Pengaruh Etanol 0-5% Terhadap Kekerasan Permukaan Resin Komposit Hybrid.

(1)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2011

Resti Wulandari

PENGARUH ETANOL 0-5% TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT HYBRID

xii + 66 halaman

Etanol disebut juga etil alkohol, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol ditemukan pada minuman beralkohol dan bersifat psikoaktif. Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi sosiokultural, kekuatan ekonomi, pola religius, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara. Dari peminum alkohol yang rata-rata berusia dewasa, kemungkinan ada yang memiliki tambalan resin komposit di dalam rongga mulutnya. Etanol dapat mempengaruhi sifat mekanis seperti kekerasan permukaan resin komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian control group design. Sampel yang digunakan adalah resin komposit


(2)

selama 20 detik sebanyak 70 buah. 10 buah sampel digunakan sebagai kontrol (tidak dilakukan perendaman), dan masing-masing 10 buah sampel dilakukan perendaman dalam aquades dan minuman beralkohol gol.A dengan kadar etanol 0-5% selama 5, 10, dan 15 menit. Kekerasan permukaan sampel diuji dengan menggunakan Vickers Hardness Test dengan beban sebesar 100 gf selama 15 detik. Analisis data yang digunakan adalah uji ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan (p = 0,05).

Dari hasil uji statistik ANOVA satu arah didapatkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol (kadar etanol 0-5%) selama 15 menit dengan nilai signifikasi sebesar 0,003 (p ≤ 0,05) dan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 15 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol (kadar etanol 0-5%) selama 15 menit dengan nilai signifikasi sebesar 0,013 (p ≤ 0,05).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman resin komposit hybrid maka nilai kekerasan permukaannya akan semakin menurun, dan etanol (0-5%) memberikan penurunan kekerasan yang signifikan setelah 15 menit.


(3)

PENGARUH ETANOL 0-5% TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT HYBRID

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

RESTI WULANDARI NIM : 070600042

DEPARTEMEN ILMU MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Juni 2011

Pembimbing I : Tanda tangan

Rusfian, drg., M.Kes ... NIP : 195209201982011001

Pembimbing II :


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 4 Juli 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Hj. Lasminda Syafiar drg., M.Kes

ANGGOTA : 1. Sumadhi S. drg., Ph.D 2. Rusfian drg., M.Kes


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Sp.Ort. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Rusfian, drg., M.Kes dan Astrid Yudhit, drg., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta mengarahkan penulis hingga akkhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes., selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, seluruh staf pengajar dan laboran Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi atas kesediaannya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG USU.

4. M. Zulkarnain, drg., M.Kes, selaku dosen penasehat akademik yang telah banyak memberikan nasehat, arahan, dan dukungan kepada penulis selama menjalankan pendidikan.

5. Prof. Dr. Ir. Syoni Soepriyanto M.Sc selaku Up. Manager, Fajar Firdaus selaku laboran dan Triani Susilawati selaku bendahara Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung,

6. Drs. Abdul Jalil AA, M.Kes selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk


(7)

membantu penulis dalam analisis statistik penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Teristimewa penulis sampaikan kepada ayahanda Wagito. S dan ibunda Rusmidah sebagai orang tua yang telah berjerih lelah dengan segala kesabaran penuh membesarkan dan mendidik baik secara moril maupun materil kepada penulis dalam menuntut ilmu hingga selesainya skripsi ini, juga kepada kakanda Rosalinda Sri Widyastuti, abangda Adi Nur Fajri, adinda Rizky Wirawan serta Aqil Munawar Andista atas doa, cinta kasih dan dukungan, serta pengorbanan demi kebaikan dan kebahagiaan penulis.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Lola, Santi, Ulfa, Dian, Ika, Mita, Muchlis, kakanda Wulan, abangda Arbi, teman seperjuangan skripsi di Departemen IMTKG 2007 dan seluruh teman-teman stambuk 2007, adinda stambuk 2008 dan kakanda senior di FKG atas dukungan dan semua hal yang telah diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa materi serta pembahasan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua. Akhirnya penulis panjatkan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, semoga melimpah rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Juni 2011 Penulis

(RESTI WULANDARI) NIM : 070600042


(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 ... Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 ... Rumu san Masalah ... 3

1.3 ... Tujua n Penelitian ... 3

1.4 ... Manf aat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit ... 5


(9)

2.1.1.1 Matriks Resin ... 6

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi ... 7

2.1.1.3 Bahan Coupling ... 7

2.1.2 Sifat-sifat Resin Komposit ... 8

2.1.2.1 Kekerasan Permukaan ... 8

2.1.2.2 Kekuatan ... 8

2.1.2.3 Kepadatan ... 9

2.1.2.4 Penyerapan Air ... 10

2.1.3 Jenis-jenis Resin Komposit ... 10

2.1.4 Resin Komposit Hybrid ... 12

2.2 Vickers Hardness Test ... 12

2.3 Minuman Beralkohol ... 14

2.3.1 Pengertian Minuman Beralkohol ... 14

2.3.2 Penggolongan Minuman Beralkohol ... 14

2.3.3 Penggolongan Pengkonsumsi Minuman Beralkohol ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 16

3.2 Hipotesis Penelitian ... 16

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 17

4.2 Desain Penelitian ... 17

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

4.3.1 Tempat ... 17

4.3.2 Waktu ... 17

4.4 Sampel dan Besar Sampel ... 17

4.4.1 Sampel ... 17

4.4.2 Besar Sampel ... 18


(10)

4.5.1 Variabel Bebas ... 19

4.5.2 Variabel Terikat ... 19

4.5.3 Variabel Terkendali ... 19

4.6 Definisi Operasional ... 19

4.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 20

4.7.1 Alat Penelitian ... 20

4.7.2 Bahan Penelitian ... 21

4.8 Prosedur Penelitian ... 25

4.8.1 Pembuatan Sampel ... 25

4.8.3 Perendaman dan Pengukuran Sampel ... 26

4.9 Analisis Data ... 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ... 30

5.2 Analisis Hasil Penelitian ... 31

BAB 6 PEMBAHASAN ... 34

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 38

7.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Kekuatan Bahan Restorasi Komposit ... 9 2 Nilai Kekerasan Permukaan Sampel Resin Komposit Hybrid Pada Setiap

Kelompok Perlakuan (VHN) ... ... 30 3 Nilai Signifikansi Antar Kelompok Perlakuan (VHN). ... 32


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Struktur kimia Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA ... 6

2 Struktur kimia bahan coupling -methacryloxypropyltriethoxysilane ... 7

3 Cara mengukur VHN ... 13

4 a. Pinset dan Instrumen Plastis ... 21

b. Master Model ... 21

5 a. Tempat Merendam Sampel ... 22

b. Sarung Tangan dan Masker ... 22

6 a. Vickers Hardness Test ... 22

b. Curing Unit ... 22

7 a. Stopwatch ... 23

b. Object Glass, Cellophan Strip dan Kantung Plastik ... 23

8 a. Resin Komposit Hybrid ... 23

b. Minuman Beralkohol Gol.A (kadar etanol 0-5%) ... 23

9 a. Perendaman Sampel Dalam Aquades dan Minuman Beralkohol ... 24

b. Penyinaran Sampel Selama 20 Detik ... 24

10 a. Aquades ... 24

b. Spuit 5 cc ... 24

11 a. Skematik Letak Titik Jejasan Pada Sampel ... 29

b. Bentuk Jejasan Vickers Hardness Test Pada Sampel ... 29

12 Rata-Rata Kekerasan Permukaan Resin Komposit Hybrid Pada Setiap Kelompok Perlakuan (VHN) ... 33


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Skema Alur Penelitian ... 44 2 Analisis Data ANOVA Satu Arah ... 45 3 Hasil Uji Kekerasan Permukaan Sampel Resin Komposit Hybrid ... 59


(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2011

Resti Wulandari

PENGARUH ETANOL 0-5% TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT HYBRID

xii + 66 halaman

Etanol disebut juga etil alkohol, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol ditemukan pada minuman beralkohol dan bersifat psikoaktif. Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi sosiokultural, kekuatan ekonomi, pola religius, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara. Dari peminum alkohol yang rata-rata berusia dewasa, kemungkinan ada yang memiliki tambalan resin komposit di dalam rongga mulutnya. Etanol dapat mempengaruhi sifat mekanis seperti kekerasan permukaan resin komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian control group design. Sampel yang digunakan adalah resin komposit


(15)

selama 20 detik sebanyak 70 buah. 10 buah sampel digunakan sebagai kontrol (tidak dilakukan perendaman), dan masing-masing 10 buah sampel dilakukan perendaman dalam aquades dan minuman beralkohol gol.A dengan kadar etanol 0-5% selama 5, 10, dan 15 menit. Kekerasan permukaan sampel diuji dengan menggunakan Vickers Hardness Test dengan beban sebesar 100 gf selama 15 detik. Analisis data yang digunakan adalah uji ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan (p = 0,05).

