diidentifikasi epitelium enamel sebelah luar, epitelium enamel sebelah dalam, retikulum stelata, lengkung servikal, dan lamina dental. Tahap selanjutnya adalah bell
stage, yang terbagi menjadi dua, yaitu tahap awal atau morfodiferensiasi dan tahap akhir atau aposisi. Dengan berlanjutnya proliferasi dan diferensiasi benih gigi, organ
enamel akan terlihat berbentuk seperti sebuah bel yang menyelubungi papila dental. Di antara epitelium enamel sebelah dalam dan retikulum stelata terbentuk lapisan sel
baru yaitu stratum intermedium. Lamina dental menghubungkan epitelium enamel sebelah luar dengan epitelium rongga mulut. Organ enamel dan dental papila sendiri
dikelilingi oleh dental sac yang merupakan sekumpulan jaringan ikat mesenkim.
11
2.1.1.1 Amelogenesis
Sebenarnya amelogenesis atau proses pembentukan enamel dimulai setelah pembentukan dentin terjadi. Ada lima tahap pada siklus hidup ameloblas yang
penting:
12
1. Sebelum proliferasi odontoblas, sel epitelium enamel sebelah dalam
berproliferasi menjadi bentuk dasar gigi, di mana terbentuk dentinoenamel junction. Di akhir tahap ini, terjadilah diferensiasi pada sel-sel tersebut, menjadi ameloblas.
2. Diferensiasi ameloblas dimulai dengan pemanjangan sel epitelium sebelah
dalam dan reorientasi organel intraselulernya. Sebagian besar sel epitel terpolarisasi, di mana ujung basalnya berada di membrana basal sementara ujung apikalnya
berperan pada proses sekresi, absorpsi dan lain-lain. Ketika sel epitelium enamel sebelah dalam berdiferensiasi menjadi preameloblas, terjadi proses repolarisasi, yaitu
berubahnya “kutub sekretori” menuju arah membrana basal, dalam hal ini mengarah ke dentoenamel junction.
3. Seiring dengan pembentukan dan mineralisasi dentin, preameloblas
berdiferensiasi menjadi ameloblas yang mensekresikan matriks enamel. 4.
Setelah sintesis dan sekresi matriks selesai, ameloblas yang berperan mensekresi berdiferensiasi menjadi ameloblas yang berperan dalam proses maturasi
atau kelanjutan mineralisasi enamel hingga mencapai tingkat kekerasan yang seharusnya, di mana 96 beratnya merupakan mineral.
Universitas Sumatera Utara
5. Setelah proses maturasi selesai, ameloblas mengalami “dediferensiasi”.
Bersama dengan sisa stratum intermedium, retikulum stelata, dan epitelium enamel sebelah luar, terbentuklah epitelium enamel yang berkurang reduced enamel
epithelium yang berperan dalam proses erupsi dan pembentukan junctional epithelium.
2.1.1.2 Dentinogenesis
Dentinogenesis atau pembentukan dentin terjadi sebelum dimulainya pembentukan enamel. Berbeda dengan amelogenesis, dentinogenesis terus terjadi
seumur hidup, dengan tahapan:
12
1. Sebelum odontoblas berdiferensiasi, sel epitelium enamel sebelah dalam
berproliferasi menjadi bentuk dasar gigi, yakni dentinoenamel junction. Diferensiasi odontoblas dimulai saat sel epitelium enamel sebelah dalam mengalami “repolarisasi”
menjadi preameloblas. 2.
Masing-masing odontoblas mensekresikan matriks organik yang kaya akan kolagen, terutama kolagen tipe I, walaupun protein lain yang juga disintesis dan
disekresikan memiliki peran dalam proses mineralisasi. Tidak seperti matriks enamel yang kaya akan mineral, predentin tidak mengandung mineral.
3. Matriks organik kemudian mengalami maturasi dan dimodifikasi untuk
mengatur proses mineralisasi, di mana proses odontoblastik sangat berperan di sini. Beberapa jenis proteoglikan tertentu menghambat terjadinya mineralisasi, namun
proses odontoblastik akan melenyapkannya dengan cara endositosis, yang kemudian akan melepaskan fosfoprotein dentin dan prteoglikan lain yang memicu terjadinya
mineralisasi.
2.1.1.3 Pembentukan Akar