CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

(2.4) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi

Beberapa ketidakteracapaian beberapa indikator kinerja yang ditargetkan di tahun 2016 secara umum terjadi karena adanya beberapa perubahan, baik sistem anggaran keuangan Beberapa ketidakteracapaian beberapa indikator kinerja yang ditargetkan di tahun 2016 secara umum terjadi karena adanya beberapa perubahan, baik sistem anggaran keuangan

a) Capaian indikator Jumlah Pelatihan Pembentukan Jati Diri Mahasiswa (50%). Dalam perencanaan target, sasaran strategis II menentukan 2x setahun pelaksanaan program pembentukkan jati diri mahasiswa yang terintegrasi dengan PK2 MABA. Dalam prakteknya, pelatihan ini dilakukan hanya 1x dalam setahun. Bila dilihat dari kecenderungan perkembangan tiap tahun pada table 6, capaian kinerja yang didapatkan cenderung konstan pada prosentase 50%. Pelatihan pembentukan jati diri mahasiswa, dalam konsepnya dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada saat awal mahasiswa baru melalui program PK2 MABA. Tahap kedua dilakukan pada saat mahasiswa menempuh semester akhir melalui program kewirausahaan, praktek kerja lapangan. Untuk tahap pertama, karena dikelola di tingkat universitas, maka data kegiatan dapat terdokumentasi dengan baik. Sedangkan kegiatan tahap kedua, dilakukan oleh masing masing fakultas yang seringkali tidak dokumentasinya tidak terintegrasi dengan baik. Sehingga secara umum capaian yang teridentifikasi tidaklah maksimal sesuai dengan target.

b) Capaian indikator Jumlah mahasiswa terlibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional (54,29%). Tabel 3.4 menunjukkan bahwa capaian indikator ini cukup rendah bila dibandingkan dengan target yang ditentukan. Pada Tabel

3.4 menunjukkan kecenderungan capaian untuk indikator jumlah mahasiswa terllibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional juga menurun cukup signifikan. Kondisi ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah anggaran yang dialokasikan untuk indikator ini.

c) Capaian indikator Alokasi anggaran penelitian untuk tiap dosen (76,00%). Angka capaian ini dapat disebabkan karena bertambahnya jumlah dosen sebagai angka pembagi dari total jumlah anggaran yang dialokasikan. Bertambahnya jumlah dosen di sini tidak disebabkan karena adanya rekruitmen baru. Jumlah dosen yang bertambah yang dimaksudkan adalah adanya peningkatan jumlah dosen yang telah menyelesaikan tugas belajarnya. Dosen-dosen ini mempunyai hak yang sama untuk melakukan penelitian, berikut juga mendapatkan dana penelitian.

(2.5) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Daya Serap Anggaran)

Sasaran strategis 2 mempunyai tiga program yang mempunyai tingkat efisiensi tinggi. Dari ketiga program, Program peningkatan jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah program dengan tingkat serapan terendah (99,94%). Dua program lainnya mempunyai serapan yang cukup baik yaitu 100%.

(2.6) Analisis Program/Kegiatan Penunjang Pencapaian Kinerja.

Dalam proses pencapaian Sasaran Strategis: “Terwujudnya kemampuan sivitas akademika yang mandiri (independent), memiliki otonomi (autonomous) dan mampu mengarahkan dirinya (self-directed) untuk meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah internasional ”, terdapat beberapa program/kegiatan yang mendukung ketercapaian dan program/kegiatan masih menemui kendala.

a) Program/kegiatan yang mendukung pencapaian target adalah:  Rerata jumlah prestasi kejuaraan mahasiswa tingkat nasional dan internasional per

fakultas sebesar 118%%,  Jumlah pelatihan karier bagi mahasiswa mencapai 150%,  Jumlah pusat penelitian unggulan universitas mencapai 190%, dan  Jumlah Unit Kegiatan Mahasiswa mencapai 129,41%.

b) Program/kegiatan yang menjadi kendala adalah:  Jumlah pelatihan pembentukkan jati diri mahasiswa (50%),

 Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional (54.29%),

 Alokasi anggaran penelitian per dosen (76.00%).