Dari hasil uji statistik ANOVA satu arah didapatkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol (kadar etanol 0-5%) selama 15 menit dengan nilai signifikasi sebesar 0,003 (p ≤ 0,05) dan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 15 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol (kadar etanol 0-5%) selama 15 menit dengan nilai signifikasi sebesar 0,013 (p ≤ 0,05).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman resin komposit hybrid maka nilai kekerasan permukaannya akan semakin menurun, dan etanol (0-5%) memberikan penurunan kekerasan yang signifikan setelah 15 menit.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak jenis minuman beralkohol di sekitar kita. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, dengan atau tanpa perlakuan terlebih dahulu, dengan atau tanpa penambahan bahan lain, maupun dengan mencampur konsentrat etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol. Etanol disebut juga etil alkohol, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol ditemukan pada minuman beralkohol dan bersifat psikoaktif.1,2

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per volume pada suhu 20C, yaitu minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) 0% - 5%, minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 5% - 20% dan minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol


(17)

(C2H5OH) lebih dari 20% - 55%. Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi sosiokultural, kekuatan ekonomi, pola religius, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara. Indonesia berada pada urutan ke-181 pengguna alkohol dunia atau sekitar 0,1 L perkapita / tahun. 3-5

Dari peminum alkohol yang rata-rata berusia dewasa, ada yang kemungkinan memiliki tambalan resin komposit di dalam rongga mulutnya. Resin komposit yang diperkenalkan pada awal 1960-an digunakan sebagai restorasi karena sifatnya yang tidak mudah larut dalam cairan mulut, estetis, tahan terhadap dehidrasi dan relatif mudah untuk dimanipulasi. Kekurangan dari resin komposit yaitu sifat pengerutan saat polimerisasi dan koefisien termal ekspansinya yang tinggi.6

Beberapa literatur telah melaporkan pengaruh alkohol terhadap sifat fisik dan mekanis resin komposit. Penelitian pada resin komposit flowable yang direndam dalam whiskey yang dilakukan Linlin Han, dkk (2007) menunjukkan terjadinya degradasi pada resin komposit tersebut. Semakin kecil persentase jumlah partikel bahan pengisi yang terdapat dalam resin komposit tersebut maka semakin besar terjadi degradasi permukaan. Hal ini dipengaruhi pula oleh jumlah partikel bahan pengisi, distribusi partikel bahan pengisi, komposisi matriks resin, dan efek dari permukaan silane partikel bahan pengisi. Pada penelitian yang dilakukan oleh D.C Sarrett, dkk (1998) diketahui bahwa minuman beralkohol minimal dengan kadar 9% vol etanol akan menambah tingkat keausan resin komposit. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Penugonda B, dkk (1994) menyatakan bahwa kadar etanol pada obat kumur dapat menurunkan tingkat kekerasan tambalan resin komposit.7-9


(18)

Atas dasar tersebut, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian di atas timbul permasalahan apakah ada pengaruh minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya pengaruh minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat, dokter gigi, dan praktisi tentang pengaruh minuman beralkohol (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.


(19)

2. Hasil penelitian ini bagi perkembangan IPTEK diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah pengetahuan khususnya bagi Ilmu Material Kedokteran Gigi.

3. Sebagai data awal bagi peneliti lain untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh kadar minuman beralkohol gol.A (kadar etanol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit hybrid.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit

Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri. Perkembangan komposit sebagai bahan restorasi dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan berubah warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat. Percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA yang memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi.6

2.1.1 Komposisi Resin Komposit

Bahan resin komposit mengandung sejumlah komponen. Kandungan utamanya adalah matriks resin, bahan pengisi anorganik dan bahan coupling. Terdapat pula bahan aktivator-inisiator untuk polimerisasi resin, bahan tambahan lain untuk meningkatkan stabilitas warna dan bahan inhibitor seperti hydroquinone untuk mencegah polimerisasi dini, dan pigmen untuk memperoleh warna yang cocok dengan struktur gigi.6


(21)

2.1.1.1 Matriks Resin

Bis-GMA, urethane dimetacrylate (UEDMA), dan triethylene glycol dimetacrylate (TEGDMA) adalah golongan dimetakrilat yang umumnya digunakan sebagai matriks resin komposit, dengan struktur kimia seperti pada Gambar 1. Bis-GMA merupakan derivat hasil reaksi antara bisphenol-A dan glycidylmethacrylate. Bis-GMA dan urethane dimethacrylate merupakan jenis monomer berviskositas tinggi. Selain itu terdapat juga monomer berviskositas rendah seperti methyl methacrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate (EDMA) dan triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA).10

 

 

  UEDMA 

 


(22)

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi

Partikel pengisi umumnya berupa quartz atau kaca dengan ukuran partikel berkisar antara 0,1-100 µm ataupun silika dengan ukuran ± 0,04 µm. Keuntungan dimasukkannya bahan pengisi ke dalam matriks resin antara lain untuk mengurangi pengerutan dan koefisien termal ekspansi, meningkatkan sifat mekanis dari resin itu sendiri, dan menentukan aspek estetis dari resin komposit seperti warna, translusensi, dan fluorosensi. Selain itu dapat pula dimasukkan logam berat seperti barium dan strontium yang akan memberikan radiopasitas pada komposit.6,10

2.1.1.3 Bahan Coupling

Berikatannya partikel bahan pengisi dengan matriks resin memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel pengisi. Ikatan antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling. Aplikasi bahan coupling

yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang perlekatan bahan pengisi dan resin.6

 

 


(23)

Bahan coupling ini merupakan bahan silane dan salah satu yang paling sering digunakan adalah -methacryloxypropyltriethoxysilane atau disingkat dengan  -MPTS (Gambar 2). Ikatan yang kuat antara bahan pengisi dengan resin penting didapatkan agar penyaluran tekanan antara bahan pengisi dan resin efisien sehingga kemungkinan fraktur dan keausan restorasi dapat dihindari.10

2.1.2 Sifat – sifat Resin Komposit

Sifat mekanis resin komposit dipengaruhi oleh jumlah partikel bahan pengisi, jenis partikel bahan pengisi, efisiensi proses berikatannya partikel bahan pengisi dengan matriks resin, dan tingkat porositas dari material itu sendiri.10

2.1.2.1 Kekerasan Permukaan

Kekerasan dapat didefinisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap deformasi dari tekanan yang diberikan padanya. Kekerasan resin komposit hybrid adalah sekitar 20-30 VHN.6,12

2.1.2.2 Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan kepadanya tanpa terjadi kerusakan. Kekuatan masing-masing jenis komposit dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(24)

Tabel 1. Kekuatan Bahan Restorasi Komposit 6

Sifat

Bahan Komposit Komposit

Tradisional

Komposit Mikrofiller

Komposit Hybrid Kekuatan Kompresi

(compressive strength) 250-300 MPa 250-350 MPa 300-350 MPa

Kekuatan Tarik

(tensile strength) 50-65 MPa 30-50 MPa 70-90 MPa

Kekuatan Elastik

(flexural strength) 8-15 GPa 3-6 GPa 7-12 GPa

2.1.2.3 Kepadatan

Kepadatan bahan resin komposit bergantung pada jenis resin komposit berdasarkan bahan pengisinya. Kepadatan partikel bahan pengisi ini menentukan ketahanan komposit terhadap fraktur. Semakin banyak jumlah partikel bahan pengisi maka komposit tersebut semakin tahan terhadap fraktur.13,14

2.1.2.4 Penyerapan Air

Penyerapan air oleh resin komposit dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang diserap oleh suatu material komposit ketika direndam dalam air selama jangka waktu tertentu. Jumlah air yang dapat diserap bergantung kepada jumlah matriks resin yang terdapat pada komposit dan kualitas ikatan antara matriks resin dengan bahan pengisi. Penyerapan air diukur dengan membandingkan antara berat air yang diserap oleh suatu material dengan berat material dalam keadaan kering. Jumlah air yang dapat diserap oleh resin komposit adalah sekitar 40-45 µm/mm3.15


(25)

2.1.3 Jenis – jenis Resin Komposit

Resin komposit umumnya dibagi menjadi tiga tipe berdasarkan ukuran, jumlah, dan komposisi bahan pengisi anorganik. Selain itu resin komposit juga dibagi berdasarkan mekanisme pengerasannya yaitu resin komposit diaktivasi kimia dan resin komposit diaktivasi sinar.6

Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi resin komposit dibagi menjadi resin komposit tradisional (makrofiler), resin komposit mikrofiler, dan resin komposit

hybrid. Resin komposit tradisional disebut juga komposit konvensional atau komposit makrofiler, karena ukuran partikel pengisinya yang relatif besar. Bahan pengisi yang sering digunakan adalah quartz dengan ukuran rata-rata 8-12 µm. Komposit ini lebih tahan terhadap abrasi namun memiliki permukaan yang kasar, dan umumnya bersifat radiolusen. Pada resin komposit mikrofiller bahan pengisi yang digunakan adalah partikel silika berukuran rata-rata 0,04 µm. Dari segi estetis resin komposit ini lebih unggul, tetapi sangat mudah aus karena partikel silika koloidal cenderung menggumpal. Kekuatan kompresif dan tensilnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan resin komposit konvensional. Kelemahan dari komposit ini adalah lemahnya ikatan antara partikel komposit dan matriks sehingga restorasi lebih mudah pecah.6

Berdasarkan mekanisme pengerasannya resin komposit terbagi menjadi resin komposit diaktivasi kimia dan resin komposit diaktivasi sinar. Bahan yang diaktivasi secara kimia umumnya terdapat di pasaran dalam bentuk dua tube, salah satunya berisi inisiator benzoyl peroxide dan yang lainnya adalah aktivator tertiary amine.


