Penemuan bibit unggul
4.6. Penemuan bibit unggul
4.6.1. Jenis tumbuhan unggul Untuk pemuliaan tanaman maupun hewan, peranan penelitian untuk memperoleh bibit unggul sangat penting. Pemuliaan tanaman atau hewan adalah suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Jadi diperlukan:
1. Adanya keragaman genetik.
2. sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen.
3. Konsepsi dan tujuan yang jelas.
4. Mekanisme penyebaran hasilnya kepada masyarakat.
Bibit unggul adalah tumbuhan atau hewan yang memiliki sifat unggul (misalnya: ketahanan terhadap penyakit, rasa enak, umur pendek, produksi tinggi, dan sebagainya).
Contoh-contoh bibit unggul
1. Jenis padi unggul - Padi unggul dapat diperoleh melalui hibridisasi dan seleksi seperti Sigadis, Bogowonto, Mahakam, Barito, Cisadane, Klara, Pelita I, Pelita II, C-4, dan Tondano. PB5 dan PB8 (Petak Baru) adalah padi ungul hasil penelitian IRRI. Bengawan, Nama padi ini sebenarnya adalah IR5 dan IR8 (Gambar 4.19), kemudian di Indonesia diubah menjadi PB5 dan PB8 karena alasannya dulu adalah dari padi jenis unggul Petak yang terdapat di Indonesia.
- Padi unggul yang diperoleh melalui radiasi. Sebagai contoh adalah Atomita I dan Atomita II dihasilkan akibat radiasi sinar gamma yang berasal dari CO-60. penelitian ini dikerjakan oleh BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), berasal dari padi jenis unggul Pelita I/1. Atomita I dan II tahan wereng coklat. Atomita
II dapat hidup baik di daerah asin, tahan terhadap penyakit hawar daun (Xanthomonas orizae).
Gambar 4.19. Padi jenis IR-8. Atomita I dan Atomita II merupakan contoh bibit unggul yang diperoleh melalui mutasi buatan. Padi ini memiliki keunggulan, antara lain: - tanamannya pendek sehingga tidak mudah tertiup angin. - umurnya lebih pendek. - tahan terhadap beberapa jenis hama.
2. Jenis hewan unggul - Jenis ayam unggul antara lain adalah Leghorn, Rhode Island Red, dan Barred-Plymouth. - Jenis domba dan lembu unggul yaitu: Marino, South Down, dan Shropsire (Gambar 4.20).
Gambar 4.20. Lembu Unggul Shropsire.
- Jenis sapi unggul, antara lain adalah Guerney, Fries-Holland (Gambar 4.21), dan Short-Horn.
Gambar 4.21. Sapi Unggul Fries Holland.
- Jenis kelinci unggul yang digunakan sebagai sumber makanan (Gambar 4.22).
Gambar 4.22. Kelinci Unggul.
Bibit unggul dapat diperoleh melalui:
1. Perkawinan silang Perkawinan silang bertujuan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat-sifat unggul yang terdapat pada dua tetua yang berbeda. Misal tetua 1 mempunyai sifat unggul pertama (AA) tetapi tidak unggul dalam sifat kedua (bb) Sedangkan tetua 2 tidak mempunyai sifat unggul pertama tetapi memiliki sifat unggul ke dua (BB). Pada F1 akan diperoleh turunan heterozigot (AaBb), yang unggul baik pada sifat pertama maupun sifat kedua. Proses selanjutnya bergantung pada cara perbanyakan.
Jika A dan B merupakan gen dominan, dan tanaman dapat diperbanyak secara vegetatif, maka tanaman F1 sudah merupakan tanaman unggul terhadap kedua sifat tersebut, selanjutnya dapat diperbanyak secara vegetatif. Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif misalnya : kentang, ubi jalar, ubi kayu, tebu.
Jika A dan B merupakan gen dominan dan diperbanyak dengan biji, maka tanaman F1 merupakan tanaman hibrid unggul untuk kedua sifat tersebut. Jika F1 ditanam dan menghasilkan biji F2, maka biji-biji yang dihasilkan belum tentu sama dengan induknya karena terjadi segregasi. Sebagian mempunyai kedua sifat unggul tetuanya, sebagian lagi hanya memiliki salah satu sifat unggul tetuanya, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki kedua sifat induknya. Oleh karena itu kita harus menggunakan bibit F1 langsung dari pemulia (breeder). Contoh varietas hibrid misalnya pada jagung hibrida.
Jika tanaman unggul yang kita kehendaki mempunyai sifat homozigot, maka usaha mencari bibit unggul ini diperlukan waktu 8-10 generasi. F1 yang diperoleh disilangkan kembali dengan salah satu tetuanya (backcross), dan dipilih tanaman yang mempunyai sifat tersebut. Misalnya kita mempunyai tanaman unggul dengan produksi tinggi, tetapi tidak resisten terhadap penyakit tertentu. Usaha yang dilakukan adalah menyilangkan tanaman tersebut dengan tanaman yang resisten. Sumber sifat resisten biasanya terdapat pada tanaman liar yang juga mempunyai banyak sifat yang tidak dikehendaki sehingga metode yang digunakan adalah backcross.
Karena hibrid hasil perkawinan dengan silang memiliki sifat-sifat yang mirip dengan induknya, maka dalam memilih (menyeleksi) suatu jenis unggul harus hati-hati mengingat suatu hibrid ada yang bersifat heterozigot dan homozigot. Sedangkan yang kita inginkan adalah hibrid homozigot.
2. Mutasi buatan Jenis unggul dapat juga diperoleh melalui mutasi buatan. Cara ini banyak dilakukan pada tanaman-tanaman misalnya tomat, anggur, jeruk, kubis, dan gandum.
Tanaman hasil mutasi buatan ini pada umumnya adalah poliploid, yaitu kromosomnya bertambah banyak (>2n) dan gagal membentuk alat generatif. Sehubungan dengan itu tanaman poliploid harus dibibitkan terus-menerus. Seperti tanaman semangka yang banyak digemari orang (Gambar 4.23).
Gambar 4.23. Semangka poliploid.
Sedangkan pada ternak terdapat beberapa cara untuk memperbaiki keturunan, yaitu:
a. Purebreeding (Silang murni): mengawinkan ternak jantan dan betina yang sama bangsanya, bertujuan untuk mempertinggi sifat homozigot. Misalnya perkawinan antara sapi Madura di pulau Madura.
b. Inbreeding (Silang dalam): perkawinan antara ternak jantan dan betina yang masih ada hubungan famili (keluarga). Bila hubungan famili sangat dekat disebut sebagai Closebreeding (silang dekat).
c. Crossbreeding (Silang luar): perkawinan silang antara dua bangsa yang berdarah murni (galur murni) yang bertujuan untuk mendapatkan ras baru yang memiliki sifat-sifat menonjol. Misalnya perkawinan antara sapi Fries-Holland dengan sapi Madura.
d. Upgrading: perkawinan antara pejantan yang diketahui mutunya (biasanya didatangkan dari luar negeri) dengan betina-betina setempat. Perkawinan ini bertujuan untuk memperbaiki mutu ternak rakyat.
Usaha perbaikan mutu tumbuhan dan hewan piaraan dapat juga dilakukan dengan mengawinkan (membastarkan) hewan dan umbuhan liar dengan tumbuhan atau hewan peliharaan. Tumbuhan dan hewan liar tersebut merupakan kekayaan alam yang disebut dengan sumber gen atau plasma nutfah