Pertumbuhan Alometri dan Tinjauan Histologi Otot Dada pada Ayam Kampung dan Hasil Persilangannya dengan Ayam Ras Petelur Betina

PKK'IUMBIJ H,4N ALOMli'X'KI DAN 'UNJAUAN
HISTOLUG1 OTO'T DADA BADA AYAM KAMPUNC; DAN
BASXL PERSJLANGAXYNYA DENGAN AYAM RAS
PETELUR BETlNA

OLEN :
MUHYANrT'O

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PEH'I'ANlAPI BOWR
2002

ABSTRACT
MURYAWO. Allometric Growth and Histofogid Evduatian of Breast
Muscle of Kampung Chicken and Their Crossbred with Layer Hen. Under the
direction of PEN SOEPRAPTl W J O S W U R O , RACEMAT HERMAN
and HERU SETUANTO.
The experiment was carried out to evaluate atlametric growth
characteristics of body and carcass parts as well as the breast muscle fiber
development of Kampung chicken and their crassbred with layer hen. Seventy
four Kampung chicken and 74 crossbred between Kmpung chicken and

b h m a n layer hen were used in this e x ~ r i m e n tThe chickens were fed a
commercial f e d containing 21 % protein during the age of 2 to 4 weeks, and
followed by feed containing 14% protein and 2800 kcallkg until the age of 12
weeks. "Thecharacteristics of body and carcass parts were evaluated at 2,4,6, 8,
10 and 12 week of age, which were represented by 8, 8, 10, 16, 16 and 16 birds,
respectively. The brcast muscle fibex development was masure concurrently
with the body and carcass evaluation through histological preprates. Results
indicated a similar proportional growth characteristic of body parts against the
slaughter weight between Kmpung chicken and their crossbred, except fox the
fore and rear backs. The proportronal development of the brast, wings and forethigh as compared to the carcass weight in the crossbred chicken were lower
which was most likely due to the inadequat&quality of feed during the age of 4
to 12 weeks. Similar diameter of b r a t muscle fibers between Kampung
chicken and their crossbred at 12 weeks old indicated that the texture of the
rnuscfes were indifferent.

MIPRYANTO. Pertmbuhan Atometri claxl Tinjauan Histolagi Otot Dada pada
b Petelur Betina
Dibimbing oleh PENI SOEPWTX EIARDJOSWORU, 'RACHMAT HERMAN
dm HERU SETWANTO.
Penelitian ini berttajuan mtuk mmplajari keragm dam& patangan

terbuh, potanflan karkas dan perkembangan serabut atot dada pada ayam
kampung dan ayam hasil persilangm atltara a y m kmpung j a n b dengan ayam
ras petelw betina strain Lohman. Penelitian ini menggunakan 74 ekor ayam
bmpung dan 74 ekor ayam h i 1 prsilangan ymg dipe'fihara dengan
manajemen ymg sama dari umur 2 12 minggu. P&an yang d i b e r i h untrak
a y m umur 2 - 4 rninggu adalah @an
komersid yang mengandung protein
21%, umur 4 - 12 rninggu diberi pa9Ean dmgm kandungan protein hsar f 4%
dan energi metabolis 2800 Mrztlkg. Patangan tubuh dan patongan kwkas dievaluasi pada umw 2,4,6, 8, t 0 dm 12 minggu, setiap umw pmotangan diwakifi
oleh 8, 8, 10, 16, 16 d m 16 ekox. Perkembangan serabut otot diproleh
dengan mengamati prepstrat histulogi atot dada umur 2 - 12 minggu. Basil
penelitian menunjukhn bahwa dengan manajemen dan p e n h i a n pakan yang
ma,prtumbuhan relatif semua patangan tubuh terhadap bobat p b n g pa&
ayam hasil pefsibgan sama dengan aym kampung, kecuali bagim punggung
dm pin@,
Pertumbufietn relatif Ada, =yap dm paka atas terhadap b o b
k w h pada ayam hasil peailaagan terhmbat karma kurang seswinya kuati- pakan ymg dikrikan pa& wnw 4 - 12 minggp. Dari h a i l pngulnlxan
diameter serabut utot, dapat disimpdkan bafiwa p d a umur 12 minggu tekstur
otut dada p
da ayam hasif persif angm tidak krbeda dibandingkan dengan a y m

kampung.
Ayam Kampung dan Persilangamya deagan Ayam

-

SUWT PERNYATAAN
D e n p ini saya menyatakm bahwa tesis saya yang berjudul :

" Pertumbuhan AIometrf dan Tinjauaa Hbtalogi OEot Dada pada Ayam
Kam pung dan Persihngannya dengan Aysm Rets Petelur Betinan,
adatah b a r hsil karya sendiri dan k l u m pemah dipublikasikan. Sernua
sumtrer data dan informasi telah dinyatakan secara jelas A n ciapat diperiksa

keknarannya.

