Gen letal
4.3.7. Gen letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu. Adanya gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotipe dalam keturunan menyimpang dari hukum Mendel. Gen letal terdiri atas gen dominan letal dan resesif letal.
a. Gen dominansi letal Gen dominan letal adalah gen dominan yang bila dalam keadaan homozigot akan menyebabkan individu mati. Contoh :
Ayam “creeper” Pada ayam ras dikenal adanya C = gen untuk ayam creeper (tubuh normal, kaki pendek); c = gen untuk ayam normal. Gen dominansi C bila hozigot CC berakibat letal, sehingga perkawinan
2 ayam creeper akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 creeper : 1 normal. Perhatikan persilangan berikut: P :
Gamet : C ; c C ; c F1 : CC = Letal (mati)
Cc = creeper Cc = creeper
cc = normal
Jadi perbandingan fenotipe keturunannya creeper : normal = 2:1
Tikus kuning Pada tikus dikenal beberapa gen sebagai berikut :
A * = warna kuning atau ada yang menggunakan simbol A Y
a = warna hitam Genotipe A * A * berakibat letal, tikus mati pada waktu embrio. Tikus A * a adalah kuning, sedangkan aa hitam.
Perkawinan 2 ekor tikus kuning menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 kuning : 1 hitam.
* P : ♀A a >< ♂A a
(kuning) Gamet
(kuning)
* A ;a
F1 : A * A * = letal (mati)
a = kuning
a = kuning
Penyakit “Huntington’s Chorea/Huntington’s Disease” Penyakit “Huntington’s Chorea” diperkenalkan pertama kali oleh Waters pada tahun 1848, kemudian oleh Lyon pada tahun 1863. Gejala penyakit ini adalah penderita menunjukkan gejala abnormal, kejang-kejang, dan sering membuang barang yang dipegangnya tanpa disadari. Sistem saraf buruk dan sel-sel otak rusak sehingga menyebabkan depresi, sehingga tak jarang pasien bunuh diri.
Penyakit ini disebabkan oleh gen dominan letal H. Orang yang genotipenya homozigot HH mula-mula tampak normal, tetapi umumnya mulai umur 25 tahun memperlihatkan gejala penyakit ini. Orang yang heterezigot Hh juga sakit tetapi tidak parah, sedangkan yang bergenotipe hh adalah normal.
Pada tahun 1872, makalah tentang penyakit ini dibawakan oleh George Huntington dan kini penyakit ini lebih dikenal sebagai Huntington’s Disease atau disingkat HD.
b. Gen resesif letal Gen resesif letal ialah gen resesif yang bila homozigot akan
menyebabkan kematian individu. Contohnya: tanaman jagung berdaun putih dan penyakit ichtyosis congenital.
Tanaman jagung
Pada jagung (Zea mays) berdaun putih dikenal gen-gen :
G = membentuk klorofil (zat hijau daun).
g = tidak membentuk klorofil bila dalam keadaan homozigot resesif (gg), sehingga daun kecambah tidak dapat menjalankan fotosintesis, dan kecambah mati dalam beberapa hari.
Perhatikan diagram berikut ini:
♀ Gg >< ♂Gg
(hijau) Gamet
(hijau)
: G ; g G;g
F1 : GG = hijau = 1 Gg = hijau = 1 Gg = hijau = 1
gg = putih = 1 (mati)
Dengan berperannya gen letal resesif pada tanaman jagung menyebabkan persilangan dua tanaman berdaun hijau heterozigot menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3 berdaun hijau dan nol tanaman berdaun putih. Tanaman berdaun putih mati akibat tidak dapat menjalankan fotosintesis.
Ini artinya gen resesif letal tidak menghasilkan keturunan dengan tidak menghasilkan keturunan dengan perbandingan seperti Hukum Mendel.
c. Ichtyosis Congenital Ichtyosis Congenital merupakan penyakit keturunan pada
manusia yang berakibat kematian (letal). Ini terjadi karena bayi lahir berkulit tebal, banyak luka berupa sobekan terutama daerah lekukan, biasanya bayi mati dalam kandungan/sewaktu lahir.
Sifat letal disebabkan adanya gen homozigot resesif, sedangkan alel dominan I menentukan bayi normal. Perkawinan dua menentukan F1, yang normal semua karena keturunan yang homozigot (Ii) dapat hidup normal sedangkan yang homozigot (ii) letal sewaktu di dalam kandungan/waktu lahir. Perhatikan diagram!
(normal) Gamet
(normal)
I;i F1 : II = normal
I;i
Ii = normal Ii = normal
ii = Ichtyosis Congenital (letal).