ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Juliana Rahmawati NPM: 20130730264

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

SKRIPSI

Oleh :

Juliana Rahmawati NPM: 20130730264

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Juliana Rahmawati

NPM : 20130730264

Judul : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 05 Desember 2016 Yang membuat pernyataan


(4)

“Sesungguhnya kamu tidak akan kembali menghadapa Allah dengan membawa sesuatu yang paling baik daripada sesuatu yang berasal dari Nya yaitu Al

Quran”

“Kita tahu apa yang akan terjadi pada orang yang berhenti di tengah jalan. Mereka akan tertabrak”

“Stop cursing darkness, let’s light more and more candles”

“Jika kamu memutuskan untuk menunggu maka jangan sampai salah tunggu.

Pastikan memang ia berhak ditunggu”

“Nothing is imposible as long as WE ARE DETERMINED to do it so” “Sesungguhnya manusia terbaik yang Anda tunjuk untuk bekerja adalah orang

yang kuat dan amanah”

“Cintai dan berikan yang terbaik yang bisa kamu lakukan”

“Bahwa dalam berjuang, kamu harus mengeluarkan energimu untuk mencapai

kesuksesan”

“Perubahan itu harus dijemput. Ia tidak bisa ditunggu” “Dimana ada cinta, disitu ada kehidupan”

“Vision without action is only a dream, action without vision is only merely

passing out of time, but vision with action can definitely change the world”

“Ojo leren dadi wong apik”


(5)

PERSEMBAHAN

Bapak Sulikhan dan Ibu Retnowati yang selalu menyelipkan nama kami disetiap doa, yang selalu meniatkan diri berpeluh dan bekerja untuk kelancaran pendidikan

dan menafkahi kami.

Mbak Ikka Nur Wahyuny yang memberikan ide skripsi dan selalu memberikan nasehat, pengalaman dan keteladanan yang berarti bagi adikmu.

Karima Raffiani Sinna, adek kecil yang polos dan mengajarkan aku untuk selalu menjadi kakak yang baik.

Keluarga Besar Magelang dan Kudus yang selalu memberikan support untuk kesuksesan dalam menempuh pendidikan.

Kepada guru-guru yang telah mengajarkanku ilmu yang sangat berguna. Sehingga dapat mengetahui hal-hal baru.

Seluruh teman-teman saya yang memberikan warna dalam kehidupanku dan mengajarkan hal-hal yang tidak didapatkan di bangku kuliah.


(6)

memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.Si. selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ibu Amelia Pertiwi, S.E., ME. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran.

5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam dan Asisten dosen yang sudah mentransformasi ilmu.

6. Kepada kedua orang tercinta Bapak Sulikhan dan Ibu Retnowati atas segala do’a dan dukungannya demi kelancaranku dalam menuntut ilmu.

7. Kakak dan adikku, semoga selau diberi kemudahan bagi kelancaran urusan pendidikan maupun aktivitas lain.


(7)

8. Sahabat, teman-teman dan adek kelas yang sudah membantu dalam penyebaran kuisoner dan kelancaran skripsi saya.

9. Keluarga besar FIES, FoSSEI, Booknesia dan Dompet Dhuafa Volunteer, yang sudah menjadi tempat saya berproses menjadi lebih baik dan mengenal hal lain di luar bangku kuliah.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 05 Desember 2016

Peneliti


(8)

NOTA DINAS ...Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN ...Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ... 2

MOTTO ... 3

PERSEMBAHAN ... 4

KATA PENGANTAR ... 5

DAFTAR ISI ... 7

DAFTAR TABEL ... 10

DAFTAR GAMBAR ... 11 BAB I ...Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

A. LATAR BELAKANG ...Error! Bookmark not defined.

B. RUMUSAN MASALAH ...Error! Bookmark not defined.

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ...Error! Bookmark not defined.

D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

BAB II ...Error! Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ...Error! Bookmark not defined.

A. TINJAUAN PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.

B. KERANGKA TEORI ...Error! Bookmark not defined.

1. Literasi Keuangan ...Error! Bookmark not defined.

2. Literasi Keuangan Syariah ...Error! Bookmark not defined.

3. Aspek-aspek Literasi Keuangan Syariah ...Error! Bookmark not defined.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Keuangan ... Error! Bookmark not defined.

5. Klasifikasi Literasi Keuangan ...Error! Bookmark not defined.

6. Pengertian UMKM ...Error! Bookmark not defined.

7. Kriteria dan Karakteristik UMKM ...Error! Bookmark not defined.


(9)

D. HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

BAB III ...Error! Bookmark not defined.

METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

A. Jenis Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

B. Jenis dan Sumber Data ...Error! Bookmark not defined.

C. Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined.

1. Populasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2. Sampel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

D. Metode Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.

E. Definisi Operasional ...Error! Bookmark not defined.

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) ...Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Bebas (Independent Variable) ...Error! Bookmark not defined.

F. Uji Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

2. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

1. Statistik Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.

2. Analisis Ordinal Logistic Regression ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV ...Error! Bookmark not defined.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....Error! Bookmark not defined.

2. Jumlah Responden Berdasarkan Usia ...Error! Bookmark not defined.

3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error! Bookmark not defined.

4. Lokasi Usaha ...Error! Bookmark not defined.

5. Total Asset ...Error! Bookmark not defined.

6. Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

7. Jumlah Responden Berdasarkan Penyerapan Tenaga KerjaError! Bookmark not defined.


(10)

11. Jenis Usaha ...Error! Bookmark not defined.

B. Uji Instrumen dan Model Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

2. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

3. Uji Ordinal Logistic Regression ...Error! Bookmark not defined.

C. Hasil dan Pembahasan ...Error! Bookmark not defined.

1. Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pelaku UMKM di Daerah Istimewa

Yogyakarta ...Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh Gender terhadap Literasi Keuangan Syariah... Error! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap Literasi Keuangan SyariahError! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Jumlah Pendapatan terhadap Literasi Keuangan Syariah ... Error! Bookmark not defined.

5. Pengaruh Lokasi Usaha terhadap Literasi Keuangan Syariah ... Error! Bookmark not defined.

6. Pengaruh Keterkaitan Responden dengan Lembaga Keuangan Terhadap Literasi Keuangan Syariah ...Error! Bookmark not defined.

BAB V ...Error! Bookmark not defined.

PENUTUP ...Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.

B. Saran ...Error! Bookmark not defined.

C. Keterbatasan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 3 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. 2 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 8 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 9 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 12 ... Error! Bookmark not defined.


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 2 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 3 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 5 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 6 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 7 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 8 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 9 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 10 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 11 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 12 ... Error! Bookmark not defined.


(13)

(14)

(15)

(16)

xiv

gender, latar belakang pendidikan, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan konvensional maupun syariah. Penelitian ini menggunakan kuisoner yang disebarkan sebanyak 100 kuisoner. Metode analisis data adalah statistic deskriptif kuantitatif dan uji regresi ordinal logistic

Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi keuangan syariah UMKM di DIY berada dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 68 %. Jumlah pendapatan dan keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di DIY.

Kata kunci: Literasi keuangan syariah,UMKM, regresi ordinal logistic, deskriptif, pendapatan, keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan


(17)

xv

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the level of syariah financial literacy of Small and Medium – Sized Enterprises (SMEs) in Yogyakarta and its influencing factors. The factors that will be tested in this study are gender, educational background, income, business location and respondent linkages to the financial institutions. This study is done by distributing 100 questionnaires. Data analysis methods used by this research is quantitative descriptive statistic and ordinal logistic regression.