Muryanto
NRP. 99099

P E R T U M B U W ALOMETRI DAN TINJAUAIY
HISTOLOGI OTOT DADA PADA AYAM KAhaPWG DAN

IZASIL PERSILANGANNYA DENGAN AYAM M S
BETELUR BETINA

MURYANTO

: Pertumbhan Alometxi dm Tinjauan Histolog Qtot Dada

dudtll Tesis

pa& Ayam Kampung dan Hasil Persilangannya dengaxr
A y m Ras Petelur Betina
Nama

: Muryanto

M P

: 99099

frogram Shrdi


: Itmu Tern&

Prof, Dr.dra. Peni Soepm~tiHwdiosworo, MSc.
Kekra

624

JL

.Dr. Rachmat Herman, MVSc
Anggota

2. Ketua Program Studi Ilmu Ternak

Angg~k

Judul Tesis

Pertumbuhan Alometri dm Tinjauan Histologi Qtot Dada


@

Ayam Kampung dm Nasil Pmsilangsuxnya dengm

Ayam Ras P d u r Wins

Nama

: Muryanto

NW

: 99099

Program Studi

: Ilmu Temak

[L&,L&

7Prof. Dr,dm. Peni Soeprapti Nard-iosworo. MSG.
Ketua

Dr. Drh. Heru Seti_iianto
Anggota

@r Program Pascasarjwna

f a d i s dildxkkm pada tangal 13 M m t 1960 di Mgelang, rnenrpkan anak
pertam dari em@

bemudm kelwga Ddmurid (ayah) dm Kutek Tttsjimah

(ibu).
Penidikm Sekalah hw dijdmi SD Teladm Grabag Magelang ldus
tahun 1972, SMP Megcri C3Tabag lulw Mun 1975, SMA Negeri I Mage1ang

lulus t&un

1979, Fddtas Petemrtkstn Universitas J e n b i Soedimm,


plmvokerto Xulw tahm 1985.

Menjpwdi brier sehagu W pene1iti di l3alaX: Pmlitim T
&

Bogor

1986, t&un 1987 staf peneliti di Royek Penelitim P e d m Lahm

Fasang Sunrt dan Raw-SWAMP 11 Sumatera SeiaEan. Tairun 1988 kembdi

merrjd staf peraeliti rfi Bdai Penelitian Te&

Bugor, Mun I989 staf pneIiti

di Sub Balai Penelitim Temak Klepu U n m - J a m Ten@, hhun 1995 sampi
srtat ini sebagai st& pme1iti di Bdai Pengkajian T h a i a g i fertarnitrxl (BPTP)

Jaw Ten@.


Pads &un

1999 pendis m m p 1 e h kesempatan mengikuti Pendidikm

Program MagiStudi rlmu T e d .

Sains, P-at

MM
Pertanian Bogor pa& Program

Puji s y d m pnulis p n j a h n kehadixat Mlah SWT yang telah

melimpaham &at

dan hidayah-Nya seXlingga tesis ixli &pat selewi.

Ucapan terimkmih d m pnghargaan pnulis sampitih kepadst Ibu
Prof.Dr.dra. Peni Soeprapti Hardjosworo,


MSc., sebagni K W Komisi

Pembimbing, Bapak Dr. Drh. Rschmat Herman, MVSc., ctan Bapk Dr.Drh.
Hem Setijanto masing-masing sebagai axlggota Komisi Pembimbing, yang klah

memberikan bimbiingm, pengarahan yang tulus selama penelitisn krlangsung
hingga s e l d n y a penufisan tesis ini. Penulis mema eelah dikri bekal tam-

b&an i1mu dan wawasan ymg tak temiali hrganya. Semoga Allah SWT

membalas dengan kebe:rMan kepda FxIiau-beliay dan apa yang kiah &berikan menjadi lebih bermanfa& baik kgi penulis mupun kgi masyardat.
Ucap~

~ penuiis sampaih
i
h ke*

Dr. Stlsanto Prawirodigdo,


M.Agr.Sc., yang telafi membantu terlakmya penelitim ini, demikian j u p

kepda ~ u d a r aSugiyono, Puji Lestari, Prawota dan Gunawm serta ternanternan lainnya di Laboratorium P&m dan Pembibitan BPTP Jam Tagah yang
teloh m e n ~ ~ w&tu
a n dm pikiran selama penilitim ini berlangsung.

Kepad8 Drh. Ketut Mudite Adnyme, Dxh. Adi W&o

PhD. dm Drh. Tuti

Wresdiyati PhD.,serta staf faimya di Labratorim Histolagi, Bagan Anatomi

Fakdtas Kedoktem Hewan PB, p u t i s smpaikan u c a p terimakasih atas
wak5u yang telah dibrikan untuk bexdiskusi, memkri pngarahan dan bmtuan

*lama pnulis memproses pmbuatan, preprat histolagi.

Ucapn terimkaih juga p n d s smpai.km k e r n hpak K@a

J a w Ten@

BPTP

kserta stolf ymg teXah mernberi k e s e m m dm dumngan daiam

melaksana8can pendidikan ini.

K@

kellaaxga ksar baik yang ada di Magelang, Ungam dm di Bogor,

Ishuswnya Bapak,

mu wrta istri dm Emak. tercinta penuiis sampdcm ucapn

t a i m h s i h a&s dm, dosongan, pgorbanzur, kereIaan dan pengertian yang

belah rfibriiran selluna menempuh pendidikan ini.
Kcpadat B#pak-b~pk,~udwxa-~8-

dm kman-tcm~p i g tidak &pat

saya s e b u h satw persatw saya ucapkm terirnkih atas bmtuan. yang telah

diberih.
Semaga Allah SWT semtiasst melim*

dunat dm hidayahnya

k e r n icib sernust, ... Amin

Bagor, I6 Mei 2002

Fendis

1

Susunan Pakan dm Kandugan Gizi untuk Ayam Umur 2 - 4 Minggu

...................................................

12

Intemp (lug a), Kmfisien Pertumbuhan Relatif (b)daxi lug Bobst
Patangan Tub& (r) texhadap Bob& Patong (X).........................

16

Intemp (log a), Koefisien P e r h m b h Relatif (b)dari Jog Bob&
PutonganKarkas (Y)terhadapBabotKarh (X).......................

