Kawasan Bergambut Kawasan Resapan Air

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir V - 9

5.1.2. Kawasan yang Memberi Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan bergambut dan kawasan resapan air.

A. Kawasan Bergambut

Kawasan bergambut tidak terdapat di Kabupaten Ngawi karena kawasan bergambut adalah kawasan yang memiliki ketebalan gambut 3 tiga meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai atau Rawa, padahal hulu sungai Kabupaten Ngawi tidak terdapat gambut dan Kabupaten Ngawi tidak memiliki rawa.

B. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah daerah yang memiliki kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi akuiver yang berguna sebagai penyedia sumber air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediann kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan Resapan Air terletak di Kecamatan Jogorogo, Ngrame dan Sine. Adapun luas kawasan resapan air di Kabupaten Ngawi kurang lebih 17.627,89 ha. Penetapan dan pemantapan kawasan resapan air juga merupakan salah satu upaya dalam pelestarian DAS yang ada di Kabupaten Ngawi. Peningkatan manfaat lindung pada kawasan ini dilakukan dengan cara : 1. Pembuatan sumur-sumur resapan; 2. Pengendalian hutan dan tegakan tinggi pada wilayah-wilayah hulu; serta 3. Pengolahan sistem terasering dan vegetasi yang mampu menahan dan meresapkan air. Sebagian besar kawasan yang berfungsi sebagai kawasan resapan air ini merupakan kawasan hutan lindung, sehingga pelestarian hutan lindung pada dasarnya juga meningkatkan kemampuan akan resapan air. Adapun pengelolaan kawasan ini adalah : 1. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang mampu memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air ke dalam tanah; 2. Perluasan hutan lindung di wilayah Kecamatan Jogorogo terutama pada area yang mengalami alih fungsi; 3. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan; 4. Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan hutan rakyat yang memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan hasil buah bukan kayu, dan vegetasi yang menjadi tempat kehidupan berbagai satwa; 5. Meningkatkan kegiatan pariwisata alam misalnya mendaki gunung, out bond, camping terutama di Kecamatan Bringin, Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal sekaligus menanamkan gerakan cinta alam; serta 6. Pengolahan tanah secara teknis misalnya membuat embung, cekungan tanah, bendung sehingga kawasan ini memberikan kemampuan peresapan air yang lebih tinggi.

5.1.3. Kawasan Perlindungan Setempat