The result shows that the level of syariah financial literacy of SMEs owners in Yogyakarta is identified as medium category level with 68% percentage rate. Both income and respondent linkages to the financial institutions affect the level of syariah financial literacy of SMEs in Yogyakarta.

Keywords: Syariah financial literacy, SMEs, ordinal logistic regression, descriptive, income, respondent linkages to the financial institutions


(18)

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2015 mencatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18%) beragama Islam. Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia dimulai dari lahirnya bank syariah pertama pada tahun 1991 yang kemudian resmi beroperasi di tahun 1992. Perbankan syariah menjadi garda terdepan dari sistem ekonomi syariah itu sendiri, dikarenakan 75% share dari keuangan syariah adalah perbankan. Akan tetapi, pertumbuhan dari perbankan syariah di Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir menunjukan data yang stagnan. Data Otoritas Jasa Keuangan per September 2015 menunjukan market share perbankan syariah yang hanya mencapai angka 5% dari seluruh aset perbankan. Serta Global Islamic Economic Index 2013 yang mengukur perkembangan perekonomian Islam di seluruh dunia menempatkan Indonesia di peringkat 10, jauh dari Malaysia (Reuters dan Standard, 2014: 23). Penyebab rendahnya peringkat Indonesia pada Global Islamic Economic Index adalah rendahnya literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia (Wahyuny, 2016:2).


(19)

2

Literasi keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengelola keuangannya (Chen dan Volpe, 1998). Literasi keuangan merupakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk -produk keuangan, lembaga keuangan, dan konsep mengenai keterampilan dalam mengelola keuangan (Lisa XU dan Bilal Zia, 2012). Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Rancangan Peraturan OJK 2016 menyatakan bahwa literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pegetahuan, keyakinan, dan keterampilan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan (melek keuangan) yang rendah, sehingga pengetahuan pengelolaan keuangan dan pengetahuan produk keuangan masih terbatas. Akibatnya, akses masyarakat terhadap lembaga keuangan baik konvensional maupun syariah masih rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan informasi mengenai kondisi akses masyarakat Indonesia ke lembaga keuangan formal yang rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Berdasarkan data yang diteliti oleh Worldbank (2011), Indonesia menempati urutan terakhir dengan persentase sebesar 20% dan berada di bawah negara Filipina.


(20)

Tabel 1. 1

Tingkat Penggunaan Produk Keuangan No Negara Tingkat penggunaan

produk keuangan 1. Singapura 98% 2. Thailand 73% 3. Malaysia 66%

4. India 35%

5. Philipina 27% 6. Indonesia 20% Sumber : Otoritas Jasa Keuangan 2013

Survei Nasional Literasi Keuangaan Indonesia tahun 2013 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia untuk perbankan sendiri yang tergolong well literate hanya sebesar 21,8%,

sufficient literate sebesar 75,44%, less literate sebesar 2,04% dan not literate sebesar 0,73%, dengan tingkat penggunaan produk dan jasa keuangan perbankan sebesar 57,28%. Angka tersebut menggambarkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah dan banyak masyarakat Indonesia yang belum mengakses produk dan jasa keuangan.


(21)

4

Tabel 1. 2

Indeks Literasi dan Indeks Utilitas Sektor Keuangan

Perbanka n

Asuransi Perusahaan Pembiayaan

Dana Pensiun

Pasar Modal

Pegadaian

Well Literate 21.80% 17.84% 9.80% 7.13% 3.79% 14.58%

Sufficient Literate

75.44% 41.69% 17.89% 11.74% 2.40% 38.89%

Less Literate 2.04% 0.68% 0.21% 0.11% 0.03% 0.83%

Not Literate 0.73% 39.80% 72.10% 81.03% 93.79% 45.44%

Utilitas 57.28% 11.81% 6.33% 1.53% 0.11% 5.04% Sumber: Survei Nasional Literasi Keuangan, EPK, 2013

Tingkat literasi keuangan di Indonesia dikategorikan ke dalam tingkatan yang rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Visa (2012) mengenai Visa International Financial Literacy Barometer yang dilakukan di 28 negara. Survei tersebut memberikan informasi bahwa Indonesia berada pada posisi ke 27 dengan skor 27,7 berada di bawah Negara Vietnam. Adapun di peringkat tiga teratas dari survei tersebut adalah Brazil, Meksiko, dan Australia. Survei dilakukan terhadap 25.500 partisipan di 28 negara sepanjang Februari–April 2012.

Kecerdasan finansial menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan. Kecerdasan finansial adalah kecerdasan dalam mengelola asset pribadi (Widayati, 2012). Nidar dan Bestari (2012) menjelaskan bahwa perekonomian nasional tidak akan berpengaruh pada krisis keuangan global jika masyarakat memahami sistem keuangan. Rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan krisis keuangan terjadi (INFE dalam OECD, 2012:7). Maka dari itu,


(22)

pemahaman literasi keuangan terutama literasi keuangan syariah diperlukan bagi setiap individu.

Literasi keuangan syariah menjadi hal yang sangat penting bagi seorang individu, menurut Mahadzhir Ahmad (2010) menyebutkan beberapa alasan pentingnya literasi keuangan syariah. Pertama, setiap individu harus menjaga uang yang sudah mereka cari, jangan sampai uang yang sudah dicari dengan susah payah dihabiskan untuk hal-hal yang tidak penting ataupun menjadi sasaran penipuan orang-orang jahat yang hendak membohongi individu untuk melakukan investasi abal-abal. Karena terdapat banyak penyedia jasa keuangan yang mengambil keuntungan dari

client yang tidak memiliki literasi keuangan syariah yang memadai. Orang yang mempunyai tingkat literasi keuangan yang rendah akan mudah dibohongi dalam menggunakan uangnya. Kedua, semakin banyaknya jenis produk keuangan syariah yang ada sehingga, individu dituntut untuk mengetahui jenis produk yang sesuai dan bermanfaat bagi individu. Ketiga, setiap individu lebih mengetahui kebiasaan dan emosionalnya dalam menghabiskan uang sehingga, yang bisa mengontrol keuangan dan memanajemen keuangan kembali lagi ke individu yang bersangkutan.

Keempat, Muslim harus peduli terhadap larangan riba, maysir, gharar dan hal-hal lain yang sudah diharamkan oleh Islam. Karena menaati larangan yang sudah ditentukan oleh Allah hukumnya wajib bagi seorang muslim. Literasi keuangan syariah menjadi modal untuk membangun sistem keuangan syariah yang lebih baik bagi suatu Negara.


(23)

6

Indonesia dengan tingkat literasi keuangan yang rendah terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya literasi keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprioritaskan peningkatan literasi keuangan untuk ibu rumah tangga dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peningkatan didasarkan pada hasil survei OJK tahun 2013 yang menunjukan rendahnya literasi dan utilitas di sektor keuangan (Republika, 2016). Edukasi literasi keuangan bagi UMKM menjadi suatu program strategis OJK dalam meningkatkan penggunaan produk lembaga keuangan dan UMKM sebagai prioritas sasaran edukasi literasi keuangan. Pentingnya peranan sektor UMKM dalam mendukung pertumbuhan perekonomian tersebut mengharuskan dilakukannya penguatan kapasitas UMKM. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengelola keuangan dan usahanya serta memperluas akses keuangan bagi usaha kecil tersebut. Akses terhadap layanan jasa keuangan seperti tabungan, kredit, asuransi, fasilitas pembiayaan dan transkasi keuangan lainnya akan sangat membantu kelompok marjinal dan berpendapatan rendah untuk meningkatkan pendapatannya, mengakumulasi kekayaan, mengelola risiko, serta melakukan upaya untuk keluar dari kemiskinan. Dengan lebih terbukanya akses keuangan bagi masyarakat di suatu daerah maka diharapkan dapat lebih mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata, partisipatif, dan inklusif.


