Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

(1)

STUDY PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT

EFFECTIVENESS MELALUI PENERAPAN TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE

DI PTPN IV PKS PASIR MANDOGE

Diajukan Untuk Memenuhi sebahagian dari TUGAS SARJANA

Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh: YANTI SURIATI S

NIM: 060423017

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

(3)

(4)

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Akhir

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang

Manajemen Rekayasa dan Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Nazaruddin MT, selaku pembimbing I, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan arahan dan koreksi dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

5. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku pembimbing II, yang telah begitu sangat sabar dan telah banyak meluangkan waktu yang sangat terbatas untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan koreksi agar Tugas Sarjana ini dapat selesai dengan baik.

6. Bapak Zulkifli, SH selaku pembimbing di PTPN IV PKS PASIR

MANDOGE , yang banyak membantu penulis selama proses pengambilan data di lapangan dan memberikan informasi-informasi yang sangat diperlukan dalam penulisan Tugas Sarjana ini.


(6)

7. Kedua Orang Tuaku Tercinta, yang selalu memberikan bantuan moral, serta Abang dan Kakak tersayang yang juga merupakan motivasi penulis agar dapat segera menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

8. Seluruh Staf dan karyawan PTPN IV PKS PASIR MANDOGE yang telah

memberikan bantuan berupa informasi dan dukungan moril selama penulisan tugas sarjana ini.

9. Teman-teman seperjuangan penulis khususnya anak-anak Ekstensi ’06

yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.

10. Buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan laporan ini, terima kasih karena tanpa kalian penulis bukan siapa-siapa.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 19 Januari 2010 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTRA LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-3 1.3.1. Tujuan Penelitian ... I-3 1.3.1.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.1.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.3.2. Manfaat Penelitian ... I-3 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4 1.4.1. Batasan Masalah ... I-4 1.4.2. Asumsi ... I-5 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6


(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruanglingkup Bidang Usaha ... II-3 2.3. Struktur Organisasi ... II-4 2.4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.5.1. Tenaga Kerja ... II-7 2.5.2. Jam Kerja ... II-10 2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-11 2.7. Proses Produksi ... II-13 2.7.1. Standar Mutu Bahan Baku dan Produk ... II-13 2.7.1.1. Standar Mutu Bahan Baku ... II-13 2.7.1.2. Standar Mutu Produk ... II-14 2.7.2. Bahan yang Digunakan... II-15 2.7.2.1. Bahan Baku ... II-15 2.7.2.2. Bahan Penolong ... II-15 2.7.2.3. Bahan Tambahan ... II-16 2.7.3. Uraian Proses Produksi... II-16 2.7.3.1. Stasiun Penerimaan Buah ... II-16 2.7.3.2. Stasiun Perebusan ... II-17


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.7.3.3. Stasiun Penebahan Buah ... II-19 2.7.3.4. Pelumatan Buah ... II-20 2.7.3.5. Pengempaan Buah... II-20 2.7.3.6. Pemecahan Ampas Kempa ... II-21 2.7.3.7. Pemisahan Ampas dan Biji ... II-21 2.7.3.8. Pemurnian Minyak Sawit... II-22 2.7.3.9. Pengolahan Sludge ... II-24 2.7.4. Mesin dan Peralatan ... II-28 III. Tinjauan Pustaka ... III-1

3.1. Pengertian dan Peranan Maintenance ... III-1 3.2. Jenis-Jenis Maintenance ... III-3 3.2.1. Preventive Maintenance ... III-3 3.2.2. Corrective atau Break Down Maintenance ... III-5 3.3. Pengoperasian Mesin Produksi di PKS Mandoge ... III-5 3.3.1. Timbangan ... III-5 3.3.2. Loading Ramp ... III-6 3.3.3. Rebusan ... III-8 3.3.4. Penebahan (Tresher) ... III-11 3.3.5. Kempa (Pressan) ... III-12


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.3.6. Pemurnian minyak ... III-15 3.3.7. Tangki Timbun Minyak... III-19 3.3.8. Pabrik Biji ... III-20 3.4. Total Productive Maintenance (TPM) ... III-25 3.4.1. Defenisi Total Productive Maintenance ... III-26 3.4.2. Tujuan/Manfaat Total Productive Maintenance ... III-27 3.4.3. Overall Equipment Effectiveness (OEE) ... III-28 IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Rancangan Penelitian ... IV-1 V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-5 5.2.1. Perhitungan Harga Rata-rata ... V-5 5.2.2. Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah ... V-5 5.2.3. Uji Kecukupan Data ... V-7 5.2.4. Perhitungan Ideal Cicle Time ... V-8 5.2.5. Perhitungan Availability ... V-8


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.6. Perhitungan Performance Efficiency ... V-12 5.2.7. Perhitungan Rate of Quality Product ... V-13 5.2.8. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes (OEE) ... V-15 5.2.9. Perhitungan OEE Six Big Losses ... V-16 5.2.9.1. Down Time Losses ... V-16 5.2.9.2 Speed Losses... V-20 5.2.9.3. Defect Losses ... V-22 5.2.10. Pengaruh Six Big Losses... V-25 VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) VI-1 6.2. Analisis Analisis Perhitungan OEE Six Big Losses ... VI-1 6.3. Analisis Analisis Diagram Sebab Akibat ... VI-2 6.3.1. Reduce Speed ... VI-3 6.3.2. Break down Losses ... VI-6 6.4. Usulan Pemecahan Masalah ... VI-9 6.4.1. Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) ... VI-9 6.4.1.1. Mengeliminasi Six Big Losses ... VI-9 6.4.1.2. Autonomous Maintenance ... VI-15


(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

6.4.1.3. Membuat Jadwal Program Mantenance untuk Departemen Maintenance ... VI-17 6.4.1.4. Meningkatkan Skill Operator Mesin/ Peralatan dan

Personel Maintenance ... VI-17 VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-3 DAFTRA PUSTAKA

LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perincian Jumlah Karyawan Pelaksana per Bagian/Afdeling ... II-9 2.2. Standard Fraksi Kematangan Buah di Loading ramp ... II-13 2.3. Standard Mutu Inti di PTPN IV PKS Pasir Mandoge ... II-14 2.4. Standard Mutu CPO di PTPN IV PKS Pasir Mandoge ... II-14

2.5. Mesin dan Peralatan yang dipakai di PTPN IV PKS Pasir Mandoge .. II-28 3.1. Perbendaan antara TQM dan TPM ... III-27 5.1. Data Delay Screw Press Machine Periode April 2008-Maret 2009 .... V-2 5.2. Data Produksi di Screw Press Machine ... V-3 5.3 Data Pengamatan Waktu Proses untuk Screw Press Machine ... V-4 5.4. Total Down Time Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-10 5.5. Availability Time Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-11 5.6. Performance Efficiency Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-12 5.7. Rate Quality Product Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-14 5.8. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)


(14)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.9. Total Break Down Time di Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009 ... V-17 5.10. Persentase Break down Losses Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-18 5.11. Set up Losses di Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-19 5.12. Idling and Minor Stoppages di Screw Press Machine

Periode April 2008--Maret 2009 ... V-21 5.13. Reduce Speed Losses di Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009 ... V-22 5.14. Rework Losses di Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-23 5.15. Yield ScrapLosses di Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009 ... V-25 5.16. Persentase Faktor Six Big Losses di Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009 ... V-25 5.17. Pengurutan .Persentase Faktor Six Big Losses di Screw Press Machine Periode April 2008-Maret 2009 ... V-27


(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

6.1. Usulan Penyelesaian Masalah Reduce Speed Losses ... VI-10 6.2. Usulan Penyelesaian Masalah Breakdown Losses ... VI-13


(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Pasir Mandoge ... II-4 2.2. Siklus Perebusan ... I-19 3.1. Loading ramp ... III-7 3.2. Rebusan (Sterilizer) ... III-10 3.3. Hoisting Crane ... III-11 3.4. Mesin Screw Press ... III-14 4.1. Tahapan Proses Penelitian... IV-5 5.1. Peta Kontrol Screw Press Machine ... V-7 5.2. Availability Screw Press Machine Periode April 2008-Maret 2009 ... V-11 5.3. Performance Efficiency Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009 ... V-13 5.4. Rate of Quality Product Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009... V-14 5.5. Overall Equipment Effectiveness (OEE) Screw Press Machine (SPM)

Periode April 2008-Maret 2009... V-16 5.6. Histogram Persentase Faktor Six Big Losses Screw Press Machine

Periode April 2008-Maret 2009 ... V-26 57. Diagram Paretto Persentase Faktor Six Big Losses Screw Press Machine


(17)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.1. Diagram Paretto Persentase Faktor Six Big Losses Screw Press Machine Periode April2008-Maret 2009 ... VI-2 6.2. Diagram Sebab Akibat untuk Faktor Reduced Speed Losses ... VI-4 6.3. Diagram Sebab Akibat untuk Faktor Breakdown Losses ... VI-7


(18)

LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-1 2. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-2 3. Surat Keputusan Tentang Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-3 4. Surat Penjajakan Riset ... L-4 5. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Riset ... L-5 6. Lembar Asistensi Tugas Sarjana ... L-6 7. Contoh Spesification Screw press Machine ... L-9 8. Jurnal Mesin Screw Press ... L-13


(19)

ABSTRAK

Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan. OEE dikenal sebagai salah satu aplikasi Program Total Productive Maintenance (TPM), Kemampuan mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya sehingga membuat usaha perbaikan menjadi terfokus. Mesin screw press merupakan mesin yang menjadi objek peneliti, mesin screw press merupakan mesin critical unit. Mesin screw press sering mengalami perbaikan karena kerusakan mendadak. Hal diatas dapat dilihat dari nilai OEE yang masih rendah. Untuk Tahun 2008 nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) screw press terbesar adalah Juli 2008 sebesar 74,26%, Hal ini akan memberikan konstribusi terhadap six big losses yang menyebabkan hilangnya keefektifan penggunaan mesin/peralatan. Six big losses yang dimaksud disini adalah berkurangnya keefektifan mesin dan peralatan yang disebabkan oleh break down, set up, reduce speed and minor stoppages, scrap rework losses. Persentase terbesar untuk breakdown losses terjadi pada bulan November sebesar 7,12 %, Persentase terbesar untuk set up losses terjadi pada bulan Agustus 2008 dan Maret 2009 sebesar 2,84 %, Persentase terbesar untuk idling and minor stoppage losses terjadi pada bulan November 2008 sebesar 2,72 %, total waktu terbesar yang hilang akibat reduce speed losses selama periode April 2008-Maret 2009 terjadi pada bulan Februari 2009 sebesar 17,82 %, sedangkan untuk rework losses 0 %. Untuk itu PTPN IV PKS Pasir Mandoge perlu meningkatkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) melalui impelementasi TPM.