(26)

membentuk radikal bebas dan pengerasan akan terjadi. Kelemahan dari resin komposit jenis ini adalah waktu kerjanya yang relatif singkat, resin akan mengeras dalam beberapa menit sehingga diperlukan keterampilan operator saat pengadukan. 12,13

Pada awal tahun 1970-an dikembangkan jenis komposit yang akan mengeras jika terpapar oleh sinar ultraviolet. Keuntungan dari jenis komposit ini adalah waktu kerja yang panjang sehingga operator tidak terburu-buru ketika menempatkan material karena komposit tidak akan mengeras jika tidak terpapar oleh lampu sinar ultraviolet. Namun kekurangannya adalah resiko terhadap kesehatan akibat terpapar radiasi sinar ultraviolet dengan intensitas yang tinggi serta terbatasnya daya penetrasi pada restorasi yang dalam sehingga komposit tidak terpolimerisasi sempurna.16

Kemudian dikembangkanlah sistem aktivasi sinar biru untuk menggantikan sinar ultraviolet. Walaupun sistem aktivasi sinar tampak ini mempunyai daya penetrasi yang lebih besar namun dasar restorasi tetap tidak terpapar oleh sinar dengan intensitas yang cukup untuk dapat mengeras dengan sempurna. Oleh karena itu restorasi sebaiknya dibuat dengan membentuk beberapa lapisan tipis untuk memastikan terjadi pengerasan yang adekuat. Walaupun sinar yang digunakan adalah jenis sinar tampak namun tetap ada kemungkinan terjadi kerusakan retina jika dilihat secara langsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu disarankan menggunakan kaca khusus berwarna oranye dan filter selama penyinaran.16

Bahan restorasi resin komposit yang diaktivasi sinar umumya terdapat di pasaran berbentuk pasta dalam tube mengandung foto-inisiator dan aktivator amine.


(27)

Kedua bahan ini akan bereaksi membentuk radikal bebas jika disinari dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 455 - 475 nm.16

2.1.4 Resin Komposit Hybrid

Sesuai namanya ada dua macam partikel bahan pengisi pada komposit jenis

hybrid yaitu partikel silika koloidal sebesar 10-20 % berat dan partikel kaca berukuran 0,6-1,0 µm sebesar 75-80 % berat. Sifat fisik dan mekanis komposit ini terletak di antara komposit konvensional dan komposit mikrofiler.6

Karena kehalusan permukaan dan memiliki kekuatan yang cukup baik, resin komposit hybrid banyak digunakan untuk restorasi anterior, termasuk tambalan kelas IV. Resin komposit hybrid juga banyak dipakai sebagai restorasi pada daerah yang menerima tekanan pengunyahan yang besar seperti pada regio posterior.6

2.2 Vickers Hardness Test

Kekerasan Vickers adalah salah satu cara untuk mengukur kekerasan suatu material, dihitung dari ukuran jejas yang dihasilkan setelah diberikan tekanan oleh suatu indenter dengan mata intan berbentuk piramid dimana sisi yang berlawanan membentuk sudut 136. Ditemukan pada tahun 1924 oleh Smith dan Sandland pada sebuah perusahaan bernama Vickers Ltd di Inggris. Jejas yang dihasilkan setelah tekanan dihilangkan diukur dengan menggunakan mikroskop. Wongkhantee S, dkk (2005) menggunakan alat Vickers microhardness dengan memberikan beban sebesar 100 gf selama 15 detik untuk mengukur tingkat kekerasan permukaan resin komposit


(28)

setelah direndam dalam minuman dan makanan yang bersifat asam. Kekerasan Vickers dihitung dengan rumus : 17-19

Keterangan :

F : gaya yang diberikan (kgf)

d : perhitungan rata-rata dari dua diagonal yaitu d1 dan d2 (mm2)

Nilai pengukuran dari kekerasan Vickers biasanya dinyatakan dengan xxxHVyy seperti misalnya 440HV30 dimana 440 adalah besar angka kekerasan, HV Gambar 3. Cara mengukur VHN dimana F adalah besarnya gaya yang diberikan (kgf) dan d adalah perhitungan rata-rata antara dua diagonal yaitu d1 dan d2 (mm2).20 


(29)

pengukuran atau xxxHVyy/zz seperti misalnya 440HV30/20 bila waktu pemberian tekanan lebih dari 15 detik.17

2.3 Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol mengandung etanol yang merupakan bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi pada sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu. Penggunaan minuman beralkohol sebagai campuran makanan dan minuman cukup luas dan bervariasi dalam berbagai bentuk.21

2.2.1 Pengertian Minuman Beralkohol

Yang dimaksud dengan minuman beralkohol dalam Keputusan Presiden No.3 tahun 1997 adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, dengan atau tanpa perlakuan terlebih dahulu, dengan atau tanpa penambahan bahan lain, maupun dengan mencampur konsentrat etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol.1

2.2.2 Penggolongan Minuman Beralkohol

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras, minuman beralkohol termasuk dalam minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per


(30)

volume pada suhu 20C yaitu minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) 0% - 5%, minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 5% - 20%, minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 20% - 55%.3

2.2.3 Penggolongan Pengkonsumsi Minuman Beralkohol

Meskipun belum ada standar yang diterima secara umum tentang tingkat keamanan konsumsi minuman beralkohol, namun secara sederhana peminum alkohol dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok. Kelompok pertama adalah peminum ringan yaitu mereka yang mengkonsumsi 0,28 - 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum 1 botol bir atau kurang. Kelompok kedua adalah peminum menengah yang mengkonsumsi 6,2 - 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 - 4 botol bir per hari. Kelompok terakhir adalah peminum berat yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir sehari.22


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Hipotesis Penelitian

Tidak ada pengaruh etanol dan lama perendaman dalam minuman beralkohol golongan A (kadar alkohol 0-5%) terhadap kekerasan permukaan resin komposit

hybrid.

Perendaman resin komposit hybrid

dalam minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) selama 5

menit, 10 menit, dan 15 menit

Perubahan kekerasan permukaan resin komposit


(32)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian : Eksperimental laboratorium

4.2 Desain penelitian :Control group design 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat : Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas

Pertambangan dan Perminyakan ITB

4.3.2 Waktu : Mei 2011

4.4 Sampel dan Besar Sampel 4.4.1 Sampel

Resin komposit hybrid berbentuk tablet berdiameter 5 mm dengan ketebalan 2 mm yang disinari selama 20 detik direndam dalam minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) dengan variasi waktu perendaman 5, 10, dan 15 menit.

Dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria Inklusi :

1. Sampel resin komposit memiliki permukaan yang halus serta tanpa poreus. 2. Permukaan sampel yang akan diukur kekerasan permukaannya berbentuk

bulat sempurna tanpa ada bagian yang hilang sedikitpun.


(33)

Kriteria Eksklusi :

1. Sampel memiliki permukaan yang kasar dan terdapat poreus.

2. Permukaan sampel yang akan diukur kekerasan permukaannya tidak berbentuk bulat sempurna atau terdapat bagian yang hilang.

3. Sampel kotor atau terkontaminasi bahan lain maupun debris.

4.4.2 Besar Sampel

Jumlah sampel penelitian yang digunakan ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut: 23

(t-1) (r-1) ≥ 15 Keterangan :

t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan

Dalam penelitian ini akan diberikan perlakuan pada resin komposit hybrid

dengan lama perendaman 5, 10, dan 15 menit, sehingga t = 3. Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel (n) tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :

(t-1) (r-1) ≥ 15 (3-1) (r-1) ≥ 15 2r – 2 ≥ 15 2r ≥ 17 r ≥ 8,5


(34)

Maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan untuk setiap kelompok perlakuan adalah 9 buah, namun pada penelitian ini dibuat 10 buah sampel untuk setiap kelompok perlakuan.

