Perilaku Agribisnis dan Kebutuhan Penyuluhan Peternak Ayam Ras Pedaging

PERILAKU ACRlBiSNlS DAN KEBUTUHAN
PENYULUHAN PETERNAK
AYAM RAS PEDAGlNG

OLEH:
NYOMAN SUPARTA

PROGRAM PASCASARJANA
IMSTITU'I PERTANIAN BOGOR

am*

NYOMAN SUPARTA. Perilah Agribisnis dan Kebutuhan Penyuluhan Petern& Ayam
Ras Pedaging. Dibimbing ofefi: PANG S. ASNGARI, W W N O S L M T ,
BUNGARAN SARAGXSH, PRAIBOWO T I I 7 * R O P ~ O T O ,Ban KHARE ANWAR
NUTODPUTRO.

Penyuluhan "Sistern Birnas" tetah berhasil rneningkatkm produksi dan
produktivitas tanaman pangan serta menghasilkan peril* komersial pada petmi, tetapi
bagairnana hafnya pa$& peternak &yamfas pedaging yang dikenat telah bersifat industri,
Perilah komersial saja be1urn tentu c u h p untuk meningkatkm keberhailan agribisnis

ayam ws pedaging.
Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa pernasalahan, yakni: perilah
agribisnis petem& ayam ras pdagirrg, fak-tor-faktor internal dan ekstemd y q
mempengaruhinya, dm efektifitas pndekatan penyuluhannya. Tujuan pendiiiaxr ini
untuk: ( I ) mempelajari kuditas perildcu dan ciri-ciri perilah yang kondusif kearah
perilah agribisnis brkebudayaan industri, (2) menerangkan faktur internal dan
ekstemal yang khubungan dengarr perildm agribisnis pctemk, dan (3) merumuskan
strategi pendekatan dm model penyuluh yang efebif untuk meninghtkan p&lakTu
mbisnis berkebudayaan industri.
Penelitian dilaksanakan di Propinsi Bali dan Jawa Timur. Sampel petmak ayam
ras pedaging sd:brtnyak 474 orang ditentukan melalui Struttped R m h m SaPnpZi~pgpada
petcmak kernitraan dm non kernitram. Data primer dikumpulkan denma metode
wawancaca dm observasi langsung pada bulan April sampai Desernber tahun 2000.
h s i l penelitian ini adalah: (I) Perilah agribisnis petern* belum kondusif
kwafi perilaku agcibisnis berkebudayaan industri; (2) Sebagian besar (90,JO) persen
peternak mernpunyai sifat kewirausahaan tinggi; (3) Perilah wibisnis dan sifat
kewirausahaan peternafc kemitraan sangat nyrtta lebih tinggi h i pada petemair. nun
kemitraan; (4) Faktor internal y ang berhubungan hngsung dengan perilah agribisnis
addah persepsi, sikap, keterampilm, rnofivasi ektrinsik, dm sif~tt kewirausahaan,
sdangkan faktor eksternal berhubungan dengan - p i l a b agribisnis rnelalui faktor

internal tersebut; ( 5 ) Pendebtan penyuluhan "sistem Birnas" tidak efektif untuk
meningkatkm perilah agribisnis berkebudayaan industri
Karena itu, diperlukan straw pendekatan penyuluhan "Sistem Agribisnis" yang
dapat dilakukan oleh penyuluh prafesianal (konsulm agribisnis), serta "sistem
komunikasi infomasi agribisnis" yang efektif dengan inovasi yang lebih kumpleks
rnenmkup sernua asp& sistem agribisnis. Peternak rakyatkwil disarahn agar
rnengelala usaha agribisnis ayam rrts pedaging secara profesional, melakukan hubungan
koordinasi vertikal dalam sistern agribisnis secara konsisten, xrta bempaya untuk
rneningkatkan perilaku agribisnis berkebudayaan industri.

ABSTRACT
N Y O W SUPARTA. Tle Agribusiness B e h i o r and Need of fitension of Broiler
Cki~bkenF m e r s . Under the supevisian of PANG S. A S N G M , MARGONO
S L M T , BUNGSARAGIH, PRABQWO TRTROPWOTO, and KELWUL
ANWAR NOTODPPUTRO.
The "Birnas System" agricultural extension not only has succeesfully improved
crop production and productivity, but also has brought good results on rice farmers
comercial behavior. The issu arisen is wether this condition affects the broiler chicken
farmers behavior who are mare industrialized. The comercial behavior is not suacient
for improving broiler chicken farmers agribusiness achievement.

The research is designed to answer several issus, namely: agribusiness behavior
of broiler chicken. farmers, eksternal and internal influencing factors, and agricultural
extension approach effectiveness. The objective of this research are: (I ) to study proper
agribusiness behavior and its candusive to industrial characteristics towards
industrialized agribusiness behavior, (2) to determine internal and external factors
related to agribusiness behavior, and (3) to formulate the approach strategy and effective
extension model to improve industrialized agribusiness behavior.
The research was d e d out in. East Java and Bdi provinces. The sampling
namber, are 474 people sdected by using Stratified Random Sampling method incuding
partnership and non partnership farmers. The primw data were collected through
interviews and direct obmation during April 2000 to December' 2000.
The result of this research show that: (1) The rtctual agribusiness behavior is not
moving yet towards indushalizd agribusiness behavior,
(2) Must fmers
(approximately W,30 percent) have && entrepreneurship characters, (3) &business
behavior and entrepreneur characters of partership p e e r s are significantly higher than
the nun partnership ones; (4) The internsf factors dirmtfy related to agribusiness
behavior are: perception, attitude, psychomotoric, extrinsic motivation and
entrepreneurship characters; derears external factors are r&ed to agribusiness
behavior through those internal factors; and ( 5 ) The "Birnas System" extension approach

is ineflective for improving industrialized agribusiness behavior.
Therefore, it is needed to adapt "agribusiness system" extension consept that can
be conducted by professionals (agribusiness consultant), and effective agribusiness
in famtion and communication system with more complex innovation including all
agribusiness aspects. Cumman chicken farmers are suggested to manage their broiler
chicken farms more professionally, to have vedical wordination line in st consistent
agribusiness system, and to make big efforts in improving the industrialized agribusiness
behavior.