23

danAyam4-12Minggu
2

4

5

Diameter Serabut Otot DaQa flada Ayam KK dm KR (pm)

.........

28

1 Pemisahan Patongan Tulruh dm Alat Pencemaan pada Ayam .......

4 Prngukuxan Diameter Serabut Otut

....................................

15

15

5 Xubungm Persentase Kepala terfiadap Bobt Potong dengan Bobat

Potong umur 2 -- f 2 Minggu ................................................

17

6 Wubungan Persenme Leher terhadap Bobot Potong dengan b b o t
Potong umur 2 .
12 Minggu ................................................

17

7 Wubmgan Persentase P m g p g terhadap Bobt Potong dengan Bobot

Xlotongumwr2-12Minggu ................................................

19

8 Hubwgwn Persentase PingguI terhadrrp B o b Potong dengan Bobat
Potong umur 2 .
12 Minggu ................................................

19

.......................

20

9 Arab Perkembangan Tubuh Ayam KK dan KR

1 f Ayam KR Umw 4 Minggu .................................................

24

12 Ayam KKUmux 12 Mnggu ...............................................

25

14 Wubungan Pexsentase Sayap terb&p Bot>ot Karkas d e n p Bobt
K d a s Umur 2 .
12 Minggu ..............................................

26

f 5 Hubwgan Persenme Dada terhadap Bobot Kaxkas d e n w b b o t
KarkasUmw2-12Minggu ...........................................

27

16 Hubungan Persentwe Paha Atas terhadap Bobot K w h dengan

BOWKarkas Umur 2 .
12 Minggu ......................
.
.......... .

1 7 PeruMan Ukuran Penampang Melintang Serabut Otot Dada
( M pectoralis) Ayam KK dan KR Umur 2 .
6 Minggu (120 X) ....

27

29

18 P

m

b Ulnuan P a a m p g Melintang Serabut Qtot Dadst

(Mpectoralis) Ayam KK danKR Umur 8 - 12 Minggu (120 X)

I9 Pe-

30

U k a Penampang Melintmg Serabut Qtot Dada

(Mpectoralis) Ayam KK dan KR Umur 2 - 6 Minggu (479 X) ...,

20 Penrberhan Zfirw*an Penampang MeIintang Serabut Otot Dada
(M pecfor~~lis)
Ayam KK dm KR Umur 8 - 12 Minggu (479 X)

31
32

DAFTAR LAMPIRAN

1 Skerna Pembuatan P r e p t Histologis mot Dada

...................

41

Latar BeIakarng

Rataan impor Indonesia di biidang petemkm anfara tahun 19%

- 2000

memap& 523.7 jub dofar AS pr U u n . lmpar tersebut terdiri atas 24% h

w

t d , 11.8% bahan pmgm a d tern& dm 6.4% nun pgm. Jmlah impor

bahan pangan a d ternak k m p daging bhun 1997 sebesar 33845 ton. Pa&
Ealrun 1998 clan 1999 impor W n g menurun yaikr 16U8.4 ton dm 2291 1 ton,

namun tdlhun 2000 mmingkat m e h p u i tahun-tahun sebelumnya yaitu 72295
ton (Direktomt Jmderal Bina Prr#luksi Petemaka ZOO 1).

Impor yang terns-mmms menyebssbh kekrgantutlgan Zndmesia ter-

M a p luar wgeri. K&mgantuxlgan tersebut mmgakhtkan Iemahnya k & h m

pmgm

ini &pat terjadi apai,ila suplai dari

lustr

negexl: terheunbat yang

menyebabh keiangkam barang impor di p a r . Akibtnya harm meningkat

darr masymkat tidak mampu mmbe1i.
&lain menyehbkan ketergantungm whadap iwr wgeri, i m p k d dan
bahsn asal tam& &pat rnmprbesw miko m a s b y a penyakit hewan mendm
yang krhhayst M bagi ternak maupwn mmusia. Oieh h m itu, impor m
a
k

dm bahan asd term& khususnya daging hams d i b g i sekwil mmgt;ln.
Upaya untwk mengmmgi Iretergantungm impor dapt d i l m dengm

mengem-

stmkdaya tern& loid, diantarmya stdaIah ayam kampung.

Ayam kampung rnmpakan sakh satu komditi tern& utma yang diprogm&m s
e
w pnymgga pembangunan m a k a n di Indonesia ssunpaj

tahw 2004 (Direktomt J e n W Bina froduksi Petedan. 200 1).

h-oduk #yam kmpung tenrtam dagingnyw sangat dis*

masystht

karetla mempunyai perlemakan yang lebih rendah dibandingkm d e w ayarn
ras. Ahmad dan Meman (1982) melaporkan bahwa pda baht yang sama,
h k a s ayam h p u n g rnempunyai bobt lemak yang lebih rendah dibmdingkm

dengan karkas ayam ras t i p peklw DeEEaIb d m N m .
Permasalahannya mdalah laju repraduksi dan perhunbuhan a y m kampwg

lambat, sehingga menghmbat produksi daging. Oleh k m a itu, telah diupayakan cam memprociuksi daging ayam yang menyewpi daging a y m k p u n g
&lam jumIah yang besar dan waktu yang singkat, yaitu menyilangkan ayam

kampung jmtan dengan ayam ras petelur betim,

Upaya ini mempunyai manfaat ganda yaitu &pat memproduksi daging
dalam jurnlah yang besar sekaligus rneleshrikan ayam kampung Pxoduksi yang

besar dapat dicapai karma induk: yang digmakan adatah a y m ras petelur yang
mernpunyai praduksi telur tinggi yaitu 8594, sedangkm plestarian ayam
kampung terjadi karem hasif persilangannya rnerupakan ayam potong dm ayam
kampung Winmya &pat berkembangbiak. untuk menghasilkan ayam kztmpung
murni. Pemanfaahn sekalitigus pelesbrian ayam ini sesuai den@

kebijairan

Komisi Nasional Plasma Nutfah Indonesia (Utoyo 2002).