(3) Sasaran Strategis: Adanya kerjasama di tingkat ASEAN, ASIA dan daya saing

GLOBAL (3.1) Indikator Outcome Sasaran Strategis

Kata kunci dari sasaran strategis ketiga adalah: kerjasama, ASIA, daya saing, dan global. Sasaran strategis ini bermuara semakin kuatnya eksistensi Universitas Brawijaya di ranah nasional maupun internasional, dalam hal ini ASIA. Dengan mempertimbangkan kekuatan dunia saat ini yang bertumpu pada perkembangan negara negara ASIA, maka pencapaian daya saing Universitas Brawijaya di tingkat ASIA merupakan suatu langkah strategis untuk mempertegas eksistensi baik dalam bidang penelitian, inovasi, dan kontribusi penyelesaian permasalahan. Untuk sasaran strategis ini, Universitas Brawijaya menetapkan satu program peningkatan hasil/ouput penelitian sebagai alat untuk meningkatkan prestasi UB di tingkat internasional. Lebih detail, adapun indikator kinerja yang dirumuskan untuk program ini adalah: 1) jumlah sitasi tiap paper, 2) jumlah publikasi internasional, 3) jumlah kerjasama,

4) jumlah HAKI. Dari kelima indikator kinerja, rentang capaian yang dihasilkan oleh Universitas Brawijaya

adalah antara 0% sampai 208,33%. Angka rentang ini menunjukkan bahwa hampir keseluruan indikator mempunyai capaian maksimal, bahkan mungkin lebih. Bila dilihat dari sisi keterserapan anggaran, sasaran strategis ketiga mencapai 99,99% penyerapan anggaran. Ini menunjukkan bahwa implementsi dari target rencana relative lebih efektif. Capaian terendah ada pada indikator jumlah HAKI (85%), sedangkan capaian tertinggi ada pada indikator jumlah publikasi ilmiah (285,00%).

(3.2) Nilai Capaian Kinerja (Perbandingan Target-Realisasi Kinerja 2016) Tabel-3.5: Perbandingan I - Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016

Kinerja 2016 Indikator Kinerja

Satuan

Target Capaian (renstra

Jumlah Sitasi per paper Sitasi/paper 0,6 1,25 208,33% Jumlah publikasi internasional Artikel/guru besar 0,6 1,71 285% Jumlah kerjasama Buah/tahun 3 3 100%

Jumlah HAKI Paten 20 17 85%

Dari tabel 3.5, tidak didapatkan kesenjangan hasil capaian dan target yang signifikan. Ketidaktercapaian terindikasi pada indikator jumlah HAKI (85,00%). Capaian tinggi didapatkan dari indikator jumlah publikasi internasional (285%). Dalam konteks sebuah luaran dari kegiatan penelitian, penyebab perbedaan capaian indikator HAKI dan indikator publikasi internasional adalah kesenjangan waktu. Kenyataannya, publikasi ilmiah dapat dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi HAKI.

(3.3) Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja 3 Tahun Terakhir Tabel-3.6. Perbandingan II- Perbandingan antar capaian tahun implementasi

Capaian Kinerja (%)

Indikator Kinerja

target Reali- %

Jumlah Sitasi per

140% 0,6 1,25 208% Jumlah publikasi

paper Sitasi/paper 0,5

Artikel/guru

internasional besar 0,5

424% 0,6 1,71 285% Jumlah kerjasama Buah/tahun 2 1 50% 2 1 50% 3 3 100%

Jumlah HAKI Paten 10 16 160% 15 16 110% 20 17 85%

Bila dilihat pada Table 3.6, terdapat beberapa penurunan kinerja yang perlu mendapatkan perhatian, meskipun capaian kinerjanya melebihi target yang ditentukan untuk tahun 2016. Beberapa penurunan capaian dari tahun sebelumnya terjadi pada indikator Jumlah publikasi internasional dan indikator Jumlah HAKI. Selain itu, beberapa poin penting hasil dari perbandingan terhadap 3 tahun terakhir adalah kenaikan target capaian yang ditetapkan untuk tahun 2016 dibandingkan tahun 2015. Beberapa indikator capaian mengalami penurunan prosentase capaian kinerja yaitu: 1) indikator jumlah publikasi internasional dari 424% di tahun 2015 menjadi 285% di tahun 2016, 2) indikator jumlah HAKI yang mencapai 110% di tahun 2015 menjadi 85% di tahun 2016.