(24)

Menurut Dani Surya Sinaga ketika masih menjabat sebagai Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta, literasi keuangan disektor UMKM, penting dilakukan dengan harapan mampu meningkatkan pembiayaan produktif di daerah Yogyakarta. Hal itu juga mengingat 90 persen roda perekonomian DIY digerakkan oleh sektor UMKM (Jogja Antaranews, 2016). Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri memiliki jumlah UMKM yang banyak dengan jenis usaha sektor yang berbeda-beda. Dengan jumlah tersebut, diharapkan dapat menjadi penopang ekonomi rakyat dan dapat dilihat pada tabel, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah UMKM.

Tabel 1. 3

Jumlah Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2013

No Jenis Usaha Menurut Sektor

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 1 Aneka Usaha 34.009 39.036 43.471 43.976 44.452 2 Perdagangan 48.292 52.420 57.858 58.363 58.601 3 Industri Pertanian 46.017 49.554 54.991 55.496 55.767 4 Industri Non

Pertanian

36.529 41.222 45.655 46.160 46.390

Jumlah 164.847 182.232 201.975 203.995 205.210

Sumber: Disperindagkop dan UMKM DIY, 2015

Para pelaku UMKM membutuhkan kecakapan tentang bagaimana pengelolaan, perencanaan keuangan dan pengetahuan mengenai produk-produk jasa keuangan syariah sehingga bermanfaat dalam mengembangkan


(25)

8

usahanya dan tidak mudah tertipu oleh investasi abal-abal. Literasi keuangan merupakan harga mati yang harus dipahami pelaku UMKM agar pengambilan keputusan keuangan dilakukan secara bijaksana (Cahyono, 2012). Sehingga, UMKM yang ada di DIY dapat berkembang menjadi lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut mengenai pentingnya literasi keuangan syariah untuk setiap individu terutama pelaku UMKM yang menjadi penopang ekonomi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat literasi keuangan syariah para pelaku UMKM yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang sudah dituliskan, beberapa rumusan masalah mengenai tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta:

1. Bagaimana tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Apakah gender mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?


(26)

3. Apakah latar belakang pendidikan mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?

4. Apakah jumlah pendapatan mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?

5. Apakah lokasi usaha mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?

6. Apakah keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan konvensional atau syariah mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan penelitian kali ini, diantaranya:

1. Untuk mengetahui tingkat Literasi Keuangan syariah pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui apakah gender mempengaruhi tingkat Literasi

Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan mempengaruhi tingkat Literasi Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Untuk mengetahui apakah jumlah pendapatan mempengaruhi tingkat Literasi Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.


(27)

10

5. Untuk mengetahui apakah lokasi usaha mempengaruhi tingkat Literasi Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

6. Untuk mengetahui apakah keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan konvensional atau syariah mempengaruhi tingkat Literasi Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Pelaku UMKM, sebagai evaluasi dan solusi untuk meningkatkan pemahaman akan keuangan syariah dan penggunaan produk-produk perbankan syariah.

2. Pemerintah dan perbankan, sebagai bahan referensi untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan pemahaman literasi keuangan syariah dan penggunaan produk-produk perbankan syariah pelaku UMKM.

D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. BAB I: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah mengenai pentingnya literasi keuangan syariah untuk pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta, rumusan masalah dan tujuan penelitian.

2. BAB II: Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Bab ini berisi mengenai penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang mengukur dan menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah


(28)

Istimewa Yogyakarta, dan kerangka teori yang mendukung penelitian tersebut.

3. BAB III: Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan ordinal logistic regression , lokasi penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta, populasi penelitian ini adalah para pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta, pengumpulan data melalui kuesioner.

4. BAB IV: Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang menggunakan analisis deskriptif dan ordinal logistic regression, dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan mengenai tingkat literasi keuangan syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya tingkat literasi keuangan syariah pelakuUMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta.

5. BAB V: Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan, saran-saran dan rekomendasi untuk perbaikan yang bersangkutan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali informasi mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan menggambarkan perbedaan dari penelitian terdahulu. Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil dipilih dapat dilihat pada tabel dan penjelasan di bawah ini:

Farah Margaretha dan Reza Arief Pambudhi (2015), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan mahasiswa dengan judul

“Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi keuangan mahasiswa S1 dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuisoner dengan metode analisis berupa statistik deskriptif dan uji ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi keuangan berada dalam kategori rendah sebesar 48,91% dan terdapat pengaruh antara jenis kelamin, usia, IPK, serta pendapatan orang tua.

Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci Kewal (2013), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan mahasiswa dengan judul “Tingkat Literasi Keuangan di Kalangan Mahasiswa STIE


(30)

literasi keuangan mahasiswa STIE MUSI. Aspek yang diteliti adalah: pengetahuan tentang keuangan pribadi, simpan pinjam, asuransi, dan investasi. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuisoner dengan metode analisis berupa statistik deskriptif. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa untuk keputusan keuangan berdasarkan pendapat pribadi, dalam beberapa hal mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang bentuk-bentuk investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dari deposito, serta keputusan untuk asuransi jiwa, responden tidak mengerti asuransi jiwa.

Maria Rio Rita dan Benny Santoso (2015), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan ibu rumah tangga dengan judul

“Literasi Keuangan dan Perencanaan Keuangan pada Dana Pendidikan Anak”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis literasi keuangan dan perencanaan keuangan pada dana pendidikan anak dikalangan ibu rumah tangga. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara dengan metode analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi keuangan dan perencanaan keuangan pada perencanaan dana pendidikan anak dikalangan ibu rumah tangga tergolong tinggi.

Ahmad Ma’ruf dan Tasya Desiyana (2015), mengadakan penelitian

mengenai literasi keuangan di kalangan pelaku usaha dengan judul “Literasi

Keuangan Pelaku Ekonomi Rakyat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan pada pelaku ekonomi rakyat, yang mayoritas berskala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Daerah


(31)

14

Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuisoner dan tes dengan metode analisis berupa statistik deskriptif dan analisa chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UMKM memiliki tingkat pengetahuan terhadap literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 73,8%. Sedangkan pada sisi kemampuan mayoritas pelaku UMKM juga memiliki tingkat literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 57,5%.

Irma Setyawati dan Sugeng Suroso (2016), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan dosen dengan judul “Sharia

Financial Literacy And Effect On Social Economic Factors (Survey On

Lecturer In Indonesia)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi literasi keuangan syariah. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuisoner dengan metode analisis berupa statistik deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua dosen yang berdomisi di Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pengetahuan keuangan dan sikap seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi.

Yulia Indrawati (2014), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan masyarakat perkotaan dengan judul “Determinan dan Strategi Peningkatan Literasi Keuangan Masyarakat Perkotaan di

Kabupaten Jember”. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun baseline


(32)

perkotaan di Kabupaten Jember dan merumuskan strategi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat perkotaan di Kabupaten Jember. Metode yang digunakan adalah kuantitatif berupa existing data dan tabulasi data persepsi melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara agregat tingkat literasi keuangan masyarakat perkotaan di Kabupaten Jember rendah baik untuk klasifikasi basic financial literacy dan advanced financial literacy. Secara agregat baik pada tingkat basic financial literacy dan advanced financial literacy dipengaruhi tingkat pendapatan, pendidikan, gender, kepemilikan terhadap produk keuangan dan perilaku masyarakat terhadap jasa keuangan.

