, telepon selular yang digunakan sebagai modem ( memiliki fitur GPRS dan MMS, penulis menggunakan tipe Nokia 3110Classic ) dan telepon selular yang digunakan untuk menerima MMS (memiliki fitur MMS, penulis menggunakan tipe Nexian). h. Kabel Data

Kabel data adalah kabel yang menghubungkan web camera

dengan komputer. Kabel data Nokia tipe DKE-2. 3.1.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem pengolahan data yang digunakan untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras komputer. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sistem Operasi

Sistem operasi yang digunakan penulis Microsoft Windows XP Service pack 2.


(49)

Merupakan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pembuatan program adalah Microsoft Visual Studio 2008 .

Spesifikasi untuk pengguna dapat dilihat pada sub bab 4.1.1. 3.2 Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan 2 cara yaitu : observasi dan studi pustaka.

3.2.1 Observasi (pengamatan)

Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. [10].

Pada metode ini, penulis mengumpulkan data dan informasi yaitu dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan atau berjalan, untuk memperoleh semua data yang dibutuhkan.

Peranan penulis dalam metode ini adalah pengamat dan peneliti yaitu peneliti berpartisipasi dalam penelitiannya.

Pengamatan dilakukan pada : Tempat : Rumah penulis

Jl. Delima Jaya No.51 Ciputat Timur, Tangerang Selatan Waktu : 30 April 2009 s.d 15 Mei 2009

3.2.2 Studi Pustaka

Penulis melakukan studi pustaka sebagai bahan tambahan guna melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari


(50)

observasi. Pengumpulan data dengan cara mengambil dari sumber-sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan pembahasan masalah.

Pada metode pengumpulan data ini, penulis juga mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Adapun data-data buku yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdapat dalam daftar pustaka. Pencarian melalui media elektronik seperti internet juga dilakukan dalam memperoleh data-data tambahan yang pada media cetak yang tidak ditemukan. Adapun studi pustaka yang digunakan dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk melakukan pengembangan sistem yaitu model Rapid Application Development (RAD). RAD adalah sebuah model proses pengembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus pengembangan yang sangat pendek.

RAD secara garis besar memiliki empat tahapan, yaitu :

1. Analisis (Analysis) dan Perancangan Cepat (Quick Design), (dapat dibaca pada sub bab 4.2).

a. Analisis (Analysis), (dapat dibaca pada sub bab 4.2.1)

Tahap analisis dikenal juga sebagai tahap mendefinisikan rencana, pada fase ini ditetapkan fungsi-fungsi bisnis dan wilayah persoalan data yang


(51)

akan didukung oleh sistem dan ditentukan jangkauan atau batasan sistem. Secara rinci yang penulis lakukan pada tahap analisis adalah :

1) Analisis masalah (dapat dibaca pada sub bab 1) a) Analisis struktur motion detection

b) Analisis struktur MMS gateway

2) Analisis kebutuhan perangkat lunak (dapat dibaca pada sub bab 2) a) Deskripsi umum sistem

b) Analisis spesifikasi dan kebutuhan perangkat lunak

3) Analisis kebutuhan perangkat keras (dapat dibaca pada sub bab 3). b. Perancangan Cepat (Quick Design), (dapat dibaca pada sub bab 4.2.2)

Pada tahap ini perancangan akan dibagi menjadi perancangan perancangan kelas dan perancangan antar muka. Pada perancangan yang akan dilakukan yaitu:

a. Perancangan kelas (dapat dibaca pada sub bab 1) 1) Diagram perancangan kelas

2) Deskripsi diagram perancangan kelas 3) Operasi dan atribut

b. Perancangan antar muka (dapat dibaca pada sub bab 2) 2. Construction, (dapat dibaca pada sub bab 4.3)

Diketahui juga sebagai tahap pembuatan atau pembangunan. Pada tahap ini dilakukan :

a. Batasan implementasi (dapat dibaca pada sub bab 4.3.1) b. Implementasi kelas (dapat dibaca pada sub bab 4.3.2)


(52)

1) Deskripsi kelas 2) Operasi dan atribut

c. Implementasi antar muka (dapat dibaca pada sub bab 4.3.3) 3. Pengujian (Testing), (dapat dibaca pada sub bab 4.4)

Testing adalah proses eksekusi program yang bertujuan untuk menemukan error. Testing yang dilakukan pada tugas akhir ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Nunit, (dapat dibaca pada sub bab 4.4.1) b. Black Box, (dapat dibaca pada sub bab 4.4.2) 4. Implementasi, (dapat dibaca pada sub bab 4.5)

Implementasi dari sistem yang telah dikembangkan untuk sistem keamanan rumah tinggal.