(3.4) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi

Tidak tercapainya target kinerja indikator jumlah HAKI, bila dihubungkan dengan kendala waktu sertifikasinya, maka penurunan capaian di tahun 2016 disebabkan karena sebagian besar hasil penelitian di lingkungan Universitas Brawijaya sedang dalam proses sertifikasi HAKI. Di sisi administrasi, manajemen perekaman hasil penelitian dan inovasinya masih mengandalkan kesediaan dan kesigapan masing masing peneliti untuk melaporkan ke pihak

Universitas. Dengan demikian, keterlambatan perekaman merupakan konsekuensi yang dapat berpengaruh pada akurasi perhitungan ketercapaian indikator ini.

Dari sisi keuangan, perubahan sistem alokasi anggaran APBN, penurunan penerimaan Universitas Brawijaya juga dapat menjadi salah satu penyebab keterlambatan memperoleh hasil penelitian. Dari sudut pandang publik sebagai mitra penelitian atau pengabdian, melemahnya kemampuan kerjasama public berkontribusi memperlambat luaran penelitian. Yang dimaksudkan dengan melemahnya kemampuan kerjasama di sini adalah pemenuhan skema financial sharing kegiatan penelitian. Sangat sedikit mitra penelitian dan pengabdian yang mempunyai kemampuan untuk finansial sharing. Salah satu kelompok mitra yang

mempunyai kemampuan untuk ‘financial sharing’ ini adalah pihak swasta (industri). Tetapi, kerjasama antara UB dengan sektor swasta (industri) yang banyak terdokumentasi dalam

MoU, masih belum termanfaatkan dengan maksimal dalam bentuk praktis. Penurunan jumlah publikasi internasional guru besar disebabkan karena belum efektifnya

program fasilitasi percepatan guru besar. Dalam program ini, setiap guru besar diwajibkan mempunyai setidaknya 2 calon guru besar yang difasilitasi. Dengan demikian, setiap guru besar mempunyai kesempatan untuk melakukan penelitian berikut publikasi ilmiah yang lebih cepat dan banyak jumlahnya. Akan tetapi, karena program ini tidak tersusun berdasar target ketat atas publikasi atau hasil penelitian, maka program ini belum bisa menjamin kecepatan masing-masing calon guru besar untuk lebih produktif dalam publikasinya. Selain itu standarisasi DIKTI tetang publikasi untuk golongan lektor kepala masih juga menjadi satu kendala produktivitas masing-masing individu.

(3.5) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Daya Serap Anggaran)

Tingkat efisiensi penggunaan sumber daya yang diukur terutama dari penggunaan anggaran dalam proses pencapaian sasaran strategis adanya kerjasama di tingkat ASEAN, ASIA, dan daya saing GLOBAL adalah 99,99%. Adapun program paling mendukung efisiensi adalah Program Kerjasama yang mencapai 100%.

(3.6) Analisis Program/Kegiatan Penunjang Pencapaian Kinerja

Secara keseluruhan, proses pencapaian Sasaran Strategis: Adanya kerjasama di tingkat ASEAN, ASIA dan daya saing GLOBAL, tidak menemui kendala yang berarti, karena rerata capaian keempat indikator yang ditetapkan masih di atas 100%.

(4) Sasaran Strategis: Terwujudnya Sistem Tata Kelola dan Kelembagaan yang

akuntabel. (4.1) Indikator Outcome Sasaran Strategis

Kata kunci dari sasaran strategis IV adalah tata kelola, kelembagaan, dan akuntabel. Di sini, akuntabilitas merupakan salah satu faktor kunci dalam pengelolaan sebuah institusi. Untuk sasaran strategis ini, Renstra Universitas Brawijaya menetapkan enam indikator ketercapaian, yaitu: 1). Presentasi pembangunan gedung Lab. Bio-Sains, 2). Presentase pembangunan gedung entrepreneur, 3). Presentase pembangunan gedung layanan bersama, 4), Status organisasi UB, 5). Akreditasi institusi, 6). QS World University Rangking, 7) Webometrics World Rangking. Berdasarkan perhitungan, capaian kinerja untuk sasaran strategis IV ini mempunyai rentang yang sangat luas yaitu antara 0% sampai dengan 120%.