Riski Amaliyah dan Rini Setyo Witiastuti (2015), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan pelaku usaha dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Literasi Keuangan di

Kalangan UMKM Kota Tegal”. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dan metode penelitian menggunakan analisis regresi logistic biner. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 11,79. Gender dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal. Pemilik UMKM laki-laki dan tingkat pendidikan di atas wajib belajar memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dan tingkat pendidikan di bawah wajib belajar. Tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan pemilik UMKM kota Tegal.


(33)

16

Sri Lestari (2015), mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan mahasiswa dengan judul “Literasi Keuangan Serta

Penggunaan Produk dan Jasa Lembaga Keuangan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis indikator literasi keuangan, penggunaan produk dan pelayanan keuangan pada mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSOED, serta mengetahui faktor-faktor rendahnya literasi keuangan dan penggunaan produk keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi keuangan mahasiswa FEB UNSOED yang masih rendah dikarenakan yang termasuk well literate

hanya 4,76 % dan pengetahuan mengenai produk dan pelayanan produk pebankan sebesar 95,24%. Penyebab rendahnya literasi keuangan karena tidak mendapatkan pendidikan literasi keuangan sejak dini dari orangtua maupun tidak mendapatkan pendidikan formal mengenai literasi keuangan.

Perbedaan dari penelitian - penelitian sebelumnya adalah penelitian ini fokus pada literasi keuangan syariah dan menggunakan metode penelitian ordinal logistic regression. Penelitian ini akan membahas mengenai tingkat literasi keuangan syariah dan meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut tabel penelitian terdahulu :

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu


(34)

NO PENGARANG DAN JUDUL

METODE PENELITI

AN

HASIL PERBEDAAN

PENELITIAN

1. Farah Margaretha dan Reza Arief Pambudhi , Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S-1 Fakultas

Ekonomi, JMK, Vol. 17, No 1 Maret 2015

Statistik deskriptif dan uji ANOVA.

Menunjukkan tingkat literasi keuangan berada dalam kategori rendah sebesar 48,91% dan terdapat pengaruh antara jenis kelamin, usia, IPK, serta pendapatan orang tua.

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.

2. Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci Kewal, Tingkat Literasi Keuangan di Kalangan Mahasiswa STIE MUSI. Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

Statistik deskriptif.

Mengindikasikan bahwa untuk keputusan keuangan

berdasarkan pendapat pribadi, dalam beberapa hal

mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang bentuk-bentuk investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dari deposito, serta keputusan untuk asuransi jiwa, responden tidak mengerti asuransi jiwa.

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.

3. Maria Rio Rita dan Benny Santoso, Literasi Keuangan dan Perencanaan Keuangan pada Dana Pendidikan Anak. Jurnal Ekonomi/ Volume XX, No.02 Juli 2015:212-227

Statistik deskriptif.

Menunjukkan tingkat literasi keuangan dan perencanaan keuangan pada perencanaan dana pendidikan anak dikalangan ibu rumah tangga tergolong tinggi.

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.

4. Ahmad Ma’ruf dan Tasya Desiyana, Literasi Keuangan Pelaku Ekonomi Rakyat . Buletin Ekonomi Vo. 13,

Statistik deskriptif dan analisa

chi square.

Menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UMKM memiliki tingkat pengetahuan terhadap literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 73,8%. Sedangkan pada sisi kemampuan mayoritas pelaku UMKM juga memiliki

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga


(35)

18

No.2 Desember 2015 hal 139-270

tingkat literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 57,5%.

keuangan konvensional atau syariah. Penelitan ini berfokus pada literasi keuangan syariah 5. Irma Setyawati dan

Sugeng Suroso, Sharia Financial Literacy And Effect On Social Economic Factors (Survey On Lecturer In Indonesia). International Journal of Scientific & Technology Research Volume 5, Issue 02, Februari 2016

Statistik deskriptif.

Menunjukkan bahwasannya faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pengetahuan keuangan dan sikap seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.

6. Yulia Indrawati, Determinan dan Strategi Peningkatan Literasi Keuangan Masyarakat Perkotaan di Kabupaten Jember Metode yang digunakan adalah kuantitatif berupa existing data dan tabulasi data persepsi melalui wawancara mendalam.

Menunjukkan bahwa secara agregat tingkat literasi keuangan masyarakat perkotaan di Kabupaten Jember rendah baik untuk klasifikasi basic financial literacy dan advanced financial literacy. Secara agregat baik pada tingkat basic financial literacy dan advanced financial literacy dipengaruhi tingkat pendapatan, pendidikan, gender, kepemilikan terhadap produk keuangan dan perilaku masyarakat terhadap jasa keuangan.

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.

7. Riski Amaliyah dan Rini Setyo Witiastuti, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Literasi Keuangan di Kalangan UMKM Kota Tegal. Analisis regresi logistic biner.

Menunjukkan tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 11,79. Gender dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal. Pemilik UMKM laki-laki dan tingkat pendidikan di atas

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga


(36)

Management Analysis Journal Volume 4, No 3, 2015

wajib belajar memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dan tingkat pendidikan di bawah wajib belajar. Tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan pemilik UMKM kota Tegal.

keuangan konvensional atau syariah.

8. Sri Lestari, Literasi Keuangan Serta Penggunaan Produk Dan Jasa Lembaga Keuangan. Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, Desember 2015 Merupakan penelitian kualitatif dan mengguna kan analisis deskriptif.

Menunjukkan tingkat literasi keuangan mahasiswa feb unsoed yang masih rendah dikarenakan yang termasuk well literate

hanya 4,76 % dan pengetahuan mengenai produk dan pelayanan produk pebankan sebesar 95,24%. Penyebab rendahnya literasi keuangan karena tidak mendapatkan pendidikan literasi keuangan sejak dini dari orangtua maupun tidak

mendapatkan pendidikan formal mengenai literasi keuangan.

Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.

B. KERANGKA TEORI

1. Literasi Keuangan

Literasi keuangan menjadi hal yang penting dibahas untuk terhindar dari krisis ekonomi di sebuah negara. Literasi keuangan memiliki banyak definisi dari para ahli diantaranya adalah:

a. Menurut Lusardi dan Mitchell (2007) literasi keuangan merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencapai kesejahteraan.


(37)

20

b. Menurut Krishna, dkk (2010) literasi keuangan terjadi manakala seorang individu memiliki keahlian dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya keuangan yang ada untuk mencapai tujuan.

c. Menurut The social research centre (2011), literasi keuangan adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan yang benar untuk mengambil keputusan yang efektif terkait dengan menajemen penggunaan keuangan. Maka dari itu literasi keuangan adalah kombinasi dari keahlian individu, pengetahuan dan sikap.

d. Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Rancangan Peraturan OJK 2016 menyatakan bahwa literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pegetahuan, keyakinan, dan keterampilan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan literasi keuangan adalah melek finansial, sebuah keterampilan, kemampuan dan pemahaman mengenai uang dan dapat mengelola keuangan individu agar mencapai sebuah kesejahteraan dan menjadi individu yang mandiri secara finansial. Literasi keuangan menjadi hal penting karena akan mempengaruhi keputusan dalam bertindak di bidang ekonomi. Dan menurut Greenspan (2002) literasi keuangan akan membantu bagi pelaku usaha terkait pengelolaan usaha dimulai dari anggaran,


(38)

perencanaan simpan dana usaha, serta pengetahuan dasar atas keuangan untuk mencapai tujuan keuangan usaha.