Bahwa sesungguhnya sebuah karya itmiah addah hak pribadi yang disusun atas
dasar pemikiran dm rancangan ilmiah melalui kegiatan yang d i l h k a n secara mandiri.
Untuk keabsahan maksud tersebut maka bersama ini saya:
Nama
: Nyoman Supwsta
NZM
: 97.5029
Program Shrdi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascaarjana
Institut Pertanian Bogor,
dengan ini rnenyatakan bahwa: disertasi saya yang bejudul "Perilaku Agribisnis dm
K e b u t u b Penyulufian Petemak Ayam Rrts Pedaging" addah rnemang benar

mmpakan h a i l karya sendiri yang informasi lengkapnya dapat dibaca di dalam tulisan
disertasi ini.

Bogor, Desernber 200 1
Saya tersebut diatas

PERXLAKU AGRXBXSNIS DAN lKEBUTUI--IAN
PENWLUHAN PETEWAK
AYAM U S PEDAGING

Disertasi sebagai sahh satu syarat untuk memperoleh geIar Doktur
pada
Progmrtn Studi Umu Penyuluhnn Pembnngunan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANUN BUGQR
2001

Judul Diseftasi


: Pedaku Agrlbisnis dm Kebutufran Penyuluhan

Nama
W

: Nyoman Suparia
: 97.5029

Program Studi

: Ilmu Benyuluhan Pembangunan

Peternak Ayam Ras Pedrtging.

2. Ketua Program Stu&

Tanggd Lulus: 12 Desember 22001

Penulis addah putra ketiga kduxga X Made Puja (Afm) dan %u Ni Wayan
Renes, dilahirkan pa& taggal 19 Muet f 953 di Banjar Jangu, desa Duda, Kecamatan

Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.
Pendidikan sarjana ditempuh di Fahlltas Kedokteraxl Hewm dan Petemakan
Universitas Udayana yang kini menjadi Fakultas PetemEtkan Universitas Udayana,
Denpasar, pada t&m 1972 dm lulus sebagai Sarjans P&makan (Xr) pada tahm 1978.
Pada t&un 1990 genulis mendapat kesempatan melanjutkm pendidikan 52 di
Program Studi IImu Periyulufian Pembangunan (PPN), Program Pascasarjana LPB,
Bogor atas banturn bbeasiswa TMPD-Depdikbud N,dan berhasil meraih gelar Magister
Sains (MS) thun $992.Pada tahun 1993 penulis mengambil program Magister
Manajemen pada Sekobh Tin@ llmu Manajemen Jakarta ( S T W ) atas biaya sendiri
dm berhasil meraih gelar Magister Manajemen
pada t&un 1995. Selanjutnya
sejak September f 997 penulis rnendapat kesempatan untuk m d a n j u h pendidikan ke
program doktor (S3) p d a Program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan, Program
Pascasarjana IPB, Bagor atas banturn beasiswa BPPS Direlaorat Jenderal Pendidikan
Tinmi, Jakarta.
Penulis diangkat sebagai dosen di Bagian Penyuluhan, FaiEukas P&m&m,
Universitas Udayana pada tahun 1980. Mats kuliah y m g menjadi t-ng
jawab
penulis adafah: Penyuluhm P & m wSasiologi Pedesaan, dm Kewirausahaan. Kini
sedang menduduki jabatan fungsianat Lektor Kepala dm Gol. IVlc.

Beberapa buafr kegiatm pengabdim masyarakat telafi ditakukm ddam bentuk:
kursus, ceramh, d m pelayanan pada tern& ayarn, babi, sapi, dll., swta s&mh desa
binaan di Desa Bafra, Sobangan, Mengwi, Badung. Beberapa buah perxelitian juga tehh
dilakukan baik pmlitian kelompok maupun penelitian m d i r j , dengan biaya bersumber
dari biayw sendiri, SPPIDPP, dana BPS (1995), dari penelitian-penelitian tersebut telah
dita-bitkan dalam beberap mike1 ilmiah pada majalah ilmiah Fak.Petemaka tmud.
Sajana Ilmu-Ilmu
Selama rnengikuti program 53 permlis menjadi anggots
Peterdm Indonesia (XSPI) Cabang Bali, anggota h t m -Alumni Univexsitas Udayana
(KAYANA) Kamisariat Bali, angguta Perhimpunan Ahkli Benyuluhan Pembangunan
Indonesia (PAPPI), dm anggata Perhimpunan Penyufuh Pertmian Indonesia
(PERHIPTAM) Catrang Bali.
Penulis rnenikah dengan Dra. Wayan Karsini pada tanggal. 19 Januari 1978 di
Karangasem Bali, dan tef& dikaruniai tiga orang puea dm putri, yang pertma: Agus
Umaryadi Udmyana B.Comm. (23 tahun) yang d a n g studi p
s
d gr&ade M e r of
~ n d ~ r n d i oBusiness
m~
(S2) di M o w h Universi&, Melbourne; yaxlg kedtfa: Kadek

Ratna Udayani (1 9 t h n ) yang sedang studi undeP graduate di FizmIty of Animal
Scrence, hfpobe U~versity,Melbourne, dm ymg ketiga: Karnarrg Tangkas Perwira
Negara ( 14 tahun) siswa S W N I Denpasar. ii[ingga kini penulis masih tinggal di a.
wR. Supratman No. 28 1 Denpasar, Bali.

Puja dm puji syukur penulis panjatlcan kebadapan Tuftrrn Ymg Maha E m d a
Sang hyang Widhi Wasa atas seela karunia-Nya, sehingga rrkkrnya karya ilmiah
(disertasi) yang berjudul "Perilaku Agritrisnis dan Kebutuhan Pexlyuluhitn Petemak
Ayam Ras PdagingWberhasil diselesaikan. Penditian tel& d i I & d a n sejak April
2000 di Propinsi Bdi dan 3awa Timur.
Ucapm terima krrsih. yang tak terflingga penulis sampsikan kegada Bapak Prof.
Dr. H. Pang S. Asngarj, selaku ketua kornisi pembimbing maupun pembimbing utama,
dm bapak-bapak: anggota komisi pembirnbing Iainnya, yakni: Prof. Dr. H.R. Mugono
Slamet; Prof Dr. Ir. Bungaxm Saragih, M c . ; 3)r. H. Prabowo Tjitroprmoto,MSc.; dm
Dr. h.KhairiI Anwar Notodiputro, MS., atas segalra saran yang td& diberikan dan
dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis sej alr penyusunan rencana penelitian
hingga penyelesaian disertasi ini .
Ucapan terima kasifr dm p n g h a p i n penulis sarnp&an kepada para mahasiswa
S l Fakuleas Petemkan, Unud, Denpasar dm F M t a s Pertanian Universitsas
Muhamadyah, Malang sebagai ~.uraeyoryang telah banyak membantu penulis dalam

proses pengumpulan data di lokasi penelitian, sma para peterr& a y m ras pedaging
sebagai respanden penelitian dm para penpsaha Inti, Poultry Shop, para h a n g
ayam dm pernotong ayam, Penyuluh Dixras dan Penyufuh Swasta ysang telsth b d i a
dengan sabar membantu pnulis unPuk memberiIran data yan8 penulis palukan selama
dalam proms pengumpufan data.
Terima kitsih dm pen&gam juga disampaikan kepada Dr. Ir. Budi Sutrajo,
MS.;Dr. Ir. H. hchmat Pmbudy, MS.; Xr. X Kewt Puspadi, MSc.; Ir. Jabaf Tuik
brahim, MS., Ir. Putu Eka Mia Kencanra, MS.; Ir. I Wayan Mit Artha W i p n ~ tMsi.;
,
Ir.
I Gusti Kammg Dana; Ir. I Ketut Man& Budiasa, Ir. Ni Ketut Nuraini, MSG.,Ir. Nmi
Ifiani, d m semusa pjlrak yang ti& dapt penulis sebutkan satu pefsatu atas segafa
bantuannya dalam penyelesaian karya ilrniah disertasi ini.
Khusus kepada BPPS Ditjen Dikti Jakarta, terima kasih briny& atas banhtafx
dana yang telah di berikm untufr menyelesaikan penelitian dm karya tulis ini, tmasuk
selama studi program dok-tar hingrt selesai.
Akhirnya s a a khusus, kepada kdua orang tua penulis, istrinda tmcinta Dm.
PTi Wayan Krsrsini, dan ketiga putra putri ananda tersayang: A p s Umaryadi Udayana
B.Comm. (Aps), Kadek Ratna Udayani (Ani), Komang Tangkas Perwira Negrtra
(Kornang), dismpaikan rasa terirna kasih yang tiada terhingga atas pengedan,

kesabaran, dm pengohanan-pengorbman yang tefat.1 diberikm sefama penulis
rnengihti pmdidikan di P B Bagor.
Semoga ketulusan hati smua pihak yang tdah diberikan kepada penulis
mendapat: plshda yang setirnpal drui Tuhan Yang Maha Esa. Semoga disertasi ini dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi yang rnernerlukannya.

Tabel

Teks

Halaman

Perkembangan Penyuluhm Pertanian di Indonesia . . . . . . . . . . . .

Indikatar dan Parameter Pengetahuan Tentang Agribisnis. . . . . . . .

hdikatar dan Parameter llersepsi Tentang Agnbisnis . . . . . . . . . . .

Indikatax dm Parameter Sikap Tentang Agribisnis . . . . . . . . . . . . .
hdikator dm Pwameter Keterampilan Agribisnis . . . . . . . . . . . . .
Xndikator dm Parameter Motivasi Petemak . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator dan Parameter sifat Kewirausahaan . . . . . . . . . . . . . . . . .

Indi kator dm Parameter Karakteristik Petemak

..............

Indi kator dm Parameter Perilah Agri bisnis.
Berkebudayaan f ndustri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

fndikatardan Parameter Penyebaran Informasi Agribisnis . . . . . . .
lndikatar dm Parameter Pmyediaan dan Pmyafuran
Sapronak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Indikatur dm Parameter Sistem Nilai Masyarakat lokai . . . . . . .

Populasi Temak Ayam di h w a Timur dm Bdi t 995- 1999 . . . . . .
Jumlah Penrahaan P&an Tern& di Indonesia Pads
Tahun1994-1998. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1f 6

Kapasitas dan Produksi Perusaham Pembibitan Ayam
Tahunl998 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1 I8

Popdasi Kernitraan Ayam Rpls Pedaging di 3awa Timur dm
BdiTahun2000 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

121

Sebaran Umur, Jumlah Tanggungan Keluarga, dm
Tingkat Pendidikan Responden Peternak Ayam Ras
Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

143

Searan Pengalaman Usaha dan Pekerjaan Pokok Responden

. .. . . . . . . . . . . .

144

S e b w Pemilikan T d Ayam dan Pmgtman Luas
b h a n OIeh Responden Petenrak Ayam Ras Pedang . . . . . . . . .

145

Hubungan Antwa Umur, STK, Pendidikan, Pagalaman
usaha, dm Penzguasaan Luas Lahan Respanden dengan
SWa Pemilihn Ternak Ayam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

146

Perilah Apbisnis Petem& Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . .

148

Kualitas Perilah Agib isnis Aktud Pete& Ayam Ras
P&a@ng . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

153

Cki-Ciri Alctual Petemak Agribisnis Agribisnis Ayam h s
Pedaging Berkebudayaan f ndustri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

155

Sifat Kewirausahaan Peternak ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . .

158

F&or K e b u t h n yang Dirasakan Petemak ddam
Melddan Kegiatan AegSibisnis Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . .

164

Fak-tor Dorungan Dat-i.Luar Diri Petemak dalam
Melakukan Kegiatan Agribisnis Ayam h s PeBaging

167

Petern& Ayam Ras Pedaging

........ .... ..

..

.. . .... .

Kinerja Penyuluh Agribisnis Ayam Ras Pdaging . . . . . . . . . . . . .

Materi Penyuluharr Tentang Teknis Produksi yang
Pernah Disqmpaikan oleh Penyuluh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Materi Penyuluhasl Tentang Manajemen Aabisnis yang
Pemah Disampaikan aleh Penyuluh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Materi Penyuluhan Tentang Hubungan Sistem
Agribisnis yang Pemah Disampaikan QXeh Penyuluh

..........