Penilaian terhadap keberhasilan upaya tersebut &pat diukux dengan informasi prtumbuhan putwigan-potongan tubuh, putone-potongan karkas darn
perturn buhan serabut otot dads.

A. Ayam Ksrmpung
Ayam kampung adalah a y m lohl Indonesia dikend juga dengan m a
ayam buras. Nenek moyangnya adalah ayam liar atau aym hutan. Wutt (1 949)

dm Ju11 (1951) rnenyatakan bahwa nenek moyang ayam digolongkan &lam
genus Gallus yang rnempunyai 4 spesies yaitu GUIIUPgullus (Iied Jungle Fowl)
atau ayam hutan merah, Gallus vuriw (Green Jungle Fowl) atau ayam hutan

hijau, Gallus sonneratfi (Grey Jungle Fowl) a m ayam hutan abu-abu dan

GaIIm lafmiti atau a y m hutan Ceylon. Ayam hutan rnerah %ring disebut
GaiZus bunkzva atau Galfusfemgineusterdapae di Indonesia yaitt: di Sumatera,

juga di Semenanjung Malaysia, India bagim Tirnur, Thailand dan Mianmar,
Ayam hutan hijau dikenal pula wbagai Gullus javanicus atau Gallus fircatus

atau lebih sering disebut sebagai ayam hutan Jaw& terdapt di Pulau Jawa dm
pu'tau-pulau sekitamya. Ayam hutan abu-abu krdapat di India bagian bmt dm
timur. Ayam butan Ceylon terdapt di Ceylon atau Sri L d a sesuai dengan

nammya.
Dua spesies ayam asli Indonesia yaitu ayam hutan merah dm ayam hutan

hijau, sudah ribuan tahm dibudidayakan s e c m tradisional oleh masyarakat
Indonesia, namun karem kandisi lingkungan dan adat-istiadat yang be&&-

be&, maka timbul keanekaragaman dimtara ayam lab1 di Indonesia. Utayo
(20Q2) melaporkan bahwa saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 30 baxlgsa

ayam kampuzlg h i k yang mash besar keragarnannya maupun yang spsifik.

Ayam BEampung ymg mempunyai k m m ksar fik bmtdc fisik,
mupun p'uduktivitasnya banyak texdaprtt di kpmg-kmpung di Indonesia

dm mumnya d i p l i b s a r a tradisiod.
Ayam lokd ymg spsifik adosXah ayam kampung ymg su&h diseleksi

secara tmm-tmurun. A y m s p i e s ini dianhmya a y m Kedu yang terkend
karma warm sebagian besu tubufinya A l a h hitam sehingga d i k e d dengan
ayam Kedu hitam. Ayam ini banyak dipelihara di daersth J a w Tagah. Ayam

Pelung yang mempunyai ciri s u m kokok yang w j m g dm b e h d m be.=,
ayam ini banyak d i p l i b di daerah J a w Barat:.

Ayam kampung menurut Hardioswora (1995) mempunyai nili sosia1-

ekommi tinggi bagi petmi dan dagingnyol mmpunyai k e u n i h sehingga
disukai oleh konsumen serts nilai jualnya ti@,

namun seam kumtitas

ketemdiaannya tidak dapat melebihi ayam m. Hal ixli disbabkan k n a faju

repdubi dm pertumbuhmya lambat.
Laju rqmduksi yang lambat pads #yam kamgung discbabkan h n a

produksi telurnya rendah dm mempwyai sifat mengem. Produksi teXur ayam
kampung

yaxlg

d i p l i b s m i trdsional. hmya 45 butir/ekor/t&un &u

setaxadengan 12.5% per hari (Siregar dm S a b M 1972). M g a n pmeXihmm

semi intensif pa& kandang urnbaran krbm praduksi telurnya 18,4% hen day
(Murymto er al. 1995) dan dengan pemelifaaraan intensif pada kandang batere

p d u h i telumya 34.8% hen d q (Murymto et al. 1994).
Muryanto d a/. (1993) melaporkan LraXxwa untuk mernpruduksi 38 butir

teiur d i b u t w n waktu 210 h
i
,
dengm rincian 38 hari untuk hrproduksi, 68

hari mengerm dan 1U4 hari istirahat bertelur,

hju pertwnbuhan ayam h p u n g sangat rendah bila d i W n g k a n d e n p
ayam ras pedaging. Untuk mendaptkm bbot badan 900 samp.1: 1120 g

dibutuhkan waktu pmeiiharaaxl s e h a 90 hari dengsm pemkrian @an yang
mengandung protein kasar 14 % dan e m @mebbolis 2800 b & g (Muryanta
et al, 19991, sedang pada tiyam xas hanya d i b d m waktu 45 hwi untuk

rnencapai b b o t 1500 g. Creswell &n Gumwan (1982) meiaporkan irahwa
dengan pmbrian palran komersid s m a seprti ayam rzts, didapatkm bbot

b 8 h per ekur pada umur 20 minggu pada ayam hmpung, Kedu hitam, Kedu
putih, Nmukan dm Pelung masing-masing adalah 1408 g, 1480 g, I320 g, 1203
g dan 1668 g.

fi. Persikngrrn nyam Kampuag

Dalar~l upaya meningkatkan prduktivitrts ayam lohl, $elah d i 1 W a n
persilangan antam ayam kampung dengan ayam lokat lainnya ymg prodilktivitasnya tinggi maupun dengin ayam ras petelur dan pedaging
Hasil persilangan ayam karnpmg jmhn dengan #%ire Laghorn (WL)umur
12 minggu dapat mencapai bob1 871 g dm peningkatamya dibandingkan

dengan ayam kampung adalah 1 5 9 % fRubino 1976). Persilstngan ayam
kampung jantan dengan ayam petelur betinn umur 8 rninggu botwtnyn 643 g3

bobot ini lebih tin& 2 1.7 % dibandingkan dengan s y m kampunf; f Sarengst et
a!. 1985).