(20)

ABSTRAK

Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan. OEE dikenal sebagai salah satu aplikasi Program Total Productive Maintenance (TPM), Kemampuan mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan faktor penyebabnya sehingga membuat usaha perbaikan menjadi terfokus. Mesin screw press merupakan mesin yang menjadi objek peneliti, mesin screw press merupakan mesin critical unit. Mesin screw press sering mengalami perbaikan karena kerusakan mendadak. Hal diatas dapat dilihat dari nilai OEE yang masih rendah. Untuk Tahun 2008 nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) screw press terbesar adalah Juli 2008 sebesar 74,26%, Hal ini akan memberikan konstribusi terhadap six big losses yang menyebabkan hilangnya keefektifan penggunaan mesin/peralatan. Six big losses yang dimaksud disini adalah berkurangnya keefektifan mesin dan peralatan yang disebabkan oleh break down, set up, reduce speed and minor stoppages, scrap rework losses. Persentase terbesar untuk breakdown losses terjadi pada bulan November sebesar 7,12 %, Persentase terbesar untuk set up losses terjadi pada bulan Agustus 2008 dan Maret 2009 sebesar 2,84 %, Persentase terbesar untuk idling and minor stoppage losses terjadi pada bulan November 2008 sebesar 2,72 %, total waktu terbesar yang hilang akibat reduce speed losses selama periode April 2008-Maret 2009 terjadi pada bulan Februari 2009 sebesar 17,82 %, sedangkan untuk rework losses 0 %. Untuk itu PTPN IV PKS Pasir Mandoge perlu meningkatkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) melalui impelementasi TPM.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin dan peralatan idealnya dapat beroperasi seratus persen dalam kondisi full capacity, idealnya peralatan dan mesin dapat beroperasi seratus persen dengan kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen. Namun kenyataannya, kondisi ini sangat sulit terjadi. Perbedaan antara kondisi ideal dan kenyataan tersebut merupakan losses

Pada umum nya penyebab gangguan produksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu faktor manusia (man), mesin (machine), dan lingkungan. Faktor terpenting dari kondisi ini adalah performance mesin produksi yang digunakan.

.

PTPN IV PKS Pasir Mandoge adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti. Dalam mengolah crude oil, mesin screw press di PTPN IV ini sering mengalami break down dikarenakan mesin mengalami kerusakan mendadak. Bukti bahwa mesin screw press sering mengalami kerusakan dapat dilihat pada jurnal kempa pada lampiran penelitian.

Tidak tepatnya penanganan dan pemeliharaan mesin atau peralatan tidak saja menyebabkan masalah kerusakan (break down) pada mesin atau peralatan, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian seperti mesin tiba-tiba berhenti pada saat


(22)

dioperasikan, lamanya waktu set up and adjustment, menurunnya kecepatan produksi mesin, Kerugian ini sering disebut dengan enam kerugian terbesar (six big losses) yang harus dihilangkan atau dikurangi.

Tujuan dari penelitian ini agar perusahaan menerapkan total productive maintenance sebagai sarana untuk peningkatan nilai overall equipment effectiveness di PTPN IV PKS Pasir Mandoge sehingga diharapkan dapat mengurangi breakdown dan meningkatkan produktivitas. TPM merupakan system perawatan yang melibatkan semua departemen, operator tidak hanya bertugas menjalankan mesin tetapi bertanggung jawab atas untuk merawat mesin sebelum dan sesudah pemakaian melalui tindakan corrective maintenance.

1.2. Rumusan Permasalan

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka masalah pokok dalam pembahasan penelitian ini adalah usaha peningkatan overall equipment effectiveness melalui total productive maintenance di PTPN IV PKS Pasir Mandoge. Penelitian ini dilakukan pada mesin screw press, hal ini dikarenakan mesin screw press merupakan critical unit. Metode OEE melalui penerapan total productive maintenance dilakukan dengan tujuan untuk mengukur produktifitas mesin/peralatan yang digunakan, mencari dan menganalisa faktor-faktor dominant dari six big losses yang umumnya terdapat di PTPN IV PKS Pasir Mandoge.


(23)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.1.TujuanUmum

Tujuan dari penelitian untuk memperoleh nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin/peralatan yang secara langsung menggambarkan tingkat efektivitas dan efisiensi mesin saat ini.

1.3.1.2.Tujuan Khusus

2. Mengetahui besarnya persentase masing-masing faktor yang terdapat

dalam six big losses

3. Melakukan analisis terhadap faktor yang menjadi prioritas utama untuk

dilakukan perbaikan dalam usaha peningkatan efektivitas dan efisiensi mesin sebagai langkah awal untuk pencapaian penerapan TPM di PTPN IV PKS Pasir Mandoge.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sangat banyak, baik bagi mahasiswa, fakultas dan perusahaan. Adapun manfaat yang diharapkan yaitu :

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh pada saat mengikuti

perkuliahan dengan praktek di lapangan.

b. Dapat memahami dan mengetahui aspek-aspek kegiatan perusahaan.

c. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakuka n


(24)

2. Bagi Fakultas

a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.

3. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan masukan atau usulan dalam penerapan Total Productive

Maintenance.

b. perusahaan dapat mengetahui tingkat efektivitas penggunaan

mesin/peralatan produksi secara menyeluruh (overall equipment efectiveness) yang akan memberikan gambaran informasi untuk program peningkatan produktivitas berkelanjutan.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi 1.4.1. Batasan Masalah

Karena keterbatasan yang dimiliki maka dalam melakukan penelitian dilakukan pembatasan masalah yang akan diamati. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan yang diukur adalah dengan menggunakan Overall Equipment Efectivenes (OEE) sesuai dengan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) untuk mencegah


(25)

besarnya kerugian pada mesin atau peralatan (Euipment Losses) yang dikenal dengan Six big Losses.

2. Permasalahan yang menyebabkan six big losses didefenisikan dengan menggunakan diagram sebab akibat.

3. Pengukuran efektifitas dan efisiensi mesin/peralatan dilakukan untuk

periode April 2008- Maret 2009. Pada mesin screw press hal ini dikarenakan mesin screw press merupakan critical unit.

4. Biaya yang ditimbulkan selama proses produksi tidak dibahas dalam masalah ini.

1.4.2. Asumsi

Adapun asumsi yang digunakan adalah :

1. Penelitian ini dilakukan sebagai langkah awal dalam perbaikan system

pemeliharaan di perusahaan.

2. Mesin yang beroperasi ditangani oleh tenaga operator yang benar-benar mahir dari pengalaman dalam bidangnya sehingga kerusakan mesin adalah karena keadaan mesin itu sendiri.

3. Seluruh data yang diperoleh dari perusahaan maupun sumber lainnya

dianggap benar dan telah diteliti kewajarannya.

4. Pengukuran yang dilakukan sebagai langkah awal dimulai program

perbaikan produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan, sehingga pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk menganalisa permasalahan


(26)

yang berkaitan dengan produktifitas dan efisiensi yang belum dilakukan sebelumnya.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Agar lebih mudah dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi, serta sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi tentang gambaran perusahaan secara umum meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup usaha, proses produksi, tenaga kerja dan informasi lainnya.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam pengambilan data maupun untuk mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam hal ini menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian.


(27)

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memuat data detail yang berasal dari perusahaan dan literatur mengenai penelitian yang dilakukan, serta pengolahan data yang dilakukan sebagai dasar pada pembahasan masalah.

BAB VI : ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisi tentang analisa dan pemecahan masalah dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisa dan evaluasi data dan memberikan saran-saran untuk menjadi bahan pertimbangan oleh perusahaan.


(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Unit Usaha Pasir Mandoge merupakan salah satu unit usaha PTP Nusantara IV (Persero) Medan yang dibangun pada tahun 1975 yang bernama PNP VII dengan Hak Guna Usaha (HGU) seluas ± 8.411,95 Ha. Hak Guna Usaha (HGU) ini berlaku sampai dengan tanggal 30 Desember 2010. Unit Usaha Pasir Mandoge terletak di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian dari permukaan laut ± 350 meter yang diapit oleh sungai Silau / Silabat dan Sungai Piasa.

Unit Usaha Pasir Mandoge memilki satu unit pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang dibangun pada tahun 1980, dengan kapasitas olah 24 ton TBS/jam. Pada tahun 1984, daya olah PKS Unit Usaha Pasir Mandoge ditingkatkan kapasitas olahnya menjadi 48 ton TBS / jam. Untuk memenuhi kebutuhan pengolahan TBS, maka pada tahun 1987 dilakukan rehabilitasi dan perluasan PKS dengan kapasitas 60 ton TBS/ jam sampai dengan sekarang.

