Kitosan Sifat Fisika-Kimia pada Kitosan

Spesifikasi Kitin dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Spesifikasi kitin Parameter Ciri – ciri Ukuran partikel Serpihan dalam bentuk serbuk Kadar air ≤ 10,0 Kadar abu ≤ 2,0 N-deasetilasi ≥ 15,0 Kelarutan dalam : - Air Tidak larut - Asam encer Tidak larut - Pelarut organik Tidak larut - LiCl 2 dimetilasetamida Sebagian larut Enzim pemecah Lisozim dan kitinase Sugita, 2009

2.2. Kitosan

Kitosan adalah poli-2-amino-2-deoksi- β-1 4-D-glukopiranosa dengan rumus molekul C 6 H 11 NO 4 n yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan juga dijumpai secara alamiah di beberapa organisme. Struktur polimer kitosan dapat dilihat pada gambar Gambar 2.2. di bawah ini : O NH 2 OH CH 2 OH O O O NH 2 OH CH 2 OH O n Gambar 2.2. Struktur polimer kitosan Sugita, 2009 Proses deasetilasi kitosan dapat dilakukan dengan cara kimiawi maupun enzimatik. Proses kimiawi menggunakan basa, misalnya NaOH, dan dapat menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi yang tinggi, yaitu mencapai 85- 93 Tsigos et al., 2000. Namun proses kimiawi menghasilkan kitosan dengan bobot molekul yang beragam dan deasetilasinya juga sangat acak sehingga sifat fisik dan kimia kitosan tidak seragam Martinou et al.,2000 Universitas Sumatera Utara 2.3. Transformasi kitin menjadi kitosan secara kimia 2.3.1. penghilangan protein Deproteinasi kitin merupakan reaksi hidrolisis dalam suasana asam atau basa. Lazimnya, hidrolisis dilakukan dalam suasana basa dengan menggunakan larutan NaOH 2-3 pada suhu 63-65 o C selama 1-2 jam Johnson et al,1982. Efisiensi deproteinasi tidak hanya bergantung pada konsentrasi basa dan suhu, tetapi juga spesies sumber kitin pada tahap deproteinasi, protein diubah menjadi garam natrium proteinat yang larut air Kerangka luar Crustacea mengandung kitin yang berikatan dengan kalsium karbonat CaCO 3 dan protein Austin, 1988, terkadang juga dengan lapisan lilin, kadar protein yang terikat dalam matriks kulit sekitar 30-40 dari komponen organik totalnya Johnson et al, 1982. protein terikat secara fisik dan sebagian lainnya terikat secara kovalen yang kadarnya beragam untuk setiap jenis crustacea. Austin 1988 menyatakan, bahwa dari jumlah protein total dalam udang 34 dengan kontribusi protein yang terikat secara kovalen dan fisik berturut-turut adalah sekitar 16 dan 18.

2.3.2. Penghilangan Mineral

Hal yang terpenting dalam tahap penghilangan mineral adalah jumlah asam yang digunakan Shadidi et al, 1991. Ion mineral ditentukan melalui destruksi dengan asam kuat HCl terhadap abu dari endapan yang diperoleh pada tahap pemisahan mineral, selanjutnya penetapan ion mineral dilakukan menggunakan metode Spektroskopi Serapan Atom AAS.

2.3.4. Penghilangan gugus asetil Deasetilasi

Kandungan gugus asetil pada kitin secara teoretis ialah sebesar 21,2 No et al.,1989. Deasetilasi secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan basa kuat NaOH atau KOH. Penggunaan KOH ini dapat memutuskan ikatan hidrogen yang kuat antar rantai kitin Hirano,1986. Universitas Sumatera Utara

2.4. Sifat Fisika-Kimia pada Kitosan

Kitosan merupakan padatan amorf yang berwarna putih kekuningan dengan rotasi spesifik [ ] -3 ingga -10 pada kon ent a i a am a etat 2 ito an la ut pada kebanyakan larutan asam organik Tabel 2.2. pada pH sekitar 4,0, tetapi tidak larut pada pH lebih besar dari 6,5, juga tidak larut dalam pelarut air, alkohol, dan aseton. Dalam asam mineral pekat seperti HCl dan HNO 3 , kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1 , tetapi tidak larut pada konsentrasi 10. Kitosan tidak larut dalam H 2 SO 4 pada berbagai konsentrasi, sedangkan didalam H 3 PO 4 tidak larut pada konsentrasi 1 sementara pada konsentrasi 0,1 sedikit larut. Perlu untuk kita ketahui,bahwa kelarutan kitosan dipengaruhi oleh bobot molekul, derajat deasetilasi, dan rotasi spesifiknya yang beragam bergantung pada sumber dan metode isolasi serta transformasinya. Tabel 2.2. Kelarutan kitosan pada berbagai pelarut asam organik Konsentrasi asam organik Konsentrasi asam organik 10 50 50 Asam asetat + ± - Asam adipat - - - Asam sitrat + - - Asam format + + + Asam laktat + - - Asam maleat + - - Asam malonat + - - Asam oksalat + - - Keterangan : + larut; - tidak larut; ± larut sebagian Sugita, 2009 Universitas Sumatera Utara

2.5. Keterkaitan Sifat Fisik