Hmil persifangm antstra ayam kampung ktina dengan ayam Kedu jantan

dan ayam kampung betina dengm ayam Pelung jantan yang Bi~Iiharadengan
rnanajemen yang sama dm palcan yang diberikan mengmdung protein kasw

17% dm etxefgi mebhlis 2900 kk&g

k m y a bbt badan pada mur 3

buIm masing-masing 0.9 kg dan 1.20 kg (hwirodigdu et al. 2000).
Sistem perkawinan ayam b p u n g dengan aym spesiw fain &pat

diIakcukm secara ahmi ahu den@ Icnseminasi Bwtm (B),
m u n
mempercept p d & i

disaxankan m
e-

B.Mwymto

mefaparkan bahwa dengan cara iB, fatilitas blur

il~ikrjr

et al. (1995)

pesda a y m kampung

mencapi 77 % dm pda ayam Kedu 87 %.

C. Pectumbuhan Alometci
Pertumbuhm menwut Brudy f 1945) addah sintesa biologi dan paduksi
unit-wit kimia h.
P e r t u m b b r n e n p h n bttgian dari perkembangan
(deveIopent) yang krkaitaxl dmgm peningbtan protop1asma yang

menymgkut dab dahr W kdga prow h k u t : (I) ~ m b i a k msel, (2) pemksltran sei dan f 3)

inkorpod mt-mt yang dikumpdkan dari, linglmgan.

Fertumbuhan bobot badan texnak pa& awslnya mettingkat, nmun semairin
t>ertamilah umur temak g m t u m b h y a komtan atau menunm. Wat ini dise-

basbkm k e r n &nya intdsi dari dm kek;uatan yaitu, kekunttztn peningbtan
p r t t m b u h dm kcbatan hambatan mumbuhan, K e h t m pningkatsn pera~nbuhankarena adanya prtambahm &lam XPObot &bat

pembiakan sel,

p b m m sel dm pgmpulern at-zat dari Iingkwngm sekitar sel, sedangkm

kekuatsan hambatan pertumbuhan karma &ya
tumbhya A-sel

keterba-

ruang untuk: tern

d m juga keterbatam swnkrdaya mtuk pertumbuhan

(sistem tub& terbtup). K w a bansisi dari pngstrulr kek;uatan peningkatan ke
kekuatitn hhhn disebut titik ideksi dm pada temk krjetdi pda saat
pubertw (Bmdy 1945; Pomeray 1955).

Karena h y a titik infleksi, &a
yaitu, (I) k & h

bobot sam*

sdma prtumbuban terjadi, dua fmai

ukuran d e w a , disirti terjadi sintest biulogi

yang m e n g h a s i h unit biokirnia banr yang cfisebabkan karem adanya

prnbiakan dm perkembangan sd serta pemukan at-zat yang berada di
lingkunga sel, d i k e d sehgai perbmbuhan, (2) rnenyangkut perub-

dam

bentuk dan konfumasi yang diakibatkan oteh prtumbuhan diferensiasi dari

jaringan bagian-bagian tub& yang berbeda, ha1 ini terjadi terkaordinir dm
teru& dari berbagai proses menjadi suatu ymg heterogen tetapi terarganisir,

dikend sebagai perkernbangan (Natmsmita 1978),

masing kompunen tub& dm jaringamya mempunyai keceptan prtumbuhan
ymg beheda-beda atau heterogen (afometris), sehingga didaptkan geiomhg-

gelambang pertumbufxan.

tubuh yang heteragen, Hwley f t 933) menggmakan prsamaan alometri.
Y

-

aX

h

atau dengm persamaan regresi log

Y = log a

i-

b fog X.D e n p

prsamaan iIli ciapat dikedui gmbaran pertumbuhan organ atau komponen
tub& m

a W t I t a t i f . Rumus ini digunakan h e m pembiliran relatif

bagian-bagian tubuh selama prhmbuhnn lebih tergmtung k-da

bbot absolut

dibandingkan ctengan waktu yang diperlukan untuk mencaprti &mtersebut.
Ha1 ini bexarti W w a umur krmlogis tidak k r p e n p h terhadap wrtumbuhan

relatif t&pi ymg krpengaruh a&lah wnur fisiolagisnya.

finsip alometri bila diap1ibik.m pitda sal& satu s p i e s temak, mka

&an d i d a p a h pmduki k a b s dengan kompasisi yang diinpdcm, namun
pakm rnempkm Wor penting dimping bnngsa dan jenis kefamin

(McDonald et .ti. 19'73).