4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel Bebas

Lama perendaman resin komposit hybrid dalam aquades dan minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%).

4.5.2 Variabel Terikat

Kekerasan permukaan resin komposit hybrid. 4.5.3 Variabel Terkendali

1. Ketebalan sampel resin komposit hybrid

2. Lama penyinaran 3. Jenis sinar 4. Jarak penyinaran

4.6 Definisi Operasional

1. Resin komposit hybrid adalah jenis resin komposit yang mempunyai dua macam partikel bahan pengisi dengan ukuran partikel sebesar 0,6 – 1,0 µm.6

2. Kekerasan permukaan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi dari tekanan yang diberikan padanya.15


(35)

3. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, dengan atau tanpa perlakuan terlebih dahulu, dengan atau tanpa penambahan bahan lain, maupun dengan mencampur konsentrat etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol.1 4. Vickers Hardness Test adalah salah satu cara untuk mengukur kekerasan

permukaan dengan menggunakan indenter intan berbentuk piramid yang sisi-sisinya membentuk sudut 136.17

4.7 Alat dan Bahan Penelitian 4.7.1 Alat Penelitian

1. Instrumen plastis 2. Pinset

3. Kertas tissue

4. Master model yang terbuat dari stainless steel dengan mould berbentuk lingkaran berdiameter 5 mm dan tebal 2 mm (Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan) 24 5. Tempat merendam sampel resin komposit hybrid

6. Vickers Hardness Test (Leco tipe M 400 H1, Akashi Corporation, Jepang)

7. Lampu LED / Curing unit dengan intensitas penyinaran : ≥ 800 mW/cm2 (Runyes, Ningbo Runyes Medical Instrument Co. Ltd., China)

8. Sarung tangan 9. Masker


(36)

10. Stopwatch

11. Object Glass dengan ketebalan 1 mm 12. Cellophan strip

13.Kantung plastik untuk tempat penyimpanan sampel 14.Kamera digital (merk Sony tipe DSC-W570)

15.Kertas Pasir no.1, 2, 3 untuk menghaluskan permukaan master model

16.Perekat Berwarna 17.Besi padat seberat 1 kg 18.Spuit 5 cc

4.7.2 Bahan Penelitian

1. Resin komposit hybrid (Te-Econom Plus, Ivoclar Vivadent Inc., USA)

2. Minuman beralkohol gol.A dengan kadar etanol 0-5% (Bir Bintang Pilsener, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, Indonesia)

3. Aquades (PT. Brataco Chemika, Indonesia)


(37)

(a) (b) Gambar 5. (a) Tempat Merendam Sampel (b) Sarung tangan dan Masker

(a) (b)

Gambar 6. (a) Vickers Hardness Test (b) Curing Unit

 


(38)

(a) (b)

Gambar 7. (a) Stopwatch (b) Object Glass, Cellophan Strip dan Kantung Plastik

(a) (b)

Gambar 8. (a) Resin Komposit Hybrid (b) Minuman Beralkohol Gol.A (kadar etanol 0-5%)

 

   


(39)

(a) (b)

Gambar 9. (a) Perendaman Sampel Dalam Aquades dan Minuman Beralkohol (b) Penyinaran Sampel Selama 20 Detik

(a) (b)

Gambar 10. (a) Aquades (b) Spuit 5 cc

   


(40)

4.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :

4.8.1 Pembuatan Sampel Dengan Menggunakan Master Model Sebagai Cetakan :

1. Master model 24 dari stainless steel dengan mould berbentuk lingkaran berdiameter 5 mm dan ketebalan 2 mm yang dibuat oleh Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan. Setelah master model selesai dibuat kemudian master model dibersihkan dan dihaluskan permukaannya dengan menggunakan kertas pasir. Master model siap digunakan (Gambar 4b).

2. Buka master model kemudian letakkan cellophan strip pada bagian dasarnya tepat di bagian bawah mould. Satukan master model kembali, kemudian ambil resin komposit hybrid dengan menggunakan instrumen plastis, masukkan pada

mould berukuran diameter 5 mm dan tebal 2 mm. Letakkan cellophan strip lain dan object glass dengan ketebalan 1 mm di atas mould yang telah terisi kemudian padatkan resin komposit hybrid dengan memberikan beban seberat 1 kg yang terbuat dari besi padat selama 30 detik.22

3. Resin komposit hybrid kemudian disinari dengan menggunakan light cure

selama 20 detik sesuai petunjuk pabrik (intensitas sinar ≥ 800 mW/cm2 untuk ketebalan resin komposit 2 mm). Alat sinar diletakkan tegak lurus di atas object glass yang diletakkan di atas mould yang telah terisi resin komposit hybrid

sehingga jarak penyinaran adalah 1 mm (sesuai dengan ketebalan object glass). 4. Setelah sampel mengeras, mould dibuka dan sampel diambil.


(41)

5. Tandai bagian bawah sampel yang tidak disinari dengan perekat berwarna. 6. Diperoleh 10 sampel resin komposit hybrid untuk setiap perlakuan.

4.8.2 Perendaman dan Pengukuran Sampel

1. Kelompok I : 10 buah sampel resin komposit hybrid yang tidak dilakukan perendaman (kontrol) dibuat 3 titik pengukuran. Titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik sentral sampel, dan pada 1 mm dari masing-masing tepi sampel pada permukaan sampel yang disinari. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.

2. Kelompok II : 10 buah sampel resin komposit hybrid direndam selama 5 menit dalam wadah perendaman yang berisi aquades sebanyak 5 ml dengan bagian yang disinari menghadap ke atas. Kemudian setelah stopwatch menunjukkan angka 5 menit sampel diambil dengan menggunakan pinset dan dikeringkan dengan kertas tissue . Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran. Titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik sentral sampel, dan pada 1 mm dari masing-masing tepi sampel pada permukaan sampel yang disinari. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test

dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.


(42)

3. Kelompok III : 10 buah sampel resin komposit hybrid direndam selama 10 menit dalam wadah perendaman yang berisi aquades sebanyak 5 ml dengan bagian yang disinari menghadap ke atas. Kemudian setelah stopwatch menunjukkan angka 10 menit sampel diambil dengan menggunakan pinset dan dikeringkan dengan kertas tissue . Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran. Titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik sentral sampel, dan pada 1 mm dari masing-masing tepi sampel pada permukaan sampel yang disinari. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test

dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.

4. Kelompok IV : 10 buah sampel resin komposit hybrid direndam selama 15 menit dalam wadah perendaman yang berisi aquades sebanyak 5 ml dengan bagian yang disinari menghadap ke atas. Kemudian setelah stopwatch menunjukkan angka 15 menit sampel diambil dengan menggunakan pinset dan dikeringkan dengan kertas tissue . Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran. Titik pengukuran terletak segaris pada titik sentral sampel, dan pada 1 mm dari masing-masing tepi sampel pada permukaan sampel yang disinari. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.

5. Kelompok V : 10 buah sampel resin komposit hybrid direndam selama 5 menit dalam wadah perendaman yang berisi minuman beralkohol golongan A (kadar


(43)

etanol 0-5%) sebanyak 5 ml dengan bagian yang disinari menghadap ke atas. Kemudian setelah stopwatch menunjukkan angka 5 menit sampel diambil dengan menggunakan pinset dan dikeringkan dengan kertas tissue . Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran. Titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik sentral sampel, dan pada 1 mm dari masing-masing tepi sampel pada permukaan sampel yang disinari. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.

6. Kelompok VI : 10 buah sampel resin komposit hybrid direndam selama 10 menit dalam wadah perendaman yang berisi minuman beralkohol golongan A dengan kadar etanol 0-5% sebanyak 5 ml, kemudian setelah stopwatch menunjukkan angka 10 menit sampel dikeringkan dengan kertas tissue. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran pada garis diameter sampel dan begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.

7. Kelompok VII : 10 buah sampel resin komposit hybrid direndam selama 15 menit dalam wadah perendaman yang berisi minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) sebanyak 5 ml dengan bagian yang disinari menghadap ke atas. Kemudian setelah stopwatch menunjukkan angka 15 menit sampel diambil dengan menggunakan pinset dan dikeringkan dengan kertas tissue . Setiap


(44)

sampel dibuat 3 titik pengukuran. Titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik sentral sampel, dan pada 1 mm dari masing-masing tepi sampel pada permukaan sampel yang disinari. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberikan tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Begitu seterusnya sampai semua sampel selesai dan hasilnya didapatkan.