3.4 Siklus penerapan metode RAD untuk membangun aplikasi Peringatan Dini terhadap Rumah Tinggal

Pada Gambar 3.2 diberikan siklus RAD yang diimplementasikan untuk membangun sebuah perangkat lunak yang dapat mendeteksi gerakan dan mengirimkan gambar yang telah terdeteksi ke telepon pengguna.


(53)

Perumusan Masalah Observasi Studi pustaka

Analisis Masalah

Analisis Struktur Motion Detection

Analisis Struktur MMS Gateway

Analisis

Anali sis Analisis Kebutuhan Perangkat

Lunak

Deskripsi Umu m Sistem

Analisis Analisis Spesifikasi dan Kebutuhan Perangkat

Lunak Analisis dan Perancangan Cepat Analisis Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Analisis Analisis Spesifikasi dan Kebutuhan Perangkat

Keras

Perancangan Cepat

Perancangan Kelas

Perancangan Antar Muka Construction Batasan Implementasi Implementasi Kelas Implementasi Antar Muka Testing NUnit Black Box Implementasi


(54)

(55)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Bahan dan Alat

Bahan penelitian yang digunakan adalah citra digital (gambar yang telah ditangkap oleh web camera). Peralatan yang diperlukan untuk mendukung mengoperasikan aplikasi (dibutuhkan oleh pengguna) digolongkan menjadi :

4.1.1 Perangkat Keras

Perangkat Keras adalah seperangkat alat atau komponen yang akan digunakan untuk membentuk suatu sistem komputer:

a. CPU (Central Processing Unit)

CPU merupakan pusat pengolahan dan juga pusat pengontrolan dari sebuah sistem komputer yang saling melaksanakan kegiatan. Spesifikasi minimum untuk pengguna adalah sebagai berikut :

1) Processor Pentium IV 2.4 Ghz 2) Harddisk 80 GB

3) DDR RAM 1 GB 4) VGA on board

b. Keyboard

Keyboard adalah alat input yang biasanya didampingi dengan alat tampilan (display) di layar monitor yang menampilkan apa yang ditekan di keyboard.


(56)

Mouse adalah alat input komputer yang digunakan oleh berbagai program aplikasi GUI (Graphical User Interface) dengan petunjuk posisi yang ditampilkan melalui monitor. d. Web Camera

Web camera merupakan sebuah kamera video digital kecil yang dihubungkan ke komputer melalui (biasanya) port USB.

e. Telepon Selular

Telepon selular yang digunakan oleh pengguna terdiri dari dua buah, telepon selular yang digunakan sebagai modem (memiliki fitur GPRS dan MMS, berikut beberapa tipe telepon selular yang dapat digunakan oleh pengguna Nokia 6610, Nokia 7250, Nokia 6030, SonyEricson K200i, SonyEricson K220i ) dan telepon selular yang digunakan untuk menerima MMS (memiliki fitur MMS, berikut beberapa tipe telepon selular yang dapat digunakan oleh pengguna Nokia 7250, Nokia 5070, Siemens ME55).

f. Kabel Data

Kabel data adalah kabel yang menghubungkan web camera

dengan komputer. Spesifikasi minimum kabel data disesuaikan dengan telepon selular yang digunakan sebagai modem.

4.1.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem pengolahan data yang digunakan untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras


(57)

sistem operasi Microsoft Windows XP. 4.2 Construction

4.2.1 Analisis

1. Analisis Masalah

Masalah utama dari tugas akhir ini adalah melakukan implementasi

motion detection untuk mendeteksi adanya gerakan dan MMS gateway

yang berfungsi untuk mengirimkan gambar sebagai peringatan kepada pengguna.

a. Analisis Struktur Motion Detection

motion detection melakukan pendekatan dengan membandingkan frame saat ini dengan frame sebelumnya. Mula- mula web camera akan menangkap gambar dari ruangan yang sedang dimonitoring. Kemudian membandingkan warna yang terdapat pada frame saat ini dengan frame sebelumnya. Apabila terdapat perbedaan warna, maka objek tersebut terdeteksi sebagai gerakan, even alarm akan dipanggil untuk proses penyimpanan video dan pengiriman MMS. Kemudian objek tersebut akan dikunci dengan membentuk sebuah kotak berwarna merah yang mengelilingi objek tersebut. Kotak tersebut akan diberi nomor 1 sampai 9. Penomoran sesuai dengan besarnya ukuran kotak, penomoran dimulai dengan kotak terbesar. Penomoran kotak berdasarkan banyaknya pixel yang berubah, semakin banyak pixel yang berubah maka kotak akan semakin besar(kotak yang terbesar akan diberi


(58)

pengguna melihat adanya objek yang bergerak.

