2.1.1.1 Matriks Resin
Bis-GMA, urethane dimetacrylate UEDMA, dan triethylene glycol dimetacrylate TEGDMA adalah golongan dimetakrilat yang umumnya digunakan
sebagai matriks resin komposit, dengan struktur kimia seperti pada Gambar 1. Bis- GMA merupakan derivat hasil reaksi antara bisphenol-A dan glycidylmethacrylate.
Bis-GMA dan urethane dimethacrylate merupakan jenis monomer berviskositas tinggi. Selain itu terdapat juga monomer berviskositas rendah seperti methyl
methacrylate MMA, ethylene glycol dimethacrylate EDMA dan triethylene glycol dimethacrylate TEGDMA.
10
UEDMA
Gambar 1. Struktur kimia Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi
Partikel pengisi umumnya berupa quartz atau kaca dengan ukuran partikel berkisar antara 0,1-100 µm ataupun silika dengan ukuran ± 0,04 µm. Keuntungan
dimasukkannya bahan pengisi ke dalam matriks resin antara lain untuk mengurangi pengerutan dan koefisien termal ekspansi, meningkatkan sifat mekanis dari resin itu
sendiri, dan menentukan aspek estetis dari resin komposit seperti warna, translusensi, dan fluorosensi. Selain itu dapat pula dimasukkan logam berat seperti barium dan
strontium yang akan memberikan radiopasitas pada komposit.
6,10
2.1.1.3 Bahan Coupling
Berikatannya partikel bahan pengisi dengan matriks resin memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel pengisi. Ikatan
antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling. Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan
hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang perlekatan bahan pengisi dan resin.
6
Gambar 2. Struktur kimia bahan coupling
-methacryloxypropyltriethoxysilane.
11
Universitas Sumatera Utara
Bahan coupling ini merupakan bahan silane dan salah satu yang paling sering digunakan adalah
-methacryloxypropyltriethoxysilane atau disingkat dengan -
MPTS Gambar 2. Ikatan yang kuat antara bahan pengisi dengan resin penting didapatkan agar penyaluran tekanan antara bahan pengisi dan resin efisien sehingga
kemungkinan fraktur dan keausan restorasi dapat dihindari.
10
2.1.2 Sifat – sifat Resin Komposit