D, Strukt~rtrarBht01o~;idaging
Mowtey dan Pmkhur~e(1995) rnenyatalcan b h w a daging unggas mempu-

nyai kelebihan &banding &gins ymg berrtsal d a i ruminansk, karma pada
&@ng ungw Mar protein lebih tin@ dm kadar fernaknya rendrrh, kmak
tersebut sehgian b a r addah Imak sub kutan dan tidak banyak tersebar pada
jarSngan. Komposisi Wngnya merawut Zeng st a!. (1988) tergmttmg pada asai
utot ahu daging ,jenis kelamin, umur, spesies dan strain.

Unit s t d c t u d j a r i n p otot addah serabut otot yang terdiri am miofibril-

mioffbril, s a g miofibril dikelilingi oleh mkuplasma sebagai bagim dari
sitoplasma serabut otot. Selubung paling iuar c h i serabut otot &i&
ssrkoiema
atau dinding se1,

Di &lam soukop1amna, selsin miufibril j u g krdapt inti se1,

mitokondria, retikulum sarkoplmmmt, kornplek golgi, glikogen dan lemk
(Cassens 1971 ).

fanjag serabut otut aMah I

- 40 mm, diametemya I0 - 100 mihameter

(IkIIman dan Brown 1989). Diameter serabut atut menentukan kelenttuan dm
tekstur daging serabut otut ymg memiliki diameter ksm penampiimp lebi h

kasar dm Iebih lentur diwirtgkan serabut otat y m g berdiameter kecil
(Desroier 1977). S

M (1979) menyatakan Wwa kwmpukan daging

dipengaruhi oleh t.>elper~paf&or seperti : serabut atot, bangsa t e m k , m u . ,
pakan dan aktivitas tern&.

b i l pnelitim mengenai serabut:otot menunjukkm bahwa interairsi antara

s p i e s (itik dm entog), asai otot (paha dm dads) dm wairtu pelayuan (2, 3, 4
dm 5 jam) berpe=ngamhnyata tmhadap diameter serabut otat, serabut atat paling

hsar addab atat paha pada itik (Sudjatinah 2 998). Anggmeni f 1999) melapor-

kan bahwa be&mWya umur mengakibatkan krtambahnya &wan diameter
serabut &at, pada itik prubahan M suprucoraco~deustelah tefjadi pada umur 6
minggu sedang pada entog terjadi umur 8 minggu. Umur 12 minggu diameter

serabut atot tersebut pada itik lebih ksar dibandingkan entog.

BAFiAN DAN METODE
A*Waktu dan Tempat Pemiitian
PeneliGan ini di1stksanaIran mulei bdan Juli 2001 - JanuEsri 2002. fernelih

m a y m , pernotangan bagian-bagian tubuh dan Zcarkas sexta pengmbilan

sampel aging dx'lairukaxl di Labratorim P d m dm Pembibitan Balai
Pengbjian Tehalogi Pertanim (BPTP) J a w Tag&. Sampel daging y m g

teiah dimbil disiapkan unzuk pmburttan p p m t histoEogi. Pembuatan p p a -

rat histologi dil&ukan di Lbratorium HistoIogi Bagian Anat~miF&ultas
Kedaktcm H e m IPB, Bogor.

B, IBahao dan Pentlatan fenelitism
Penelititin ini menggudcm 74 ekur ayam Wil persiiangan antara 2 ekox
a y m b p m g jmtm umw 1 tahun den-

90 ekor ayam h p w g betina umur

6 bulan (KK), 74 ekur ayam hasil p~iXaxlganantm 2 ekor a y m kzunpung
jantan umw 1 tahm dengan 30 ekor a y m ras ptelur strain Luhman mur 6

bulan (Kit). Persiimgm dil&ukm secarrt inseminmi bwtan dm sperma yang
diimeminztsih p d a ayam b p m g dan ayam rrns pcterlur b m d dPui 2 ekor
syam kampungjmtm yang =ma.

Ayam KK dan KR d i p l i b mulai umw 2 mingga sampai 12 minggu

dengm mmjernen ymg m a . Kandang untuk: pemeiihmn wpm terdiri atas
kandmg indukm denen kepadatm 25

- 30 ekudrn2 untuic: ayam umur 2 - 4

minggu, kandang boks dengan kepadatm 10 - 15 ekor/m2 whdc ayam umur
4 - 8 minggu dan kandang liter dengan kepadatan 8 - 10 ekor/m2 u n t d ayam

Pakan ymg dibrikm @a aym KK dm KR &I&
2

-4

m a yaitu, umw

rninggu cfiberi @tan kome~idBR1 pxoduksi Central Prokina Prima

dengan kandungan protein kasar 2 I%, mur 4 - 12 mingp diberi pidm dengm

kandungan protein kasar 14 % dan energ metabalis 2 800 kkatlkg (Tabel 1).
Tabel 1. Susunan Palran dm Kandungm Gizi
wtuk Ayam Umur 2 - 4 M n g p dan 4 - 12 Minggu

Bahan kimia dm peralatan yang digunakan untuk pmelihmm, pengu-

kursxn dtfometri dan pembuatm preprat histologi yaitu, &in
70

-

MD, dkoho1

1W%, prafomaidehid 4%, hematoksilin, eosin, timbmgnan anditik

merek Q'Hauss, pisau, mikroskap cahaya, stylafoam, janun pentul, silet, kertrts
foto, timer, tennometer, blak penyangga jaringrtn, mikrotorn xotasi rnerek

Reichert J u g 820-1 1, gelas objek, cover g h ,dan seprangkat dat foto merek
Olympus C-35m-4.

C, Metode Penditian
Penyhpan Ternak
Ayam KK dan KR yang digmakan untuk pengmatan potongan-potongm

tubuh &n potongin-patongan k w h berumur 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 rninggu.