2. Literasi Keuangan Syariah

Literasi keuangan syariah dapat diartikan sebagai melek keuangan syariah, mengetahui produk dan jasa keuangan syariah, dapat membedakan antara bank konvensional dan bank syariah serta dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam mengambil sebuah keputusan ekonomi sesuai dengan syariah. Keuangan syariah adalah bentuk keuangan yang didasarkan pada syariah atau bangunan hukum Islam. Syariah, yang berarti “jalan menuju sumber air”, dipenuhi dengan tujuan moral dan pelajaran tentang kebenaran. Karena itu, syariah lebih dari sekedar seperangkat aturan hukum. Sejatinya, syariah mewakili gagasan bahwa semua manusia dan pemerintah tunduk pada keadilan di bawah hukum.

Prinsip-prinsip kunci keuangan syariah adalah keyakinan pada tuntutan Ilahi, tidak ada riba, tidak investasi haram, tidak adanya

gharar (ketidakpastian), tidak ada maysir (judi/ spekulasi), berbagi risiko dan pembiayaan didasarkan pada asset rill (Abdullah, 2012).

3. Aspek-aspek Literasi Keuangan Syariah

Literasi keuangan mencakup banyak aspek yang perlu diukur. Chen dan Volpe (1998) membagi literasi keuangan menjadi empat aspek. Pertama adalah pengetahuan tentang keuangan pribadi secara umum (general personal finance knowledge) meliputi pemahaman


(39)

22

beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan dasar tentang keuangan pribadi. Kedua, tabungan dan pinjaman (savings and borrowings) pada bagian ini meliputi pengetahuan yang berkaitan dengan tabungan dan pinjaman seperti penggunaan kartu kredit. Ketiga, asuransi (insurance) yang meliputi pengetahuan dasar asuransi dan produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kendaraan bermotor. Keempat, investasi (investment) meliputi pengetahuan tentang suku bunga pasar, reksadana dan resiko investasi.

Sedangkan, untuk literasi keuangan syariah ditambahkan aspek mengenai pengetahuan mengenai keuangan syariah, prinsip keuangan syariah dan produk syariah. Pemahaman dan kebiasaan mengenai dasar-dasar Islamic financial literacy juga mempengaruhi perilaku para pemilik usaha dalam menjalankan usaha sesuai dengan kaidah dan etika ekonomi Islam (Antara, Musa, dan Hasan, 2015).

Menurut Rifai (2010) dasar-dasar Islamic financial, antara lain: Riba

Halal – Haram Zakat

Maysir – Gharar Transaksi yang Bathil

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Keuangan

The Social Research Centre (2011) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaaan tingkat literasi keuangan diantaranya:


(40)

(1) Umur, terdapat pengaruh yang positif antara umur dengan perilaku yang menjadi indikator literasi keuangan pada group umur 25-34 sedangkan pada kelompok usia 18-24 tidak terdapat pengaruh. Hal ini sesuai dengan semakin banyak pengetahuan mengenai produk keuangan dan juga transaksi keuangan yang digunakan untuk kebutuhan dalam hidup mereka; (2) Pengetahuan keuangan dan kemampuan dalam matematika, terdapat pengaruh yang positif perilaku yang memiliki literasi keuangan dapat mengontrol keuangannya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mempunyai pengetahuan yang baik tentang masalah keuangan yang umum dan juga pengetahuan matematika sangat penting, hal ini dapat digunakan untuk memilih produk keuangan, memantau keuangan (pengeluaran dan pemasukan), dan selalu mempunyai informasi terkini tentang perkembangan keuangan; (3) Financial Attitude

(perilaku keuangan), Perilaku keuangan memiliki hubungan (positif maupun negatif) dengan indikator perilaku keuangan; (4) Household income (pendapatan keluarga), Pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang relatif kuat dan positif terhadap pengendalian keuangan, hal ini berarti semakin tinggi pendapatan keluarga maka semakin baik pengendalian keuangan; (5) Pendidikan dan pekerjaan, Pendidikan dan pekerjaan mempunyai hubungan dengan beberapa perilaku yang terkait dengan indikator literasi keuangan, karena hal ini menyarankan pada hal-hal penting dibeberapa bagian tapi tidak yang lainnya. Dengan menyelesaikan pendidikan formal tingkat lanjutan (SMA) mempunyai


(41)

24

hubungan yang sangat kuat dengan memilih produk keuangan dan tetap bisa terinformasi tetapi tidak akan muncul kepentingan untuk mencatat semua transaksi keuangan, perencanaan ke depan dan juga pengawasan keuangan.

Literasi keuangan juga dipengaruhi oleh faktor demografi. Demografi merupakan gambaran mengenai latar belakang seseorang sehingga dapat mempengaruhi literasi keuangan mereka (Mandell, 2008). Faktor demografi menurut Keown (2011) meliputi usia, jenis kelamin, status keluarga, status migrasi, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal dan regional.

5. Klasifikasi Literasi Keuangan

Berdasarkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, literasi keuangan masyarakat diklasifikasi dalam 4 tingkatan, yaitu:

a. Well Literate

Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

b. Sufficient Literate

Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.


(42)

c. Less Literate

Hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.

d. Not Literate

Tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Sedangkan menurut Chen and Volpe (1998) mengkategorikan literasi keuangan menjadi tiga kelompok, yaitu

a. < 60% yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang keuangan yang rendah.

b. 60%–79%, yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang keuangan yang sedang.

c. > 80% yang menunjukkan bahwa individu memiliki pengetahuan keuangan yang tinggi.

Pengkategorian ini didasarkan pada persentase jawaban responden yang benar dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur literasi keuangan.

6. Pengertian UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia memiliki andil cukup besar dalam mengatasi permasalahan ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan pemerataan pendapatan. Di bawah ini terdapat


(43)

26

beberapa definisi yang menjelaskan mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah antara lain:

a. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, UMKM adalah: 1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha mikro memiliki tenaga kerja kurang dari 5, usaha kecil merupakan entitas usaha yang


(44)

memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d 99 orang.

7. Kriteria dan Karakteristik UMKM

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah menjelaskan kriteria UMKM yang digolongkan berdasarkan asset dan omzet yang dimiliki oleh sebuah usaha, yaitu:

a. Kritieria Usaha Mikro adalah :

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Kritieria Usaha Kecil adalah :

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).


(45)

28

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh milyar rupih) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Selain itu, UMKM juga memiliki karakteristik. Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat pada aktivitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya. Berikut karakteristik yang menjadi ciri pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan skala usahanya.


(46)

Tabel 2. 2 Karakteristik UMKM

Ukuran Usaha

Karakteristik

Usaha Mikro a) Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap; sewaktu-waktu dapat berganti.

b) Lokasi/tempat usaha tidak selalu menetap/ berpindah-pindah. c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun. d) Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. e) Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.

f) Tingkat pendidikan rata-rata relative rendah

g) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank.

h) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh: Usaha perdagangan seperti kaki lima serta perdagangan di pasar.

Usaha Kecil a) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tidak gampang berubah.

b) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.

c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana.

d) Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga.

e) Sudah membuat nneraca usaha.

f) Sudah memiliki izin usaha dan pesyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

g) Sumbersaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha.

h) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal.

i) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

Contoh: Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya. Usaha

Menengah

a) Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, begian pemasaran dan bagian produksi.

b) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

c) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan. d) Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga. e) Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan. f) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.


