pemilihan secara langsung DPR, DPD, DPRD, dan Pilpres, sehingga tidak perlu dibentuk lagi lembaga baru sebagai pelaksana pemilukada. Selain itu dengan
pertimbangan efisiensi, sarana dan prasarana pemilu yang masih dapat dipergunakan lagi.
54
Kewenangan KPUD Provinsi, Kabupaten dan Kota dibatasi sampai dengan penetapan calon terpilih dengan berita acara yang selanjutnya
KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk diproses pengusulannya kepada pemerintah guna mendapatkan pengesahan. Ketentuan ini diatur dalam Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2004 bagian penjelasan pada sub bagian I penjelasan umum yang bunyi nya sebagai berikut:
“Melalui undang-undang ini Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD provinsi, kabupaten, dan kota diberikan kewenangan sebagai penyelenggara
pemilihan kepala daerah. KPUD yang dimaksud dalam Undang-Undang ini adalah KPUD sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Untuk itu, tidak perlu dibentuk
dan ditetapkan KPUD dan keanggotaannya yang baru. Agar penyelenggaraan pemilihan dapat berlangsung dengan baik, maka DPRD membentuk panitia
pengawas. Kewenangan KPUD provinsi, kabupaten, dan kota dibatasi sampai dengan penetapan calon terpilih dengan Berita Acara yang selanjutnya KPUD
menyerahkan kepada DPRD untuk diproses pengusulannya kepada Pemerintah
guna mendapatkan pengesahan”
C. Pemilihan kepala daerah dalam Undang Undang Nomor 22 tahun 2014
Dengan diundangkannya Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota pada tanggal 2 Oktober 2014 oleh
Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia pada saat itu Amir Syamsudin melahirkan banyak sekali pro dan kontra karena pada intinya Undang Undang ini
menetapkan bahwa Kepala Daerah baik itu Gubernur dan BupatiWalikota dipilih
54
Suharizal, Op,. Cit,. Hal. 46 - 47
Universitas Sumatera Utara
melalui DPRD. Bisa dilihat dari isi Undang-undang ini pasal 3 ayat 1
55
dan ayat 2
56
. Kata demokrastis pada ayat 1 berartikan sesuai dengan kedaulatan rakyat. Tapi masih menimbulkan kontra yang seolah-olah ketika Kepala Daerah dipilih
oleh DPRD berarti telah membunuh prinsip demokrasi. Lauddin Marsuni, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andi
Djemma Palopo Sulawesi Selatan mengatakan, pemilihan kepala daerah melalui DPRD itu bertentang dengan UUD NRI 1945 yang menganut paham pemilihan
langsung. Berdasarkan argumentasi konstitusional melalui pendekatan ilmu hukum dengan menggunakan penafsiran sistematis, terlihat UUD NRI 1945
menganut paham pemilukada. UUD NRI 1945 dalam penafsirannya terlihat pemilihan secara langsung untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,
pemilihan langsung anggota legislatif DPR, DPD dan DPRD, pemilihan langsung Kepala Daerah gubernur, bupati, dan wali kota serta pemilihan
langsung kepala desa. Lebih lanjut Lauddin Marsuni mengatakan pemilihan Kepala Daerah melalui DPRD sebagaimana diatur dalam UU Nomor 22 Tahun
2014 yang disetujui dalam rapat paripurna DPR RI, merupakan suatu yang inkonstitusional atau bertentangan dengan alinea IV Pembukaan UUD NRI 1945,
Pasal 1 Ayat 2 dan Pasal 18 Ayat 4 UUD NRI 1945. Secara teoritis kedaulatan rakyat bermakna kekuasaan yang dimiliki oleh individu warga negara RI dalam
hal penentuan pemerintahan negara dan bersifat tunggal, absolut, tertinggi, tidak terbagi-bagi dan tidak diwakilkan. Ia mengemukakan, kata demokratis
55
Pasal 3 ayat 1 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014; Gubernur dipilih oleh anggota DPRD Provinsi secara demokratis berdasar asas bebas, terbuka, jujur, dan adil.
56
Pasal 3 ayat 2 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014; Bupati dan walikota dipilih oleh anggota DPRD kabupatenkota secara demokratis berdasar asas bebas, terbuka, jujur, dan
adil.
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana tercantum pada Pasal 18 Ayat 4 UUD NRI 1945 secara sistematis dan gramatikal adalah merupakan turunan dan penjabaran dari kata kedaulatan
rakyat, yakni suatu bentuk atau mekanisme dalam sistem pemerintahan negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat. Dengan adanya UU Pilkada ini
sama dengan menghilangkan dan mencabut hak konstitusional warga negara Indonesia. Warga negara kehilangan hak dalam Pilkada untuk dipilih menjadi
Kepala Daerah maupun hak untuk memilih karena kedua hak tersebut telah dirampas oleh DPR RI dan diserahkan ke DPRD.
57
Pernyataan ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Hamdan Zoelva
58
“Makna demokratis di sini tidak harus dipilih langsung oleh rakyat, akan tetapi dapat juga bermakna dipilih oleh
DPRD yang anggota-anggotanya juga hasil pemilihan demokratis melalui pemilu
”. Dari perbedaan dua pendapat ini dapat kita lihat adanya pro dan kontra ketika UU ini diundangkan, meskipun pada akhirnya presiden Susilo Bambang
Yodhoyono mengeluarkan perpu Nomor 1 Tahun 2014 sebagai pengganti UU ini. Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD dapat kita lihat mekanismenya
sesuai dengan Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014. Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD diselenggarakan melalui dua tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi;
59
57
Lauddin Marsuni Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andi Djemma Palopo Sulawesi Selatan dalam situs berita http:www.antaranews.comberita455836pilkada-tak-
langsung-dinilai-bertentangan-uud diakses tanggal 23 April 2015
58
https:hamdanzoelva.wordpress.com20080315tinjauan-konstitusi-pemilihan-kepala- daerah
59
Pasal 6 ayat 2 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
a. penyusunan program, kegiatan, dan jadwal Pemilihan
b. pengumuman pendaftaran bakal calon gubernur, bakal calon bupati,
dan bakal calon walikota; c.
pendaftaran bakal calon gubernur, bakal calon bupati, dan bakal calon walikota;
d. penelitian persyaratan administratif bakal calon gubernur, bakal calon
bupati, dan bakal calon walikota; dan e.
uji publik tahap pelaksanaan meliputi;
60
a. penyampaian visi dan misi;
b. pemungutan dan penghitungan suara; dan
c. penetapan hasil pemilihan.
Dalam Undang Unang Nomor 22 Tahun 2014 ini, diatur pula peserta pemilih yang akan memilih Kepala Daerah di DPRD. Yang menjadi peserta
pemilihan adalah calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota yang diusulkan oleh fraksi atau gabungan fraksi di DPRD provinsi dan DPRD kabupatenkota
danatau calon perseorangan dan juga anggota DPRD provinsi, DPRD kabupatenkota yang diusulkan sebagai calon gubernur, calon bupati dan calon
walikota mempunyai hak untuk memilih.
61
Untuk menjadi Kepala Daerah, seorang bakal calon Kepala Daerah harus juga memiliki ayarat-syarat tertentu
agar dapat menjadi seorang calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota.
60
Pasal 6 ayat 3 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
61
Pasal 12 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Syarat utama adalah seorang warga Negara Indonesia dan dengan persyaratan lain sebagai berikut;
62
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945, cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia; c.
berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat; d.
telah mengikuti uji publik; e.
berusia paling rendah 30 tiga puluh tahun untuk calon gubernur dan 25 dua puluh lima tahun untuk calon bupati dan calon walikota;
f. mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan
kesehatan menyeluruh dari tim dokter; g.
tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara di atas 5 lima tahun. h.
tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
i. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
j. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;
k. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan danatau
secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;
l. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; m.
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan memiliki laporan pajak pribadi;
n. belum pernah menjabat sebagai gubernur, bupati, danatau walikota
selama 2 dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; o.
berhenti dari jabatannya bagi gubernur, bupati, dan walikota yang mencalonkan diri di daerah lain.
p. tidak berstatus sebagai penjabat gubernur, penjabat bupati, dan penjabat
walikota; q.
tidak memiliki konflik kepentingan dengan petahana. r.
memberitahukan pencalonannya sebagai gubernur, bupati, dan walikota kepada Pimpinan DPR, DPD, atau DPRD bagi anggota DPR, DPD, atau
DPRD; s.
mengundurkan diri sebagai anggota TNIPolri dan PNS sejak mendaftarkan diri sebagai calon.
t. berhenti dari jabatan pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah; dan u.
tidak berstatus sebagai anggota Panlih gubernur, bupati, dan walikota
62
Pasal 13 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008. Dalam UU ini juga diatur mengenai syarat perseorangan untuk menjadi
Kepala Daerah. Ada jumlah tertentu pendukungnya untuk dijadikan calon Kepala Daerah. Jumlah tersebut berbeda antara Provinsi dan KabupatenKota. Berikut
pengaturannya dalam bentuk tabel;
No. Daerah Pilkada Syarat atau besaran dukungan
1. Provinsi
1. Provinsi
dengan jumlah
penduduk sampai
dengan 2.000.000 dua juta jiwa harus
didukung sekurang kurangnya 6,5 enam koma lima persen;
2. Provinsi
dengan jumlah
penduduk lebih dari 2.000.000 dua
juta sampai
dengan 6.000.000 enam juta jiwa harus
didukung sekurang-kurangnya
5 lima persen; 3.
Provinsi dengan
jumlah penduduk lebih dari 6.000.000
enam juta
sampai dengan
12.000.000 dua belas juta jiwa harus
didukung sekurang-
Universitas Sumatera Utara
kurangnya 4 empat persen; 4.
Provinsi dengan
jumlah penduduk lebih dari 12.000.000
dua belas juta jiwa harus didukung
sekurang-kurangnya 3 tiga persen.
5. Jumlah dukungan harus tersebar
di lebih dari 50 lima puluh persen jumlah KabupatenKota
di Provinsi 2.
Kabupatenkota 1.
Kabupatenkota dengan jumlah penduduk
sampai dengan
250.000 dua ratus lima puluh ribu
jiwa harus
didukung sekurang- kurangnya 6,5 enam
koma lima persen; 2.
kabupatenkota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 dua
ratus lima puluh ribu sampai dengan 500.000 lima ratus ribu
jiwa harus didukung sekurang- kurangnya 5 lima persen;
3. kabupatenkota dengan jumlah
Universitas Sumatera Utara
penduduk lebih dari 500.000 lima ratus ribu sampai dengan
1.000.000 satu juta jiwa harus didukung
sekurang-kurangnya 4 empat persen;
4. kabupatenkota dengan jumlah
penduduk lebih dari 1.000.000 satu juta jiwa harus didukung
sekurang-kurangnya 3 tiga persen.
5. Jumlah dukungan harus tersebar
di lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kecamatan di
KabupatenKota.
Sumber : diolah dari pasal 14 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Dukungan harus dibuat dalam bentuk surat dukungan yang disertai dengan fotokopi kartu tanda penduduk elektronik KTP-El atau surat keterangan tanda
penduduk sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dukungan diberikan kepada satu calon perseorangan saja tidak lebih.
63
63
Pasal 14 ayat 3 dan ayat 4 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pemungutan suara, penghitungan suara, dan penetapan hasil pemungutan suara dalam pemilihan dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD
Provinsi dan DPRD kabupatenkota. Pemungutan suara dilaksanakan 1 satu hari setelah penyampaian visi dan misi.
64
Pemungutan suara dihadiri oleh paling sedikit 23 dua pertiga dari jumlah anggota DPRD Provinsi dan DPRD
kabupatenkota.
65
Setiap anggota DPRD dalam memberikan suaranya untuk menentukan Kepala Daerah hanya kepada 1 satu calon gubernur, calon bupati, dan calon
walikota dan dilakukan dengan cara berdiri.
66
Penghitungan suara dilakukan oleh Panlih setelah pemungutan suara dinyatakan selesai. Penghitungan suara ini dilakukan dengan cara yang
memungkinkan saksi setiap calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota dapat menyaksikan secara jelas penghitungan suara. Berdasarkan penghitungan
suara, Panlih menetapkan calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota terpilih yang memperoleh suara terbanyak. Dalam hal hasil penghitungan suara
terdapat jumlah suara yang sama, untuk menentukan calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota terpilih dilakukan pemungutan suara ulang paling lambat 2
dua jam sejak hasil penghitungan suara putaran pertama diumumkan.Dalam hal hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat 2 masih terdapat
jumlah suara yang sama, dilakukan kembali pemungutan suara ulang paling lambat 2 dua jam sejak hasil penghitungan suara putaran kedua
diumumkan.Dalam hal masih terdapat perolehan sama sebagaimana dimaksud
64
Pasal 28 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
65
Pasal 29 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
66
Pasal 31 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
pada ayat 3, pemenang ditentukan dengan mengkonversi perolehan suara hasil pemilihan umum dari masing-masing anggota DPRD yang memilih. Hasil
perolehan suara dituangkan dalam Berita Acara. Hasil Pemilihan yang ditandatangani oleh paling sedikit 23 dua pertiga anggota Panlih dan saksi yang
hadir. Apabila berita acara pemilihan tidak ditandatangani tanpa adanya alasan dan pengajuan keberatan secara jelas, tidak mengurangi keabsahan berita
acara pemilihan. Berdasarkan berita acara pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, penetapan calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota terpilih
dituangkan dalam Keputusan DPRD Provinsi dan DPRD kabupatenkota. Berita acara danatau Keputusan DPRD Provinsi dan DPRD kabupatenkota
ditembuskan kepada Menteri untuk pemilihan gubernur dan kepada gubernur untuk pemilihan bupati dan walikota. Dalam hal terjadi pelanggaran hukum pada
proses Pemilihan, penyelesaiannya ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
67
Pengesahan calon gubernur diusulkan dengan surat pimpinan DPRD provinsi kepada Presiden melalui Menteri paling lambat 3 tiga hari setelah
keputusan DPRD provinsi tentang penetapan calon gubernur. Pengesahan calon bupati, dan calon walikota diusulkan dengan surat pimpinan DPRD
kabupatenkota kepada Menteri melalui gubernur paling lambat 3 tiga hari setelah keputusan DPRD kabupatenkota tentang penetapan calon bupati dan
calon walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33. Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilengkapi dengan dokumen administratif
67
Pasal 33 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
seluruh tahapan dalam pemilihan. Menteri meneruskan usulan pengesahan calon gubernur terpilih kepada Presiden paling lama 3 tiga hari setelah menerima
usulan dari DPRD Provinsi. Gubernur meneruskan usulan pengesahan calon bupati dan walikota terpilih kepada Menteri paling lama 3 tiga hari setelah
menerima usulan DPRD kabupatenkota. Dalam hal Gubernur danatau pimpinan DPRD provinsi tidak menyampaikan usulan pengesahan, Menteri menindaklanjuti
pengesahan gubernur kepada Presiden berdasarkan pada berita acara danatau keputusan DPRD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33. Dalam hal
BupatiWalikota danatau pimpinan DPRD kabupatenkota tidak menyampaikan usulan
pengesahan sebagaimana
dimaksud pada
ayat 2,
gubernur menindaklanjuti pengesahan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota
kepada Menteri berdasarkan pada berita acara danatau keputusan DPRD kabupatenkota.
68
Dalam menjalankan roda pemerintahan,Gubernur, Bupati, dan Walikota dibantu oleh Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil Walikota.
69
Untuk menjadi seorang wakil Kepala Daerah pun dibutuhkan beberapa syarat dalam UU
ini. Selain warga negara Republik Indonesia, syarat lain harus dipenuhi agar dapat ditetapkan menjadi calon Wakil Gubernur, Wakil Bupati, dan Wakil
Walikota adalah sebagai berikut:
70
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945, cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta Pemerintah Pusat;
68
Pasal 34 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
69
Pasal 44 ayat 1 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
70
Pasal 46 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
c. berpendidikan paling kurang sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat;
d. mempunyai kecakapan dan pengalaman pekerjaan yang cukup di bidang
pelayanan publik; e.
calon wakil gubernur, calon wakil bupati, dan calon wakil walikota yang berasal dari pegawai negeri sipil PNS dengan golongan kepangkatan
sekurang-kurangnya IVc untuk calon wakil gubernur, dan golongan kepangkatan sekurang-kurangnya IVb untuk calon wakil bupati wakil
walikota dan pernah atau sedang menduduki jabatan eselon IIa untuk calon wakil gubernur dan eselon IIb untuk calon wakil bupati dan calon
wakil walikota;
f. berusia paling rendah 30 tiga puluh tahun untuk calon wakil gubernur
dan 25 dua puluh lima tahun untuk calon wakil bupatiwalikota; g.
mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter Daerah;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara di atas 5 lima tahun;
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap; j.
menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan; k.
tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan danatau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan
keuangan negara; l.
tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
m. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan laporan pajak pribadi;
n. tidak memiliki konflik kepentingan dengan gubernur, bupati, dan walikota
tidak memiliki ikatan perkawinan atau garis keturunan 1 satu tingkat lurus ke atas, ke bawah dan ke samping dengan gubernur, bupati, dan
walikota;
o. calon wakil gubernur, calon wakil bupati, dan calon wakil walikota yang
berasal dari pegawai negeri sipil PNS tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berat sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
kepegawaian;
p. calon wakil gubernur, calon wakil bupati, dan calon wakil walikota yang
berasal dari pegawai negeri sipil PNS menyerahkan surat pernyataan mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil PNS sejak pendaftaran; dan
q. menyerahkan daftar riwayat hidup
Dalam UU ini juga diatur mengenai syarat perseorangan untuk menjadi Kepala Daerah. Ada jumlah tertentu pendukungnya untuk dijadikan calon Kepala
Universitas Sumatera Utara
Daerah. Jumlah tersebut berbeda antara Provinsi dan KabupatenKota. Berikut pengaturannya dalam bentuk tabel;
No. Daerah Pilkada Syarat atau besaran dukungan
1. Provinsi
1. Daerah provinsi dengan jumlah
penduduk sampai
dengan 1.000.000 satu juta jiwa tidak
memiliki wakil gubernur 2.
Daerah provinsi dengan jumlah penduduk di atas 1.000.000
satu juta jiwa sampai dengan 3.000.000
tiga juta
jiwa memiliki
1 satu
wakil gubernur;
3. Daerah provinsi dengan jumlah
penduduk di atas 3.000.000 tiga juta sampai dengan 10.000.000
sepuluh juta juta jiwa dapat memiliki
2 dua
wakil gubernur;
4. Daerah provinsi dengan jumlah
penduduk di atas 10.000.000 sepuluh
juta jiwa
dapat memiliki
3 tiga
wakil
Universitas Sumatera Utara
gubernur. 2.
Kabupatenkota 1.
Kabupatenkota dengan jumlah penduduk
sampai dengan
100.000 seratus ribu jiwa tidak
memiliki wakil
bupatiwalikota; 2.
Kabupatenkota dengan jumlah penduduk di atas 100.000
seratus ribu jiwa sampai dengan 250.000 dua ratus
lima puluh ribu jiwa memiliki 1 satu wakil bupatiwalikota;
3. Kabupatenkota
dengan jumlah
penduduk di
atas 250.000 dua ratus lima puluh
ribu jiwa dapat memiliki 2 dua wakil bupatiwalikota.
Sumber : diolah dari pasal 45 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2014 Pengisian wakil gubernur, wakil bupati, dan wakil walikota dilaksanakan
paling lambat 1 satu bulan setelah pelantikan gubernur, bupati, dan walikota. Masa jabatan wakil gubernur, wakil bupati, dan wakil walikota berakhir
bersamaan dengan masa jabatan gubernur, bupati, dan walikota. Wakil gubernur,
Universitas Sumatera Utara
wakil bupati, dan wakil walikota berasal dari pegawai negeri sipil atau non- pegawai negeri sipil.
71
Wakil gubernur diangkat oleh Presiden berdasarkan usulan gubernur melalui Menteri. Wakil bupati dan wakil walikota diangkat oleh Menteri
berdasarkan usulan bupatiwalikota melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Wakil gubernur, wakil bupati, dan wakil walikota, diusulkan paling lambat
lama 15 lima belas hari setelah pelantikan gubernur, bupati, dan walikota. Gubernur, bupati, dan walikota wajib mengusulkan calon wakil gubernur, calon
wakil bupati, dan calon wakil walikota.
72
Wakil gubernur dilantik oleh gubernur. Wakil bupati dilantik oleh bupati dan wakil walikota dilantik oleh walikota.Dalam hal wakil gubernur, wakil bupati,
dan wakil walikota tidak dilantik, wakil gubernur dilantik oleh Menteri dan wakil bupati dan wakil walikota dilantik oleh gubernur. Dalam hal wakil bupati dan
wakil walikota tidak, wakil bupati dan wakil walikota dilantik oleh Menteri.
73
D. Pengaturan pemilihan kepala daerah dalam undang-undang nomor 1 tahun 2015