Penyimpanan Rekam Medis Inaktif Retensi Berkas Rekam Medis

2. Pertukaran udara Tempat penyimpanan yang paling sempurna adalah tempat yang dilengkapi dengan air conditioner AC. Bila keadaan belum memungkinkan, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuka ruangan pada panas dan menggunakan kipas angin. Pintu dan jendela diusahakan diberi kawat halus untuk mencegah serangga masuk, selain untuk melapis udara yang masuk bila hawa lembap melebihi 75 akan menjadi rekam medis lapuk sekaligus dalam keadaan yang singkat. 3. Pengontrolan Setiap 6 bulan sekali tempat penyimpanan rekam medis dan sekitarnya harus diperiksa secara cermat apakah tempat itu terkena serangga atau tidak.

2.3 Penyimpanan Rekam Medis Inaktif

Menurut Depkes RI 1997, ada dua acara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam medis yaitu : 1. Sentralisasi Sentralisasi ini diartikan menyimpan rekan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Kelebihannya : a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis. b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. c. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan. d. Tata kerja dan peraturan mengenal pencatatan medis mudah distandarisasikan. Kekurangannya : a. Petugas menjadi lebih sibuk 2. Desentralisasi Dengan cara desentralisasi menjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Kelebihannya : a. Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan. Kekurangannya : a. Terjadinya duplikasi dalam pembuatan rekam medic. b. Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak

2.4 Retensi Berkas Rekam Medis

Jadwal rentensi menurut Gemala Hatta 2008, selain hukum, peraturan, dan standart akreditasi, retensi rekam medis bergantung juga pada penggunaanya dalam suatu institusi kesehatan. Sebagai contoh, sebuah fasilitas yang menyediakan layanan khusus untuk anak-anak mungkin memiliki kebijakan retensi yang berbeda dengan sebuah klinik dokter keluarga. Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap arsip. Untuk menjaga objektivitas dalam menentukan nilai keuangan tersebut. Menurut Barthos 2007, jadwal retensi arsip adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok dapat disimpan atau digunakan. Dengan demikian, jadwal retensi merupakan suatu daftar yang menunjukkan: 1. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif satuan kerja, sebelum dipindahkan kepusat penyimpanan arsip aktif inaktif. 2. Jangka waktu lamanya masing-masing sekelompok arsip belum dimusnahkan ataupun dipindahkan kearsip masional RI. 3. Jadwal retensi mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Penyisishan arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arsip yang tidak memiliki jangka waktu simpan lama. b. Penyimpanan sementara arrsip-arsip yang tidak diperlukan lagi kepentingan administrasi. c. Pemeliharaan arsip-arsip yang bernilai permanen. Menurut Sunny Ummul Firdaus 2008, untuk pertama kalinya sebelum melakukan proses pemusnahan harus terlebih dahulu ditetapkan jadwal retensi arsip rekam medis sebagai mana rincian tersebut : Tabel 2.1 Jadwal Retensi atau Lamanya Penyimpanan Keluhan Penyakit Aktif Rawat Inap Aktif Rawat Jalan In Aktif Rawat Inap In Aktif Rawat Jalan Umum 5 Tahun 5 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Mata 5 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Jiwa 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Orthopedic 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Ketergantungan Obat 15 Tahun 15 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Jantung 10 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Paru 5 Tahun 10 Tahun 2 Tahun 2 Tahun Anak Menurut kebutuhan Menurut kebutuhan Menurut kebutuhan Menurut kebutuhan Dalam pelaksanaan retensi yang perlu dipertimbangkan adalah: 1. Ketersediaan ruang penyimpanan filing biasanya selama masih mensukupi maka pihak rumah sakit “belum minat” untuk melakukan penyusutan rekam medis. 2. Tingkat penggunaan rekam medis misalnya kalau dirumah sakit tersebut sering dilakukan penelitian atau sebagaimana sarana pendidikan maka umumnya rumah sakit akan menyimpannya lebih lama. 3. Kasus-kasus yang terkait masalah hukum biasanya juga disimpan lebih lama sampai 20 tahun. Misalnya: kasus pembunuhan, pemerkosaan, penguguran, dan sebagainya Savitri C.B, 2011.

2.5 Pelaksanaan Retensi