(47)

30

C. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat Literasi Keuangan Syariah pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah, untuk studi kasus penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini adalah gambar dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini:

Gambar 2. 1

Kerangka Pemikiran Teoritis

• Gender

• Latar Belakang Pendidikan

• Jumlah Pendapatan

• Lokasi Usaha

• Status Nasabah

Variabel

Independen

• Literasi keuangan syariah kategori rendah

• Literasi keuangan syariah kategori sedang

• Literasi keuangan syariah kategori tinggi

Variabel

Dependen


(48)

D. HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian dahulu yang relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris adalah :

H1 : Diduga gender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta. H2 : Diduga latar belakang pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta.

H3 : Diduga jumlah pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta.

H4 : Diduga lokasi usaha memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta.

H5 : Diduga keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif, karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung yang kemudian dideskripsikan secara sitematis dan faktual. Objek penelitian ini adalah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di lima kabupaten.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui subjek penelitian. Data ini berupa informasi yang diperoleh dari keterangan konsumen berupa jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner, wawancara langsung maupun pengamatan peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari jurnal, artikel, internet yang dipilih sesuai dengan variabel yang diteliti serta dari instansi terkait dalam hal ini adalah literasi keuangan syariah pelaku UMKM.

C.

Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik


(50)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian kali ini adalah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah 205.210 dengan jenis usaha yang berbeda-beda (Disperindagkop dan UMKM DIY, 2015).

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik simple random sampling. Teknik

simple random sampling adalah teknik yang sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara ini digunakan apabila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2014). Penentuan jumlah sampel penelitian kali ini sebesar 100 pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di lima kabupaten yaitu Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta. Penentuan jumlah sampel 100 responden mengikuti pendapat dari Long yang menyatakan minimum responden sebesar 100 (Gudono, 2014).

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisoner. Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden


(51)

34

untuk dijawab (Sugiyono, 2014). Kuisoner pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala pengukuran ordinal yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Rentang nilai yang diberikan adalah 1- 4. Penggunaan rentang nilai ini digunakan untuk menyamakan standar penilaian responden. Pengisian kuisoner langsung diisi oleh pelaku UMKM yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tabel 3. 1 Skala Likert

Pertanyaan Positif (+) Pertanyaan Negatif (-) Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4

Sumber: Nur Rohmah, 2014

Untuk mengintepretasikan hasil penelitian maka data skor yang diperoleh dikonversikan ke dalam kategori skala likert dengan menggunakan pedoman konversi skor sebagai berikut:


(52)

Tabel 3. 2

Pedoman Konversi Skor ke dalam Tiga Kategori

Skor Rumus Konversi Kategori

1 X>Mi+1 (SDi) Tinggi

2 Mi-1 SDi ≤X≤Mi + 1 (SDi) Sedang

3 X<Mi-1 (SDi) Rendah

Sumber : Saifuddin Azwar (2012) Keterangan:

X = Jumlah Skor

SDi = Standar Deviasi Ideal

= 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) Mi = Mean Ideal

= ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

E. Definisi Operasional

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah literasi keuangan syariah, yakni kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan sesuai dengan syariah. Untuk mengukur variabel literasi keuangan syariah maka akan disebarkan kuisoner yang berisi pertanyaan yang terkait dengan literasi keuangan syariah.


(53)

36

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Jenis kelamin yang mana variabel ini menjelaskan gender responden yaitu laiki-laki dan perempuan; (2) Tingkat pendidikan, variabel ini menjelaskan tingkat pendidikan terakhir para responden, yang kemudian diklasifikasikan dalam: SD, SMP, SMA, Diploma, S1, S2; (3) Jumlah pendapatan, variabel tingkat pendapatan menjelaskan rata-rata besarnya pendapatan bulanan para responden, yang kemudian diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu: < 10 juta, 10 juta-30 juta, > 30 juta; (4) Lokasi usaha, variabel lokasi usaha menjelaskan lokasi tempat usaha, yang kemudian diklasifikasikan per kabupaten yaitu: kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo; dan (5) Keterkaitan responden dengan lembaga keuangan, variabel ini menjelaskan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau lembaga keuangan syariah.

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk dengan bantuan program SPSS versi 15.0. Validitas konstruk yaitu validitas yang mempertanyakan apakah butir-butir


(54)

pertanyaan dalam instrument itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2009). Menentukan valid tidaknya butir soal pertanyaan adalah dengan melihat pada kolom corrected item correlation,

pengujian signifikan menggunakan r tabel pada tingkat signifikan 0.05. Jika

nilai r hitung ≥ r tabel maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r

tabel maka item dinyatakan tidak valid. Maka pada penelitian kali ini, yang dikatakan valid apabila koefisien melebihi atau sama dengan angka 0,1654 yang disesuaikan dengan jumlah responden.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam pennelitian ini dilakukan dengan nilai Cronbach Alpha > 0.70 yang sudah dikategorikan memiliki tingkat reliabilitas yang mencukupi. (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2011).

G. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat


(55)

38

kesimpulan yang telah terkumpul yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014: 147).

2. Analisis Ordinal Logistic Regression

Regresi logistik adalah sebuah metode analisis statistik yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang mempunyai dua atau lebih kategori, dengan variabel independen yang berskala kategorik maupun interval (Hosmer dan Lemeshow: 1989 dalam Nawangsih: 2013). Regresi logistik adalah sebuah analisis multivariate yang digunakan untuk memprediksi variabel independen. Pendekatan regresi logistik digunakan karena metode analisis tersebut dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan independen yang tidak dapat dijelaskan dengan regresi biasa (Vasisht:2000 dalam Nawangsih: 2013). Regresi logistik terdiri dari tiga jenis, yaitu regresi logistik biner, regresi logistik multinominal dan regresi logistik ordinal.

Penelitian kali ini menggunakan analisis regresi logistik ordinal untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat literasi

keuangan syariah, dan ditetapkan α= 0,5 untuk toleransi kesalahan.

Ordinal logistic regression merupakan perluasan dari binary (dua kategori) dan multinominal. Kategori variabel dependen berupa ordinal (peringkat). Pada penelitian kali ini variabel dependen adalah literasi keuangan syariah yang dibagi tingkatannya menjadi tiga tingkatan yaitu


(56)

literasi keuangan syariah rendah, sedang dan tinggi. Secara persamaan matematik ordinal logistic regression ditulisakan sebagai berikut:

Logit (p1)= Log

−� = + ′�

Logit (p1+ p2)= Log � +�

−� −� = + ′�

Logit (p1+ p2 + p3)= Log � +� +�


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel pada penelitian ini adalah pelaku UMKM yang tersebar di lima kabupaten di DIY. Sampel yang berhasil dikumpulkan sebanyak 100 responden. Data penelitian ini meliputi identitas responden, sikap, pendapat, dan persepsi responden mengenai literasi keuangan syariah.