Met ode Penyuluhan Perorangan yang Biasa Digunakan
Penyuluh Ddam Menyampaikan Materi Penpluhan
Agribisnis Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Metode Penpluhrsn Kelompok yaw Biasa d i ~ n a k a n
PeriyuIuh dalam Menyampaikan Materi Payuluhan
Agribisnis Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Metode Penpluhan Massal yang Biasa D i g u n h n
Penyuluh ddam Menyampaikan Materi Pmyuluhan
Agnbisnis Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ciri Penyelengarititn Penyuluhan dalarn Agribisnis
Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sumber dm Media Infurmasi yang Digunakan Responden
untuk Memperoleh Informasi Apibisnis ayam Iias Pedaging .
Sumber dm M d i a Infarmasi yankg dircdsakan Paling
Bemanfaat oleh Responden Petern& Ayam h s Pedaging . . . .
G-

Informasi agribisnis yang P e m h Diterima oleh
Responden Peternak Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mubungan Antara Karaktmistik dengan Perilaku
m b i s n i s Petemak Ayam Ras Pedagirrg . . . . . . . . . . . . . .
Hubungan Antma KaraXcteristik ddegan Sifat
Kewirtnusahm P e t e Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . .

Rgresi Gmda Antara Peubah Prdiktor dengan Peubah
Kriterium Pada Peternak Ayam Ras Pdaging . . . . . . . . . . . . . . . .

5.30

5.3 1

5.32
5.33

Regresi Ganda mtara Peubah Prdibox dengm Peubah
Kriterium Pada Petern& Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . .

21 1

Adisis Lintas untuk Masing-Masing Pmbah Penganrh
Terhadap Peubah Perilaku Wbisnis pada Petmak Gaburrgan. . .

215

Analisis Lintas unhk Masing-Masing Peubah Pengruuh
Terhadap Peutrab Perilaku Agribisnis pada Pete& Gabungan. . .

227

Adisis Lintas uneuk Masing-Masing Peubah Pengmh
Terhactap Peubah Perilah Agabisnis pada Petemak Gabungan. . .

238

DAFTAR GAMBAR

Kaitan Antar susbsistem dalam Sistern Agribisnis . . . . . . . . . . . .

Eubungan Sektar Perhian dengan Xndustri dafarn
Agribisnis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Model Dam Perilaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Flubungan Sistem Nilai Budaya dengan Sikap dm
Pola-Pula Tindakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mudel PeneIitian: Perifaku Agnbisnis dan Kebutuhan
Petemak A y m Ras Pedaging. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Keterkaitan Pelah Agribisnis ddam Sistem Agribisnis
Ayam Ras P&ging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mekanisme Industri Petemakan Rakyat . . . . . . . . . .

Pola Komunikasi fnformasi Agribisnis Ayltm Rrss Pedaging
padit Peternak Kernitram . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pola Kumunikasi Ixlformasi Agribisnis Ayam Ras Pedaging
Pada Petemak kTon Kernitran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitan Faktar Internal. dan Eksternal
dengan Sifat Kewirausahaan dan Peri1ak-u Agribisnis
Petem& . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitm Faktor I n t m t dan Eksternd
dengan sifat Kewirausafiaan dan Perilah Tehis Produksi . . . . .
Diagram Path Ketwkaitan Fakctor htemal dan E k s t m l
dengan sifat Kewirausahaan dan Peril& Manajemen
Apibisnis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Diagram Path Keterkaitan Faktor Intemml dan Eksternal
dengarr sifat Kewirausahaan dm Perif &u Hubungan
Sitstem Agibisnis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Diagram Path Keterlraitan F&ar Intern1 dan E k s t e d
dengan sifat Kewkausahaan dm Peril& Agribisnis
Pada Peter& Kernitman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitan Faktor Int m a 1 dan Eksternal
dengan sifat Kewirausahaan dm Perilah Teknis Produksi
pada Petemak Kemitmn . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitan Faktor Internal dan E k s t e d
dengan sifat Kewirausaban dm Perilaku Manajemen
Agribisnis Pada Petern& Kernitman. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitan F&or i n t d dan Eksternal
dengan sifprt Kewirausahmn dm Perilsku Nubungan Sistem
Agnbisnis pada Petemk Kernitram . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Diagram Path KetwkaitmFaktar Internal dan Eks~emal
dengan sif'at Kewirausahaan dan Perilaku Agribisnis
P&em&.Nun Kemitraan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitm F&or Internal dan Ekstemal
dengan sifat Kewirausahaan dm Berilaku Teknis Produksi
pada Pete& Non Kernitan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diagram Path Keterkaitan Faktar Internal dan Eksternrtl
dengan sifat Kewifausahaan dm Peril& Manajemen
Apibisnis Pada Peternak Nun Kernbraan . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Diagram Path Keterkaitan Faktor Internal dan Eksternd
dengan sifat Kewirausabaan dm Perilaku Hubungan
Sistern b i s n i s pada Pete& Nun Kernitram . . . . . . . . . . . . .

Pala Komunikasi Para Pelaku Sistern Agribisnis Ayam Ras
Pdaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Model Penyufuhan Sistem Apbisnis
Ayam Ras Pedaging . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Teks

Halaman

1

Peta lokasi Penditian di Propinsi Bali . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

302

2

Peta Lukasi Penelitian di Propinsi Jawa Timur . . . . . . . . . . . . . .

303

PENDARULUAN
Latar Bdakang Masalah

Penyuluhan pertmian yang dilakukan melalui pendelratan Sistem B i m (sej ak
I 96511 966) dengan rnenerapkm Catur Xaruna W i I q h Unit Desa, yang kemudian

dilanjutkan dengan Sisiern lnmns dm Sistem Laku (19761, Sistm ~ I I ~ S Udengan
S
inovasi

sosial kelembagaan (1979) tel& berhasil sangat gemilang di ddam meningkatkm
produksi dan produktivitas usahatmi, khususnya tanman pangan, sehingga berhasil

mencapai swasembada beras pada tahun 1984 (Abbas, 19951, dm terakhir pendekatan
Sistem Supra Ipa~xs( 1986) dmgm illovrtsi sosial kelembagaan dan ekunorni.

Keberhasilan tersebut berhubungan erat dengm tdah terjadinya perubahan
perilah petani. Penelitian yang dilakukan Jxrnie (1994) menemukan bahwa petmi

sesungguhnya celah b e d a h dari petani subsisten menjadi petmi kamersiaf, yakni:
getani ynng inovatif, rnerencamkan usahatmi, berani rnengambil resiko dalam

rneneri ma dan menerapkan ide banr perbaikan usahatmi, dm berorientasi pada
kebutuhan p a w , wdaupun diakui tmyata masih ada perbedam perif& petani pada

wilayah yang tingkat kemajuamya berlainm. Slamet (1995) dan Kasrynu (1995) juga
rnengakui bahwa petani Indonesia tdah benibah s e a m nyata, yrtlcni: lebih baik tingkat

pendidikannya, lebih rnengenal kemajuan, kebutuhan dan harapannya semakin
meningkat, pengetahuan dm keterampiiannya tdah jauh iebifr baik, dan telah mampu

berkomunikasi secwa impersonal. Prasarana fisik jug& telah tebih baik k,ondisinya
dibandingkan dengan PJF I; dernikim juga sarana telekomunikasi, transportasi, media

komunikasi, listrik, irigasi, dan air bersih telah dapat menjangkau tempat p w i hingga
di pedesaan (Slamet, 1995).
Namun demikian, pembahan perilaku petmi temyata belum d i i h t i oleh

perubahzln sikap msional sebagai manajer usaha pertmian yang mandiri dan hggufr
(Padmanagara, 1995; Soebiyanto, 19981, petmi masih tetap hidup dalam ketergantungm
I

(Soewardi, $9971, kesejahteraan petmi j u g belum meningkat, padaha1 tujuan
penyuluhan pertmian dimmping untuk menimbulkm penibahan perilah addah juga
unruk menimbulkrtn perubrthan keperibadian (chaplging persomli~)yang bersifat
mandiri, tanggufi dm menjadikan petani wbagai subyek, serta rneningIcatkan pndap&an
dm kesejahteraan bidup petani.

Sumarjo d a b penelitiannya di dawa Baat ( I 999) menemukan bahwa, tmyata
37,5 persen petani di Jawa Barat rnernpunyai kinerja kemrandirian rendah tenrtama dari

aspek daya saing, cara berumhatmi secara modem, efisiensi usahatmi; dan kinerja
petani retatif kurang siap menghadapi era glagalisasi. Nasil penelitian Sutjipta et al.
(1995) yang men&

rnengembangkan konsep Pala Pertmian Supra Insus agribisnis

dabm beberapa wilayah "sub&" juga rnenernukm bahwa temyata petmi masih sangat
lem& dalam menerapian prinsip agribisnis, karena rendahnya mutu surnber daya
manusia petani termasuk pembinrtnya. Bermi, wdaupun petmi kita tdah berubah

k w & ptani komersid tetapi bdum kondusif untuk berusahatani s w r a modern

atau

kearah penerapan sistem agribisnis. Fenornena seperti itu mungkin juga terjadi p d a
petemak ayam ras padaging, walaupun

teknis aperasional telafr kbih komersial

dibandingkan petmi tanaman pangan bahkan telah bersifat industri, d

a dip& kan

penelitian lebih lanjut.

Usaha petemakan a y m rrts @aging juga rnengdami perkumbuhan sangat pesat

sejak tahun 1976, ketika usaha peternakan ayam rzts skala besar serta industri pembibitan
ayam dan pakan ternak mulai memaski dunia bisnis ayam ras di Indonesia.
Pertumbuhan populssi ayam ras pedaging didorang pula oleh adanya berbagai kebijakan
pemerintah, antara lain: (a) penerapan PenyuZerkan SzsfmHimus pads, usaha ptemakan
ayam ras petelur sejak 1972/1973, dm pada #yam ras pedaging sejak tahtln 198 111982
dengan inovasi Teholup' &pdu C I d a Petermkun

Ayaxpl

Rus* bedit, dm pengadaan

sapronak, @) Keppres No. 50/1981 ymg diikuti d e n p SK. Mentan No. T'ld
3 301?42Kpts/5/ 1984 tentang pernbinaan usaha peternakan ayam melalui pola

Perusahnan Inti Kukyat (PIA-Perunggm), dm (c) Keppres No. 22/90 tentang

pembinaan usaha peternakan. ayam ras melalui Pola Kernitram dm SK Mentan No.
172KptslTN.3JOl6l96 yang pada d w n y a member! kesernpatan kepada perusrthaan

skala besar untuk melakukmn usaha budidaya ayam ras. Damp& dari kebijhnkebijakan tersebut seCIira terakurnulasi telah meningkatkan populasi ayam ras pedaging

Bengm sangat pesat, y&ni dari 28.I 1O.OQQ ekor (1982) menjadi 745.7 17.000 ekor
(1995) atau meningkat derigan laju pertumbuhan 18-59 persen per ttafiun (Direlaorat

Jenderal Peternakan, 2 996). Akibatnya praduksi daging ayam juga meningkat dari
55.070 ton (1382) menjadi 560.338 ton (1995) atau meningkat dengan laju pertumbuhan

16.10 persen pe-tafrun, yang tdah mencagai 62 persen dari tard prudukssi d@ng

nasional, sungguh suatu prestasi yang l u x biasa. Menurut Saptana (1 9991, terjadinya

perkembangan produksi yaw febih besar dibandingkan perkembangan populrtsi
m e n u n j u h n adanya peningkatan produktivitas yang berarti teholagi budidaya

semrtkin dikuasai oleh petern*. ayam ras pedaging.
Agibisnis ayam ras pedaging telah berhasif rnelakukan pendalamm stnrkur ke

subsistern agribisnis hutu yang rnenghmxsilkan sarana praduksi peternakan (sapronak)
rnaupun ke subsistem agribisnis hilir yang mengalah dan memasarkan hasil hingga sirtp
masak dm siap santap. Berkat kemarnpuannya ddam rnenghasilkan produk berkuditas

sesuai perrnintaan pasar, tdah rnenggunakan input teknologi maju, kantinyuitas dan
kumtitasnya terjamin, dikelola dengan cara efisien mulai dari huIu sampai ke hilir untuk
rnendapatkan nilai tambah yang maksimal, serta prduktif dan dinamis, maka usaha

peternakan ayam ras di kend sebagai industri ( z ~ r f r biologis)
z
(Suhaji, 1994).
f ika ditehsuri pada sisi petemaknya ternyata banyak peternak yang mengalami

kegagalan walaupun banyak pula petern& yang tumbuh menjadi bear, serta muncul

lagi peternak-pternak baru sefringga papulasi ayam ras terns rneningkat. Kegtigalan
peternak umumnya disebabkan karma: fluhasi h a r e dan k s u s serarigan penyakit

pada ayam (Pambudy, 1999); struktur pasax input d m output yang kurang kampetitif

(Saptana, 1999).

Infomasi tersebut rnengindikasikan rnasifi adanya faktor tertentu yang per1u
diperhatikan untuk keberhasilan agribisnis ayam ras pedaging, yakni perilaku agribisnis
yang mencskup perilalcu teknis produksi, prilaku rnanajemen agribisnis d m peril&

frubungan sistem agribisnis. PeriIaku adalah w a bertindak yang menunjukkan tingkah

l a b sesmrang d m rnerupakan kambinasi arrtara pengembangan anatomis, fisiologis,
dm psi kologis (Kast dm Rosenzweig, 1995). Menurut Morse( 19701, terbentuknya
peril& agribisnis dapat dipengamhi oteh faktor individu (internal) dan lingkungannyra
(ekstemal), &tau hail

refleksi hasil sejumtah pengafarnan belajar terhadap

linghnganilya (Rogers, 1969).

Berbagai upaya penyufuhan dm pembinaan u d a ptemakan ayam ras telah
dila3akan untuk meaingkatkan kernarnpuan petemak ayam ras pedagirrk;, baik melttfui
mekanisme program pembinaan tangsung s e m i penyuluhn Sistm Bimas, pmbinaan

rndalui pula PIR-Yemngga.san, dm VoIa Kmitrlran guna meningkatkan perilah
agribisnis petemak, maupun rnelalui kebijakan-kebijakan rnakro yang mars nyata telrth
direspon oteh para peternak. Namun demikian, Sirnatupang ( 1995) dm Saragifr (1998a)
menyatakan bahwa stnktur agibisnis Indonesia dikatakan rnasih dispersal yang

mernbuat rant& vertikal agribi snis bersifat dudistik &lam berbagai dimensiny a. Untuk
itu, perlu ditelusuri perilaku dm ciri-ciri pefilaku agribisnis peternak. I-faI itdzth yang

mendorang penelitian ini dilakukan.
Masalah Penelititan
Petemakan rakyat mengalami kesulitan di dalam menghadapi behagai
tantangan, seperti: lingknmngan sasial ekanami nasioml dm global yang dinamis,

persaingan yang semakin tajam, tuntutan kualitas produk yang semakin beragrun, dm

kontinyuitas pasokan. Oleh karena itu, pembangunan pertanian pada PIbP H

menggunhn pendekatan konsep &n sistem agrr'bispris (Badan Agribisnis, I 9951, yang

dikenaf juga sebagai ngribimis berkberdayaan i&&i

(Suprapto, 1997, Saefuddin,

1998:97 dan Saragih, 1998a), atau strukhrr agrztlimis industrial (Simatupang, 1995 dm

Ashari, X 995 :97). Menurut Simatupang (1 9951, keseluruhm tahapan vertikal qibisrris
mernbentuk Unit Agribisnis Industrid yang karakeristik utarnanya addah: (a) Ien&p
swam fungsionaf (dari hulu bingga kehilir),

(b) satu kesatuan tindak (semua kornponen

melaksanakan fungsinya seem harmonis), (c) ikatan langsung swara institusional (non
pasar), (d) satu kesahlan hidup (saling tergantung antar kornponen), dm ( e ) kooperatif
(saling mernbantu antar karnponen).

Kaakteristik bisnis ayam ras palaging rnernpunyai ketergantungan yarig sangat
tinggi dengan kegiatan ekonami yang merngroduksi sapranak dan kegiatan pengalahan

atau pemawm hasil.

Karena itu, bisnis ayam ras pedaging hams ditihat secara

keseluruhan sebagai suatu sistem yang disebut sistem agribisnis ayam ras pedaging.
Pola kernitram antara perusaham peternakan dan peternakan rakyat d e n e n

menggurzclkan pendebtan agribisnis telah melahirkan konsep yang disebut industri
petenxkm m
a
t (WAYAT) (S)irektorat Jenderaf Petemidcan, 1994).

Pols P R -

Pewriggasan ( I 984) dan pola kernitraan (1990) sesungguhnya merupakan la&ah

awal

penerapan konsep sist em agribisnis yang rndahiriran hubungan koordinasi vertikal
sistem agribisnis rnulai dari pemsahaan sarana produksi petemakan (ofsfarm

agribusiness huh),

petern&

ayam

(on-fam agribusiness), dan

perusaham

pengoIrthan/pemasaran (off-armagribusiraess hilir).

Sistem kerja sama tersebut tehh rnampu meningkatkan kemampuan peternak
ayam ras pedaging dalam menerapkan unsur-unsur teknologi sapta usaha petemakan,
sehingga petem& belrhrrsi 1 rneningkatkan produksi dm pruduktivitasnya. Disi si lain,
temyata petmak bdum mampu meningkatkan kesejahteraannya, karenrt rendahnya nilai

e d a h yang diperofeh petemak. Hubungan antara para pdaku sistem agibisnis kurang
hamanis, daya saing rnasih rendah, dm ptemak belum mempunyai kepastian usaha

(Saragih, I998a dm Simatupang, 19951, masih terjadi ketimparqpn pendapatan
(Saptitfla, 1999 dm Yusja, 1998). Hal ini disebabkan k a n a M u m terakomodasikanxlya

secara p n u h pemahaman konsep sistem agribisnis oleh petemak maupun peialcu sistem
yang iainnya, whirrgga petemak M u m mampu memperofeh kepastim usaha dm
pendapatan. Uraian tersebut menggambarhn pernasalahan ucama penelitian (question

research) sebingga perlu dilakukannya penelitian ini.

Pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis kkebudayaan industri
diharapkan akan dapat menjadi wahana untuk rnencapai waran strategis seperti
pendapatan, nilai tam bah, pemeratmn dan stabilitas. tfntuk itu, terlebih dahulu perilaku

petemak dm peril& pel& sistern agribisnis lainnya h a s h b a h dan diubah kearah
perilaku agribisnis berkebudayaan industri. Karena itu, dipwlukm pnyelenggaraan

penyuluhan dan komunikasi inforrnasi agribisnis secara tepat untuk mengubah peril&

agribisnis petemaic menjadi perilaku agribisnis brkebudayaan industri.
Menurut S~ra@h(l998a), keberhasilan @bisnis

ditentukan oleh: (a) skala

usaha yang dapat menjamin efisiensi; (b) tersefenggaranya integasi vertikal agribisnis
dari hulu ke hilir rnenuju p u x ; (c) keadilan distribusi nilai tambah diantara para pel&

di hulu, tengah, dm hilir; dan (d) ditecapkmnya telrnalogi ramah linghngan pada setiap
tahapzbn

pruduksi

yang

mampu

rneningkatkan produktivitraqd,+
efisiensi,

dan

rnengembangkan pruduk. Disamping itu diperlukan keharmanisan kerjasama tim (team
work) diantara semua subsistem agribisnis.

Ketidak efisienan dan kelambanan

perkembangan agribisnis bersumber dwi ketidak efektifan kerjasama tim. Menurut $511

dan Berder (Saragih, 1998a), kunci keberhasilan kerjrssama tim addah setiap sumber
daya manusia (SDM) yang terlibat dalam agribisnis, disampixlg memiliki keterampilan

p d a bidang kerjanya sendiri (onjob skilo, juga h a s mempunyai wawmn fen&p
tentang posisi dirinya cialam p e m s h n (macro b e h i o r ) (Saragi h, I 998a).

Kemampuan prafesiorralisme petemak dm pelah sistem agribisnis memang
perlu ditingkatkan, sejalan dengan Tap. MPR-RI No. X h P W I 998, y&ni pmberdayaan

rnasyarakat petmi dalam ha1 teknofogi budidaya dan kemarnpuan manajerial, sehingga
marnpu meningkatkm tambahm pendapatan dm kesejahteraan petmi, serta rnenjadikan
petani mandiri dan tmggufr,

Luasnya tuntutaxl perubahn perilah dalarn ran&

keberhasilan sistem

agribisnis ayam ras pedaging, mendorang perlunya dilahkan peninjauan kembal i
tentang kunsep dm strategi pendekatan penyuluhan pertmian agar rnampu menghasilkan

perilah agribisnis (berkebudayaan industri) pada peternak ayam ras padaging.

Pernahaman tentang agribisnis &yam ras pedaging dan perilaku agribisnis serta
faktor-f&or yang mernpengarzlhinya a h n memudahkan perenmaan dan pelaksanaan
penyuluhan yang sesuai menurut kebutufran s w a n n y a .

Pernikiran tersebut

memerlukan jawaban Ichususnya yang berkaitan dengan aspek penyuluhan. Karena itu,

dinrmuskan m&ah

penelitian (questionproblem) sebagai beriicut:

( I ) Apakah perifaku petem& s a t ini kondusif kearah penerapan agibisnis

berkebudayaan industri?
(2) Faker-f&or apakah yang mempenguhi terbentuknya perilaku agribisnis
petemak?
(3) Apakah. tedapat perbedan perilah dan sifat kewirausahm antam p&m&

kernitram dm non kernitram?
(4) Bagaimana pda komunikasi informasi agribisnis antara p e t d dengan para

pelaku sistern agribisnis lainnya dalarn struktur koordinasi vmikaI sistern agribisnis
ayam ras pedaging?
( 5 ) Bagaimana strate@ pendekatan penyuluhm yang efelrtif k w a h terbentuknya

perilah agribisnis berkebudayaan Endustri?
Tujuan Penditian

Berkaitan dengan permmlahan yang diungkapkan, d

a secara umum

penelitian ini bertujuan untuk mernperoleh gambaran yang febih jelas tentang peri t aku

agribisnis pada petemak ayam ras pedaging dan faktar-fakeor internal maupun &sternal
yang mempengarubinya, serta pendekatan pnyuluhan yang efekif untuk meningkatkan

perilaku agribisnis berkebudayaan industri. Secara lebih spesifik, tujuan pnelitian ini
dirinci sebagai beriXnrt:
( X) Mengungkapkan kualitas dan ciri peril& agribisais petemak yang kondusif dengan

perilah agribisnis berkebudayaan industri
(2) Menerangkan adanya hubungan faktor-faktoc internal dengan prilaku agribisnis
petern&
(3) Menerangkan adanya hubungan faktur-faktor &sternal dengan perilah agribisnis

peeernak
(4) Mengungkapkm perbedtian peril&

agribisnis dan sifat kewirausahaan antwa

petem& kernitram dan non kernitram
(5) Menwn&apkm pala komunikasi itrfomasi agribisnis di an-

petem& dengan

pelaku sistem agribisnis lainnya dalam strukur koordinasi vertikal sistern agribisnis
(6) Mmmuskan strate@ pendekatan penyufuhan dm model penyuluhan yang efebif
untuk meningkatkan perilah agribisnis berkebudayaan industri

HasiI temuan yang diperolefrdari penelitian ini akan mempunyai Iregunam:
( 1) Secara akademi s : dih m p h dapat: mengfrasiI kan prapasisi-propasisi ernpirik yang

mernungkinkrtn untuk dikembangkan Iebih lanjut menjadi teari, gum menambah

kasanah il mu pengetahuan tentang pmbahan dm pembentukan perildm agribisni s
petemak.
(2) Secara praktis: diharapkan &an menjadi masukan yang sangat. berarti bagi ilrnuwan,

pemerintah, penyuluh, dm pihak-pihak terkait lainnya, dalam upaya untuk lebih

rneninghtkan program pengembangan sistem agribisnis di Indonesia.

(3) Khusus bagi penyuluhan pembangunan berguna dalam hal:
fa) DikeMuinya halitas dm ciri peril& adbisnis petemak dan faktor-fkktor yang

berhubungan dengan perilaku tersebut, menjadi rnasukan bagi penyuluh dalam

mwerrmnakan penyuluhan guna meningkatkan kernampuan petem*

dalam

agribisnis ayam ras pedaging
(b) Diketahuinya pengaruh sifat kewirausahaan terhadap peril&

rtgribisnis

peternak, menjadi pertirnbmgan penting bagi penyuluh dan petemak di &lam

meningkatkan keberhasilan agribisnis.
(c)

Diketahuinya struktur sistem agribisnis dm pala komunikasi informasi
agribisnis, mewpalan rnasukan bagi penyutuh untuk rnenentuh strategi

pendekatm penyuluhan yang rnendukung keberhasilan agribisnis ayam ras
pedaging.

Perkernbangan Penyuluhan Pertmian di Indonesia
Penyuluhan pert.anian yang dimulai sejak jaman pemerintahan kolanial Belanda
(1908), tdah mengalami perkembangan hingga rnenjadi penyuluhan pertadan Sistern

Birntls. Untuk membuktikan penyuluhan pertanian sistem Bimas masih efehif atau
tidak dalm pelalrsanaim qqibisnis ayam ras pdaging, tentunya harus dikaji lebih lanjut.

QIeh kwena itu, perh dilihat perkernbangan penyuluhan pertanian di Indonesia
ddam tiga periode perkembangan, yaitu: (I) periode seblurn kelahiran Bimas (1908 19631, (2) periode setelah kelahiran Birnas hingga akhir PJP 1 (1963 - 19931, dan (3)

periade pengembangan agribisnis ( X 994 - sehang).
Periode Sebelum Kelslfriran Bimas
(1908-1963)

P e n y u I u h pertanian pada awalnya d i l h l m di Philadelphia dm South

Carolina Amerika Serikat (1 785) ymg disebut agricecI~uruI ex#ension untuk
rnenumbuhkan kernman daa kemampuan petani daIam menerima ide-ide baru. Menurut
Hagen (Jamie, 19941, agpiculturnd extension dikembangkan juga di Inggris dan

Belanda, yang selanjutnya oleh Belanda di bawa ke Indonesia. Perkembangan
selanjutnya, a ~ i c z t l ~ r exfemrr'o~
aI
ditujukan juga kepada w ~ g desa
a
lainny% sehingga
sejak tahun 1958 agricntla~raI externion

penyuluhan (fitension Mucation).

berubah narnanya menjadi pendidikan

Bebempa negm lain menyebutnya dengan

l>ewlopmerat Co~~~rtaunicatiora
(Slarnet, X 992).

Pernerintrth kolanial Belanda memperkenalkan penyuluhan pertmian pertama

kali pa& t&un 1808, ketika Departemen Pertmian (Van L a n d h ) rnenyelenggarakan
kegiatan pendidikan pertanian kepada petmi (Abbas, 1995). Kegiatan penyuluhan

dilakukan Iewat Pangreh Praja dengan cara "perintab-perinkah k,eras maupun lunak,"
yang selanjutnya dilakukan aleh Jawatan Pertmian M yat (Landbotdw VorIichtings
I0

Dzents) pada tatrun 1920 (Sehetrariat Badan Pengendali Birnas, 1997 dm Abbas, 1995).

Materi penyuiuhan didasarkan atas hail-hasil penelitian di Bogor tenrtama dafam hd
pengolahan tanah, pengairan, pemupukan, pernakaian benih unggul, serttz pmberantasan
hrna dan penyakit.

Berbagai kursus pertmian seperti Kursus Tani Desa sudah

dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jaws Timur pada tahtirr 1927 (Abbas, 1995).
Setelah Indonesia mefdeka talrun 1945, pemerintah rnembetuk Balai Pendidikaxl
Masyarakat Desa (BPMD) afeh Soewardjo yang diintegrasilran meIalui Plan Kasino,

Rencana W i d s a n a , Rencana Kesejahteraan 1stirnewa f RW), Rencana Swasernbada
Beras, dan Ramando Operasi GeraXEan M&mur.

Sistem penyluhannya masih

menganut sistern tetesan minyitk ( o h vZek ~i~cfern),
walaupun cara perintah-p&nt#h
sudah tidak tamp& (Sekxetatiat Badan Pengendali Bimas, 2 997).
Penelitian &si (mtiop1 research) dilakukan pertma kdi p d a t&un 1%3/1964
d a l m bentuk Pilot Pruyek Panca Usafxatani Len&p

di Karawang, yang dikenal sebagai

embrio kelahiran "I3 imb ingan Massa1 (Bimas)." S&un

kemudian dilaksanakanlafi

Demonstrasi Masal (Dernas) yang ternyata marnpu rneningkatkan produksi padi hingga
6,4-7,2 ton per hektar, selanjutnya pada tahun 1965/1966 program Demas diperfuas

rnenjsdi Bimas (Sekretariat Badan Pengendali Bimas, 1997),
Periode Setelah Keiahirsln Bimas
(1964-1993 wtau akbir PJP 1)

Penpluhan pertanian Sistem Birnas s e c m resmi dimulai pada tahun 1969. Pada
periode ini mulai rnenggunakan:( I ) Penyuluh Pertmian Lapangan (PPL), (2) peIayanan

kredit aleh BW,(3) playanan sarana pruduksi rnelalui kios sapradi, dm (4) pelayanan

pengalahan dan pemasaran hasil rnelalui K U a yang lebih dikenal derigan nama Catur
Saam Wilayah Unit Desa (Sekretariat Badan Pengenddi Bimas, f 997). Metode rnassal

dalam penyufuhan pertaniarr sudah dimulai, seperti: penggunaan radio (siaran pedesaan),
pameran, penerbitan, pertunjukan film dan pentas seni tradisional (Abbas, 1995).

Penyuluhan (bimbingan) secara bersma dilakukan uleh berbagai instansi terkajt, ddam
ha1 bertmi (panca usaha) dan benrsahatani (sapta us&a). Tujuannya adafafi untuk:
(a)

memasyarakatkan penggunaan teknulogi, (b) rneningkatkan proddsi dan

produktivitas, (c) rnenurnbuhkstn kdernbagaan pedesmn, dm (d) mewujudkan struktur

pedesaan rnaju.
"Sstem Intensifikasi Massal (Inmas)" ditujukan bagi pet& ymg cukup mmpu

rnembiayai in$ensifikasi dengan dananya sendiri. Untuk lebih rneningkatkan praduksi
maka diperkenalkm "Sistem Latihan Kerja dan Kunjungan (LAKU)" pada tahun 1976,
narnun tidak bertahan lama karena keterbatasan sarana prasarana (Sekretariat Badan

Pengendali Bimas, 1997, dan Abbas, 1995). "Sistem Intensifikasi Khusus (Xnsus)" yang
merupakan penerapan Sistern Bimas dengan a r a berkelompok sehamparan mulai

diperkendkan untuk meningkrttkan produksi yang sedang mengalami kejenubm
(leveliing ofl pada t&un 1979. Petmi yang berkelompak tenryata praduktivitasnya dan
pembayaran kreditnya lebi h bai k. Adanya gjala kejenuhan prduksi padi kedua pada
t&un 1986 rnenyebabkan dilancarkannya "Sistem Supra Insus," yaitu penyelenggacmtrtn

intensifikrtsi atas dasar kerjasma mtar kelarnpok tani pelaksana Insus dengan
rnenerpkan teknalogi sapta usaha secara lengkap.
Penyuluhan Sistem