Capaian terendah ada pada indikator pembangunan gedung layanan bersama (0%), sedangkan capaian tertinggi ada pada indikator peringkat UB di Webomatrics yaitu sebesar 120%.

(4.2) Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016

Untuk mengukur capaian realisasi kinerja UB di tahun 2016, maka capaian realisasi kinerja dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Perbandingan target dan realisasi ditunjukkan oleh Tabel-3.7, sebagai berikut:

a) Beberapa indikator menunjukkan tingkat ketercapaian cukup tinggi melebihi target. Capaian tertinggi ada pada indikator peringkat UB di Webomatrics World Ranking yang mengalami lonjakan dari target 1080 menjadi 796. Realisasi melebihi target lainnya adalah presentase pembangunan gedung Lab Biosains yang mencapai 60% dari target 50%.

b) Capaian yang sesuai dengan target (mencapai 100% capaian) terjadi pada indikator status otonomi organisasi UB dan indikator status akreditasi. Dalam terminology efisiensi anggaran, indikator indikator ini yang dianggap sebagai indikator dengan capaian yang mendukung efisiensi. Adapun indikator indikator yang efisien ini dalam sasaran strategi 4 ini adalah: 1). status organisasi UB, 2). Presentase pembangunan gedung entrepreneur, dan 3) Akreditasi Institusi.

Tabel-3.7: Perbandingan I - Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016

Indikator Kinerja

Satuan

Capaian (renstra

Realisasi %

1. Persentase pembangunan gedung Lab Biosains % 50 60 120% 2. Persentase Pembangunan

% 90 90 100% gedung Entrepreneur

3. Persentase Pembangunan gedung layanan bersama % 40 0 0% 4. Status Organisasi UB otonomi BLU BLU 100% 5. Akreditasi Intitusi Peringkat A A 100%

6. QS World University Ranking Peringkat 675+ 701+ - 7. Webometrics World Rangking Peringkat 1080 796 -

(4.3) Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja 3 Tahun Terakhir

Untuk membandingkan capaian kinerja UB padan tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya, maka realisasi capaian kinerja UB di tahun 2016 dibandingkan dengan realisasi kinerja UB pada tahun 2014 dan tahun 2015 sebagaimana ditunjukkan di Tabel-3.8.

Tabel-3.8. Perbandingan II- Perbandingan antar capaian tahun implementasi

Capaian Kinerja (%)

Indikator Kinerja

Target Reali

Persentase pembangunan gedung Lab Biosains

60 60 120% Persentase Pembangunan

gedung Entrepreneur

Capaian Kinerja (%)

Indikator Kinerja

Target Reali

BLU BLU 100% Akreditasi Intitusi

Status Organisasi UB

A A 100% QS World University

Peringkat

A A 100%

A A 100%

675+ 701+ - Webometrics World

1080 1333 - Rangking

Berdasarkan perbandingan dari Tabel 10 target capaian tiga tahun, beberapa poin penting adalah:

a) Capaian QS World University Ranking, indikator ini juga mempunyai target yang meningkat, akan tetapi tidak mengalami perubahan (peningkatan) hasil capaian. Dengan demikian dapat dikatakan terjadi penurunan tingkat kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan capaian 2015.

b) Presentase pembangunan gedung layanan utama, indikator ini mempunyai kenaikan target yang ditentukan dalam tahun 2015 (70%) ke tahun 2016 (90%).

(4.4) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi

Analisis capaian indikator kinerja untuk sasaran strategis tersebut diatas dijelaskan berikut ini:

a) Indikator kinerja realisasi Pesentase pembangunan gedung lab biosains tingkat ketercapaiannya adalah 120%. Ketersediaan realokasi dana dan konsultan pembangunan yang mumpuni membuat proses pembangunan gedung lab biosains melebihi target yang diharapkan. Hingga saat ini bahkan gedung tersebut sudah mulai dipergunakan untuk aktifitas perkantoran dan pembelajaran.

b) Indikator kinerja Persentase pembangunan gedung entrepreneur berhasil mencapai 100% hal ini disebabkan sama dengan pembangunan gedung lab biosains, dimana ada realokasi dana sehingga proses pembangunan fisik lebih cepat selesai. Untuk saat ini pembangunan gedung entrepreneur tinggal melengkapi sarana lift dan sudah digunakan sebagaimana mestinya.

c) Indikator kinerja Persentase pembangunan gedung layanan bersama tidak tercapai sama sekali atau 0% dikarenakan perubahan tampuk kepemimpinan menyebabkan terjadinya berkali-kali revisi baik desain maupun pagu anggaran sehingga dana untuk pembangunan gedung ini di realokasikan ke pembangunan gedung lab biosain dan gedung entrepreneur..

d) Untuk indikator kinerja rangking universitas yaitu Status organisasi UB, Akreditasi Institusi, QS World University Ranking dan Webometrics World Rangking hampir semuanya mencapai 100% bahkan ada yang lebih dari 100%. Hal ini membuktikan bahwa Universitas Brawijaya mampu melangkah menuju tercapainya visi misi menuju daya saing tingkat Asia.

e) Untuk indikator kinerja Jumlah dana riset internasional dari internasional agencies sampai sekarang masih belum terealisasi. Bisa dikatakan dalam hal riset, sivitas e) Untuk indikator kinerja Jumlah dana riset internasional dari internasional agencies sampai sekarang masih belum terealisasi. Bisa dikatakan dalam hal riset, sivitas

(4.5) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Daya Serap Anggaran)

Secara umum tingkat efisiensi penggunaan sumberdaya yang diukur terutama dari penggunaan anggaran dalam proses pencapaian sasaran strategis terwujudnya sistem tata kelola dan kelembagaan yang akuntabel adalah 99.95%. Program kegiatan yang terindikasikan paling efisien diukur dari anggaran dan ketercapaian target kinerja adalah realisasi persentase pembangunan gedung lab biosains dan pembangunan gedung entrepreneur yang tercapai 120% dan 100%.

(4.6) Analisis Program/Kegiatan Penunjang Pencapaian Kinerja

Dalam proses pencapaian sasaran strategis Terwujudnya sistem tata kelola dan kelembagaan yang akuntabel, terdapat program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dan yang masih menemui berbagai kendala. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dalam sasaran strategis ini adalah:

a) Pengembangan unit layanan penunjang Entrepreneurial University. Kegiatan yang termasuk dalam program iniadalah:

 Persentase pembangunan gedung Lab Biosains  Persentase pembangunan gedung entrepreneur

b) Peningkatan kualitas universitas di level nasional dan internasional. Kegiatan yang termasukdalam program ini adalah:

 Status organisasi UB  Akreditasi intitusi  QS World University Ranking  Webometrics World Rangking

Sementara program yang masih banyak menemui kendala adalah:

a) Pengembangan unit layanan penunjang Entrepreneurial University Kegiatan yang termasuk program iniadalah:

 Persentase pembangunan gedung layanan bersama

b) Peningkatan kualitas universitas di level nasional dan internasional. Kegiatan yang termasukdalam program ini adalah:

 Jumlah kerjasama  Jumlah dana riset internasional dari internasional agencies

(5) Sasaran Strategis: Adanya Sarana Prasarana yang memenuhi standar mutu

perguruan tinggi. (5.1) Indikator Outcome Sasaran Strategis

Dalam realisasi sasaran strategis ini yang menjadi indikator outcome adalah adanya sarana prasarana yang memenuhi standar mutu perguruan tinggi. Untuk merealisasikan indikator outcome tersebut telah ditetapkan 13 indikator kinerja output beserta penganggarannya. Capaian kinerja yang diukur untuk sasaran strategis 5 ini berada pada rentang antara 78,18% hingga 105,88% dengan realisasi anggaran sebesar Rp.393,4 Milyar dari total pagu Rp.393,5 Milyar.

