37
II.2.7.1.Kehilangan Prategang Langsung a. Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis ES
Pada struktur yang menggunakan kabel tunggal ,tidak ada kehilangan gaya prategang akibat perpendekan beton,karena gaya pada kabel diukur setelah perpendekan
terjadi.Pada penampang yang menggunakan lebih dari satu kabel, kehilangan gaya prategang ditentukan oleh kabel yang pertama ditarik dan memakai harga setengahnya
untuk mendapatkan rata – rata semua kabel. Kehilangan gaya prategang pada struktur pasca tarik dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
�� = ∆�
�
=
��
�
�
�
......................................................................................2.4 Dimana :
�
�
= tegangan pada penampang Pi = gaya prategang awal
b. Kehilangan gaya prategang akibat gesekan kabel Ps
Pada struktur beton prategang dengan tendon yang melengkung diketahui adanya gesekan pada system penarik jacking dan angkur sehingga tegangan yang ada pada
tendon lebih kecil daripada yang terdapat pada alat baca tekanan pressure gauge . Kehilangan tegangan akibat gesekan pada tendon sangat dipengaruhi oleh pergerakan dari
selongsong wooble . Untuk itu digunakan koefisien wooble, K, dan koefisien kelengkungan μ. Menurut SNI 03-2847-2002 kehilangan tegangan akibat friksi pada
tendon pasca tarik harus dihitung dengan rumus : �� = �� �
� ��+��
..............................................................................2.5 Bila
� �� + �� tidak lebih besar dari 0,3 maka kehilangan tegangan akibat friksi harus dihitung dengan rumus :
�� = �� 1 + � �� + ��...................................................................2.6 Dimana :
Universitas Sumatera Utara
38
Po = gaya prestress yang terjadi akibat jacking K = Koefisien Wooble
Lx = panjang kabel yang ditinjau μ = koefisien friksi
α = perubahan sudut akibat pengaruh kelengkungan
c. Kehilangan gaya prategang akibat slip angkur ANC
Slip pada angkur terjadi sewaktu kawat dilepaskan dari mesin penarik dan ditahan baji pada angkur.Panjang atau besarnya slip tergantung pada tipe baji dan tegangan pada
kawat tendon.Harga rata rata panjang slip akibat pengangkuran adalah 2,5 mm.Untuk menentukan kehilangan tegangan akibat slip dapat digunakan persamaan berikut :
��� = ∆� =
�
�
��
�................................................................................2.7 Dimana :
�
�
= tegangan pada penampang Es = modulus elastisitas baja tendon
II.2.7.2.Kehilangan Prategang Berdasarkan Fungsi Waktu a. Kehilangan gaya prategang akibat rangkak beton CR
Rangkak pada beton terjadi karena deformasi akibat adanya tegangan pada beton sebagai satu fungsi waktu.Pada struktur beton prategang ,rangkak mengakibatkan
berkurangnya tegangan pada penampang.Untuk struktur dengan lekatan yang baik antara tendon dan beton bonded members ,kehilangan tegangan akibat rangkak dapat
diperhitungkan dengan persamaan berikut : �� = ���
�� ��
�
��
− �
��
..........................................................................2.8 Dimana :
Kcr = koefisien rangkak = 2,0 untuk pratarik
= 1,6 untuk pasca tarik
Universitas Sumatera Utara
39
Ec = modulus elastisitas beton saat umur beton 28 hari Es = modulus elastisitas baja prategang
�
��
= tegangan pada beton pada level pusat baja segera setelah transfer �
��
= tegangan pada beton akibat beban mati tambahan setelah prategang diberikan
b. Kehilangan gaya prategang akibat susut beton SH