Unit Usaha Pasir Mandoge sudah menerapkan Sistim Manajemen Mutu (ISO 9001 : 2000), Sistim Manajemen Lingkungan (ISO 14001 : 2004) dan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pelaksaanaan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Unit Usaha Pasir Mandoge telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang digariskan oleh Undang-Undang dan Peraturan Menteri Kerja. Untuk menekan angka kecelakaan


(29)

pada saat kerja, Unit Usaha Pasir Mandoge telah melakukan berbagai upaya yang antara lain :

a. Melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh pekerja seperti

helm pengaman, masker, kaca mata, sarung tangan, otto las, dan lain sebagainya.

b. Membuat rambu – rambu dan poster K3 di setiap stasiun kerja dan

tempat kerja.

c. Mengadakan sosialisasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1 (satu) bulan sekali bersamaan dengan upacara bendera setiap tanggal 17.

d. Mengadakan rapat Bulanan P2K3 untuk mengevaluasi Sistim

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

e. Memberikan pelatihan bagi pekerja yang bertugas secara khusus pada bidang tertentu (sertifikasi).

f. Melakukan inspeksi pada stasiun kerja 1 (satu) bulan sekali yang terdiri : - Inspeksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

- Check list inspeksi pada setiap stasiun / tempat kerja.

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PTPN IV Mandoge antara lain :

a. Zerro accident tahun 2005

b. Bendera emas dari Presiden RI tahun 2006

c. Sertifikasi dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tahun 2006. d. Bendera Emas dari Presiden RI tahun 2008.


(30)

e. Sertifikasi dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tahun 2008.

Hasil yang diperoleh PTPN IV PKS Pasir Mandoge merupakan upaya/kerja keras manajer unit beserta jajarannya dalam pelaksanaan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) melalui audit yang dilakukan oleh Badan Resmi yang dihunjuk oleh Pemerintah yaitu Sucofindo Jakarta.

2.2. Ruang Lingkup Usaha

PTPN IV PKS Pasir Mandoge mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti. Tandan buah segar sebagai bahan baku berasal dari kebun sendiri, kebun seinduk (Sei Kopas dan Tonduhan, Kebun PIR (Perkebunan Inti Rakyat), dan kebun rakyat. CPO sebagai hasil produksi PTPN IV PKS Pasir Mandoge akan dijual ke PT.SAN-Belawan sedangkan inti akan dikirim ke PTPN IV unit Pabatu untuk diolah lebih lanjut menjadi palm kernel oil.

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah gambaran mengenai jenjang kekuasaan dan pembagian tanggung jawab dalam perusahaan. Siapa yang diserahi tugas dan kepada siapa dia menpertanggung jawabkan pelaksanaan tugas tersebut. Organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan tugas dan tanggung jawab yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih di masing-masing bagian.


(31)

fungsional hal ini dikarenakan setiap karyawan bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing, Struktur organisasi PTPN IV Pasir Mandoge yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

MANAJER UNIT Ir. Budiono

Ka. Dinas Tanaman A Ir. Aswin Ginting

Ka. Dinas Tanaman B Ir. Made Supantana

Ka. Dinas Tata Usaha H.S.E.Pahlevie

Asst. Tanaman AFD I Ir. JLW.Silalahi

Ir. Edi Haryanto Asst. Tanaman AFD II

Asst. Tanaman AFD V Ir. Darwis IE.Damanik

Asst. Tanaman AFD VI Immawan Hanafi Purba

Asst. Tanaman AFD VII F.Perangin-Angin, SP

Asst. Tanaman AFD III Ir.Made Supantana

Asst. Tanaman AFD IV Ir. M.Ayub Khan

Asst. Tanaman AFD VIII Suko Wahyudi, SP

Asst. Tanaman AFD IX Robert G.Tp. Bolon, SP

Asst. Tanaman AFD X Syafril Bimon Nst, SP

Asst. Dinas Pengolahan Hot Alamson Girsang,SH Ka. Dinas Pengolahan

Ir. Wiwit Suhendar

Asst. Dinas Pengolahan Zul Abdi Suwana, ST

Asst. Tehnik Pabrik Adhri Basari D. Ka. Dinas Tehknik Ir. Sehukur Sitepu

Asst. Tehnik Sipil

Asst. SDM dan Umum Lukman Silalahi

Ka. SMP Mariono

Perwira Pengamanan Pelda, Numan Ir. Sehukur Sitepu

: Fungsional Keterangan :

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Mandoge

2.4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut ini diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di PTPN IV. PKS Pasir Mandoge.

1. Manajer


(32)

a. Melaksanakan kebijakan dan tugas direktur utama meliputi bidang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pekerjaan yang berkaitan dengan pengolahan kebun

b. Menerima tugas, bimbingan dan bertanggung jawab terhadap direktur

utama.

2. Kepala Dinas Tanaman Tugas dan tanggung jawab :

a. Merupakan wakil manajer unit bidang tanaman b. Mengkoordinir pelaksanaan tugas asisten tanaman

c. Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai manajer unit. d. Bertanggung jawab terhadap manajer di bidang tanaman 3. Kepala Dinas Teknik (KDT)

Tugas dan tanggung jawab :

a. Merupakan wakil manajer unit yang memimpin kegiatan tugas dibidang

teknik

b. Mengkoordinir tugas-tugas asisten dibidang teknik c. Bertanggung jawab kepada manajer unit

4. Kepala Dinas Pengolahan (KDP) Tugas dan tanggung jawab :

a. Merupakan wakil manajer unit memimpin kegiatan di bidang pengolahan b. Mengkoordinir tugas-tugas asisten jaga


(33)

5. Kepala Administrasi Tugas dan tanggung jawab :

a. Merupakan wakil manajer unit yang memimpin pelaksanaan tugas di

bidang administrasi, termasuk keuangan, pergudangan, dan laporan-laporan bulan sesuai dengan pedoman kerja

b. Mengkoordinir tugas-tugas administrasi c. Bertanggung jawab kepada manajer unit.

6. Asisten SDM dan Umum

Tugas dan tanggung jawab :

a. Mengawasi kegiatan posyandu

b. Membantu manajer menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan

c. Menjaga hubungan baik dengan pihak luar (masyarakat )

d. Mengelola administrasi ASTEK dan DAPENBUN

e. Bertanggung jawab kepada manajer unit. 7. Masinis Reparasi (Marsep)

Tugas dan tanggung jawab :

a. Memimpin tugas di bidang keamanan dan lingkungan kebun terutama

lokasi vital

b. Mengkoordnir anggota petugas keamanan/hansip c. Bertanggung jawab kepada manajer unit.


(34)

2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.5.1. Tenaga Kerja

PTPN IV. PKS Pasir Mandoge memiliki tenaga kerja yang terdiri atas karyawan dan buruh lepas. Perekrutan dilakukan di PTPN IV PKS Pasir Mandoge lebih mengutamakan karyawan yang berstatus buruh lepas menjadi karyawan tetap, karena pada umumnya mereka tidak lagi di training. Pada tingkat karyawan pimpinan perekrutan dilakukan secara terbuka (sifatnya terbuka untuk umum). Tenaga kerja yang disebut sebagai karyawan merupakan tenaga kerja yang direkrut perusahaan dengan pemberian pangkat atau golongan sesuai dengan tingkat pendidikan ataupun pengalaman kerja. Sedangkan buruh lepas adalah tenaga kerja yang diambil dari keluarga karyawan untuk membantu kelancaran jalannya produksi. Jumlah karyawan pelaksana di PTPN IV PKS Pasir Mandoge sebanyak 1507 orang dan karyawan pimpinan sebanyak 20 orang. Dengan perincian jumlah tenaga kerja sebagai berikut:

1. Karyawan Pimpinan = 20 orang

2. Karyawan Pelaksana :

Pria = 1162 orang

Wanita = 345 orang

Jumlah seluruhnya = 1527 orang

Karyawan Pimpinan


(35)

2. Ka. Dinas Tanaman A : ASWIN GINTING

3. Ka. Dinas Tanaman B : MADE SUPANTANA

4. Ka. Dinas Tata Usaha : H. S.E. PAHLEVIE

5. Ka. Dinas Pengolahan : WIWIT SUHENDAR

6. Ka. Dinas Teknik : SEHUKUR SITEPU

7. Asisten SDM & Umum : LUKMAN SILALAHI

8. Asisten Dinas Pabrik : ZUL ABDI SUWANAH

9. Asisten Dinas Pabrik : HOT ALAMSON GIRSANG

10. Asisten Tehnik Sipil :

11. Asisten Tanaman Afd I : JLW. SILALAHI.

12. Asisten Tanaman Afd II : EDI HARYANTO

13. Asisten Tanaman Afd III :

14. Asisten Tanaman Afd IV : M. AYUB KHAN

15. Asisten Tanaman Afd V : DARWIS I.E. DAMANIK

16. Asisten Tanaman Afd VI : IMMAWAN HANAFI PURBA

17. Asisten Tanaman Afd VII : FERDIANTA PERANGIN - ANGIN

18. Asisten Tanaman Afd VIII : SUKO WAHYUDI

19. Asisten Tanaman Afd IX : ROBERT G. TAMPUBOLON

20. Asisten Tanaman Afd X : SYAFRIL BIMON

Perincian jumlah karyawan pelaksana per bagian/afdeling dapat dilihat pada Tabel 2.1.


(36)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Karyawan Pelaksana per Bagian/Afdeiling

No Bag / Afd Pria

(Orang)

Wanita (Orang)

Jumlah (Orang)

1 ADMINISTRASI

Sentral Kantor

Sentral Gudang

SDM & Umum

Pengamanan Kantor Tanaman 23 7 19 41 18 5 3 16 - 2 28 10 35 41 20

2 PENGOLAHAN 174 12 186

3 TEKNIK

Bkl Umum / Rep

Bkl Motor

Bkl Listrik

Transport

CD & Bangunan

52 16 25 28 22 4 - - - 1 56 16 25 28 23


(37)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Karyawan Pelaksana...(Lanjutan)

No Bag / Afd Pria (Orang) Wanita (Orang) Jumlah

(Orang)

4 TANAMAN

Afdeling I

Afdeling II

Afdeling III

Afdeling IV

Afdeling V

Afdeling VI

Afdeling VII

Afdeling VIII

Afdeling IX

Afdeling X

66

63

85

78

82

74

69

69

72

62

20

32

28

28

31

28

23

34

26

33

86

95

113

106

113

102

92

103

98

95

SENTRAL EMPLASMENT

17 19 36

JUMLAH 1162 345 1507

Sumber Data Bag. SDM & Umum PTPN IV Pasir Mandoge


(38)

Pengaturan jam kerja di PTPN IV Pasir Mandoge sebagai berikut :

1. Semua karyawan kecuali bagian pengolahan dan pengamanan (security) bekerja dari hari Senin-Sabtu. Ketentuan jam kerja sebagai berikut:

a. Senin – Kamis

Pukul 06.30 – 09.30 WIB (Waktu kerja dinas) Pukul 09.30 – 10.30 WIB (Waktu istirahat) Pukul 10.30 – 15.00 WIB (Waktu kerja dinas) b. Jumat- Sabtu

Pukul 06.30 – 09.30 WIB (Waktu kerja dinas) Pukul 09.30 – 10.30 WIB (Waktu istirahat) Pukul 10.30 – 12.00 WIB (Waktu kerja dinas)

2. Dibagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap hari dan jam kerja ini melihat situasi Tandan Buah Segar (TBS) yang tersedia yaitu jika buahnya banyak diterapkan :

a. Shift I : Pukul 06.30 –16.30 WIB b. Shift II : Pukul 16.30 –06.30 WIB

3. Bagian pengaman (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya yaitu :

a. Shift I : Pukul 06.00 –14.00 WIB b. Shift II : Pukul 14.00 –22.00 WIB c. Shift III : Pukul 22.00 –06.00 WIB


(39)

Sistem pengupahan yang berlaku di PTPN IV PKS Pasir Mandoge dibagi atas dua yaitu sistem pengupahan karyawan pimpinan dan sistem pengupahan karyawan pelaksana.

1. Sistem pengupahan karyawan pimpinan

Perhitungan gaji pimpinan ditentukan oleh kantor direksi PTPN IV (Persero) Medan. Daftar gaji karyawan pimpinan dikirim pada minggu terakhir tiap bulannya. Berdasarkan daftar gaji yang dikirim dari kantor direksi seorang karyawan pimpinan dapat melihat berapa besar gaji yang diterima setiap perincian yang ada dalam daftar gaji.

2. Sistem pengupahan karyawan Pelaksana

Penggajian karyawan pekasana pada gajian besar disesuaikan dengan daftar gaji yang dikeluarkan oleh kantor direksi PTPN IV. (Persero) Medan. Besar gaji yang diterima karyawan disesuaikan dengan golongan, sedangkan yang menambah jumlah gaji tersebut termasuk bonus, lembur, tunjangan dan beras.

Misal untuk golongan IIA/O Gaji Pokok : 1.633.848 Tunjangan Khusus : 206.166

Total =1.319.815 (Gaji pokok + tunjangan khusus+nilai catu)

Catatan: nilai catu dalam satu bulan untuk karyawan = 15 kg/bulan, untuk istri =10 kg/bulan,untuk anak = 8 kg , jadi jumlah keseluruhan beras yang diterima oleh karyawan yang memiliki 1 orang anak dan satu orang istri adalah 33 kg/bulan.


(40)

1. Fasilitas pengobatan (klinik bekerja sama dengan beberapa rumah sakit)

2. Fasilitas rumah tinggal selama bekerja dan akan dicabut sebelum pensiun dari PTPN IV PKS Pasir Mandoge

4. ASKES baik ditempat kerja maupun ditempat lain 5. Sekolah

2.7. Proses Produksi

2.7.1. Standard Mutu Bahan Baku dan Produk 2.7.1.1.Standard Mutu Bahan Baku

Sortasi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan dibagian loading ramp, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas bahan baku yaitu tandan Buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik sebelum diolah. Sortasi dilakukan secara acak pada setiap truk yang tiba di pabrik. Penilaian terhadap mutu TBS didasarkan pada standard fraksi kematangan buah. Hasil sortasi TBS disampaikan ke afdeling pada hari itu juga. Standard fraksi kematangan buah di loading ramp dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standard Fraksi Kematangan Buah di Loading ramp Fraksi Kematangan Buah Jumlah Brondolan Setiap Tandan

Fraksi 00 (afkir) 0

Fraksi 0 (mentah) 1-9

Matang ≥10

Sumber Data Bag Pengolahan PTPN IV Pasir Mandoge


(41)

Main produk PTPN IV PKS Pasir Mandoge dapat digolongkan atas dua yaitu inti dan crude palm oil.

Tabel 2.3. Standard Mutu Inti di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

Parameter Standard (%)

Kadar air Maks 7 %

Kadar Kotoran Maks 6 %

Inti Pecah < 25 %

Sumber Data Bag Pengolahan PTPN IV Pasir Mandoge

Standard mutu Crude Palm Oil (CPO) dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Standard Mutu Crude Palm Oil (CPO) di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

No. Parameter Satuan Standard

1. ALB % 2,5 – 3,5

2. Air % 0,15 maks

3. Kotoran % 0,02 maks

4. Bil Peroksida % 5,0 maks

5. Bil Anisida % 5,0 maks

6. DOBI % 2,8 maks

7. Bil Iod % 51 min

Sumber Data Bag Pengolahan PTPN IV Pasir Mandoge


(42)

No. Parameter Satuan Standard

8. Fe (Besi) ppm 5 maks

9. Cu (Tembaga) ppm 0,3 maks

10. Titik Cair 0C

3 g- 41 C0 Sumber Data Bag Pengolahan PTPN IV Pasir Mandoge

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti terdiri atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang mudah ditelusuri sampai barang jadi dan persentase bahan baku dalam produk lebih banyak dibanding bahan lainnya. Buah sawit adalah sumber bahan baku Crude Palm Oil (CPO) dan inti. Crude Palm Oil dihasilkan dari daging buah sawit.

2.7.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi tetapi bukan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan di PTPN IV PKS Pasir Mandoge adalah BWT digunakan untuk menetralkan PH air untuk pabrik.


(43)

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk menyelesaikan suatu produk dan ikut dalam proses produksi tetapi pemakaiannya lebih sedikit. Bahan tambahan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang dibutuhkan untuk mengolah tandan buah segar (TBS) adalah steam (uap) dan air panas. Steam disuply dari back preassure vessel. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada suatu tangki, dari tanki ini air disalurkan pada setiap unit yang memerlukannya.

2.7.3. Uraian Proses Produksi

Proses pengolahan Tandan Buah segar menjadi crude palm oil dan inti sebagai berikut :

2.7.3.1. Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun ini berfungsi untuk menerima tandan buah segar yang berasal dari kebun, melalui tahap penimbangan dan penimbunan buah di loading ramp. Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk ke pabrik ditimbang di jembatan timbang, Tujuan dari penimbangan ini adalah sebagai proses control untuk mendapatkan rendemen yang baru dan kapasitas pabrik. Tandan Buah segar (TBS) di pindahkan ke loading ramp setelah ditimbang, Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara, sebelum tandan buah dimasukkan kedalam lori rebusan, sortasi dilakukan di loading ramp untuk mengetahui mutu TBS.


(44)

Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah, Lori diisi berdasarkan standard fraksi kematangan buah. Keseragaman pengisian buah dalam satu rebusan sangat menentukan lamanya holding time dalam perebusan. Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh menyebabkan penurunan kapasitas olah sterilizer. Pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu, maupun plat (water plate) rusak atau buah terjatuh dalam rebusan. Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan ke dalam sterilizer menggunakan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup dan dikunci menggunakan handle, sehingga kemungkinan terbuka pada saat proses perebusan tidak terjadi.

Tujuan dari perebusan adalah untuk melunakkan buah, menurunkan kadar air buah dan menghentikan aktivitas enzim.

Proses perebusan terdiri atas tiga puncak, Puncak I berlangsung selama 15 menit. Kran blow up ditutup dan kran pemasukan uap dibuka selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kg/cm2, kemudian kran steam inlet ditutup kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam blow up di buka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2. Kran kondensat dan kran steam out let ditutup kembali kemudian kran steam inlet dibuka utuk puncak kedua. Puncak ke II berlangsung selama 14 menit pengoperasian sama dengan puncak pertama tetapi tanpa pembuangan udara.

Tekanan puncak ke dua adalah 2,5 kg/cm2, Waktu yang diperlukan untuk


(45)

kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ke III. Puncak ke III berlangsung selama 63 Menit

Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kg/cm2 selama 14 menit. Puncak ke tiga ditahan selama 40-45 menit. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak 3 kali sehingga tekanan menurun sampai 2,7 kg/cm2. Selesai holding time pembukaan kran dilakukan secara berurutan mulai dari kran pembuangan kondensat kemudian kran steam outlet

sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu penurunan steam 4 menit.

Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2. Kran control steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah mencapai 0 kg/cm2. Urutan pembukaan kran dan kecepatan pembuangan steam sangat menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam rebusan/tandan. Pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam dimasukkan ke rebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah nampak keluar dari silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak-I dan puncak-II dengan cara melakukan kejutan (pembuangan steam) secepat mungkin.

Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 kg/cm2

maksimum 2 menit. Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman. Setelah itu lori ditarik dengan menggunakan tali, bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus. Siklus Perebusan tandan buah segar (TBS) dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(46)

15 2,3 kg/cm

2,7 kg/cm 3,0 kg/cm

Tekanan

Waktu (Menit)

29 45 90 94 100

2

2

2

Gambar 2.2. Siklus Perebusan TBS

Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman. Setelah itu lori ditarik dengan menggunakan tali, bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus.

2.7.3.3.Stasiun Penebahan Buah

Buah rebusan dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tipper dituangkan ke dalam thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian auto feeder akan mengatur peluncuran buah agar tidak masuk sekaligus, Penebahan dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar dengan putaran (23-25 rpm). Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit digester oleh distributing conveyor. Selanjutnya tandan kosong (janjangan) melalui empty bunch conveyor dibawa ke ke empty bunch hopper untuk


(47)

penimbunan sementara sebelum diangkut ke kebun sebagai mulsa. Janjangan (tandan kelapa sawit) berpotensi untuk menambah hara. Kandungan hara dalam janjangan tergolong cukup tinggi. Satu ton janjangan (tandan kelapa sawit) setara dengan ± 3 kg urea. ‘

2.7.3.4.Pelumatan Buah

Buah yang masuk kedalam digester disebut dengan material passing to degester (MPD), diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efektivitas pelumatan pisau digester. Suhu massa digester harus selalu dipertahankan pada 90-95 0C.

2.7.3.5.Pengempaan Buah

Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 30-50 bar menggunakan air pengencer screw press sebanyak 9 % terhadap TBS dengan suhu 90-950C. Untuk menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter. Kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun pemurnian minyak. Screw press meliputi dua batang screw (ulir) yang berputar saling berlawanan arah, bubur sawit (pulp) akan terdorong dan ditekan sehingga menyebabkan sawit terperas. Pulp hasil perasan keluar lewat perforated


(48)

strainer, dan ditampung dalam bak sebelum dipompakan ke purifier/CST. Sedangkan ampas kempa dipecahkan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah pemisahan biji dan serat.

2.7.3.6. Pemecahan Ampas Kempa

Ampas press masih bercampur dengan biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecahkan dan dibawa untuk dipisahkan antara ampas dan biji. Alat ini terdiri atas pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar, kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil mendorongnya pelan-pelan menuju depricarper agar penguapan air dapat berlangsung dengan lancar.

2.7.3.7.Pemisahan Ampas dan Biji

Depricarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji, serta membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri atas kolam pemisah (separating column) dan drum pemolish (polishing drum). Ampas dan biji dari conveyor pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor) masuk kedalam kolam isapan blower. Ampas kering (berat jenis kecil) masuk kedalam siklon ampas kedalam conveyor bahan bakar. Sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor ke dalam drum pemolis.

2.7.3.8. Pemurnian Minyak Sawit


(49)

Minyak yang keluar dari screw press melalui oil gutter di alirkan ke dalam sand tank dengan tujuan untuk mengendapkan pasir.

b Penyaringan Bahan Padat

Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20-40 mesh untuk memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, dan bahan-bahan lain yang mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer, setiap dua jam sekali diambil sample crude oil sebelum masuk ke vibrating screen. Selanjutnya, menggunakan hand centrifuge (electric centrifuge) dapat diketahui komposisi, minyak, N-O-S (Non Oily Solid), dan air. Komposisi yang tepat diperoleh jika perbandingan minyak dan sludge 1:2 (konvensional) dan jika dengan decanter perbandingan minyak dan sludge 1:1. Minyak kasar yang telah disaring di alirkan kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95 0

c. Pemisahan minyak dengan sludge settling tank / Clarifier Tank

C. selanjutnya crude oil dipompa ke settling tank.

Fungsi settling tank adalah untuk mengendapkan sludge (minyak kotor atau lumpur)yang terkandung dalam crude oil. Tempratur minyak dalam settling tank harus dipertahankan 90-95 0

d. Pemurnian Minyak

C. Minyak yang berada dilapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank, sedangkan sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang (flashed out) agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik.


(50)

Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang (emulsi) dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi < 0,02 %. Suhu minyak dalam oil purifier 90-95 0

e. Pengeringan Minyak

C. Selanjutnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer.

Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95 0

f. Penimbunan Minyak Produksi

C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacumm dryer. Dibawah pelampung terpasang toper spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejanan vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali (50 TORR). Selanjutnya melalui nozzle minyak akan disemburkan melalui bejana sehingga penguapan air lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana, digunakan float valve dibagian bawah bejana.

Minyak yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa di lantai bawah, selanjutnya dipompakan ke tangki timbun. Pada tangki timbun secara priodik dilakukan pengurasan mengikuti prosedur pencucian tangki suhu penyimpanan hendaknya 40-50 0C.


(51)

a. Sand Cyclone

Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompakan ke sand cyclone. Ditempat ini pasir halus akan dipishkan oleh gaya sentrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan kemudian di blow down. Sand Cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan tekanan inflow dan out flow sludge 2 bar. Untuk memisahkan atau mengambil minyak yang masih terkandung pada sludge, sludge diproses pada sludge separator.

b.. Pemisahan Lumpur

Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner dimasukkan ke dalam sludge separator untuk dikutip minyaknya. Akibat gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (disc) ke ruang pertama tangki pisah (settling tank). Cairan dan ampas yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak terdorong kebagian bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel pada dinding bowl dicuci secara manual. c. Penampung limpahan minyak (Preclaim oil tank )

Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, dan sludge tank, yang di drain setiap pagi sebelum diolah, ditampung di dalam tangki penampungan limpah minyak. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampung sludge (fat fit), jika ALB (asam lemak bebas) masih memenuhi syarat.Untuk pemanasan tangki ini dilengkapi dengan system pemanas uap injeksi. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank, sedangkan lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge, yaitu fat fit. Pembersihan dan pemeriksaan keseluruhan dilakukan seminggu sekali.


(52)

d. Pengutipan Minyak Parit (Fat fit)

Fat fit dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun pemurnian minyak. Minyak yang terkutip akan dipompa ke preclaim oil tank. Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap bulan.

10. Pengolahan Biji

Stasiun pengolahan biji adalah stasiun pengolahan terakhir untuk memperoleh inti sawit. Biji dari pemisah biji dan ampas (depericarper) dikirim ke stasiun ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan antara cangkang dan inti. Inti dikeringkan sampai batas yang ditentukan, cangkang dikirim ke pusat pembangkit tenaga uap sebagai bahan bakar.

a. Timba Biji dan Transpor Biji

Timba dan transport biji dipakai untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji. Dari silo biji ke pemecah biji (nut creaker). Alat ini terdiri atas timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan oleh electromotor dan berputar tegak (vertika).

b. Pemeraman Biji (Nut Silo)

Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar dari depericarper perlu diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel terpecah dari cangkang. Pada silo ini kadar air yang terkandung di dalam biji akan


(53)

dikurangi dengan cara meniupkan udara panas yang dialirkan melalui elemen pemanas (heating treatment). Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri atas tiga tingkat suhu yang berbeda bagian atas 70 0C, bagian tengah 60 0C, dan bagian bawah 50 0

c. Alat pengantar (Conveyor)

C. Pemeraman dilakukan selama 8-12 jam sampai kadar air dalam biji mencapai ± 9 % dalam kondisi ini biji dapat dipecahkan dengan baik dan inti mudah lepas dari cangkang.

Terdapat beberapa alat pengantar (conveyor) biji. Fungsi conveyor mengantar biji dari silo ke timba biji, mengantar biji pecah dari saringan getar ke kolom pemisah dan mengantar biji dari saringan ke timba biji. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengoperasiannya adalah baut harus terikat kuat, pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

d. Tabung Pemisah Biji (Nut Grading Drum)

Tabung pemisah biji adalah alat pembagi biji menurut besarnya diameter biji agar biji yang masuk kedalam setiap creaker diusahakan merata. Alat ini berupa tabung berputar yang dilengkapi dengan lubang-lubang (perforasi).

e. Pemecah biji

Alat pemecah biji terdiri dari dua type yaitu type nut cracker dan ripple mill. Nut cracker sebaiknya dioperasikan dengan mengatur kecepatan putar sesuai dengan ukuran biji untuk fraksi kecil.< 13 mm -:1.400 rpm, fraksi sedang. 13 – 15 mm: 1.300 rpm dan fraksi besar >15 mm -:1.250 rpm.

Jika pemecah biji menggunakan ripple mill, magnet yang terdapat pada corong pemasukan harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Efisiensi


(54)

nut cracker atau ripple mill dinyatakan dengan persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan.

f. Pemisahan Basah atau Kering

Kernel yang masih bercampur dengan cangkang dapat dipisahkan melalui pemisahan basah atau kering, Pemisah basah menggunakan tanah liat (clay bath) atau air pusingan (hydrocylone) sedangkan pemisahan kering menggunakan isapan angin. Pemisahan menggunakan tanah liat (clay bath) Cracked mixture dipisahkan menggunakan larutan tanah liat dengan berat jenis 1,13 yaitu dengan mencampurkan tanah liat (kaolin) dengan air. Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak dan massa yang memiliki berat jenis 1,13 akan turun menuju dasar cone, kemudian dipompa ke alat penapis cangkang. selanjutnya dikirim ke shell hopper. Sementara kernel yang mengapung karena berat jenisnya kurang dari 1,13 dialirkan melalui talang penapis dan dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan. Silo inti dipakai untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydrocylone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan. Pengeringan dilakukan dengan udara yang ditiup oleh kipas melalui elemen pemanas. Suhu pemanasan pada tingkat paling bawah sama dengan suhu udara luar, suhu ubtuk tingkat ke dua 50 0C, suhu untuk tingkat ketiga (atas) adalah 60 0C. Inti yang sudah kering diturunkan melalui shaking grade. Hal yang menyebabkan inti mentah adalah elemen pemanas kotor, blower tidak dijalankan kontinu, lama pemanasan kurang, serta isian silo inti tidak penuh.


(55)

2.7.4. Mesin dan Peralatan

Mesin dan Peralatan yang digunakan di PTPN IV. Pasir Mandoge dapat dilihat pada Tabel 2.5.


(56)

ST. Penerimaan Buah

Timbangan buah system Hibrid cpl.computer

Jumlah Tahun Merk Kapasitas Keterangan

Tunas Jaya

No

1. 1 2003 50 Ton Baik

Nama Peralatan

Timbangan buah system Hibrid cpl.computer

2. 1 2005 Cardinal 50 Ton Baik

Loading Ramp 10 Kompartment

3. 10 1999 CV. Sang Surya 150 T/Tbs Baik

Loading Ramp 10 Kompartment

4. 10 2004 CV. Simangambat 150 T/Tbs Baik

Transfer Carriage No. 1

5. 1 1999 CV. Sang Surya 60 T/Tbs

6.

Baik

Transfer Carriage No. 2 1 2004 CV. Simangambat 60 T/Tbs

7.

Baik

Treklier Tarik Kabel No1. 1 1999 B.U/Rep.PAM 11 Kw Sedang

8. Treklier Lori Buah Mentah No1. 1 1984 PMT 11 Kw Sedang 9. Treklier Lori Buah Mentah No2. 1 1999 MAHB 11 Kw Sedang 10. Treklier Lori Buah Mentah No3. 1 1991 GEDI 11 Kw Sedang 11. Treklier Lori Buah Mentah No4. 1 1990 PMT 11 Kw Sedang 12. Treklier Lori Kosongan 3 1984 PMT 11 Kw Sedang

II ST. Rebusan

1. Ketel Rebusan No.1 1 2004 CV. Simangambat 10 Lori Kurang 2. Ketel Rebusan No.2 1 2005 CV. Gunung Jaya 10 Lori Sedang 3. Ketel Rebusan No.3 1 2006 CV. Gunung Jaya 10 Lori Sedang 4. Ketel Rebusan No.4 1 2008 PT. Karisma Abadi 10 Lori Baik

5. Ketel Rebusan No.5 1 2007 10 Lori Baik

6. Programmer Logkal Comtrol System (PLC) 5 1998 Keystone 5 K.Reb Sedang

7. Penarik Lori Masak No.1 (Electric Capstand) 1 1994 Renold 11 Kw Sedang 8 Penarik Lori Masak No.2 (Electric Capstand) 1 1991 Mahb 11 Kw Sedang

9. Blow Down 1 2008 - Baik

10. Salincer 1 2008 - Sedang

11. Bak Hisap Air Condensate 1 2008 - Sedang 12. Lori Buah Integrated 1 2005 2,5 T.Tbs Sedang

CV Rehobot CV Rehobot CV Rehobot

PMT

13. Lori Buah Integrated 1 2006 PMT 2,5 T.Tbs Sedang 14. Lori Buah Integrated 1 2007 2,5 T.Tbs Sedang 15. Lori Buah Integrated 1 2008 PMT 2,5 T.Tbs Sedang 16. Lori Buah Integrated 1 2009 2,5 T.Tbs Sedang

PMT

PMT

1. Kerangka Besi ST. Penebah 1 1981 PMT 60 Tbs/jam Sedang

2. Mono Rail Hosting Crane No.1 1 2003 PMT 33 meter Sedang

3. 1 1987 PMT 33 meter Sedang

III ST. Penebah

Mono Rail Hosting Crane No.2

4. 1 1996 PMT 33 meter Sedang

5. Hosting Crane No.1 1 1981 Demag 5 ton Sedang

6. Hosting Crane No.2 1 1990 Demag 5 ton Sedang

Mono Rail Hosting Crane No.3

7. Hosting Crane No.3 1 1984 Demag 5 ton Sedang

I

Sumber Data : Kantor Dinas Teknik (KDT) PTPN IV PKS Pasir Mandoge


(57)

ST. Penebah

Pengumpan Tandan No.1

Jumlah Tahun Merk Kapasitas Keterangan

PMT

No

8. 1 1981

Nama Peralatan

9. 1 1984 PMT

10. 1 1990 PMT 30 t.tbs/Jam

Penebah Tandan No. 1

11 1 1998 PMT

12 1 1990

13 1 1984 PMT

14 .

Scrapper Conveyor 1 2009 Anugrah Tehnik

15

Ularan dibawah Penebah No. 1

1 1984 PMT

Sedang

16 1 1981 PMT

Sedang

17. 1 1990

Sedang

18. 1 1999

PMT

Baik

19. Timba Buah No. 1 1 1998

PMT

Kurang

1. Top Cross Fruit Conveyor 1 1984 PMT Sedang

2. 1 1981 PMT Sedang

3. 1 1984 PMT Sedang

4. 2 2009 Baik

5. 2 2009 Jaya Maju Baik

6 Digester No.1 c/w Gear Box 1 2009 Apindo 3200 liter Baik

7. 1 2008 Laju 3200 liter Baik

8. 1 2008 3200 liter Baik

9. 1

1984

3200 liter Sedang

10. 1

1984

3200 liter Sedang

11. 1

1987

3200 liter Sedang Laju Universal Steel UDW UDW 12. 1 1988

3200 liter Sedang Universal Steel

13. 2

1989

3200 liter Sedang

14. 1 1997 Sumitomo - Kurang

15.

Screw Press No. 6 c/w Gear Box

1 1997 - Sedang

Universal Steel

16.

1

12 t tbs/jam

Sedang

18. 1 1981 Stork

19. 1 1981 Universal Steel

20. 1 1989

21. 1 1989

22. 1 1984 Universal Steel

23. 1 1987 Universal Steel

Pengumpan Tandan No.2 Pengumpan Tandan No.3

30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 18 meter

III

Ularan Distribusi buah tahap 1 Ularan Distribusi buah tahap 2

30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam

Sedang Sedang Sedang

Penebah Tandan No. 2 Penebah Tandan No. 3

PMT

Sedang Kurang Baik Kurang Ularan dibawah Penebah No. 2

Ularan dibawah Penebah No. 3

Bottom Cross Fruit Conveyor 30 t.tbs/Jam

30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam PMT

Timba Buah No. 2 Timba Buah No. 3 20. 21. 1 1 1990 1996 PMT PMT 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam Kurang Kurang

IV ST. Kempa

30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam Anugrah Alam 30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam

Digester No.2 c/w Gear Box Digester No.3 c/w Gear Box Digester No.4 c/w Gear Box Digester No.5 c/w Gear Box Digester No.6 c/w Gear Box Digester No.7 c/w Gear Box

Cyclo Drive Digester No. 8 Screw Press No. 2 c/w Gear Box

Screw Press No. 5 c/w Gear Box Screw Press No. 3 c/w Gear Box Screw Press No. 4 c/w Gear Box

Screw Press No. 7 c/w Gear Box

17.

Sumitomo Stork

1 1981

Screw Press No. 1 c/w Gear Box Digester No.8 c/w Gear Box

Screw Press No. 8 c/w Gear Box

UDW UDW

12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam 12 t tbs/jam

Sedang Sedang Kurang Baik Baik Sedang Baik Ularan Distribusi Buah Overflow Lyn-1

Ularan Distribusi Buah Overflow Lyn-2

Cyclo Drive Digester No. 4 dan No. 7

1981 Stork

Sumber Data : Kantor Dinas Teknik (KDT) PTPN IV PKS Pasir Mandoge


(58)

ST. Kempa

Jumlah Tahun Merk Kapasitas Keterangan No 24 1 Nama Peralatan 25 1 26 1 27 1 28 1 29 1

30 1 1981 3

31 1 1984

PMT

32 1 1981

PMT

33 1 1984

1981

PMT

Kurang

1 Tangki Minyak Mentah No.1 1

1994 PMT Kurang 5 1 1996 Sedang 6 1 1996 Sedang 7 1 1990 Sedang Sweco 8

Vibro Separator No. 1 1

1994 9

2

Separatech 10

Sludge Separator No. 1 1

Separatech 11 1 2008 Alvalaval 12 1 2008 13 1 1984 Sedang 14 1 1984 Sedang 15 1 1987 Sedang West Lake West Lake 16 1 1988 Sedang Alva Laval 17 1 1989 Sedang 18

1 1997 Separatech

19

1 1997

Alva Laval

20 1 2008 Separatech

22 2 2008 PMT 23 1 1989 PMT 24 1 2005 25 1 2005 26

2 1981 PMT

2 1984 PMT

3 m

IV

Cyclo drive screw press No 7.

Kurang Kurang Baik Kerangka besi st. kempa tahap II

Tangki Air Panas No 2

30 t.tbs/Jam 30 t.tbs/Jam

PMT Pompa Minyak Mentah No.1

2 3 1 1 1981 1999 Warman Alweiler AG 78315

Kurang Kurang

Jinsheng

Vibro Separator No. 2 dan No. 3

Oil Purifier No. 1

Sludge feeding tank line 1

21

West Lake West Lake

1 2009

Sludge feeding tank line 2

Berkah Mandiri

Baik Sedang

Baik Kerangka besi st. kempa tahap I

Tangki Air Panas No 1

Cyclo drive screw press No 6. Cyclo drive screw press No5. Cyclo drive screw press No 3. Cyclo drive screw press No 2. Cyclo drive screw press No 1.

ST. Minyakan V

Tangki Minyak Mentah No.2

3 3 m 11 m 3 3 11 m

Pompa Minyak Mentah No. 2

Pompa Minyak Mentah No.3 Warman

Warman

Separatech

Sedang

Sedang 4

Pompa Minyak Mentah No. 4

15 m3 3 15 m/j

/j

15 m3 3 15 m/j

/j

15 t.tbs 15 t.tbs /j /j

Sludge Separator No. 2 Sludge Separator No. 3 Sludge Separator No. 4 Sludge Separator No. 5 Sludge Separator No. 6

Oil Purifier No. 2 Oil Purifier No. 3 Oil Purifier No. 4 Oil Purifier No.5 Oil Purifier No. 6

Tangki Pemisah Lyne 1 (Horizontal) Tangki Pemisah Lyne 1 (CST Vertical) Tangki Pemisah Lyne 2 (Horizontal) Tangki Pemisah Lyne 2 (CST Vertical)

PMT 11 m

3 3 90 m 11 m 3 3 90 m Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 0,5 m 3 3 0,5 m l

Sumber Data : Kantor Dinas Teknik (KDT) PTPN IV PKS Pasir Mandoge


(59)

Keterangan

Sang Surya

ST. Minyakan

Jumlah Tahun Merk Kapasitas No 27 2 Nama Peralatan 28 2 29 1 30 1 31 2 32 1 33 1 1981 34 1 1984 PMT 35 1 1981 PMT 36 1 1984 1981 Wefalia Kurang 39 1 1981 Celleco Kurang 43 1 1981 44 1 1984 Sedang 45 1 Kurang 46 47 48 49 50 51 Kurang 52 53 54 55 56 2 3 4 5 6 V

Desanding cyclone No. 1

Kurang Kurang

Kurang Kurang

Saito Sep

Pompa Minyak Desanding Bassin No.1 40 41 1 2 1984 1984 Alfa Laval Herstal Kurang Kurang 1

Self Cleaning Strainer No. 2 Self Cleaning Strainer No. 1 Drab Tank Lyn 2

Drab Tank Lyn 1

Balance Hot Tower Tank No. 4

1 m 3 3 1 m PMT Warman 42 7 t/j 7 t/j 3 11 m

15 m3 /j 15 m3/j 3 11 m Alfa Laval

1981

Self Cleaning Strainer No. 3 dan 4 10 t/j

15t/j

37 38

Desanding cyclone No. 2 Desanding cyclone No. 3 Desanding cyclone No. 4

Celleco 15 t/j 15 t/j Saito Sep 15 t/j

Pompa Desanding cyclone No. 1 11 m3 Kurang

3 20 m

/j /j

Pompa Desanding cyclone No. 2 1 1981 Herstal Kurang

Balance Hot Tower Tank No. 3

Balance Hot Tower Tank No. 1 dan 2 1981

1984 1992

PMT PMT

1 m3

Kurang Kurang

Pompa Minyak Desanding Bassin No.2

1981 Herstal Kurang

Vacuum pump No.1 2004 SIHI 14 t/j

14 t/j

7 t/j Kurang

Sedang Sedang SIHI

Alfa Laval

Vacuum pump No.2

Bejana Vacuum drier No.1 1

1 1 Bejana Vacuum drier No.2

1998 1981 1984 1987 1987

Alfa Laval 7 t/j Kurang

Pompa Minyak Bersih No.1 Pompa Minyak Bersih No.2

SIHI SIHI 14 t/j 14 t/j Kurang Kurang

Oil Cooler No.1 Oil Cooler No.2

1 1 1981 1 1984 Alfa Laval Exchanger 3 11 m 3 11 m Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang 3 11 m 3 11 m

Oil Tank No. 1 dan No. 2 2 1981 PMT

PMT PMT PMT

SMSS 1984

Oil Tank No. 3 dan No. 4

Kerangka besi st. Minyakan Lyn-I Kerangka besi st. Minyakan Lyn-II

1 1 2

Precleaner Sand Cyclone Automatic System

1 2009 1904 1981 -28kg/j Kurang Baik

Precleaner Sand Cyclone Automatic System

SMSS

1 2008 23 kg/j Baik

ST. Penimbunan Minyak VI

Tangki Timbun CPO No. 1 dan 2 Tangki Timbun CPO No. 1 dan 2 Pompa minyak untuk Pengiriman No. 1 Pompa minyak untuk Pengirimaan No. 2 Kerangka bordes tangki pengiriman Kerangka bordes tangki pengambilan CPO

1 1 2 1 1 2 1981 1981 2004 1981 1981 1999 PMT PMT SPNGKASK6502 SIHI PMT

1750 ton 50 ton

15 t/j

15 t/j Kurang Sedang Sedang Sedang

-Sumber Data : Kantor Dinas Teknik (KDT) PTPN IV PKS Pasir Mandoge


(60)

Keterangan Jumlah Tahun Merk Kapasitas

No 1 1 Nama Peralatan 2 1 3 4 5 6 7 1981 1 1899 PMT 2 Galiger 3 Baik 8 Sedang 9 Sedang 10 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 24 25 26 27 29 23

Bak Fat Fit No. 1

Cake Breaker Conveyor (CBC No.1)

6 3 170 m 10 t/j 4 5 BU/Rep.PAM 30 t.tbs/j Kurang Sedang Sedang

Piber Cyclon No.1

1 1 1

Air Lock Piber Cyclone c/w Gear Motor No.1

1998 1981 2005 2006 2006 Kurang

Rangka Border Piber Cyclone No.1

PMT Kurang Kurang 1 1 2006 1 2008 Kurang Baik

Polishing Drum Depricarper Lyn-1

1 2008 PMT PMT PMT PMT 1981

Cyclone Destoner Lyn-1 dan Lyn-2 Conveyor Depericarper Lyn-2

Ularan sampah miring No. 1

1 1

1 Kerangka Besi st. Pengupas biji dan inti Lyn-1

1 2009 1981 1984 1 1984 PMT Baik

Blower Destoner c/w E.Motor Lyn-1 dan Lyn-2

1 1 1 1 1 2 2009 2009 2009 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT PMT PMT PMT Sedang Sedang Sedang

ST. Pengutipan Minyak

Pompa Minyakan Fat-Fit No.1-HSTP Pompa Minyakan Fat-Fit No.2-HSTP Bak Fat-Fit No.2

Pompa Minyakan Fat-Fit No.1 Pompa Minyakan Fat-Fit No.2-HSTP Pompa Minyakan Fat-Fit No.3

1 1 1989 2006 1 1 1 2006 2006 2006 Galiger PMT Kew Pump Kew Pump Kew Pump 10 t/j Baik Baik 3 270 m 60 t/j 60 t/j

60 t/j Baik Sedang

Cake Breaker Conveyor (CBC No.2) Separating Column Lyn-1

Separating Column Lyn-2 Ducting Piber Cyclone No.1

1 1 1998 2007 1 1 2005 2006 1 2006 PMT UD. Jaya Maju

PMT PMT PMT

ST. Pengupas Biji dan Inti VIII 7 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j

Ducting Piber Cyclone No.2

Blower Depricarper e/w E. Motor No.1 Blower Depricarper e/w E. Motor No.2

Piber Cyclon No.2

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j

Air Lock Piber Cyclone c/w Gear Motor No.2

Rangka Border Piber Cyclone No.1

UD. Jaya Maju PMT

PMT 30 t.tbs/j

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Sedang 2006 2005 2006

Ularan sampah miring No. 2

Kerangka Besi st. Pengupas biji dan inti Lyn-2

PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j -Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Cyclone LTDS (First Stage) Lyn-1

22

Cyclone LTDS (Double Stage) Lyn-1 Cyclone LTDS (First Stage) Lyn-2 Cyclone LTDS (Double Stage) Lyn-2

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Baik Baik 28

Cyclone Sampah Cracksehell c/w Rangka

Blower LTDS c/w/ E.Motor (First stage) Lyn-1 Blower LTDS c/w/ E.Motor (First stage) Lyn-1

2009 2009 PMT PMT PMT 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Baik Baik VII

Sumber Data : Kantor Dinas Teknik (KDT) PTPN IV PKS Pasir Mandoge


(61)

Jumlah Tahun Merk Kapasitas No 1 Nama Peralatan 1 1981 1899 PMT Galiger Baik Sedang Sedang

Blower LTDS c/w E. Motor (First Stage) Lyn-2 170 m3

30 t.tbs/j

Baik B aik Baik

Rangka bordes c/w Terali untuk Cyclone

2009 2009 2009 2009 2009 Baik

Nut Grading Scren Lyn-1 dan Lyn-2

PMT Baik Baik 2009 Sedang Baik 2009 PMT PMT PMT 1995 1996 1995 1996 2009 MSB Baik 1996 1996 1995 1996 1998 1998 PMT PMT PMT PMT PMT

CV. Aman Jaya PMT

Baik Baik

Sedang

Blower Pneumatic Sampah Cracksehell c/w EM Ducting Destoner Lyn-1 dan Lyn-2

Ducting LTDS (First Stage) Lyn-1 Ducting LTDS (Double Stage) Lyn-1

1 1 2009 2009 1 1 1 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT PMT Baik Baik Baik Sedang 2009 2009 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j

Air Lock Cyclone LTDS Double Stage

Ularan Crackshell Lyn-1 dan Lyn-2

Inclined Conveyor Lyn-1 dan Lyne-2

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Rangka ularan crackshell

Hopper Biji Tenera Lyn-1

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Baik Sedang 2009 2009 2009 PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Baik 6 t.biji/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Baik Sedang 1981 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Sedang

ST. Pengupas Biji dan Inti VIII

Blower LTDS c/w E. Motor (Double Stage)

PMT

PMT

Ducting LTDS (First Stage) Lyn-2

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j

Ducting LTDS (Double Stage) Lyn-2 Ducting Sampah Crackshell

Air Lock Cyclone Destoner c/w G. Motor Lyn-1 Air Lock Cyclone Destoner c/w G. Motor Lyn-2

1

Air Lock Cyclone LTDS First Stage Air Lock Sampah Crackshell Lyne-1

Air Lock Cyclone LTDS Double stage Air Lock Cyclone LTDS First stage

Ularan Sampah Crackshell/cangkang

ST. Pengolahan Biji dan Inti I X

Hopper Biji Tenera Lyn-2 Hopper Biji DuraLyn-1 Hopper Biji Dura Lyn-2 Ripple Mill No.1 Ripple Mill No.2 Ripple Mill No.3 Ripple Mill No.4 Nut Cracker Lyn-1

Timba Crackshell No. 1 Timba Crackshell No. 2

Bak Hydro Cyclone Inti dan Cangkang Pompa Hydro Cyclone Cangkang Pompa Hydro Cyclone Inti

1997 PMT Warman Warman Sedang 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 44 45 46 47 48 49 50 51 4 2 3 5 6 9 10 11 12 14 8 42 40 41 43 7 13 1 30 t.tbs/j 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sumber Data : Kantor Dinas Teknik (KDT) PTPN IV PKS Pasir Mandoge


