Tujuan Total Productive Maintenance Manfaat Total Productive Maintenance

kerugian. Termasuk proses analisis dan prosedur-prosedur yang secara otomatis meningkatkan kantor. Office TPM menggambarkan dua belas kerugian besar, diantaranya : a. Kerugian pada bagian prosedur, akuntan, pemasaran, penjualan- penjualan. b. Kerugian komunikasi. c. Kerugian saat mesin mengalami perhentian mendadak. d. Kerugian saat penyetelan mesin. e. Kerugian akurasi mesin f. Peralatan rusan g. Sambungan komunikasi rusak. h. Membuang waktu. i. Ketidak ketersediaan. j. Konsumen yang mengeluh. k. Beban darurat. l. Kerugian start up 8. Safety, Hygiene and Environment Control : fokusnya bagian ini adalah membentuk lapangan kerja yang aman di daerah sekitar sehingga tidak rusak akibat proses dan prosedur. Pillar ini akan saling membutuhan antar yang satu dengan yang lain secara teratur. Kesatuan dari pillar-pilar ini merupakan gabungan representif para pekerja yang sama baik dari sebuah perusahaan. Kesatuan ini dikepalai oleh wakil presiden direktur senior secara teknis. Seluruh yang terpenting.

2.4.4. Tujuan Total Productive Maintenance

Tujuan dari total productive maintenance baik secara langsung, maupun tidak langsung yaitu: 1. Mencapai OPE Overall Plant Efficiency paling minimum 80 2. Mencapai nilai OEE minimum 90 3. Mengurangi biaya manufaktur sebesar 30 4. Memenuhi pesanan konsumen sebesar 100 5. Mengurangi kecelakaan 6. Mencapai tujuan dengan bekerja sebagai tim 7. Perubahan perilaku kerja operator 8. Membagi pengetahuan dan pengalaman 9. Menambah tingkat keyakinan karyawan dalam bekerja.