(a) (b)

Gambar 11. (a) Skematik Letak Titik Jejasan Pada Sampel (b) Bentuk Jejasan Vickers Hardness Test Pada Sampel

4.9 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan (p = 0,05)

   


(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Besar sampel pada penelitian ini adalah 10 buah untuk setiap perlakuan dan setiap sampel memiliki 3 titik pengukuran. Rata-rata nilai kekerasan permukaan resin komposit hybrid pada setiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. NILAI KEKERASAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT HYBRID PADA SETIAP KELOMPOK PERLAKUAN (VHN).

No

Kekerasan Permukaan

I II III IV V VI VII

1 26,46 23,6 25,83 26,3 25 20,96 19,3

2 22,26 23,9 27,06 22,4 20,53 22,9 19,63

3 22,8 26,9 27,96 25,5 26,7 22,1 26,5

4 21,56 26,5 24,2 22,1 23,76 27 19

5 25,73 26,03 19,3 21,4 27,1 23,56 17,5 6 25,96 22,56 21 22,4 19,6 22,76 21,1

7 27,33 25,3 26,13 22,46 24,66 24,06 22,7

8 24,83 22,36 24,13 26,63 20,36 21,86 27,06

9 25,96 23,66 22,06 27,06 23,93 25,9 18,13

10 24,86 23,96 26,3 25,5 26,23 23,2 23,16

Rata-rata ± SD 24,77 ± 1,93391 24,47 ± 1,60714 24,39 ± 2,81986 24,17 ± 2,20166 23,78 ± 2,73999 23,43 ± 1,83718 21,41 ± 3,36862 Keterangan :

I : kelompok kontrol (tanpa perendaman)

II : kelompok perendaman dalam aquades selama 5 menit III : kelompok perendaman dalam aquades selama 10 menit IV : kelompok perendaman dalam aquades selama 15 menit


(46)

5.2 Analisis Hasil Penelitian

Data pengukuran perubahan kekerasan permukaan resin komposit hybrid

setelah dilakukan perendaman dalam minuman beralkohol dengan kadar etanol 0-5% dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan (p = 0,05).

Dari hasil uji ANOVA satu arah dengan Post Hoc LSD (Tabel 3) terlihat bahwa pada kelompok perendaman dalam aquades selama 5 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,785 (p > 0,05), pada perendaman dalam aquades selama 10 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,729 (p > 0,05) dan pada perendaman dalam aquades selama 15 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,583 (p > 0,05). Sementara pada kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 5 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,367 (p > 0,05), pada perendaman dalam minuman beralkohol selama 10 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,221 (p > 0,05) dan pada perendaman dalam minuman beralkohol selama 15 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,003 (p ≤ 0,05).

Pada perbandingan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 5 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 5 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,528 (p > 0,05), antara kelompok perendaman dalam aquades selama 10 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 10 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,377 (p > 0,05), dan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 15 menit dengan kelompok perendaman dalam


(47)

minuman beralkohol selama 15 menit diperoleh signifikasi sebesar 0,013 (p ≤ 0,05). Hasil uji statistik ini selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. NILAI SIGNIFIKASI ANTAR KELOMPOK PERLAKUAN Perbandingan Antar Kelompok

Perlakuan Mean Difference p

I - II 0,29800 0,785

I - III 0,37800 0,729

I - IV 0,60000 0,583

I - V 0,98800 0,367

I - VI 1,34500 0,221

I - VII 3,36700* 0,003

II - V 0,69000 0,528

III - VI 0,96700 0,377

IV - VII 2,76700* 0,013

Perbedaan rata-rata hasil pengukuran kekerasan permukaan pada resin komposit hybrid pada masing-masing waktu yang berbeda dapat dilihat pada Grafik 1.

Keterangan :

* : perubahan signifikan pada uji ANOVA satu arah (p ≤ 0,05) I : kelompok kontrol (tanpa perendaman)

II : kelompok perendaman dalam aquades selama 5 menit III : kelompok perendaman dalam aquades selama 10 menit IV : kelompok perendaman dalam aquades selama 15 menit

V : kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 5 menit VI : kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 10 menit VII : kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 15 menit


(48)

Grafik 1. RATA-RATA KEKERASAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT


(49)

BAB 6 PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini diperoleh perbedaan rata-rata hasil pengukuran kekerasan permukaan pada sampel resin komposit hybrid (Tabel 2), yaitu 24,77 ± 1,93391 VHN pada 0 menit sebagai kontrol, 24,47 ± 1,60714 VHN pada perendaman 5 menit dalam aquades, 24,39 ± 2,81986 VHN pada perendaman 10 menit dalam aquades, 24,17 ± 2,20166 VHN pada perendaman 15 menit dalam aquades, 23,78 ± 2,73999 VHN pada perendaman 5 menit dalam minuman beralkohol, 23,43 ± 1,83718 VHN pada perendaman 10 menit dalam minuman beralkohol, dan 21,41 ± 3,36862 VHN pada perendaman 15 menit dalam minuman beralkohol. Terlihat bahwa terdapat penurunan rata-rata nilai kekerasan permukaan pada setiap perlakuan perendaman dalam aquades dan minuman beralkohol jika dibandingkan dengan grup kontrol (tanpa perendaman). Dari hasil tersebut nilai perubahan yang terbesar yaitu pada sampel resin komposit hybrid yang direndam selama 15 menit dalam minuman beralkohol dan yang terkecil pada sampel resin komposit hybrid yang dilakukan perendaman selama 5 menit dalam aquades.

Data tersebut menunjukkan bahwa lama perendaman sampel resin komposit

hybrid mempengaruhi nilai kekerasan permukaan resin komposit hybrid. Dari data terlihat bahwa makin lama waktu perendaman sampel resin komposit hybrid maka nilai kekerasan permukaannya semakin menurun. Terlihat pula bahwa penurunan nilai kekerasan permukaan pada kelompok sampel resin komposit hybrid yang


(50)

direndam dalam minuman beralkohol lebih besar daripada kelompok sampel yang direndam dalam aquades pada lama waktu perendaman yang sama (Grafik 1).

Dari hasil uji ANOVA satu arah terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman aquades selama 5, 10, dan 15 menit serta pada kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 5 dan 10 menit, kecuali pada kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 15 menit (p ≤ 0,05).

Penurunan nilai kekerasan permukaan yang signifikan pada kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 15 menit ini mungkin dipengaruhi oleh kandungan etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol. Diketahui bahwa bila etanol berkontak dengan resin komposit hybrid dapat menyebabkan dekomposisi matriks resin dan longgarnya ikatan antar partikel bahan pengisi. Lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya degradasi permukaan yang berupa celah sehingga memungkinkan cairan dapat masuk di antara bahan pengisi resin. Hal ini menyebabkan resin komposit mengalami keausan, perubahan warna, dan penurunan tingkat kekerasan.7

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indrani DJ dkk (2009), Penugonda B dkk (1994), Ateyah NZ (2005), Mc Kinney JE (1985), dan Sarret D.C dkk (1998) dimana etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol menyebabkan penurunan nilai kekerasan permukaan resin komposit.

Dinyatakan bahwa etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol mengakibatkan penurunan tingkat kekerasan permukaan resin komposit yang


(51)

signifikan. Gugus OH- dalam etanol akan menyerap molekul air lebih banyak dan akan berdifusi ke dalam matriks resin yang bersifat polar. Sehingga menyebabkan molekul resin terpisah akibatnya matriks resin mengalami swelling. Swelling pada resin komposit ini dapat menimbulkan tekanan disekitar bahan pengisi resin komposit, menyebabkan degradasi struktur, dan lebih lanjut dapat menyebabkan putusnya jembatan molekul Si-O-Si yang mengikat partikel dengan silane (coupling agent). Rusaknya jembatan Si-O-Si ini akan menghasilkan perpindahan proton yang akan membentuk jembatan Si-O, dimana atom Si- yang tersisa akan berpasangan dengan grup hidroksi dari etanol. Pada waktu kontak yang lebih lama, degradasi lebih jauh oleh ion OH- dapat menyebabkan pelunakan (plastifikasi) permukaan matriks resin.25-27

Pada perbandingan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 5, 10 dan 15 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 5, 10 dan 15 menit tidak didapat perubahan yang signifikan (p ≤ 0,05), kecuali antara kelompok perendaman dalam aquades selama 15 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol selama 15 menit (Tabel 3). Hal ini diasumsikan karena adanya perbedaan derajat kelarutan antara aquades ataupun alkohol (etanol) dengan resin komposit.