(5.2) Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016

Untuk mengukur capaian realisasi kinerja UB di tahun 2016, khususnya untuk sasaran strategis 5 maka pencapaian realisasi ini ditunjukkan dalam Tabel 3.9 di bawah ini. Hasil perbandingan antara target dan realisasi kinerja Tabel 3.9 menunjukkan bahwa:

a) Pencapaian terendah terdapat pada indikator jumlah Program Studi terakreditasi A internasional yaitu sebesar (78,18%). Situasi ini tentunya berpengaruh juga pada indikator PS terakreditasi/tersertifikasi internasional yang capaianya hanya 80%.

b) Indikator dengan capaian tertinggi adalah jumlah kelas internasional/kelas berbahasa inggris. Indikator ini mencapai nilai 133,33%. Indikator capaian tertinggi kedua adalah jumlah program studi baru yaitu sebesar 108,33%

c) Dilihat prosentase capaian yang didapatkan oleh masing masing indikator dalam sasaran strategis 5, efisiensi penggunaan anggaran dapat diketagorikan tinggi. Situasi ini terindikasikan dari banyaknya capaian indikator yang menunjukkan angka 100%.

Tabel-3.9: Perbandingan I - Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016 Indikator Kinerja Capaian Kinerja (%)

Satuan Target Renstra 2016

Realisasi %Capaian

1. Jumlah PS terakreditasi A % PS 45 35,18 78,18%

2. Jumlah PS baru PS 12 13 108,33%

3. Jumlah PS terakreditasi/ tersertifikasi International % PS 10 8 80%

4. Jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris

6 8 133,33% 5. Jumlah laboratorium bersertikat ISO

Kelas

3 3 100% 6. Jumlah PS S3

Lab

17 18 105,88% 7. Jumlah PS S2

PS

42 40 95,24% 8. Jumlah PS Sp. 1

PS

17 16 94,12% 9. Jumlah PS S1

PS

74 70 94,59% 10. Jumlah kampus di luar domisili

Persentase fungsi kampus di luar kampus utama

bangunan dari

target rencana

12. Jumlah unit gedung dengan sarpras. Smart Building

2 2 100% 13. Persentase unit sar/pras. Pengelolaan Limbah

buah

dan Air Terintegrasi termasuk kegiatan

45 45 100% perencanaan

(5.3) Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja 3 Tahun Terakhir

Untuk membandingkan capaian kinerja UB padan tahun 2015 dengan tahun-tahun sebelumnya, maka realisasi capaian kinerja UB di tahun 2015 dibandingkan dengan realisasi kinerja UB pada tahun 2014 dan tahun 2013 sebagaimana ditunjukkan di Tabel-3.10.

Tabel 3.10: Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja 3 Tahun Terakhir

Capaian Kinerja (%)

Indikator Kinerja

Target asi %

Jumlah PS terakreditasi A

45 35.18 78,18% Jumlah PS baru

12 13 108.33% Jumlah PS terakreditasi/

10 8 80% Jumlah kelas Internasional/

Renstra

Renstra

tersertifikasi International

2011-2015

2011-2015

6 8 133.33% Jumlah laboratorium

otonomi

Renstra

Renstra 2011-2015

Berbahasa Inggris

2011-2015

bersertikat ISO

3 3 100% Jumlah PS S3

17 18 105,88% Jumlah PS S2

Jumlah PS Sp. 1

74 70 94,59% Jumlah kampus di luar domisili

Jumlah PS S1

Persentase fungsi kampus di

banguna

luar kampus utama

n dari

target rencana

Jumlah unit gedung dengan sar/pras. Smart Building

2 2 100% Persentase unit sar/pras.

buah

Renstra 2011-2015

Renstra

Pengelolaan Limbah dan Air Terintegrasi termasuk

45 45 100% kegiatan perencanaan

2011-2015

Tabel-3.10 menunjukkan perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja 3 tahun, dalam beberapa indikator, terdapat hal penting yang perlu menjadi perhatian yaitu:

a) Jumlah PS terakreditasi/tersertifikasi internasional dan Jumlah PS yang secara target mengalami kenaikan dari tahun 2015 ke tahun 2016.

b) Jumlah program studi terakreditasi A, mengalami penurunan pencapaian dari 88,93% di tahun 2015 menjadi 78,18% di tahun 2016.