Penyirrptan htongan-potongan Tubuh ,Potongaxr-patangan Krtrkas dan
Sampel Prepalraa HistoIagi Otot Dads

lainnya sesu&

d e n w pubah yang a k a dimati, kemudian dilakukan

2 ekor a y m mEuk; disiapkan shga bahan pmbwtan p ~ p a m thistologi

metode Rameis (1 989).

M a p sampe:I otot dibuat 2 ppaxrtt, setiap preprat dimati 5 fasikuii dm

dm v e d h l smhut am kerndm &ha@ 2 ( G a m h 4). Nilai yang dipedefr

dikonversi d a g m p e m h a m mikroskop yang d i g w a h . Selanjutraya

Peubafr ymg dim& pada pnelitian ini dab :

I. Bobot p t o q
2. B o b *kepmIa
3. Baht leher
4. Bobot kaki
5.bbatkarkas
6. Bobot dada

7. Bob@ punggwg

8. B O ~ K )pkmX
~
9. Bobot sayap
10. B a k t paha atas
Il.lBobatpakabawah
12. Diamefer serabut otat

regresi log Y = log a -t b tog X (HuxXey 1933).

Nilai b yang didapat diuji terhadap 1 dengm menghitung seizing
kepercayartn (confidence intei-vao untuk 95 %, sehingga b akan mempunyai
railai Ir< 1; b

-

1 d m b > 1. Axti nilai b tersebut adalah : Bila b < I bemrti

rneningkatnya bobat X, bita b > 1 artinya pemntase Y. terhadap X

b i l uji dari nilai b d i pjeias tfengm rnembuat gambar berupa p;rafik yang

krasal dari data persenme potongin tubuh terhadap bobut potong

r

&HI

Analisis data perkembangan serabut otot &da dilmkukan d e n p uji t (Steel

Gambar 1. PernisahanPotongan Tubuh clan
Alat Penceman @ti Ayam
a = kepala; b = leher, c =puoggung; d =pin&
e = sayap; f = dada; g = alat pencanmu;
h = paha am; ;= paha bawah; j = kaki

Gambar 3. Struktur Otot Skeletal
(Sumber : Goldspink dan Yang 1999)

B[ASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hubungan antara Potongan Tubuh dengan Bobot Potong
Hasil analisis hubungan antara potongan tubuh dengan bobot potong
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Intersep (log a), Koefisien Perhrmbuhan Relatif (b) dari log Bobot
Potongan Tubuh (Y)terhadap Bobot Potong (3

,

I

Keterangan : BP = Bobot Potong; Ke = Kepala; Le = Leher; Pu = Punggung ;

Pi = Pinggul; Da = Dada; Sa = Sayap; Pa = Paha atas; Pb = Paha bawah;
Kk = Kaki.; KK = Kampung d X Kampung P ; KR = Kamprmg d X Ras petelur 9 ;
Nilai Tengah Y disesnaikan dengan ratam bobot potong 414.09 g.
* = Berbeda nyata antara ayam KK dan KR @ < 0.05)
** = Hasil uji nilai b terhacJap 1 yaug beheda antara ayam KK dan KR

I

Dari Tabel 2 ditunjukkan bahwa kepala dan leher pda ayam KK dan KR
mempunyai nilai b < 1. Artinya, kedua potongan tubuh tmebut mengalami

pertumbuhan cepat sejak umur dini atau masak dini (Hafez 1955).
Data penelitiau (Lampiran 3) menunjukkan bahwa persentase bobot kepala
yang tinggi tejadi umur 2 minggy sedang persentase bobot leher wadi umur 4

m
n
im pada umur yang lebih tua persentasenya menurun seperti diilustrasikan
pada Gambar 5 dan 6.

Gmbar 5. Hubungan Persentase Kepida Terhadap Bob& Potong dengan
3obot Potong Umur 2 12 Minggu

-

Gambar 6. Bubungan Persentasa L e h Tehdzq Bobot Potong dengan
Bobot P o w Umur 2 - 12Mbggu

Yotangan punggung dm ping@ antam #yam KK dan KR rnempwryai nilai

b yang be&&.

P u n g p g pada ayam KK mernpwyai nifai b < 3, pa& KR

b - X, whngpinggu1nyapda ayam KK b

-

1, pads KR b < 1. EIal ini berarti

bahwa pung&ungayam KR rnasih tumbuk Ironstan siring dengan bextambhya
bobt potong, sdmg pada KK perhunbuhmya terjadi pada umur diini. Untuk
poEongm pinggul terjadi ke'baliltmnya dari ptongan gunggmg. Pertumbufian

kedua patongan tersebut diilwtmikan p d a Gambar 7 d m 8 berdasarh data

prsentase putangm punggmg dm pingguf texMap t>otPot ptong umur 2 - 12
minggu (Lampifan 3).

HasiI pnelitim ini membex?:kmindikasi bahwa a& kernmeinan pertumbuhm punggmg styam MI t e ~ n g a r u l deh
l
i n d h y a yang merupakan ayam

petelur, sehingga punggug terns mengalami prtumbukan sejaIan dengan
beftmbahnya umur untuk membexi m g be~kmbangnyadat repxduksi.

Patongan-potangnn tubuh pa& ayam KR dan KK yang mernpunyai niXai
b > 1 a&!&

drtdsl, p h a atas dan p h a bawah. B e h sampai umur 12 minggu

ketiga potongan tersebut masih mengalami pertumbuhan .