Dinyatakan bahwa kemampuan material untuk menyerap cairan diukur dari perbedaan derajat kelarutan (δ) yang terdapat antara polimer dengan larutan. Semakin kecil perbedaan derajat kelarutan yang terdapat di antara keduanya maka semakin besar efek yang ditimbulkan oleh larutan tersebut terhadap suatu polimer.27


(52)

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mc Kinney JE dan Wu W (1985) yang melakukan perendaman restorasi resin komposit (δ = 3 x 104 J/m3) dalam aquades (δ = 4,79 x 104 J/m3) dan beberapa larutan dengan kadar etanol yang berbeda yaitu 25% (δ = 4,24 x 104

J/m3), 50% (δ = 3,70 x 104 J/m3) dan 75% (δ = 3,15 x 104 J/m3). Penurunan kekerasan permukaan signifikan yang paling cepat terjadi adalah pada sampel resin komposit yang direndam dalam larutan etanol 75% yang memiliki derajat kelarutan (δ) yang paling mendekati resin komposit. Besarnya kerusakan yang terjadi juga dipengaruhi oleh tingkat difusi suatu larutan yang hal ini bergantung kepada berat molekul larutan tersebut.28

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarret D.C dkk (1998), diketahui bahwa resin komposit yang berkontak dengan minuman beralkohol dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus dapat mengurangi kekerasan permukaan enamel dan restorasi resin komposit. Penugonda B dkk (1994) dan Ateyah NZ (2005) menyimpulkan bahwa penurunan kekerasan permukaan resin komposit hybrid


(53)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Terdapat penurunan nilai kekerasan permukaan antara sampel resin komposit hybrid yang tidak dilakukan perendaman (kontrol) dengan sampel resin komposit hybrid yang direndam dalam aquades maupun dalam minuman beralkohol dengan kadar etanol 0-5%.

2. Pada kelompok perendaman dalam aquades selama 5, 10, dan 15 menit terdapat penurunan kekerasan permukaan namun tidak signifikan dengan signifikasi sebesar 0,785, 0,729, dan 0,583 (p > 0,05).

3. Pada kelompok perendaman dalam minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) selama 5 dan 10 menit terdapat penurunan kekerasan permukaan namun tidak signifikan dengan signifikasi sebesar 0,367 dan 0,221 (p > 0,05).

4. Pada perbandingan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 5 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) selama 5 menit dan antara kelompok perendaman dalam aquades selama 10 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) selama 10 menit terdapat penurunan kekerasan namun tidak signifikan sebesar 0,528 dan 0,377 (p > 0,05).

5. Penurunan kekerasan yang signifikan terdapat pada kelompok perlakuan 15 menit perendaman dalam minuman beralkohol golongan A (kadar


(54)

etanol 0-5%) dengan signifikasi sebesar 0,046 (p ≤ 0,05) dan pada perbandingan antara kelompok perendaman dalam aquades 15 menit dengan kelompok perendaman dalam minuman beralkohol golongan A (kadar etanol 0-5%) selama 15 menit dengan signifikasi sebesar 0,013 (p ≤ 0,05).

6. Semakin lama waktu perendaman resin komposit hybrid maka nilai kekerasan permukaannya semakin menurun.

7.2 Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

2. Diharapkan penelitian lanjutan dapat meneliti perubahan sifat-sifat mekanis maupun sifat-sifat fisis resin komposit lainnya pada saat dilakukan perendaman dalam minuman beralkohol dengan lama waktu perendaman ataupun kadar etanol yang berbeda.

3. Diharapkan penelitian lanjutan yang lebih jauh dan mendalam untuk mengetahui lebih pasti penyebab perubahan kekerasan resin komposit hybrid saat direndam dalam minuman beralkohol pada penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktori Hukum. Keputusan Presiden No.3/1997. <http://www.jakarta.go.id/v70/

direktorihukum/public/download/KEPUTUSAN_PRESIDEN_NO_3_TAHUN _1997.pdf>(diunduh 27 Oktober 2010 17:12).

2. Kusumojati T. Bahaya Mengkonsumsi Minuman Beralkohol. <http://kesehatan.kompasiana.com/group/medis/2010/05/17/alkohol/> (diunduh 29 Agustus 2010 18:40).

3. Martono LH, Joewana S. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta : Balai Pustaka, 2004 : 24.

4. WHO. Global Status Report on Alcohol and Health. 2011. <http://www.who.int/substance_abuse/publications/global_alcohol_report/msbg sruprofiles.pdf > (diunduh 1 Maret 2011 07:52).

5. WHO. Development of Projects for Prevention of Harm From Alcohol Abuse. 2002. <http://www.searo.who.int/LinkFiles/Meeting_reports_ment-130.pdf> (diunduh 25 Januari 2011 21:50).

6. Annusavice KJ. Phillips’ Science of Dental Material. Edisi ke-10. Alih bahasa : drg. Johan Arief Budiman & drg. Susi Purwoko. Jakarta : EGC, 2003 : 227-43. 7. Han L, Okamoto A, Fukushima M, and Okiji T. Evaluation of Flowable Resin

Composite Surface Eroded by Acidic and Alcoholic Drinks. Dental Materials Journals 2008 ; 27(3) : 455-65.


(56)

8. Sarret D.C, Coletti D.P, Peluso A.R. The Effects of Alcoholic Beverages on Composite Wear. Dental Materials Journals 2000 ; 16(1) : 62-7.

9. Penugonda B, Settembrini L, Hittelman E, Strassler H. Alcohol Containing Moutwashes – Effect on Composite Hardness. J Clin Dent 1994 ; 5(2) : 60-2. 10. Van Noort R. Introduction to Dental Materials. 3rd ed. London : Mosby

Elsevier, 2007 : 99-102.

11. Asia Silicones Association. Silane Coupling Agents. <http://www.asiasilicones.com/silanes/M11%20%5B2530-85-0%5D.html> (diunduh 28 Oktober 2010).

12. Albers HF. Tooth Coloured Restoratives – Principles and Techniques. 9th Edition. London : BC Decker Inc. 2002 : 111-24

13. McCabe JL, Angus AWG. Applied Dental Materials. 9th Edition. Oxford : Blackwell Publishing ltd, 2008 : 209.

14. Powers JM, Wataha JC. Dental Materials – Properties and Manipulation. 9th ed. Washington : Mosby Elsevier, 2008 : 17 – 35.

15. Ferracane J.L, Materials in Dentistry - Principles and Application. 2nd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2001 : 88.

16. Baum L. Phillips RW. Lund MR. Textbook of Operative Dentistry. Edisi ke-3. Alih bahasa : Prof. Dr. drg. Rasinta Tarigan. Jakarta : EGC, 1997 : 254-55. 17. Avner SH. Introduction to Physical Metallurgy. 2nd ed. London : Macmillon


(57)

18. Gordon England Company. Vickers Hardness Test. <http:// www.gordonengland.co.uk /hardness /vicker.htm> (diunduh 11 Jan 2011 : 10.32).

19. Wongkhantee S, Patanapiradej V, Maneenut C, Tantbirojn D. Effect of Acidic Food and Drinks on Surface Hardness of Enamel, Dentine, and Tooth-coloured Filling Materials. Journal of Dentistry 2005 ; 1-7

20. Darvell BW. Materials Science for Dentistry. Hongkong : Prince Phillip Dental Hospital, 2000 : 24.

21. Sahlan M. Sekilas Tentang Minuman Keras / Alkohol. <diunduh

http://faktanews.blogspot.com/2008/11/sekilas-tentang-minuman-kerasalkohol.html> (diunduh 1 Maret 2011 08:35).

22. Woteki CE, Thomas PR. Eat for Life – The Food and Nutrition’s Board to Reducing Your Risk at Chronic Disease. Washington D.C : National Academy Press, 1992 : 136-45.

23. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Aplikatif. Edisi ke-1. Jakarta : Rajawali Press, 2005 : 12.

24. De Olivieira ANBM, Garcia PPNS, Dos Santos PA, Campos JADB. Surface Roughness and Hardness of a Composite Resin : Influence of Finishing and Polishing and Immersion Methods. Journal of Material Research 2010 ; 13(3) : 409-15


(58)

25. Indrani DJ, Triaminingsih S, Lucky N, Nurvanita A, Yulanti N. Effect of Ethanol in Mouthwashes on The Surface Hardness of a Dental Resin Composite Material. Padjajaran Journal of Dentistry 2009 ; 21(1) : 8-13.

26. Toledano M, et al.Sorption and Solubility of Resin-based Restoratives Dental Materials. Journal of Dentistry 2003 ; 31 : 43-50.

27. Ferracane JL. Hygroscopic and Hydrolytic Effects in Dental Polymer Networks.

Journal of Dental Materials 2006 ; 22 : 211-22.

28. Mc Kinney, Wu W. Chemical Softening and Wear of Dental Composites.

Journal of Dental Research 1985 ; 64 (11) : 1326-31.