2.4.5. Manfaat Total Productive Maintenance

Manfaat dari studi aplikasi TPM secara sistematik dalam rencana kerja jangka panjang pada perusahaan khususnya menyangkut faktor-faktor berikut: 1. Peningkatan produktifitas dengan menggunakan prinsip-prinsip TPM akan meminimalkan kerugian-kerugian pada perusahaan 2. Meningkatkan kualitas dengan TPM, meminimalkan kerusakan pada mesinperalatan dan downtime mesin dengan metode terfokus 3. Waktu delivery ke konsumen dapat ditepati karena produksi yang tanpa gangguan akan lebih mudah untuk dilaksanakan 4. Biaya produksi rendah karena rugi dan pekerjaan yang tidak memberi nilai tambah dapat dikurangi 5. Kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja baik 6. Meningkatkan motivasi kerja, karena hak dan tanggung jawab dilegasikan pada setiap orang. Kegiatan dan tindakan tindakan yang dilakukan dalam TPM tidak hanya berfokus pada pencegahan terjadinya kerusakan pada mesinperalatan dan meminimalkan downtime mesinperalatan akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan kerugian akibat rendahnya efisiensi mesinperalatan saja. Rendahnya produktifitas mesinperalatan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan sering diakibatkan oleh pengguna mesinperalatan yang tidak efektif dan efesien terdapat pada enam faktor yang disebut kerugian besar six big losses. Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana sebaiknya sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output, efisiensi merupakan karakteristik proses mengukur perpormasi aktual dari sumberdaya yang relative terhadap standar yang digunakan, ditetapkan. Sedangkan efektifitas merupakan karakteristik lain dari proses mengukur derajat penyampaian output dari sistem produksi, efektifitas diukur dari rasio aktual output terhadap output yang direncanakan. Dalam era persaingan bebas saat ini pengukuran sistem produksi yang hanya mengacu pada kualitas output semata akan dapat menyesatkan, karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu : kapasitas efesiensi dan efektifitas. Taisir, Osama 2010 berkata bahwa satu tujuan dari TPM dan OEE adalah mengurangi atau menghilangkan apa yang disebut dengan six big losses yang merupakan penyebab umum terjadinya kerugian efisiensi saat proses manufaktur. Berlangsungnya kerugian dari efektifitas di dalam TPM tersebut didefinisikan dengan istilah dari kualitas yang disebut kualitas produk dan kesediaan waktu mesin. Mesin peralatan seefisien mungkin artinya adalah memaksimalkan fungsi dari kinerja mesinperalatan produksi dengan tepat guna dan berdaya guna, Untuk dapat meningkatkan produtifitas mesinperalatan yang digunakan maka perlu dilakukan analisis produktivitas dan efesiensi mesinperalatan pada six big losses. Merumuskan six big losses dalam formula dibawah ini Nakajima, 1988: 2.4.5.1. Penurunan Mesin Downtime 1 Kerugian karena kerusakan mesinperalatan equipmentfailurebreakdown Kerusakan mesinperalatan equipment failure breakdown akan mengakibatkan waktu yang terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat berkurangnya volume produksi atau kerugian material akibar dari produk yang di hasilkan cacat. Formula matematis untuk breakdown losses sebagai berikut: EF = ������������������ ������������� x 100 2 Kerugian karena pemasangan dan penyetelan set-up and adjustment losses Kerugian karena set-up dan adjustment adalah semua waktu set-up termasuk waktu penyesuaian adjustment dan juga waktu yang di butuhkan untuk kegiatan kegiatan menggati jenis produk ke jenis berikutnya untuk produksi selanjutnya. Dengan kata lain total yang di butuhkan mesin tidak berproduksi guna menggati peralatan dies bagi jenis produksi berikutnya sampai dihasilkan produksi sesuai untuk proses selanjutnya. Formula matematis untuk set-up and adjusment losses sebagai berikut : SA = �������� −�� ���������� ������������� x 100 2.4.5.2. Kerugian akibat penurunan kecepatan speed losses 1 Kerugian kerena beroperasi tanpa beban maupun berhenti sesaat Idling and minor stoppages Kerugian kerena beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat muncul jika factor ekternal mengakibatkan mesinperalatan berhenti berulang ulang mesinperalatan beroperasi tampa mengahasilkan produk. Formula matematis untuk idling and minor stoppages losses sebagai berikut: IMS = ����������������� ����������� x 100 2 Kerugian karena menurunnya kecepatan ProduksiReduced speed Menurunnya kecepatan produksi timbul jika operasi lebih kecil dari kecepatan yang di rancang beroperasi dalam kecepatan normal. Menurunnya kecepatan produksi antara lain di sebabkan oleh: 1. Kecepatan mesin yang dirancang tidak dapat dicapai karena berubahnya jenis produk atau material yang tidak sesuai dengan mesin dan peralatan yang digunakan. 2. Kecepatan produksi mesinperalatan menurun akibat operator tidak mengetahui berapa kecepatan normal mesinperalatan sesungguhnya. 3. Kecepatan produksi sengaja dikurangi untuk mencegah timbulnya masalah pada mesinperalatan dan kualitas produksi yang dihasilkan jika di produksi pada kecepatan produksi yang lebih tinggi. Formula matematis reduce speed losses sebagai berikut: RS = �������������������� –������������������� ����������� x 100 2.4.5.3. Kerugian karena terjadinya cacat Defects 1 Kerugian karena produk cacat maupun karena kerja produk di proses ulangRework Losses Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material,mengurangi jumlah produksi, limbah produksi produksi meningkat dan biaya untuk mengerjakan ulang, kerugian akibat pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga kerja dan waktu yang di butuhkan untuk mengolah dan mengerjakan kembaliataupun memperbaiki cacat produk Cuma sedikit akan tetapi kondisi seperti ini bias menimbulkan masalah yang semakin besar. Formula matematis untuk rework losses sebagai berikut: RL = ��������������������� ����������� x 100 2 Kerugian pada awal waktu produksi hingga mencapai waktu produksi yang stabilReduced yieldscrap losses Reduced yieled losses adalah kerugian waktu dan material yang timbul selama waktu yang dibutuhkan oleh mesinperalatan untuk menghasilkan produk baru dengan kwalitas produk yang di harapkan. Kerugian yang timbul tegantung pada faktor-faktor seperti keadaan operasi yang tidak stabil, tidak tepatnya penanganan dan pemasangan mesinperalatan atau cetakan dies ataupun operator tidak mengerti dengan kegiatan proses produksi yang ditimbulkan. Formula matematis yieldscrap losses sebagai berikut: YS = �������������������� ����������� x 100

2.5. Overall Equipment Effectiveness

Overall equipment effectiveness OEE merupakan produk dari six big losses pada mesinperalatan. Keenam faktor dalam six big losses dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen utama dalam OEE untuk digunakan dalam mengukur kinerja mesinperalatan yakni downtimes losses, speed losses dan defect losses. OEE merupakan ukuran menyeluruh yang mengidentifikasikan tingkat produktivitas mesinperalatan dan kinerja secara teori. OEE adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan Availability, Performance Efficiency, dan Rate of Quality Product Roy Davis, 1996.,dalam Dewi Mulyati. Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

5 107 96

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 0 19

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 1 2

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 1 5

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

1 3 1

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 0 3

PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS GT 2.1 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

0 0 20