Tendon Kehilangan Prategang Analisa Tegangan

34 Persyaratan penting pada struktur komposit adalah bagian pracetak dan cor setempat bekerja bersama-sama dalam satu kesatuan. Ikatan yang kuat antara kedua bagian adalah hal yang sangat penting. Ketika struktur komposit menerima beban lentur, gaya geser horizontal bekerja pada pertemuan kedua permukaan anatara komponen pracetak dan cor setempat. Jika gaya geser horizontal dapat ditahan tanpa slip, struktur komposit dapat dianggap sebagai kesatuan monolit. Tegangan dan regangan dari struktur komposit dapat dihitung menggunakan properti penampang gabungan yang dihitung dengan metode transformasi area. Untuk mendesain struktur komposit, tahapan pembebanan berikut perlu diperhatikan: 1. Prategang awal pada saat transfer pada bagian pracetak. Tegangan ditentukan dari prategang awal dan berat sendiri balok pracetak. 2. Setelah balok pracetak dipasang, sebelum beban lain bekerja. Beban yang bekerja adalah prategang efektif dan berat balok pracetak. 3. Prategang efektif dan berat sendiri balok pracetak ditambah beban mati tambahan sebelum terjadi aksi komposit. 4. Pengaruh langsung dari beban mati atau beban hidup dan tambahan gaya prategang setelah terjadi aksi komposit. 5. Pengaruh susut dan rangkak jangka panjang pada beton dan relaksasi dari baja prategang pada penampang komposit. 6. Kondisi beban batas pada penampang komposit. Kekuatas batas terhadap lentur, geser, dan puntir dilakukan pada penampang komposit.

II.2.6. Tendon

Baja tendon yang dipakai untuk beton prategang dalam prakteknya ada tiga macam, yaitu : Universitas Sumatera Utara 35 1. Kawat tunggal wires, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan system pratarik pre-tension. 2. Kawat untaian strand, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton pratengang dengan system pascatarik post-tension. 3. Kawat batangan bar, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan system pratarik pre-tension. Kawat tunggal wires Kawat untaian stand Kawat batangan bars Gambar II.11 Jenis-jenis Baja yang Dipakai Untuk Beton Prategang : a Kawat tunggal wires. b Untaian Kawat strand. c Kawat batangan bars M.K. Hurst,1975 Universitas Sumatera Utara 36 Table II.6 Strand Standar Tujuh Kawat Untuk Beton Prategang ASTM A-416

II.2.7. Kehilangan Prategang

Gaya prategang akan mengalami penguranganreduksi saat transfer jangka pendek atau saat service jangka panjang. Kehilangan prategangan saat transfer terjadi sesaat setelah penarikan tendon, sedangkan kehilangan saat service terjadi perlahanlahan pada saat umur pelayanan dan karena pengaruh waktu. 1.Kehilangan gaya prategang langsung yaitu kehilangan gaya prategang yang terjadi segera setelah peralihan gaya prategang waktu jangka pendek yang meliputi: • Perpendekan elastis • Gesekan kabel • Slip angkur 2.Kehilangan prategang berdasarkan fungsi waktu yaitu kehilangan gaya prategang yang tergantung pada waktu jangka waktu tertentu yang meliputi: • Rangkak beton creep • Susut beton shrinkage • Relaksasi baja relaxation Universitas Sumatera Utara 37 II.2.7.1.Kehilangan Prategang Langsung a. Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis ES Pada struktur yang menggunakan kabel tunggal ,tidak ada kehilangan gaya prategang akibat perpendekan beton,karena gaya pada kabel diukur setelah perpendekan terjadi.Pada penampang yang menggunakan lebih dari satu kabel, kehilangan gaya prategang ditentukan oleh kabel yang pertama ditarik dan memakai harga setengahnya untuk mendapatkan rata – rata semua kabel. Kehilangan gaya prategang pada struktur pasca tarik dapat ditentukan dengan persamaan berikut : �� = ∆� � = �� � � � ......................................................................................2.4 Dimana : � � = tegangan pada penampang Pi = gaya prategang awal

b. Kehilangan gaya prategang akibat gesekan kabel Ps

Pada struktur beton prategang dengan tendon yang melengkung diketahui adanya gesekan pada system penarik jacking dan angkur sehingga tegangan yang ada pada tendon lebih kecil daripada yang terdapat pada alat baca tekanan pressure gauge . Kehilangan tegangan akibat gesekan pada tendon sangat dipengaruhi oleh pergerakan dari selongsong wooble . Untuk itu digunakan koefisien wooble, K, dan koefisien kelengkungan μ. Menurut SNI 03-2847-2002 kehilangan tegangan akibat friksi pada tendon pasca tarik harus dihitung dengan rumus : �� = �� � � ��+�� ..............................................................................2.5 Bila � �� + �� tidak lebih besar dari 0,3 maka kehilangan tegangan akibat friksi harus dihitung dengan rumus : �� = �� 1 + � �� + ��...................................................................2.6 Dimana : Universitas Sumatera Utara