Sejarah dan Perkembangan Lembaga Farmasi Angkatan Udara Susunan Organisasi Pengelolaan Perbekalan Kesehatan

BAB III TINJAUAN UMUM LEMBAGA FARMASI ANGKATAN UDARA

3.1 Sejarah dan Perkembangan Lembaga Farmasi Angkatan Udara

Pada tahun 1964 dibawah kepemimpinan LU I Drs. Roostyan Effendie, Apt. mulai dikembangkan produksi obat-obatan dengan skala lebih besar, dan didatangkan pula peralatan produksi obat dari Amerika Serikat. Juga dilaksanakan renovasi pembangunan untuk produksi obat sesuai dengan persyaratan teknis farmasi saat itu. Unit produksi obat diresmikan oleh Deputi Menteri bidang Logistik tanggal 16 Agustus 1965. Selanjutnya tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Lembaga Farmasi Angkatan Udara. Saat ini Lafiau dipimpin oleh Kolonel Kes Drs. Purwanto Budi, M.M., Apt. yang dalam pengambilan kebijakannya tetap berpedoman pada kebijakan para pendahulunya. Buah pikiran dan keberanian Drs. Roostyan Effendie, Apt. untuk mulai memproduksi obat-obatan sesuai dengan ketentuan farmasi telah memberi dorongan dan semangat bagi generasi berikutnya sehingga terbentuk Lembaga Farmasi Angkatan Udara seperti saat ini. Sebagai bentuk penghargaan jasa beliau di masa lalu, dan sesuai keputusan KASAU No.Kep95VII2007 tanggal 31 juli 2007 maka pada hari kamis 1 November 2007, diresmikan nama Lembaga Farmasi Angkatan Udara Drs. Roostyan Effendie, Apt. dan tanggal 16 agustus 1965 ditetapkan sebagai hari jadi. 3.2 Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga Farmasi Angkatan Udara 3.2.1 Visi dari Lafiau adalah : 1. Terpenuhinya obat berkualitas bagi anggota TNI AU dan keluarganya. 2. Berperan serta dalam pemenuhan kebutuhan obat nasional. Universitas Sumatera Utara 3. Terlaksananya pembekalan matkes tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran dan aman. 4. Tegaknya sistem manajemen mutu dalam kinerjanya.

3.2.2 Misi dari Lafiau adalah :

1. Melaksanakan produksi obat jadi dengan menerapkan CPOB secara konsisten. 2. Melaksanakan pembekalan matkes mulai dari penerimaan, penyimpanan, penyaluran, pencacahan dan penghapusan berdasarkan kebijaksanaan Diskesau. 3. Melaksanakan pengawasan dan pemastian mutu matkes sesuai dengan persyaratan teknis kefarmasian. 4. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan dengan mengedepankan profesionalitas, efisien, efektif dan modern.

3.2.3 Tujuan dari Lafiau

1. Menyiapkan rumusan kebijakan terhadap teknis produksi. 2. Mengupayakan peralatan untuk produksi antibiotik golongan sefalosporin. 3. Mengajukan sertifikat CPOB untuk produk injeksi kering antibiotik golongan sefalosporin.

3.3 Susunan Organisasi

Organisasi di Lafiau tersusun dari tiga eselon, yaitu eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinanstaf dan eselon pelaksana. Eselon pimpinan yaitu Kepala Lembaga Farmasi Angkatan Udara Kalafiau dan eselon pembantu pimpinanstaf adalah Sektretaris Lembaga Sesla, sedangkan eselon pelaksana meliputi Kepala Bagian Produksi Kabag Prod, Kepala Bagian Gudang Pusat Farmasi Kabag gupusfi, Kepala Bagian Pengujian dan Pengembangan Kabag Ujibang dan Kepala Bagian Penunjangan Kabag Jang. Universitas Sumatera Utara 3.4 Sarana dan Fasilitas Produksi 3.4.1 Bangunan Bangunan di Lafiau telah dilengkapi dengan gedung dan peralatan yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Untuk bagian produksi, Lafiau memiliki tiga gedung yang terpisah, satu gedung sefalosporin, gedung beta laktam yang digunakan untuk memproduksi antibiotik beta laktam dan gedung non beta laktam. Semua ruangan produksi terpisah sesuai jenis produksinya, hal ini untuk menghindari adanya kontaminasi silang antara produk beta laktam dengan produk non beta laktam. Bangunan produksi dilengkapi dengan fasilitas pengendali udara yang terdiri dari AC baik lokal mau pun terpusat, exhaust fan, dehumidefier. Permukaan bagian dalam ruangan dinding, lantai, dan langit-langit dibuat licin bebas dari keretakan, dan sambungan terbuka sehingga mudah dibersihkan.

3.4.2 Sarana Gudang

Lafiau mempunyai bangunan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau gudang. Bangunan pertama digunakan sebagai gudang penyaluran dan gudang perbekalan kesehatan, bangunan kedua digunakan sebagai gudang bahan baku dan obat jadi yang dipisahkan oleh dinding, gudang ini dilengkapi dengan humidifier yang berfungsi menyerap kelembaban udara dalam ruangan. Untuk obat-obat jenis narkotika dan sediaan steril disimpan dalam ruangan tersendiri, gudang juga dilengkapi lemari es untuk menyimpan obat-obat Universitas Sumatera Utara yang tidak stabil pada suhu kamarharus disimpan pada suhu dingin. Pada gudang terdapat alat ultrasonik yang digunakan sebagai anti serangga. BAB IV KEGIATAN LEMBAGA FARMASI ANGKATAN UDARA

IV.1 Pengelolaan Perbekalan Kesehatan

Pengadaan perbekalan kesehatan yang mengacu kepada Program Kerja. Dinas Kesehatan Angkatan Udara Diskesau dan Pusat Kesehatan TNI Puskes, diajukan oleh Kalafiau kepada Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Udara Kadiskesau dengan pertimbangan seperti rencana produksi satu tahun anggaran, persediaan perbekalan kesehatan dan kebutuhan satuan kerja. Usulan dari Kalafiau akan dipertimbangkan dan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kebijaksanaan dan anggaran dari Diskesau.

IV.2 Bagian Gudang Pusat Farmasi