Komponen-Komponen Kebahagiaan Kebahagiaan 1. Definisi Kebahagiaan

atau pada aspek-aspek tertentu dari kehidupannya domain satisfaction seperti pernikahan, pekerjaan, kesehatan, keluarga, keuangan, teman sebaya, waktu luang, dan diri sendiri. Sedangkan evaluasi afektif terjadi ketika individu melakukan evaluasi terhadap emosi yang dirasakannya, dimana meliputi perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam Snyder Lopez, 2002. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah ketika individu merasa puas terhadap hidup secara keseluruhan dan pada aspek-aspek tertentu dalam kehidupannya dan individu juga cenderung merasakan emosi positif dibanding emosi negatif.

2. Komponen-Komponen Kebahagiaan

Diener Eid Larsen, 2008; Biswas-Diener Dean, 2007 menyatakan bahwa kebahagiaan memiliki dua komponen yang berbeda yaitu: a Komponen kognitif yaitu meliputi life satisfaction dan domain satisfaction , dianggap sebagai komponen kognitif karena keduanya melakukan proses evaluasi terhadap kehidupan. Hal ini terjadi ketika individu berfikir seberapa memuaskan kehidupannya secara keseluruhan life satisfaction atau berdasarkan aspek tertentu didalam kehidupannya domain satisfaction seperti kesehatan, keluarga, keuangan, pekerjaan, teman sebaya, waktu luang, dan diri sendiri. b Komponen afektif yaitu melipu ti positive affect PA d an negative affect NA , keduanya dianggap komponen afektif karena mencerminkan sejumlah perasaan senang dan tidak menyenangkan yang dialami individu di dalam kehidupan Universitas Sumatera Utara mereka. Orang yang bahagia sering mengalami emosi yang positif, seperti rasa senang dan jarang mengalami emosi yang negatif seperti rasa sedih, marah, dll. 3. Ciri-Ciri Orang yang Bahagia Berikut ini merupakan ciri-ciri orang yang membedakan antara orang bahagia dengan yang lainnya yang ditemukan oleh para peneliti Biswas-Diener dean, 2007: a Memiliki kesehatan yang baik Deborah Danner dan koleganya meneliti para biarawati melalui pernyataan otobiografi pendek yang ditulis oleh biarawati. kemudian Danner menganalisis narasi untuk melihat ada atau tidak adanya kalimat positif dan negatif. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa biarawati yang memiliki nilai yang tinggi dalam mendeskripsikan diri secara positif menunjukkan dapat bertahan hidup dibanding rekan-rekannya. b Memiliki hubungan sosial yang bermanfaat Diener dan Seligman menemukan bahwa orang yang bahagia cenderung memilki hubungan sosial yang bermanfaat. Mereka adalah orang yang memiliki pernikahan yang baik dan memiliki banyak teman yang bisa dipercaya. c Menggunakan kebiasaan berpikir positif Penelitian menemukan perbedaan gaya berfikir antara orang yang bahagia dibanding yang lainnya. Hasilnya yaitu orang yang bahagia kurang rentan terhadap refleksi diri perenungan, dan lebih kecil kemungkinannya untuk Universitas Sumatera Utara terlibat dalam perbandingan dengan teman sebaya dan cenderung untuk menafsirkan peristiwa secara lebih positif.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan