1. Piranti Kohesi Gramatikal
Pada umumnya, dalam bahasa Indonesia ragam tulis, digunakan piranti kohesi gramatikal seperti berikut.
a. Referensi
Referensi berarti hubungan antara kata dengan benda. Kata pena misalnya mempunyai referensi sebuah benda yang memiliki tinta digunakan untuk menulis.
Halliday dan Hasan 1979 membedakan referensi menjadi dua macam, yaitu eksoforis dan endoforis.
Referensi eksoforis adalah pengacuan satuan lingual yang terdapat di luar teks wacana.
Contoh: Itu matahari. Kata itu pada tuturan tersebut mengacu pada sesuatu di luar teks, yaitu ‘benda yang berpijar yang menerangi alam ini.’
Referensi endofora adalah pengacuan satuan satuan lingual yang terdapat di dalam teks
wacana. Referensi endofora terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Referensi anafora yaitu satuan lingual yang disebut lebih dahulu atau ada pada kalimat
yang lebih dahulu, mengacu pada kalimat awal atau yang sebelah kiri. Contoh:
a Hati Adi terasa berbunga-bunga. b Dia yakin Janah menerima lamarannya.
Kata Dia pada kalimat b mengacu pada kata Adi. Pola penunjukkan inilah yang menyebabkan kedua kalimat tersebut berkaitan secara padu
dan saling berhubungan.
Referensi katafora yaitu satuan lingual yang disebutkan setelahnya, mengacu pada
kalimat yang sebelah kanan. Karena bajunya kotor, Gani pulang ke rumah.
Pronomina enklitik-nya pada kalimat pertama mengacu pada antaseden Gani yang terdapat
pada kalimat
kedua. Baik referensi yang bersifat anafora maupun katafora mengunakan pronomina persona,
pronomina penunjuk, dan pronomina komparatif. Pronomina Persona adalah pengacuan secara berganti-ganti bergantung yang
memerankannya.
Dalam bahasa Indonesia, pronominal persona diperinci sebagai berikut.
Tunggal Jamak
Persona pertama Aku, saya
Kami, kita Persona kedua
Kamu, engkau, anda Kalian, kami sekalian
Persona ketiga Dia, ia, beliau
Mereka Contoh:
a Ida, kamu harus belajar. referensi bersifat anfora
b Kamu sekarang harus lari Ayo, Okta cepatlah referensi bersifat katafora
Pronomina demonstrasi yaitu pengacuan satual lingual yang dipakai untuk menunjuk.
Biasanya menggunakan kata: ini, itu, kini, sekarang, saat ini, saat itu, di sini, di situ, di sana dan sebagainya.
Contoh: a “Di sini saya dilahirkan. b Di rumah inilah saya dibesarkan,” kata Ani. Pronominal di sini pada kalimat a mengacu secara katafora terhadap antesedan rumah
pada kalimat b.
Pronomina komparatif adalah deiktis yang menjadi bandingan bagi antasedennya.
Kata-kata yang termasuk kategori pronominal komparatif antara lain: sama, persis, identik, serupa, segitu serupa, selain, berbeda, tidak beda jauh, dan sebagainya.
Contoh: Dani mirip dengan Ali karena mereka bersaudara.
b. Substitusi penggantian