Setelah terdeteksi adanya pergerakan, program akan menyimpan gambar(dalam bentuk .jpg) untuk dijadikan video (dalam bentuk .avi). Lima detik setelah video tersimpan, program akan mengambil gambar terakhir untuk dikirimkan ke pengguna melalui MMS. Penamaan gambar dan video sesuai dengan tanggal dan waktu kejadian.

Berikut alur dari motion detection :

Mula-mula program akan menginisialisasi filter (mem-filter gambar yang telah ditangkap oleh webcamera) pada

ProcessingFilter (proses filter pada spesifikasi image), yaitu

grayscaleFilter (kelas dasar untuk image grayscaling, kelas-

kelas yang lainnya akan mewarisi dari kelas dan menentukan koefisien RGB yang digunakan untuk konversi image ke

grayscale) dan pixellateFilter (merupakan turunan dari kelas FilterAnyToAnyPartial, yang dapat mem-filter image tanpa merubah format pixel dan dimensi image, mem-filter seluruh image rectangle yang telah ditentukan).

Melewatkan parameter Bitmap sebagai frame yang akan diproses.

Jika backgroundFrame (frame sebelumnya) bernilai no l, program akan mengambil parameter sebagai backgroundFrame dengan melakukan filter terlebih dahulu, kemudian akan keluar fungsi.


(59)

akan melakukan proses filter terhadap parameter

backgroundFrame dan meletakannya pada variabel tmpImage.

Nilai counter ditambahkan 1, jika setelah ditambahkan 1 nilai

counter sama dengan 2, maka lakukan pergerakan pada

backgroundFrame terhadap frame saat ini, gunakan

moveTowardFilter (tmpImage sebagai overlay dan terapkan

terhadap backgroundFrame). Namun jika nilai counter tidak sama dengan 2, langsung ketahap selanjutnya.

Tetapkan backgroundFrame sebagai overlay pada

differenceFilter (mendapatkan perbedaan dari overlay dan

sumber image).

Kemudian kunci pada tmpImage untuk menerapkan beberapa

filter.

Lakukan filterisasi differenceFilter terhadap tmpImage. Lakukan thresholdFilter (filterisasi biner image menggunakan

spesifikasi nilai threshold, semua pixel dengan intensitas sama atau lebih dari nilai threshold akan dikonvert ke pixel putih,

pixel yang lainnya dengan intensitas dibawah nilai threshold

akan dikonvert ke pixel hitam) terhadap tmpImage.

Ambil hasil threshold menggunakan blobCounter untuk menghitung jumlah kumpulan pixel putih.

Jika persegi pixel sama nol, maka fungsi selesai. Namun jika persegi pixel tidak sama dengan nol, gambar garis persegi pada


(60)

terdapat pixel putih:

Hitung luas pixel yang berubah, yaitu panjang kali lebar setiap

persegi. Kemudian fungsi selesai.


(61)

1) Analisis Ukuran MMS

Besar kecilnya ukuran MMS yang dikirim disesuaikan dengan standar MMS(disesuaikan dengan tipe telepon selular yang akan mengirimkan dan menerima MMS). Jika ukuran gambar terlalu besar, telepon selular pengirim tidak dapat mengirimkan MMS dan pengguna tidak dapat men-download MMS. Penulis menetapkan ukuran gambar sebesar 320 x 240 pixel, yang akan menghasilkan gambar MMS kurang dari 10KB.(dapat dilihat pada tabel 4.13). 2) Analisis nilai Threshold

Nilai threshold merupakan nilai ambang yang dapat ditentukan pengguna. Nilai threshold akan mempengaruhi gerakan yang terjadi. Jika nilai threshold terlalu tinggi, maka kemungkinan besar tidak akan terdeteksi adanya gerakan, dan apabila nilai threshold lebih kecil maka akan terdeteksi sebagai gerakan. (Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.14)

b. Analisis Struktur MMS Gateway

Program MMS gateway terdiri dari beberapa bagian yang harus diisi oleh pengguna, yaitu bagian GSM/GPRS Modem, MMS

Server Setting, dan MMS Message.

