Perkembangan Psikososial Lansia Lansia 1. Definisi Lansia

e Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan Bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri secara psikis dan ekonomis untuk menghadapi berbagai perubahan yang akan terjadi di hari tua, seringkali akan mengalami trauma dalam melakukan penyesuaian tersebut. f Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes Perubahan peran seringkali menyulitkan dan membangkitkan emosi. Semakin besar perubahan tersebut dan semakin berkurang prestige yang diperoleh dari peran baru, maka semakin besar penolakan terhadap perubahan peran. Individu akan merasa terganggu jika dipaksa oleh lingkungan untuk melakukan perubahan peran.

4. Perkembangan Psikososial Lansia

Banyak orang di usia lanjut menilai kembali hidup mereka, menyelesaikan urusan yang belum terselesaikan, dan memutuskan cara terbaik menyalurkan energi mereka dan menghabiskan hari-hari, bulan, dan tahun yang tersisa. Mereka benar- benar menyadari akan berjalannya waktu, dan sebagian dari mereka ingin meninggalkan warisan untuk anak-anak mereka atau kepada dunia, menurunkan buah dari pengalaman mereka, dan memvalidasi makna dari hidup mereka. Namun yang lainnya ingin memanfaatkan kesempatan terakhir ini untuk menikmati masa lalu favorit mereka atau melakukan sesuatu yang tidak pernah sempat mereka lakukan ketika masih muda Papalia, 2011. Berlawanan dengan keyakinan umum bahwa lansia cenderung tertekan, mereka tumbuh semakin berisi dan puas dengan kehidupan. Dalam sebuah studi Universitas Sumatera Utara longitudinal Charles, Reynolds, Gatz dalam Papalia, 2011 yang mengikuti empat generasi selama 33 tahun, emosi negatif yang bersifat self-reporting seperti kelelahan, kejenuhan, kesendirian, tidak bahagia, dan depresi menurun sejalan dengan usia walaupun tingkatan penurunan tersebut melambat setelah usia 60 tahun. Pada waktu yang sama, emosionalitas positif seperti kegairahan, ketertarikan, rasa bangga, dan perasaan telah menyelesaikan tugas cenderung tetap stabil sampai akhir usia tua dan kemudian sedikit menurun secara gradual. Ketika orang menjadi semakin tua, mereka mencoba mencari aktivitas dan orang-orang yang memberikan gratifikasi emosional kepada mereka. Selain itu, kemampuan lansia untuk mengatur emosi mereka dapat membantu menjelaskan mengapa mereka cenderung lebih bahagia dan ceria dibandingkan orang dewasa awal Mroczek Kolarz, dalam Papalia, 2011 dan semakin jarang mengalami emosi negatif dan lebih tangkas Carstensen, dalam Papalia, 2011. Orang dengan kepribadian ekstrovert berorientasi keluar dan sosial dilaporkan pada awalnya cenderung memiliki tingkat emosi positif yang tinggi dan berkecenderung lebih besar dalam mempertahankan tingkat emosi positif tersebut sepanjang hidup dibandingkan orang lain. Orang-orang dengan kepribadian neurotik angin-anginan moody , mudah tersinggung touchy , cemas, dan kaku cenderung melaporkan energi negatif dan cenderung menjadi semakin kurang positif dari waktu ke waktu Charles et al dalam Papalia, 2011. Costa Mc Crae mengatakan neurotisme merupakan prediktor perasaan dan gangguan perasaan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan usia, ras, gender, pemasukan, pendidikan, dan status perkawinan dalam Papalia, 2011. Universitas Sumatera Utara

E. Hubungan antara Sense of Humor dengan Kebahagiaan pada Lansia