(62)

Keterangan Jumlah Tahun Merk Kapasitas

No 15 1 Nama Peralatan 16 1 17 18 19 20 21 1996 22 1996 PMT 23 PMT 24 Sedang 29 Sedang 30 Sedang 31 1 32 33 34 35 36 41 38 39 43 44 1 2 3 5 46

Hydro Cyclone Cangkang

27 25 26 1 2 2

Pengering Inti Kernel drier No.3 dan 4

1997

1981 1981 1984 Pengering Inti (Kernel Drier)

PMT 1 1 1 1995 Baik 1 1981

CV. Aman Jaya

1998 1 1 1 2007 2007 2007 BU/REP.PAM 1 1 1 1 1 2007 2007 1983 2008 1981 2007 PMT PMT PMT PMT CV. Aman Jaya

TakumaN-600 PMT

Baik

Vibrating Screen (Ayakan Inti basaha) Nut Grading Screen Cangkang Basah

Timba Inti mentah No. 1

1 1 1996 1996 1 1 1 1981 1998 1981 PMT PMT PMT PMT PMT Sedang Sedang Sedang 1 1 1995 1987 1 1 1901 1995 1 1997 PMT PMT CV. Aman Jaya

28

60 t.tbs/j 30 t.tbs/j

Ularan Pecah Biji Lyn-2 Ularan Sampah

Ularan Inti Kering

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 13 t.inti/j 13t.t inti/j

Ularan Cangkang ke Timbangan Cangkang

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Sedang 1995 1997 1995 PMT PMT PMT PMT 30 t.tbs/j Sedang Sedang Sedang Baik 45

20 t. uap/j

Sedang 4 2006 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j Baik Kurang

ST. Pengolahan Biji dan Inti IX

Hydro Cyclone Inti

1 1

1 1

PMT Timba Inti Kering

30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j

Penghembusan Kotoran Inti Timba Sampah

Ularan biji basah Lyn-1

1 1

Ularan Biji Basah Lyn-2 Ularan Inti Mentah No.1

Ularan Pecah Biji Lyn-1 Ularan Inti Mentah No.2

Ularan Inti Basah di atas pengering inti

37

Bunker Inti No. 1 dan No.2 Bunker Inti No. 3

Nut Grading Inti diatas Bunker

Ularan Inti diatas Bunker

Nut Grading Inti dibawah Bunker

Ketel Uap No. 3 Ketel Uap No.4 Ketel Uap No. 5

Ularan Bahan Bakar Ketel No. 1 Ularan Bahan Bakar Ketel No.2

1 2001

PMT

Takuma N-600-SA

UD. Bersama Jaya

Sedang Timba Inti mentah No. 2

TimbaCangkang 60 t.tbs/j 8t.ckg/j 4t.inti/j Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

CV. Aman Jaya CV. Aman Jaya CV. Aman Jaya

CV. Aman Jaya Sedang

Sedang Sedang

Sedang Sedang Sedang

Pengering Inti Kernel drier No.1 dan 2 Sedang

Sedang Sedang

Sedang

Ularan Cangkang ke Silo Cangkang Silo Cangkang No. 1

40 Silo Cangkang No.2

1981 1981 1981 1984 13 t.inti/j 30 t.tbs/j 30 t.tbs/j 6 ton 6 ton 42

Ularan Inti di bawah Bunker

PMT PMT PMT @125 m @125 m 3 3 Sedang Kurang Baik Sedang

ST. Ketel Uap IX

Takuma N-600-SA PMT

18.t. uap/j

20 t. uap/j 60 m /j3

60 m /j3 Baik


(63)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian dan Peranan Maintenance 1

1

Assauri Sofjan. Management Produksi, h.88,1980, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Maintenance merupakan suatu fungsi dalam perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap dapat mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan, dimana pimpinan perusahaan tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas/peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinyaa dapat berjalan dengan lancar. Agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan pada mesin dan peralatan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan pengecekan, lubrication dan perbaikan atas kerusakan-kerusakan yang ada serta penggantian spare part atau komponen-komponen yang terdapat pada bagian maintenance. Peranan bagian maintenance adalah untuk menjaga agar perusahaan dapat tetap bekerja dan produk yang diproduksi dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya serta untuk menjaga agar perusahaan dapat bekerja secara efisien dengan mengurangi kemacetan-kemacetan sekecil mungkin. Jadi maintenance mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi dari suatu


(64)

perusahaan yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.

Peranan yang penting dari kegiatan maintenance baru diingat setelah mesin yang dimiliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan maintenance harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak ada kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin atau fasilitas produksi.

2

1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

Tujuan utama dari fungsi maintenance antara lain :

2. Menjaga kualitas produk dan kegiatan produksi yang lancar

3. Membantu mengurangi pemakaian diluar batas norma yang ditentukan serta

Mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien

4. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan

para pekerja.

5. Menghendaki suatu kerja sama yang sangat erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Tujuan utama perusahaan yaitu untuk mencapai tingkat keuntungan sebesar mungkin.

2


(65)

3.2. Jenis-jenis Maintenance

Kegiatan maintenance yang dilakukan dalam suatu perusahaan dapat

dibedakan atas dua macam yaitu preventive maintenance dengan corrective maintenance.

3.2.1. Preventive Maintenance

Preventive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.

Semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya. Fasilitas produksi tersebut selalu diusahakan dalam kondisi yang siap dipergunakan untuk setiap proses produksi. Preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya sangat efektif didalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk didalamnya “critical unit”.

Fasilitas atau peralatan yang tergolong kedalam critical unit antara lain: a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan

atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas akan mempengaruhi kualitas dari produk yang


(66)

c. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas tersebut cukup mahal.

Apabila preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance dapat dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan. Dengan demikian rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif lebih singkat. Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan oleh perusahaan pabrik dapat dibedakan atas routine maintenance dan periodic maintenance.

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara routine biasanya setiap hari. Routine maintenance meliputi pengecekan oli, pengecekan isi bahan bakar, pelumasan. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu misalnya setiap satu minggu sekali, setiap bulan sekali. Periodic maintenance dapat dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali, lalu meningkat setiap lima ratus jam kerja mesin sekali. Jadi sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodic, sebagai contoh dari kegiatan periodic adalah pembongkaran carburator, ataupun pembongkaran alat-alat dibagian system aliran bensin.


(67)

3.2.2. Corrective atau Break Down Maintenance

Corrective atau break down maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan. Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan dilakukan karena mesin mengalami kerusakan akibat tidak dilakukannya preventive maintenance, kegiatan corrective maintenance bersifat menunggu sampai kerusakan terjadi kemudian dilakukan perbaikan, maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi atau proses produksi dapat berjalan lancar.

3.3. Pengoperasian Mesin produksi di PKS Mandoge 3

Timbangan adalah sebagai alat penimbangan tandan buah segar yang dibawa ke pabrik (minyak/inti sawit).

Pengoperasian mesin dan peralatan harus dilakukan sesuai dengan buku petunjuk pengoperasian mesin sehingga mesin tersebut terhindar dari kerusakan (break down) yang diakibatkan oleh human error, Cara pengoperasian dan perawatan pada setiap mesin produksi di PKS antara lain:

3.3.1. Timbangan

1. Fungsi

3

Buku Panduan Pedoman Pengolahan kelapa sawit Bagian Pengolahan PTPN IV Medan Sumatera Utara 2009


(68)

2. Spesifikasi alat

Kapasitas timbangan 50 ton 3. Pengoperasian

Gundukan (hambatan) yang berjarak 2 meter ditambah sebelum lantai timbangan agar kendraan berjalan lambat dan tidak ada beban kejut yang merusak load cell. Sebelum melakukan penimbangan satpam dan mandor melakukan pemeriksaan pada setiap truk tangki CPO, kelengkapan standar 1 unit ban serap, dongkrak dan kunci roda boleh tidak diturunkan saat penimbangan, tetapi ganjal ban dan lain-lain harus dikeluarkan dari truk, operator pengiriman memasang locis disemua manhole dan kran pengeluaran (pada truk tangki CPO). Kerani Timbang bertanggung jawab atas semua hasil penimbangan. Timbangan tidak boleh diaktifkan pada saat hujan, penimbangan selama hujan dilakukan secara manual. Ruangan penimbangan harus dalam keadaan bersih pada saat pergantian shift. Timbangan di tera ulang oleh meterologi maksimum setiap enam bulan. 4. Pengawasan operasional

Rata-rata isian lori 2500 kg, jika rata-rata isian lori lebih besar dari 2500 kg artinya jumlah buah yang berada di loading ramp lebih kecil dibanding dengan yang ditimbang dan sebaliknya. Pencatatan jam keluar- masuknya kendraan dilakukan oleh satpam pada buku catatan harian.

3.3.2. Loading Ramp


(69)

Sebagai tempat melakukan sortasi untuk cross check kebenaran pelaksanaan system panen dan menurunkan sampah yang terikut pada tandan melalui kisi-kisi kompartmen.

2. Spesifikasi alat

Kapasitas total kompartmen minimum = 40 % x kapasitas pabrik x 20 jam. Loading ramp dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Loading ramp

3. Pengoperasian :

Buah segar, restan, buah kecil dan tandan buah segar pembelian dipisahkan. Keseragaman isian lori diatur dalam satu rebusan berdasarkan kondisi buah. Pengisian lori harus penuh dan tidak boleh berlebihan karena dapat menggesek dan merusak steam distributor serta berondolan berjatuhan di lantai rebusan sehingga menutup saring kondensat. Tempat sampah pembuangan di dekat loading ramp disediakan, Jumlah sampah yang dibuang tiap hari merupakan indicator kebersihan kisi-kisi loading ramp. Data sortasi di loading ramp segera


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

0 3 6

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)(Study kasus : PT. Hartono Istana Teknologi).

6 15 14

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7