Pada bagian GSM/GPRS Modem, program akan mendeteksi modem yang telah dikenali oleh komputer.untuk bagian MMS Server Setting, pengguna diminta untuk memasukkan login,


(62)

operator yang digunakan oleh modem MMS gateway. Pada bagian MMS Message pengguna akan memasukkan nomor tujuan, Subject,

Body, dan From.untuk bagian Result, program akan secara otomatis memberitahukan keberhasilan atau kegagalan program saat mengirimkan MMS, berupa Report dan Response.

Saat terdeteksi adanya pergerakan, dan program telah menyimpan dalam bentuk video, kemudian program akan mengambil gambar (MMS) terakhir untuk dikirimkan ke Telco MMSC sesuai dengan operator yang telah di-setting pada bagian MMS Server Setting, Telco MMSC akan menghantar gambar (MMS) tersebut kepada perusahaan MMS gateway (sesuai dengan nomor yang telah disewa) dengan menggunakan protokol yang khusus. Dan berdasarkan keyword yang telah dituliskan pada MMS, maka sistem MMS gateway akan menghantar MMS tersebut ke URL yang telah ditentukan. UEA dapat menghantar MMS reply kepada pelanggan melalui MMS Gateway tersebut.

2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak a. Deskripsi Umum Sistem

Perangkat lunak yang akan dibangun akan diterapkan pada komputer dan telepon seluler yang memiliki fungsi untuk medeteksi adanya pergerakan dan mengirimkan MMS.

Pengguna akan berinteraksi melalui user interface yang disediakan oleh perangkat lunak, pengguna memasukan data


(63)

telah di-capture akan dikirimkan ke telepon seluler pengguna dan akan disimpan dalam bentuk video. Secara umum, arsitektur global perangkat lunak dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Web Camera Komputer GSM/GPRS Modem Jaringan MMS

Telepon Seluler Penerima

Gambar 4.2 Arsitektur Global Sistem b. Analisis Spesifikasi dan Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang akan dibangun memiliki dua buah fitur utama, yaitu :

1) Mendeteksi adanya gerakan pada ruangan dengan motion detection.

Ruangan akan dimonitoring oleh web camera yang telah terhubung dengan sistem, jika terjadi gerakan yang signifikan yang dideteksi oleh motion detection. Perangkat lunak yang akan dibangun harus dapat merekam gambar yang telah dideteksi oleh motion detection dengan baik.

2) Mengirimkan gambar yang telah direkam menggunakan MMS gateway.

Perangkat lunak harus dapat mengirimkan gambar yang telah direkam ke telepon selular pengguna, agar peringatan dini dapat diketahui oleh pengguna secara langsung.


(64)

pengguna dapat menggunakan sistem dengan mudah, maka perangkat lunak yang akan dibangun memiliki beberapa kebutuhan yang harus tersedia pada perangkat lunak tersebut, kebutuhan fungsional perangkat lunak tersebut, yaitu :

a) Sistem dapat menangkap gambar dari web camera. (Terdapat pada Kelas FormUtama, method OpenVideoSource)

b) Sistem harus dapat mendeteksi adanya gerakan. (Terdapat pada Kelas MotionDetector, method MotionDetector).

c) Sistem dapat menyimpan file dalam bentuk video (.avi). (Terdapat pada Kelas FormUtama, method BuatAVI).

d) Sistem harus dapat menyimpan gambar yang akan dikirim ke telepon pengguna. (Terdapat pada Kelas FormUtama, method

SendMMS).

e) Sistem dapat menampilkan hasil video (.avi). (Terdapat pada Kelas FormUtama, method AmbilDataByTanggal).

3. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

a. Analisis Spesifikasi dan Kebutuhan Perangkat Keras

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini adalah:

1) CPU (Central Processing Unit)

Spesifikasi minimum untuk pengguna adalah sebagai berikut: a) Processor Pentium IV 2.4 Ghz


(65)

c) DDR RAM 1 GB 2) Keyboard

3) Mouse

4) Web Camera

5) Telepon Selular

Telepon selular yang digunakan oleh pengguna terdiri dari dua buah, telepon selular yang digunakan sebagai modem (memiliki fitur GPRS dan MMS, berikut beberapa tipe telepon selular yang dapat digunakan oleh pengguna Nokia 6610, Nokia 7250, Nokia 6030, SonyEricson K200i, SonyEricson K220i ) dan telepon selular yang digunakan untuk menerima MMS (memiliki fitur MMS, berikut beberapa tipe telepon selular yang dapat digunakan oleh pengguna Nokia 7250, Nokia 5070, Siemens ME55).

6) Kabel Data

Kabel data adalah kabel yang menghubungkan telepon selular dengan komputer. Spesifikasi minimum kabel data disesuaikan dengan telepon selular yang digunakan sebagai modem.

4.2.2 Perancangan Cepat (Quick Design) 1. Perancangan Kelas


(66)

Gambar 4.3 Diagram Perancangan Kelas b. Deskripsi Diagram Perancangan Kelas

Berikut adalah deskripsi dan penjelasan dari kelas-kelas yang muncul pada diagram perancangan kelas :


(67)

Kelas FormUtama merupakan kelas utama yang memanggil kelas-kelas lain dan mengirimkan MMS.

2. Kelas MotionDetector

Kelas ini akan mengolah video dari hasil tangkapan web camera untuk dideteksi apakah terjadi pergerakan atau tidak. 3. Kelas RekamanInfo

Kelas ini akan menampung field dari tabel rekaman c. Operasi dan Atribut

1) Kelas FormUtama

Daftar operasi dari kelas FormUtama dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan daftar atribut kelas FormUtama dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.1 Daftar Operasi dari Kelas FormUtama Nama Operasi Visibility

(Private, Public)

Keterangan

aboutToolStripM enuItem_Click( )

Private Tentang Penulis AmbilDataByTa

nggal( )

Public Mengambil data dari table Rekaman BuatAVI( ) Private Menyimpan file dalam bentuk .avi camera_Alarm( ) Private Menentukan waktu penyimpanan saat

terjadi alarm camera_NewFra

me( )

Private Menyimpan frame

chkKirim_Check edChanged( )

Private Memeriksa combo box kirim CloseFile( ) Private Menutup Program

dataGridView1_ CellClicl( )

Private Menentukan row yang akan menjadi acuan untuk melihat rekaman video exitToolStripMe

nuItem_Click( )

Private Menutup program melalui menu FormUtama( ) Public Inisialisasi komponen, memanggil


(68)

FormUtamaFrom Closing( )

Private Menutup Program

GetResult( ) Private Memberikan laporan saat pengiriman MMS

InsertData( ) Protected Memasukkan data LinkProviders_L

inkClicked( )

Private Penyedia link openLocalDevice

ToolStripMenuIt em_Click( )

Private Memeriksa combo box kirim

OpenVideoSourc e( )

Private Membuka web camera yang telah terpasang

SendMMS( ) Private Mengirimkan MMS setModem( ) Private Menyiapkan Modem tabControl1_Clic

k( )

Private Mengambil data timer_Tick( ) Private Waktu

Tabel 4.2 Daftar Atribut dari Kelas FormUtama Nama Atribut Visibility

(Private, Public)

Tipe

cameraWindow Private CameraWindow

ConnectionString Private String

detector Private IMotionDetector

frameReady Private Boolean

frames Private Bitmap

gambar Private Bitmap

intervalsToSave Private Int

objMMSConnecti on

Public MM!Connection

objMMSMessage Public MMSMessage

openFileDialog1 Private OpenFileDialog saveFileDialog1 Private SaveFileDialog

saveOnMotion Private Boolean

sendImage Private String

sqlComm Private SQLConnection

sqlConn Private SQLCommand


(69)

statLength Private Int

statReady Private Int

writer Private AVIWriter

2) Kelas MotionDetector

Tabel 4.3 Daftar Operasi dari Kelas MotionDetector Nama Operasi Visibility

(Private, Public)

Keterangan

MotionDetector( ) Public Penerapan motion detector

ProcessFrame( ) Public Proses frame baru

Reset( ) Public MeMemasang kembali untuk inisialisai keadaan

Tabel 4.4 Daftar Atribut dari Kelas MotionDetector Nama Atribut Visibility

(Private, Public)

Keterangan

backgroundFrame Private Bitmap

bitmapData Private BitmapData

blobCounter Private BlobCounter

calculateMotionLevel Private Boolean

counter Private Int

diffrenceFilter Private Difference

grayscaleFilter Private IFilter

height Private Int

moveTowardsFlter Private MoveTowards

numberBitmaps Private Bitmap

pixellateFilter Private IFilter

pixelsChanged Private Int

ProcessingFilter1 Private FilterSequence

thresholdFilter Private Threshold

width Private Int


(70)

layar yang penting pada aplikasi yang akan dibangun. Antar muka yang dirancang meliputi :

a. Antar Muka Menu Utama.

MMS Motion Help

CCTV MMS VIEW

CAM ER A 1 C AMERA 2

CAMER A 3 C AMERA 4

fps

Pada perancangan antar muka menu utama, terdapat menu MMS (terdapat check box Kirim MMS), Motion (terdapat check box

Simpan Pergerakan), Help (terdapat About yang berisi deskripsi peringatan dini dan cara penggunaan), tab page CCTV (terdapat tampilan hasil tangkapan web camera baik terjadi pergerakan atau tidak, terdapat empat buah hasil tangkapan Iweb camera yang dapat dipilih), tab page MMS(terdapat GSM/GPRS modem, MMS server setting, MMS message, dan Result), dan tab page View(terdapat tanggal, waktu dan tampilan kejadian). Jika pengguna men-checklist

combo box kirim MMS, MMS akan secara otomatis dikirimkan oleh program jika terdeteksi gerakan.


(71)

CCTV

Kirim MMS

MMS VIEW

fps

Pada menu MMS, terdapat check box Kirim MMS. Jika pengguna men-checklist, program akan mengirimkan MMS secara ootmatis bila terjadi pergerakan.

c. Antar Muka Menu Motion

MMS Motion Help

Simpan Saat Pergerakan CCTV MMS VIEW

fps

Pada menu Motion, terdapat check box Simpan Saat Pergerakan. Jika pengguna men-checklist, program akan menyimpan pergerakan dalam bentuk .avi.


(72)

VIEW

GPRS/GSM Setting

MMS Server Setting

MMS Message

Result

About CCTV MMS

How To

fps

Pada menu Help, terdapat About dan How to. Menu About merupakan informasi tentang penulis dan menu Menu How To merupakan informasi mengenai aplikasi dan cara penggunaanya.. e. Antar muka TabPage MMS

MMS Motion Help

CCTV MMS VIEW

fps

Pada antar muka TabPage MMS terdapat empat bagian. Bagian pertama, pengguna harus memilih modem yang digunakan. Bagian kedua, pengguna harus memasukkan APN, gateway dan server

operator GSM, login, dan password. Bagian ketiga, pengguna harus memasukan nomor tujuan, from, subject, dan body. Bagian keempat,


(73)

Nama FIle pengiriman MMS.

f. Antar muka TabPage VIEW MMS Motion Help

CCTV MMS VIEW

Kalender Hasil Rekaman Video

fps

Antar muka VIEW terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kalender, bagian database dan bagian untuk menampilkan hasil rekaman video.

g. Antar muka About

MMS Motion Help

CCTV MMS VIEW About

-Peringatan Dini PERINGAT AN DINI

-Penggunaan

fps

Antar muka Help berisi informasi tentang aplikasi peringatan dini dan cara penggunaan.


(1)

75

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan pengujian dengan NUnit, aplikasi ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan, analisis, dan desain yang telah dirancang, sehingga aplikasi ini dapat mendukung peringatan dini untuk sistem rumah tinggal. (Hal ini dapat dilihat pada sub bab 4.5.1)

2. Penerapan motion detection mampu menginformasikan kepada pengguna pergerakan yang terjadi pada objek yang diamati. (Hal ini dapat dilihat pada sub bab 4.5.2)

3. Berdasarkan pengujian black box yang dilakukan, alpikasi ini dapat dijadikan aplikasi peringatan dini untuk rumah tinggal, karena dapat langsung memberitahukan pemilik rumah saat ada pergerakan pada ruangan yang dimonitoring. (Hal ini dapat dilihat pada sub bab 4.5.2).

