Kesediaan Waktu Mesin Availability Efisiensi Performansi Performance Efficiency

area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas maupun effisiensi mesinperalatan dan dapat juga menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada lintasan produksi. OEE juga merupakan alat ukur untuk mengevaluasi dan memperbaiki cara yang tepat untuk menjamin peningkatan produktivitas penggunaan mesinperalatan. Formula matematis dari overall equipment effectiveness OEE di rumuskan sebagai berikut : OEE = Availability x Performance efficiency x Rate of quality product x 100 Kondisi operasi mesinperalatan produksi tidak akan akurat di tunjukkan jika hanya didasari oleh perhitungan satu faktor saja, misalnya performance efficiency saja. Dari enam pada six big losses baru minor stoppages saja yang dihitung pada performance efficiency mesinperalatan. Keenam faktor data six big losses harus diikutkan dalam penghitungan OEE, kemudian kondisi aktusal dari mesinperalatan dapat dilihat secara akurat. OEE dihitung dengan menghasilkan produk dari ketersediaan peralatan, efisiensi kerja proses dan tingkat kualitas produk Ljungberg, 1998; Dal et al, 2000..

2.5.1. Kesediaan Waktu Mesin Availability

Availability merupakan rasio operation time terdapat waktu loading timenya, sehingga dapat menghitung availability mesin di butuhkan nilai dari Operation time, Loading time dan Downtime : Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut: Availability = ������������� ����������� x 100 Loading time adalah waktu yang tersedia avaibility per hari atau per bulan di kurang dengan waktu downtime direncanakan planned downtime. Planned time adalah jumlah waktu mesin pada saat dilakukannya pemeliharaan scheduled maintenance atau kegiatan management lainya. Lamanya Loading time dapat dicari dengan formula : Loading time = Total avaibility – Planned downtime Operation time merupakan hasil pengurangan loading dengan waktu down time non operation time, dengan kata lain operation time adalah waktu operasi tersedia avaibility time setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total avaibility time yang di rencanakan. Planned time mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesinperalatan equipment failuresbreakdown mengakibatkan tidak ada output yang di hasilkan downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesinperalatan, pelaksanaan prosedur set-up and adjustment dan lain - lainya. Untuk mencari lamanya terjadi Downtime maka diperlukan formula sebagai berikut : Downtime = Setup + Breakdown +waktu saat mesin berhenti Operation time didapat dari data PT.PLN Persero sektor belawan

2.5.2. Efisiensi Performansi Performance Efficiency

Performnace efficiency merupakan hasil perkalian dari operation speed rate dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang di hasilkan di kalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia yang melakukan prosesn produksi operation time. Operation speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesin berdasarkan kapasitas mesin sebenarnya theoreticalideal cycle time dengan kecepatan actual mesin actual cycle time. Persamaan matematikanya di tunjukkan sebagai berikut : Operation speed rate = ����� ����� ���� ������ ����� ���� Net operatiaon rate merupakan perbandingan antara jumlah produk yang di proses processed amount dikali actual cycle time dengan operation time. Net operatioan time menghitung rugi-rugi yang diakibatkan oleh minor stoppages dan menurunya kecepatan produksi reduced speed. Adapun cara mencari besarnya net opertation dapat dicari dengan formula dibawah ini : Net operation rate = ������ ���������� ���� �������� ���� Tiga faktor penting yang di butuhkan untuk menghitung performance efficiency: 1. Ideal cycle waktu siklus ideal mesin saat operasi 2. Processed amount jumlah produk yang di proses 3. Operation time waktu operasi mesin Performance efficiency dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut : Performance efficiency = net operating x operating cycle time Performance effciency = ��������� ���� ������� ���� x ����� ����� ���� ������ ����� ����

2.5.3. Perbandingan Kualitas Produk yang dihasilkan Rate of quality

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

5 107 96

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 0 19

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 1 2

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 1 5

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

1 3 1

Kajian Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap Blok I St 1.0 Sicanang Belawan Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

0 0 3

PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS GT 2.1 DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

0 0 20