(5.4) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi

Analisis capaian indikator kinerja untuk sasaran strategis tersebut diatas dijelaskan berikut ini:

a) Indikator kinerja realisasi Jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris tingkat ketercapainnya adalah 133,33%. Kenaikan jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris yang melebihi target ini terutama disebabkan karena program peningkatan daya saing internasional melaui aksklerasi pembukaan kelas baru (internasional/Berbahasa Inggris) guna mendukung UB sebagai World Class University. Untuk mengatasi dan a) Indikator kinerja realisasi Jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris tingkat ketercapainnya adalah 133,33%. Kenaikan jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris yang melebihi target ini terutama disebabkan karena program peningkatan daya saing internasional melaui aksklerasi pembukaan kelas baru (internasional/Berbahasa Inggris) guna mendukung UB sebagai World Class University. Untuk mengatasi dan

b) Indikator kinerja Jumlah PS Baru terdapat 13 PS baru yang melebihi target 12 PS sebesar 108,33% ketercapaiannya hal ini disebabkan karena pada tahun ini jumlah PS yang disetujui bertambah dari pengajuan di bebrapa tahun yang lalu baru disetujui bersamaan dengan tahun ini, untuk mengejar nilai akreditasi pemberian/given maka UB menyediakan TIM internal untuk membantu percepatan perbaikan nilai akreditasi.

c) Indikator kinerja Jumlah PS S3 tercapai melebihi target sebesar 105,88% dengan pencapaian target 18 dari 17 PS S3 yang direncanakan, hal ini sesuai dengan program UB untuk menambah mahasiswa pasca guna memperbaiki kualitas universitas di malata dunia dengan penambahan PS pasca yang akan berbanding lurus dengan penambahan mahasiswa pasca.

d) Untuk indikator kinerja Jumlah PS terakreditasi A (78,18%) dan Jumlah PS terakreditasi/ tersertifikasi International (80,00%) tidak tercapainya target disebabkan karena sebagian besar dari program studi yang ada di UB sedang menjalani re akreditasi statusnya diiringi dengan pembaharuan sistem akreditasi (SAPTO) oleh Kemenristekdikti.

e) Untuk indikator kinerja Jumlah unit gedung dengan sar/pras. Smart Building. Cenderung berjalan konsisten mencapai target hal ini disebabkan karena komitmen UB mendukung gerakan ramah lingkungan (green campus) sebagai faktor utama pendukung kegiatan pendidikan mulai dari adanya program sumur injeksi hingga tersedianya unit pengolahan sampah. Untuk meningkatan fasilitas-fasilitas ramah lingkungan ini maka perlu direncanakan untuk sertifikasi Smart Building tersebut.

(5.5) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Daya Serap Anggaran)

Secara umum tingkat efisiensi penggunaan sumberdaya yang diukur terutama dari penggunaan anggaran dalam proses pencapaian sasaran strategis adanya sarana prasarana yang memenuhi standar mutu perguruan tinggi adalah 99.96%. Program kegiatan yang terindikasikan paling efisien diukur dari anggaran dan ketercapaian target kinerja adalah realisasi Jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris dengan rerata capain kinerja 133.33%.

(5.6) Analisis Program/Kegiatan Penunjang Pencapaian Kinerja

Dalam proses pencapaian sasaran strategis terwujudnya Sistem adanya sarana prasarana yang memenuhi standar mutu perguruan tinggi, terdapat program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dan yang masih menemui berbagai kendala. Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dalam sasaran strategis ini adalah:

a) Peningkatan Daya Saing internasional Kegiatan yang termasuk dalam program ini dengan indikator Jumlah kelas Internasional/ Berbahasa Inggris

b) Pembukaan program studi baru. Kegiatan yang termasuk dalam program ini dengan indikator Jumlah PS baru b) Pembukaan program studi baru. Kegiatan yang termasuk dalam program ini dengan indikator Jumlah PS baru

Sementara program yang masih banyak menemui kendala adalah Peningkatan mutu program studi dengan indikator capaian Jumlah PS terakreditasi A.