4. Aplikasi ini memiliki fungsi yang sama dengan kamera pengawas, yaitu memantau rumah tinggal serta dilengkapi dengan peringatan dini dan biaya yang lebih terjangkau. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Perbandingan Biaya CCTV dan Aplikasi

Kamera CCTV

(Terdiri dari kamera CCTV, DVR, dan kabel)

Aplikasi yang dibuat (Terdiri dari web camera dan


(2)

(3)

76

2 Kamera 4.550.000 260.000

3 Kamera 5.25.000 390.000

4 Kamera 5.950.000 520.000

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :

1. Personal Computer (PC) sebaiknya ditempatkan dalam ruang yang tidak diketahui oleh orang lain.

2. Disarankan adanya pengembangan aplikasi ini yang tadinya berbasis jaringan yang hanya bisa diakses oleh PC server saja, menjadi aplikasi yang berbasis web (internet) sehingga user dapat mengakses aplikasi ini kapan saja dan dimana saja. 3. Aplikasi ini belum dapat membedakan pemilik rumah atau tidak. Disarankan

adanya pengembangan berupa kecerdasan buatan yang dapat mengidentifikasi objek yang bergerak adalah pemilik rumah tinggal atau orang lain.

4. Jika pengguna menginginkan aplikasi dapat langsung menyala jika terjadi penurunan listrik atau mati listrik, aplikasi dapat di setting secara autorun.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andrew Hunt, David Thomas: Pragmatic Unit Testing in C# with NUnit, 2nd Ed.

The Pragmatic Bookshelf, Raleigh 2007, ISBN 0-9776166-7-3.

[2] C. Stauffer and W. E. L. Grimson: Adaptive background mixture models for real-

time tracking. 1999. Proc. IEEE Conf. Comput. Vision and Pattern Recogn.

[3] Gonzalez C.Rafael, Woods E.Richard: Digital Image Processing, 2nd Ed. Tom Robbins 2002, ISBN 0-201-18075-8.

[4] Handojo. A: Aplikasi Security Surveillance System Menggunakan Webcam dan

HP dengan Fasilitas General Packet Radio Services dan MMS. 2005. Universitas

Kristen Petra Surabaya.

[5] Kirillov Andrew. http://www.codeproject.com/KBaudio-video/Motion_Detection. aspx. 5 April 2009, Pukul 14.10.00 WIB

[6] Moore. D, Areal : A Real System for Human Motion Detection and Tracking. 2003 : 9. California Institute of Technology.

[7] Pohan. R: Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local

Area Network (LAN) pada PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabbit). 2009 : 19.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

[8] Putra, S.I.R. Implementasi Algoritma Advanced Encryption Standard dengan Tiga

Mode Operasi Block Chiper pada Aplikasi MMS Kriptografi Berbasis J2ME. IT

Telkom.2009. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content& view=article&id=508:multimedia-messaging-service-mms&catid=17:sistem- komunikasi-bergerak&Itemid=15. 4 April 2009, Pukul 19.15.20 WIB


(5)

[9] Supardi: Analisis Penerapan Algoritma String Matching pada Aplikasi Pencarian

Berkas di Komputer. 2009:44. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

[10] W. Gulo, Metodologi Penelitian, Grasindo (Gramedia Widiasarana Indonesia),

Jakarta, 2002.

[11] Wiley John : Mobile Technologies and Services:SMS,EMS,MMS. 2003. ISBN 0-

470-84876-6

[12] http://www.aforgenet.com/framework/v2.html. 18 Mei 2009, Pukul 25.10.35

[13] http://www.firebenchmarks.com/Modules/ContentItems/Public/ContentItems_ View

.aspx?RCICode=rci_001&viewRSS=1&view. Print=1. 21 Juli 2009, Pukul 15.10.05

[14] http://www.ecma-international.org/publications/files/ECMA-ST/Ecma-334.pdf.

21 Juli 2009, Pukul 15.10.05

[15] http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=section

&id=3&Itemid=15. 21 Juli 2009, Pukul 15.31.55

[16] http://kkb-sistemcctv.blogspot.com/2008/09/beberapa-pilihan-sistem-cctv-

sistem.html. 5 April 2009, Pukul 14.21.05 WIB

[17] http://www.lantas.metro.polri.go.id/ _datamenu/poldaJakarta.php.htm. 26 Mei

2009, Pukul 11.05 WIB

[18] http://www.microsoft.com/net/overview.aspx. 21 Juli 2009, Pukul 10.20.45 WIB

[19] http://rachmans.com/image_artikel.htm. 18 Mei 2009, Pukul 20.15.23 WIB

[20] http://www.oware.com/Subpages/radmethodology.htm.


(6)