Terus krkembangnya p o t o n p dada, paha atss dan pwtxa bawafx disebab-

km karena adanya prkemhgm serabut atot. Ketiga potongnn tersebut
rnenrpakan h@an tub& yang banyak ototnya. Hal ini terbukti dolri h i 1
pengrunatctn histologi serabut otot dada pa& Tabel 4, yang rnenunjdckan bnhwa

diameter serabut otot dada terns mengalami perkembangan dari umur 2 minggu
sampai umur 12 minggu.

Besar kecilnya niIai kwfisien pertumbufian pada potongm-putongan tub&

aIrm menentub =ah p e r k m h g m tub& s e e m keseluruhan. Arah perkem-

bangan dimulai dari p o t o m tubuh yang mempunpi nilai b rendah ke 8IBh
.

potonganhibuhyangrnemilikidaiblebihfinggi.

Gmbar 7. Hubungan Pesentase Punggung Terbsdap Bobot Potan8 denB o b a t P ~ U j t n u r 2 12 Minggu

-

Arah perkembangan terebut sesuai dengan pendapat Hammond (1932)

bahwa pada umumnya perkembangan ternak dimulai dari bagian kepala bergerak ke bagian belakang tubuh dan bagian lain mulai dari ujung kaki belakang

menyebar ke atas. Pertumbuhan tersebut bertemu pada bagian tengah tubuh.

M a r 9. Arah Perkembangan Tubuh Ayam KK dan KR
=Arahperkembangan 1,2 dm3.

..,

(Sumber : Abbot Laboratories, hanational Vetekuy Division 1968)

B. Hubnngan antara Potongan Karkas dengan Bobot Karkas
Persentase karkas ayam KK dan KR pada umur 12 minggu adalah
60.0% dan 58.8 %, sedang bobot potongnya adalah 713.7 g, pada ayam KR
757.5 g (Tabel 3).
Hasil analisis menunjukkan bahwa bobot potong dan persentase karkas
pada ayam KK dan KR tidak berbeda nyata. Hal ini bukan berarti potensi
produksi daging antara ayam KR dan KK sama, karena ayam KR telurnya
diproduksi dari induk ayam ras petelnr yang mempunyai produksi telur tinggi
yaitu 70 - 90 %, sedang a y m KK telnrnya diproduksi dari ayam kampung
yang produksinya 34.8%, sehingga potensi produksi daging ayam KR lebih
tinggi dibandingkan ayam KK.
Tabel 3. Bobot Potong dan Persentase Karkas Ayam KK dan KR
Umur 12 Minggu.

Persentase karkas pada ayam KK dan KR lebih rendah dibandingkan karkas
ayam pedaging yaitu 67.5% (Moran 1999). Oleh karena itu, perlu diupayakan
peningkatan kuantitas dan kualitasnya khususnya ayam KR. Suryanto (1989)
melaporkan bahwa pada ayam kampung peningkatan pakan yang mengandung
protein kasar 16% ke IS%, karkasnya meningkat dari 59.4% menjadi 64.6%.
Leeson dan Summers (1997) melaporkan bahwa peningkatan protein dari 16 %

sampai 20 % &pat meningkahn persen-

pro~eink k a s dan m e n d a n

persentwe l e d larkas.
Upaya pexlingkatan kuantitas dan kualitas karkas tersebut perlu metnpertim-

bangkan bent&

fisik dari ayam hail persilangm. Hasil pen&amatan gada

penelitian ini menmjukkan Mwa pa& umur 2 - 6 minggu bentuk fisik ayam
KR lebih k s a r dibandingkan ayam KK, namun setelah umur 8 - 12 minggu
sulit dikdakan antam ayam KR dan ayam KK (Gmbar 10, 11, 12 dm 13).

Ben& fisik yang hmpir

ini &pat meningkatkan apresiasi rnasyaralcat

terhadap ayam KR.
Wil d i s i s hubmgan an-

patongan karkas dengan bob&

karkas

d i m j i b pda Tabel 4. Dnri titbe1 tersebut d i t u n j h b&wa prtumbdm
relatif antara bbae potongan k a r h terhadap boht kkas yang brbeda antam
a y m KK dan KR ads1iaR potongan dads, sayrtp dm paha atas. fertumbuhan

relatif ketiga ptongan tersebut terhadap bbut karbs pda ayam K61 terjadi
lebih dini dihdingkan dengan ayam KK.

Perbedam tersebut disebabkan karena pngaruh prulmhan pakan yang
diberih pttda umur 4 - I2 minggu yaitu 14 % protein kasar, sedangkan

mur 2 - 4 rninggu kandungm protein k m r d a l ~ mpakannya 21 %, sehingga
mengahambat p-&mbu)lan dada, sayap dm paha atas pa& ayam KR.

Tabel 4. Intersep (log a), Koefisien PerU&uhan Relatif (b) dari log Bobot
Potongan Karkas (Y) terhadap Bobot Karkas ( X )

BP Pa

KK
KR

- 0.9342
- 0.8143

+ 0.0469
+ 0.0539
1.0684 + 0.0516

1.0798
1.0212

> 1**
=1

1.6245 42.1211
1.6116 40.8884

>I
1.6199 41.6773
>1
1.0601 + 0.0545
1.5923 39.1111
Kekmagan :BK = Bobot Karkas, Ke = Kepala; Le = Leher; Pu = Punggung ;
Pi = P i n d Da = Dada; Sa = Sam, Pa = Paha atas; Pb = Paha bawah.
KK = Kampung 8 X Kampg 8 ; KR = Kampung 8 X Ras petelur 8
Nilai Tengah Y disesuaikan dengan rataan bobot karkas 234.07 g.
* = Berbeda nyata antara ayam KK dan KR @