Berikut ini adalah rincian hasil pengolahan data identitas responden menggunakan SPSS versi 15.0 :

1. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki berjumlah 55 dan perempuan berjumlah 45 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah

Gambar 4. 1

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

55%

45% laki laki perempuan


(58)

2. Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan usia. Dengan rentan usia 17-30 tahun sejumlah 51 responden, 31-44 tahun sejumlah 34 responden, 45- 58 tahun sejumlah 14 responden dan usia 59-72 berjumlah 1 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 2

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Usia

3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan pendidikan terakhir. Responden yang mengenyam pendidikan terakhir dengan jenjang SD sejumlah 2 responden, SMP sejumlah 15 responden, SMA sejumlah 47 responden, Diploma sejumlah 7 responden, Sarjana sejumlah 27 responden dan Pasca Sarjana sejumlah 2 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

51% 34%

14% 1%

17- 30 tahun 31-44 tahun 45-58 tahun 59-72 tahun


(59)

42

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 3

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

4. Lokasi Usaha

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan lokasi usaha. Responden yang usahanya berlokasi di Kota Yogyakarta berjumlah 30 responden, Bantul 31 responden, Sleman 25 responden, Gunug Kidul 8 responden dan Kulonprogo berjumlah 6 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 4

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Lokasi Usaha

2% 15%

47% 7%

27% 2%

SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA PASCA SARJANA

30% 31% 25%

8% 6% YOGYAKARTA BANTUL SLEMAN GUNUNG KIDUL KULONPROGO


(60)

5. Total Asset

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan total asset. Responden yang memiliki total asset berjumlah 1.000.000 – 25.000.000 sebanyak 75 responden, total asset dengan jumlah 25.000.0001- 50.000.000 sebanyak 3 responden, total asset dengan jumlah 50.000.001 – 75.000.000 sebanyak 5 responden, total asset dengan jumlah 75.000.001- 100.000.000 sebanyak 5 responden, total asset dengan jumlah 100.000.001- 500.000.000 sebanyak 9 responden dan total asset dengan jumlah > 500.000.001 sebanyak 3 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 5

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Total Asset

6. Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan pendapatan. Responden yang memiliki pendapatan berjumlah <10.000.000 sebanyak 87 responden, pendapatan 10.000.000

– 30.000.000 sebanyak 9 responden dan jumlah pendapatan >

75% 3%

5% 5%

9% 3%

1.000.000-25.000.000 25.000.001-50.000.000 50.000.001-75.000.000


(61)

44

30.000.000 sebanyak 4 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 6

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan

7. Jumlah Responden Berdasarkan Penyerapan Tenaga Kerja

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan penyerapan tenaga kerja. Responden yang memiliki jumlah karyawan kurang dari 6 orang berjumlah 86 responden, jumlah karyawan 6-19 berjumlah 13 responden dan jumlah karyawan 51-99 orang berjumlah 1 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 7

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Penyerapan Tenaga Kerja

87% 9% 4%

<10.000.000

10.000.000- 30.000.000 > 30.000.000

86% 13% 1%

<6 6--19 51-99


(62)

8. Jumlah Responden Berdasarkan Lama Usaha

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan lama usaha. Responden yang sudah menjalankan usaha < 5 tahun berjumlah 76 responden, 5-10 tahun berjumlah 13 responden, 11-15 tahun berjumlah 4 responden, 16-20 tahun berjumlah 3 responden dan > 20 tahun berjumlah 4 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 8

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Lama Usaha

9. Jumlah Responden Berdasarkan Keterkaitan Responden dengan Lembaga Keuangan

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan yang dibagi menjadi lembaga keuangan konvensional dan syariah. Responden yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional sebanyak 33 responden dan syariah sebanyak 67 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

76% 13%

4% 3% 4%

<5 TAHUN 5-10 TAHUN 11-15 TAHUN 16-20 TAHUN > 20 TAHUN


(63)

46

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 9

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Keterkaitan Responden dengan Lembaga Keuangan

10.Jumlah Responden Berdasarkan Sumber Permodalan

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan berdasarkan sumber permodalan melalui Bank Syariah, Bank Konvensional, Koperasi, BMT, modal sendiri dan sumber lain. Responden yang mendapatkan modal dari Bank syariah sebanyak 2 responden, bank konvensional sebanyak 5 responden, koperasi sebanyak 5 responden, BMT sebanyak 15 responden, pelaku UMKM yang menggunakan modal sendiri berjumlah 69 responden dan 4 responden menggunakan modal dari sumber lain. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

33% 67%

Lembaga Keuangan Konvensional Lembaga Keuangan Syariah


(64)

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 10

Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Sumber Permodalan

11.Jenis Usaha

Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM dengan jenis usaha yang bermacam-macam. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 11

Diagram Persentase Jenis Usaha

B. Uji Instrumen dan Model Penelitian

Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian sudah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Berikut hasil pengujian validitas dan reliabilitas.

2% 5% 5% 15% 69%

4% BANK SYARIAH BANK

KONVENSIONAL KOPERASI BMT SENDIRI

4 43

11

5 2 5 4 16

2 4 2 2 0

10 20 30 40 50


(65)

48

1. Uji Validitas

Menentukan valid tidaknya butir soal pertanyaan adalah dengan melihat pada kolom corrected item correlation, pada penelitian kali ini, yang dikatakan valid apabila koefisien melebihi atau sama dengan angka 0,1654. Setelah diuji validitas hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1

Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Pengetahuan Dasar Keuangan

Variabel Ite m

Correcte d Item-

Total Correlatio

n

Keterangan

PENGETAHUA N DASAR KEUANGAN

Q1 0.387 VALID

Q2 0.392 VALID

Q3 0.615 VALID

Q4 0.493 VALID

Q5 0.668 VALID

Q6 0.433 VALID

Q7 0.65 VALID

Q8 0.596 VALID

Q9 0.607 VALID

Q1 0

0.152 TIDAK VALID

Q1 1

0.394 VALID

Q1 2

0.171 VALID TAPI DIHILANGKAN

Q1 3


(66)

Tabel 4. 2

Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Investasi

Variabel Item Corrected Item- Total

Correlation

Keterangan

INVESTASI Q14 0.263 VALID

Q15 0.473 VALID

Q16 0.677 VALID

Q17 0.621 VALID

Q18 0.601 VALID

Q19 0.484 VALID

Q20 0.53 VALID

Q21 0.607 VALID

Tabel 4. 3

Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Menabung dan Meminjam

Variabel Item Corrected Item- Total Correlation

Keterangan

MENABUNG DAN MEMINJAM

Q22 0.536 VALID

Q23 0.406 VALID

Q24 0.3 TIDAK

VALID

Q25 0.08 TIDAK

VALID

Q26 0.482 VALID

Q27 0.447 VALID


(67)

50

Tabel 4. 4

Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Asuransi

Vari abe l

Item Corrected Item- Total Correlation

Keteran gan

AS UR AN SI

Q29 0.565 VALID

Q30 0.493 VALID

Q31 0.276 VALID

Q32 0.265 VALID

Q33 0.537 VALID

Q34 0.479 VALID

Q35 0.453 VALID

Tabel 4. 5

Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Pengetahuan Keuangan Syariah

Variabel Item Corrected Item- Total Correlation

Keterangan

PENGETAHUAN KEUANGAN SYARIAH

Q36 0.249 VALID

Q37 0.151 TIDAK VALID

Q38 0.076 TIDAK VALID

Q39 -0.012 TIDAK VALID

Q40 -0.323 TIDAK VALID

Q41 0.043 TIDAK VALID

Q42 0.238 VALID

Q43 0.171 VALID


(68)

Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Pengetahuan Mengenai Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Variabel Item Corrected Item- Total Correlation

Keterangan

PENGETAHUAN LKMS

Q44 0.71 VALID

Q45 0.568 VALID

Q46 0.76 VALID

Q47 0.703 VALID

Q48 0.604 VALID

Q49 0.751 VALID

Q50 0.64 VALID

Tabel di atas menunjukkan bahwa Q10, Q24, Q25, Q37, Q38, Q39, Q40 dan Q41 nilai korelasinya kurang dari angka 0,1654 dan dikatakan tidak valid. Sedangkan Q12 yang nilainya 0.171 dikatakan valid, akan tetapi jika tetap dimasukkan akan membuat variabel pengetahuan dasar keuangan tidak reliabel sehingga perlu dihapus. Uji validitas kuesioner mengenai pengetahuan keuangan syariah menunjukkan banyaknya Q yang tidak valid dan angka reliabel tidak bagus sehingga variabel ini perlu dihapus. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuisoner pada penelitian ini memiliki 38 butir pertanyaan yang valid dan 12 pertanyaan yang tidak valid dari jumlah 50 butir pertanyaan. Butir yang tidak valid kemudian dihapus.


