Pengaruh Jumlah Pendapatan terhadap Literasi Keuangan Syariah

bahwa nilai koefisien berbeda-beda sesuai dengan lokasi usaha. Untuk nilai koefisien lokasi usaha di Yogyakarta bernilai negatif sebesar -0,463 dengan tingkat signifikansi 0,693. Lokasi usaha di Bantul bernilai positif sebesar 0,054 dengan tingkat signifikansi 0,963. Lokasi usaha di Sleman bernilai positif sebesar 0,920 dengan tingkat signifikansi 0,435. Lokasi usaha di Gunung Kidul bernilai positif sebesar 0,006 dengan tingkat signifikansi 0,997. Lokasi usaha di Kulonprogo tidak muncul dalam pengolahan data menggunakan SPSS. Nilai signifikansi dari semua lokasi usaha lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H4 tidak berhasil didukung sehingga hipotesis 4 ditolak. Hasil penelitian yang tidak signifikan menandakan bahwa setiap pelaku UMKM di semua kabupaten yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki literasi keuangan syariah. Otoritas Jasa Keuangan DIY telah berupaya untuk meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat DIY khususnya pelaku UMKM melalui edukasi berupa seminar literasi keuangan dengan tema “Penanaman Karakter Melek Keuangan untuk Pelaku UMKM” yang bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 22 November 2016 lalu di Hotel Eastparc Yogyakarta. Kegiatan ini melibatkan 100 pelaku UMKM yang tersebar di 5 kabupaten dengan menghadirkan narasumber diantaranya praktisi pendidikan, perbankan, Bank Indonesia cabang DIY dan narasumber dari pasar modal. Kegiatan ini menjadi hal yang bagus untuk meningkatkan literasi keuangan syariah pelaku UMKM sehingga tidak terjadi gap antara pelaku usaha yang berlokasi di tengah- tengah kota dengan lokasi yang jauh dari akses lembaga keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan literasi keuangan juga dipengaruhi oleh faktor demografi. Demografi merupakan gambaran mengenai latar belakang seseorang sehingga dapat mempengaruhi literasi keuangan mereka Mandell, 2008. Faktor demografi menurut Keown 2011 salah satunya adalah tempat tinggal dan regional.

6. Pengaruh Keterkaitan Responden dengan Lembaga Keuangan

Terhadap Literasi Keuangan Syariah Hipotesis 5 menyatakan bahwa keterkaitan responden dengan lembaga keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien positif sebesar 2,100 dengan tingkat signifikansi 0,003. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H5 berhasil didukung sehingga hipotesis 5 diterima. Hasil penelitian yang signifikan menandakan bahwa setiap pelaku UMKM dengan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan syariah memiliki kesempatan yang lebih untuk memiliki literasi keuangan syariah yang baik dibandingkan dengan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional. Hal ini terjadi karena nasabah bank syariah atau lembaga keuangan syariah sudah memiliki produk dan paham mengenai halal haramnya riba dan pengetahuan keuangan syariah yang lain. Di Indonesia, financial education saat ini diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK yang telah menetapkan peraturan bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan PUJK untuk melakukan edukasi kepada nasabahnya sehingga, secara otomatis, lembaga keuangan syariah ketika menawarkan sebuah produk juga harus melakukan edukasi kepada nasabahnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Uthfi dan Susanti 2016 yang menyatakan terdapat perbedaan literasi keuangan antara mahasiswa yang mempunyai rekening tabungan dan tidak mempunyai rekening tabungan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, dimana mahasiswa yang mempunyai rekening tabungan memiliki literasi keuangan yang lebih tinggi dari mahasiswa yang tidak mempunyai rekening tabungan.