dan jika ada keluhan dari konsumen, maka dilakukan pengujian terhadap sampel tersebut. Setelah lima tahun, sampel pertinggal dapat dimusnahkan.
IV.4 Bagian Pengujian dan Pengembangan
Bagian pengujian dan pengembangan bertugas melaksanakan pengujian dan percobaan atas kualitas perbekalan kesehatan, melaksanakan penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan hasil produksi obat jadi serta menyelenggarakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan baik
untuk personel Lafiau atau siswa dan mahasiswa yang sedang Praktik Kerja Profesi Apoteker di Lafiau.
Ruang bagian ujibang terdiri dari ruang penelitian dan pengembangan, ruang penyimpanan bahan baku dan peratan gelas, ruang contoh pertinggal, ruang
timbang, ruang analisis, ruang reagensia, ruang instrument dan laboratorium mikrobiologi. Ruang bagian ujibang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
menjaga kelembaban dan penghisap udara, serta meja yang dilapisi porselen agar mudah dibersihkan.
IV.5 Sanitasi dan Higiene
Lafiau memiliki sarana pengolahan limbah, baik untuk limbah padat berupa debu-debu yang tersebar di daerah produksi maupun limbah cair dari
pencucian peralatan. a.
Pengolahan Limbah Padat Pengolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan dust collector
untuk debu-debu yang tersebar di ruang produksi yang ditempatkan di atas
Universitas Sumatera Utara
ruangan, vacum cleaner untuk debu-debu yang berserakan pada peralatan dan lantai.
b. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair terdiri dari proses destruksi, penetralan, pengendapan, dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan satu
sama lain berdasarkan proses pengolahan. Proses pengolahan limbah beta dan non beta laktam yaitu :
1. Limbah dari produksi obat beta laktam dialirkan ke kolam pertama, kemudian
ditambahkan asambasa kuat untuk memecah cincin beta laktam. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua untuk diendapkan.
2. Cairan dari limbah kolam kedua dialirkan ke kolam ketiga. Limbah dari
produksi obat non beta laktam masuk ke kolam ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan pH=7 namun jika terlalu asam
ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan HCl dan pengenceran dengan penambahan air.
3. Limbah dari kolam ketiga dialirkan ke kolam keempat untuk proses
pengendapan kedua. 4.
Cairan dari limbah kolam keempat dialirkan ke kolam kelima dimana terjadi proses aerasi, yaitu penambahan oksigen yang bertujuan untuk menurunkan
biologycal oxygen demand BOD dan chemical oxygen demand COD dari limbah tersebut. Air kolam kemudian diuji di laboratorium untuk penentuan
nilai BOD, COD, dan kadar ion. Persyaratan kualitas limbah yang
Universitas Sumatera Utara
5. Limbah dari kolam kelima dialirkan ke kolam keenam yang merupakan kolam
kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan sebagai bio indicator, apabila air pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum.
Denah bak pengolahan air limbah dapat dilihat pada bagian lampiran. Untuk pengolahan limbah laboratorium pada dasarnya sama dengan
pengolahan limbah produksi. Untuk limbah yang mengandung mikroorganisme terlebih dahulu harus didestruksi dengan tujuan untuk mematikan mikroorganisme
tersebut.
IV.6 Produk