(1)

UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS INVESTASI

ASURANSI

PENGETAHUAN LKMS Reliability Statistics

.809 .816 8

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Item s N of Item s

Item-Total Statistics

21.43 11.541 .263 .141 .826

21.11 10.301 .473 .278 .797

20.91 10.305 .677 .515 .767

20.79 10.349 .621 .519 .774

20.68 10.321 .601 .491 .776

20.83 10.728 .484 .253 .793

20.78 10.739 .530 .308 .787

20.91 10.204 .607 .421 .775

Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliability Statistics

.723 .725 7

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Item s N of Item s

Item-T otal Statistics

15.43 6.914 .565 .416 .657

15.54 7.120 .493 .417 .676

15.22 7.769 .276 .214 .735

15.81 8.398 .265 .121 .726

15.22 7.345 .537 .325 .668

15.21 7.440 .479 .308 .680

15.45 7.402 .453 .366 .686

Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item -Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliability Statistics

.885 7

Cronbach's


(2)

VALID SEMUAA DAN REALIBEL

PENGETAHUAN DASAR KEUANGAN

MENABUNG DAN MEMINJAM Item-Total Statistics

15.47 12.595 .710 .865

15.71 13.016 .568 .881

15.76 11.962 .760 .858

15.59 12.487 .703 .865

16.06 12.946 .604 .877

15.44 11.865 .751 .859

15.53 12.231 .640 .874

Q44 Q45 Q46 Q47 Q48 Q49 Q50

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliability Statistics

.853 11

Cronbach's

Alpha N of Item s

Item-Total Statistics

31.22 19.486 .375 .854

31.11 19.816 .396 .851

31.11 17.897 .657 .830

31.21 18.733 .506 .843

31.31 17.711 .698 .827

31.27 19.189 .426 .850

31.18 18.371 .684 .829

31.21 18.390 .627 .833

31.45 18.896 .582 .837

30.91 20.305 .383 .851

30.92 18.680 .627 .834

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q11 Q13

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliability Statistics

.717 5

Cronbach's

Alpha N of Item s

Item-Total Statistics

11.97 3.242 .643 .591

12.29 3.501 .538 .643

11.27 4.381 .382 .703

11.43 4.510 .386 .702

11.64 4.051 .440 .683

Q22 Q23 Q26 Q27 Q28

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted


(3)

PENGETAHUAN KEUANGAN SYARIAH

Reliability Statistics

.571 3

Cronbach's

Alpha N of Item s

Item-Total Statistics

6.31 1.226 .377 .492

6.46 1.685 .345 .524

6.23 1.391 .436 .385

Q36 Q42 Q43

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted


(4)

CURICULUM VITAE

Nama : Juliana Rahmawati TTL : Bantul, 07 Juli 1995 No Hp : 085729916951

Email : julianarahmawati77@gmail.com

Alamat : JL.Wates Km. 11 Bandut Lor Argerejo Sedayu Bantul Yk 55752

Pendidikan Formal

1999-2001 TKIT Insan Utama

2001-2006 SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta

2006-2010 SMPIT Ihsanul Fikri Magelang

2010-2013 SMAIT Ihsanul Fikri Magelang jurusan IPS

2013- sekarang Ekonomi Perbankan Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PendidikanNon Formal

2013 Les Bahasa Inggris di IDEA HOUSE Yogyakarta

Pengalaman Organisasi

2007 – 2008 OSIS SMPIT Ihsanul Fikri Kesenian 2008-2009 OSIS SMPIT Ihsanul Fikri Humas 2008-2009 Hizbul Aula SMPIT Ihsanul Fikri Pengurus 2008-2009 Pengurus Asrama SMPIT Ihsanul Fikri Kebersihan

2010-2011 OSIS SMAIT Ihsanul Fikri Olahraga dan Kesehatan 2011-2012 OSIS SMAIT Ihsanul Fikri Wakil Ketua Osis 2013-2014 Karismatif (Keluarga Alumni SMA IT

Ihsanul Fikri)

Sekretaris

2014-2015 JAA UMY (ROHIS) Bidang Akpro(Akademi dan Profesi) JAA

2014-2015 JAA UMY (ROHIS) Staff Akpro(Akademi dan Profesi) JAA

2014-2015 KSEI FIES (Forum Intelektual Ekonomi Syariah) UMY

Staff PSDI (Pengembangan Sumber Daya Insani)


(5)

2014-2015 KSPM UMY Anggota DikLat (Pendidikan dan Latihan)

2014-2017 DDV Jogjakarta Koor.Program

2014-2015 Idea Bisnis dan Idea House (English Course)

Tim Twitter 2015-2016 KSEI FIES (Forum Intelektual Ekonomi

Syariah) UMY

Sekretaris Jendral 2016-2017 FoSSEI Regional Jogjakarta Sekretaris Jendral 2015- sekarang Booknesia (Komunitas membaca UMY) Wakil Ketua

Prestasi Akademik/ Non Akademik

2014 Juara 3 Olimpiade Ekonomi Islam REGIONAL JOGJA 2015 Mahasiswa Teraktif Jurusan Ekonomi dan

Perbankan Islam

EPI FAI

2015 Juara Videografi Nasional UNSRI Palembang

2015 Peraih Beasiswa MES Foundation Masyarakat Ekonomi Syariah 2015 Presentasi paper dalam kegiatan SEMINAR

NASIONAL BI

FE UMY 2016 Juara Videogram JAA Rohis UMY UMY 2016 Mahasiswa Teraktif Jurusan Ekonomi dan

Perbankan Islam

EPI FAI

2016 Presentasi paper dalam kegiatan AEP USIM MALAYSIA

2016 IPK terbaru 3,91

2016 Presentasi paper dalam kegiatan SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN EKONOMI

UNS

Riwayat Training

2013 Operator computer 2013 Training kader 1 JAA

2013 Diklat Ekonomi Islam FIES UMY 2013 Syariah Economits Training 2014 FoSSEI Leadership Forum

2014 Kerelawanan Dompet Dhuafa Volunteer 2014 Fundraising Dompet Dhuafa

2015 National Training for Trainer FoSSEI nasional

Pengalaman Kerja

2013 Enumerator Karim Consulting

2014 Fundraiser Ramadhan Dompet Dhuafa 2014 Fundraiser Idul Adha Dompet Dhuafa


(6)

2015 Manajer Area Ramadhan Dompet Dhuafa 2015 Tim Program dan Sosial Media Lazis

Masyarakat Madani

2016 Tim Marketing Warung Huhah

2016 Tim Telemarketing dan social media Ramadhan Dompet Duafa Jogja