29. Ateyah NZ. The Effect of Different Mouthrinses on Microhardness of Tooth-coloured Restorative Materials. Journal of The Pakistan Dental Association 2005 ; 14 (3) : 150-3.


(59)

Lampiran 1. Skema Alur Penelitian

Resin komposit hybrid diletakkan pada mould berukuran 5 mm dan

tebal 2 mm

Disinari dengan menggunakan

light-cure selama 20 detik 10 buah sampel resin komposit

hybrid untuk setiap perlakuan

10 buah sampel tanpa perendaman / kontrol (0 menit)

10 buah sampel direndam dalam aquades selama

5 menit

10 buah sampel direndam dalam

aquades selama 10 menit

10 buah sampel direndam dalam aquades selama

15 menit

Keringkan dengan kertas tissue

Pengukuran kekerasan dengan alat Vickers Hardness Test dgn memberikan tekanan

sebesar 100 gf selama 15 detik Hasil pengukuran

Uji statistik

Dipadatkan dengan memberikan beban seberat 1 kg selama 30 detik

10 buah sampel direndam dalam minuman beralkohol

selama 5 menit

10 buah sampel direndam dalam minuman beralkohol

selama 10 menit

10 buah sampel direndam dalam minuman beralkohol


(60)

Lampiran 2

Oneway Descriptives

VHN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Tanpa perendaman 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 Aquades 30 24.3497 2.18866 .39959 23.5324 25.1669 19.30 27.96 Minuman beralkohol 30 22.8750 2.83447 .51750 21.8166 23.9334 17.50 27.10

Total 70 23.7784 2.55313 .30516 23.1697 24.3872 17.50 27.96

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.603 2 67 .209

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 44.206 2 22.103 3.651 .031

Within Groups 405.569 67 6.053

Total 449.775 69

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

Tanpa perendaman Aquades .42533 .89839 .637 -1.3679 2.2185

Minuman beralkohol 1.90000* .89839 .038 .1068 3.6932

Aquades Tanpa perendaman -.42533 .89839 .637 -2.2185 1.3679

Minuman beralkohol 1.47467* .63526 .023 .2067 2.7426 Minuman beralkohol Tanpa perendaman -1.90000* .89839 .038 -3.6932 -.1068

Aquades -1.47467* .63526 .023 -2.7426 -.2067


(61)

Means Plots

  Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 aquades 5 menit 10 24.4770 1.60714 .50822 23.3273 25.6267 22.36 26.90 alkohol 5 menit 10 23.7870 2.73999 .86646 21.8269 25.7471 19.60 27.10 aquades 10 menit 10 24.3970 2.81968 .89166 22.3799 26.4141 19.30 27.96 alkohol 10 menit 10 23.4300 1.83718 .58097 22.1158 24.7442 20.96 27.00 aquades 15 menit 10 24.1750 2.20166 .69623 22.6000 25.7500 21.40 27.06 alkohol 15 menit 10 21.4080 3.36862 1.0652

5

18.9982 23.8178 17.50 27.06

Total 70 23.7784 2.55313 .30516 23.1697 24.3872 17.50 27.96

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(62)

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 77.615 6 12.936 2.190 .056

Within Groups 372.160 63 5.907

Total 449.775 69

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Waktu (J) Waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound kontrol (tanpa perendaman) aquades 5 menit .29800 1.08695 .785 -1.8741 2.4701 alkohol 5 menit .98800 1.08695 .367 -1.1841 3.1601 aquades 10 menit .37800 1.08695 .729 -1.7941 2.5501 alkohol 10 menit 1.34500 1.08695 .221 -.8271 3.5171 aquades 15 menit .60000 1.08695 .583 -1.5721 2.7721 alkohol 15 menit 3.36700* 1.08695 .003 1.1949 5.5391 aquades 5 menit kontrol (tanpa perendaman) -.29800 1.08695 .785 -2.4701 1.8741 alkohol 5 menit .69000 1.08695 .528 -1.4821 2.8621 aquades 10 menit .08000 1.08695 .942 -2.0921 2.2521 alkohol 10 menit 1.04700 1.08695 .339 -1.1251 3.2191 aquades 15 menit .30200 1.08695 .782 -1.8701 2.4741 alkohol 15 menit 3.06900* 1.08695 .006 .8969 5.2411 alkohol 5 menit kontrol (tanpa perendaman) -.98800 1.08695 .367 -3.1601 1.1841 aquades 5 menit -.69000 1.08695 .528 -2.8621 1.4821 aquades 10 menit -.61000 1.08695 .577 -2.7821 1.5621 alkohol 10 menit .35700 1.08695 .744 -1.8151 2.5291 aquades 15 menit -.38800 1.08695 .722 -2.5601 1.7841 alkohol 15 menit 2.37900* 1.08695 .032 .2069 4.5511 aquades 10 menit kontrol (tanpa perendaman) -.37800 1.08695 .729 -2.5501 1.7941 aquades 5 menit -.08000 1.08695 .942 -2.2521 2.0921 alkohol 5 menit .61000 1.08695 .577 -1.5621 2.7821 alkohol 10 menit .96700 1.08695 .377 -1.2051 3.1391 aquades 15 menit .22200 1.08695 .839 -1.9501 2.3941 alkohol 15 menit 2.98900* 1.08695 .008 .8169 5.1611


(63)

aquades 5 menit -1.04700 1.08695 .339 -3.2191 1.1251 alkohol 5 menit -.35700 1.08695 .744 -2.5291 1.8151 aquades 10 menit -.96700 1.08695 .377 -3.1391 1.2051 aquades 15 menit -.74500 1.08695 .496 -2.9171 1.4271 alkohol 15 menit 2.02200 1.08695 .068 -.1501 4.1941 aquades 15 menit kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.08695 .583 -2.7721 1.5721 aquades 5 menit -.30200 1.08695 .782 -2.4741 1.8701 alkohol 5 menit .38800 1.08695 .722 -1.7841 2.5601 aquades 10 menit -.22200 1.08695 .839 -2.3941 1.9501 alkohol 10 menit .74500 1.08695 .496 -1.4271 2.9171 alkohol 15 menit 2.76700* 1.08695 .013 .5949 4.9391 alkohol 15 menit kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.08695 .003 -5.5391 -1.1949 aquades 5 menit -3.06900* 1.08695 .006 -5.2411 -.8969 alkohol 5 menit -2.37900* 1.08695 .032 -4.5511 -.2069 aquades 10 menit -2.98900* 1.08695 .008 -5.1611 -.8169 alkohol 10 menit -2.02200 1.08695 .068 -4.1941 .1501 aquades 15 menit -2.76700* 1.08695 .013 -4.9391 -.5949 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Means Plots

 


(64)

Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 Aquades 10 24.4770 1.60714 .50822 23.3273 25.6267 22.36 26.90 Minuman Beralkohol 10 23.7870 2.73999 .86646 21.8269 25.7471 19.60 27.10

Total 30 24.3463 2.11408 .38598 23.5569 25.1357 19.60 27.33

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.435 2 27 .256

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5.137 2 2.568 .557 .579

Within Groups 124.474 27 4.610

Total 129.611 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Differenc

e (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontrol (tanpa perendaman) Aquades .29800 .96022 .759 -1.6722 2.2682 Minuman Beralkohol .98800 .96022 .313 -.9822 2.9582 Aquades Kontrol (tanpa perendaman) -.29800 .96022 .759 -2.2682 1.6722 Minuman Beralkohol .69000 .96022 .479 -1.2802 2.6602 Minuman Beralkohol Kontrol (tanpa perendaman) -.98800 .96022 .313 -2.9582 .9822


(65)

Means Plots

  Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 aquades 5 menit 10 24.4770 1.60714 .50822 23.3273 25.6267 22.36 26.90 alkohol 5 menit 10 23.7870 2.73999 .86646 21.8269 25.7471 19.60 27.10 Total 30 24.3463 2.11408 .38598 23.5569 25.1357 19.60 27.33

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(66)

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5.137 2 2.568 .557 .579

Within Groups 124.474 27 4.610

Total 129.611 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Waktu (J) Waktu

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound kontrol (tanpa perendaman) aquades 5 menit .29800 .96022 .759 -1.6722 2.2682

alkohol 5 menit .98800 .96022 .313 -.9822 2.9582 aquades 5 menit kontrol (tanpa perendaman) -.29800 .96022 .759 -2.2682 1.6722 alkohol 5 menit .69000 .96022 .479 -1.2802 2.6602 alkohol 5 menit kontrol (tanpa perendaman) -.98800 .96022 .313 -2.9582 .9822 aquades 5 menit -.69000 .96022 .479 -2.6602 1.2802

Means Plots  


(67)

Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 Aquades 10 24.3970 2.81968 .89166 22.3799 26.4141 19.30 27.96 Minuman Beralkohol 10 23.4300 1.83718 .58097 22.1158 24.7442 20.96 27.00

Total 30 24.2007 2.23773 .40855 23.3651 25.0362 19.30 27.96

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.442 2 27 .254

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9.623 2 4.812 .958 .396

Within Groups 135.592 27 5.022

Total 145.216 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontrol (tanpa perendaman) Aquades .37800 1.00219 .709 -1.6783 2.4343

Minuman Beralkohol 1.34500 1.00219 .191 -.7113 3.4013 Aquades Kontrol (tanpa perendaman) -.37800 1.00219 .709 -2.4343 1.6783 Minuman Beralkohol .96700 1.00219 .343 -1.0893 3.0233 Minuman Beralkohol Kontrol (tanpa perendaman) -1.34500 1.00219 .191 -3.4013 .7113 Aquades -.96700 1.00219 .343 -3.0233 1.0893


(68)

Means Plots

  Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 aquades 10 menit 10 24.3970 2.81968 .89166 22.3799 26.4141 19.30 27.96 alkohol 10 menit 10 23.4300 1.83718 .58097 22.1158 24.7442 20.96 27.00 Total 30 24.2007 2.23773 .40855 23.3651 25.0362 19.30 27.96

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(69)

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9.623 2 4.812 .958 .396

Within Groups 135.592 27 5.022

Total 145.216 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Waktu (J) Waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound kontrol (tanpa perendaman) aquades 10 menit .37800 1.00219 .709 -1.6783 2.4343

alkohol 10 menit 1.34500 1.00219 .191 -.7113 3.4013 aquades 10 menit kontrol (tanpa perendaman) -.37800 1.00219 .709 -2.4343 1.6783 alkohol 10 menit .96700 1.00219 .343 -1.0893 3.0233 alkohol 10 menit kontrol (tanpa perendaman) -1.34500 1.00219 .191 -3.4013 .7113 aquades 10 menit -.96700 1.00219 .343 -3.0233 1.0893

Means Plots


(70)

Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

Kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 Aquades 10 24.1750 2.20166 .69623 22.6000 25.7500 21.40 27.06 Minuman Beralkohol 10 21.4080 3.36862 1.06525 18.9982 23.8178 17.50 27.06 Total 30 23.4527 2.90020 .52950 22.3697 24.5356 17.50 27.33

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.619 2 27 .091

ANOVA

VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 64.510 2 32.255 4.854 .016

Within Groups 179.414 27 6.645

Total 243.924 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontrol (tanpa perendaman) Aquades .60000 1.15282 .607 -1.7654 2.9654

Minuman Beralkohol 3.36700* 1.15282 .007 1.0016 5.7324 Aquades Kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.15282 .607 -2.9654 1.7654 Minuman Beralkohol 2.76700* 1.15282 .024 .4016 5.1324 Minuman Beralkohol Kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.15282 .007 -5.7324 -1.0016 Aquades -2.76700* 1.15282 .024 -5.1324 -.4016


(71)

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound Kontrol (tanpa perendaman) Aquades .60000 1.15282 .607 -1.7654 2.9654

Minuman Beralkohol 3.36700* 1.15282 .007 1.0016 5.7324 Aquades Kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.15282 .607 -2.9654 1.7654 Minuman Beralkohol 2.76700* 1.15282 .024 .4016 5.1324 Minuman Beralkohol Kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.15282 .007 -5.7324 -1.0016 Aquades -2.76700* 1.15282 .024 -5.1324 -.4016 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Means Plots

   

     


(72)

Oneway

Descriptives

VHN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33 aquades 15 menit 10 24.1750 2.20166 .69623 22.6000 25.7500 21.40 27.06 alkohol 15 menit 10 21.4080 3.36862 1.06525 18.9982 23.8178 17.50 27.06 Total 30 23.4527 2.90020 .52950 22.3697 24.5356 17.50 27.33

Test of Homogeneity of Variances

VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.619 2 27 .091

ANOVA

VHN

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 64.510 2 32.255 4.854 .016

Within Groups 179.414 27 6.645

Total 243.924 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

VHN LSD

(I) Waktu (J) Waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound kontrol (tanpa perendaman) aquades 15 menit .60000 1.15282 .607 -1.7654 2.9654

alkohol 15 menit 3.36700* 1.15282 .007 1.0016 5.7324 aquades 15 menit kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.15282 .607 -2.9654 1.7654 alkohol 15 menit 2.76700* 1.15282 .024 .4016 5.1324 alkohol 15 menit kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.15282 .007 -5.7324 -1.0016 aquades 15 menit -2.76700* 1.15282 .024 -5.1324 -.4016 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(73)

Means Plots

   

     


(1)

Means Plots

 

Oneway

Descriptives VHN

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33

aquades 10 menit 10 24.3970 2.81968 .89166 22.3799 26.4141 19.30 27.96

alkohol 10 menit 10 23.4300 1.83718 .58097 22.1158 24.7442 20.96 27.00

Total 30 24.2007 2.23773 .40855 23.3651 25.0362 19.30 27.96

Test of Homogeneity of Variances VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(2)

ANOVA VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9.623 2 4.812 .958 .396

Within Groups 135.592 27 5.022

Total 145.216 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons VHN

LSD

(I) Waktu (J) Waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) aquades 10 menit .37800 1.00219 .709 -1.6783 2.4343

alkohol 10 menit 1.34500 1.00219 .191 -.7113 3.4013

aquades 10 menit kontrol (tanpa perendaman) -.37800 1.00219 .709 -2.4343 1.6783

alkohol 10 menit .96700 1.00219 .343 -1.0893 3.0233

alkohol 10 menit kontrol (tanpa perendaman) -1.34500 1.00219 .191 -3.4013 .7113

aquades 10 menit -.96700 1.00219 .343 -3.0233 1.0893

Means Plots


(3)

Oneway

Descriptives VHN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

Kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33

Aquades 10 24.1750 2.20166 .69623 22.6000 25.7500 21.40 27.06

Minuman Beralkohol 10 21.4080 3.36862 1.06525 18.9982 23.8178 17.50 27.06

Total 30 23.4527 2.90020 .52950 22.3697 24.5356 17.50 27.33

Test of Homogeneity of Variances VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.619 2 27 .091

ANOVA VHN

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 64.510 2 32.255 4.854 .016

Within Groups 179.414 27 6.645

Total 243.924 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons VHN

LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

Kontrol (tanpa perendaman) Aquades .60000 1.15282 .607 -1.7654 2.9654

Minuman Beralkohol 3.36700* 1.15282 .007 1.0016 5.7324

Aquades Kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.15282 .607 -2.9654 1.7654

Minuman Beralkohol 2.76700* 1.15282 .024 .4016 5.1324

Minuman Beralkohol Kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.15282 .007 -5.7324 -1.0016


(4)

VHN LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

Kontrol (tanpa perendaman) Aquades .60000 1.15282 .607 -1.7654 2.9654

Minuman Beralkohol 3.36700* 1.15282 .007 1.0016 5.7324

Aquades Kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.15282 .607 -2.9654 1.7654

Minuman Beralkohol 2.76700* 1.15282 .024 .4016 5.1324

Minuman Beralkohol Kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.15282 .007 -5.7324 -1.0016

Aquades -2.76700* 1.15282 .024 -5.1324 -.4016

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Means Plots

 

 

 

 

 


(5)

Oneway

Descriptives VHN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) 10 24.7750 1.93391 .61156 23.3916 26.1584 21.56 27.33

aquades 15 menit 10 24.1750 2.20166 .69623 22.6000 25.7500 21.40 27.06

alkohol 15 menit 10 21.4080 3.36862 1.06525 18.9982 23.8178 17.50 27.06

Total 30 23.4527 2.90020 .52950 22.3697 24.5356 17.50 27.33

Test of Homogeneity of Variances VHN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.619 2 27 .091

ANOVA VHN

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 64.510 2 32.255 4.854 .016

Within Groups 179.414 27 6.645

Total 243.924 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons VHN

LSD

(I) Waktu (J) Waktu

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

kontrol (tanpa perendaman) aquades 15 menit .60000 1.15282 .607 -1.7654 2.9654

alkohol 15 menit 3.36700* 1.15282 .007 1.0016 5.7324

aquades 15 menit kontrol (tanpa perendaman) -.60000 1.15282 .607 -2.9654 1.7654

alkohol 15 menit 2.76700* 1.15282 .024 .4016 5.1324

alkohol 15 menit kontrol (tanpa perendaman) -3.36700* 1.15282 .007 -5.7324 -1.0016

aquades 15 menit -2.76700* 1.15282 .024 -5.1324 -.4016


(6)