Rumusan Masalah Luaran yang Diharapkan Kegunaan Progam Pembelajaran Sains Cooperative Learning

2 jawab tersebut. Salah satu caranya adalah menggunakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sains. Abruscato DeRosa 2010: 8 mengemukakan bahwa sains dapat membentuk seseorang yang memiliki tanggung jawab terhadap lingkungannya. Selain itu, dalam eksperimen yang menggunakan cooperative learning, siswa akan dibiasakan untuk menerima pendapat orang lain, obyektif terhadap fakta, dan saling menolong.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yakni, ”Bagaimanakah media pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia yang berorientasi Cooperative Learning pada siswa SD menggunakan bahan daur ulang? ” C. Tujuan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk membuat media pembelajaran materi sistem pernapasan pada manusia berorientasi Cooperative Learning pada siswa SD menggunakan bahan daur ulang.

D. Luaran yang Diharapkan

1. Media Pembelajaran menggunakan bahan daur ulang 2. Artikel ilmiah

E. Kegunaan Progam

1. Bagi Siswa a. Memperkenalkan dan meningkatkan belajar IPA yang menyenangkan. b. Memotivasi peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Bagi Guru dan Masyarakat a. Mengenalkan dan menerapkan konsep-konsep IPA SD. b. Memberikan pemahaman pentingnya pendidikan yang meliputi pendidikan akademik, moral, dan spiritual. c. Terbentuknya generasi Indonesia yang cerdas intelektual dan spiritualnya. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Sains

Abruscato DeRosa 2010: 80 mengemukakan bahwa pembelajaran sains yang dijalankan menggunakan strategi cooperative learning dapat memunculkan sikap-sikap sebagai berikut: 1. Masing-masing siswa dalam kelompok saling membantu dan berbagi dalam memperoleh sumber-sumber pengetahuan. 2. Masing-masing siswa dalam kelompok harus menaati aturan dalam kelompok sehingga dapat menyelesaikan tugas. 3. Masing-masing siswa dalam anggota kelompok harus memposisikan diri dalam tugas dan kewenangannya masing-masing. 4. Masing-masing siswa dalam anggota kelompok harus mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Selanjutnya, Abruscato DeRosa 2010: 8 mengemukakan bahwa pembelajaran sains akan membentuk siswa sebagai warga masyarakat yang memiliki perhatian kepada lingkungannya.

B. Cooperative Learning

Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok Johnson Johnson, 1993, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. http:muhfida.com . Diakses tanggal 7 Mei 2011. Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja 4 kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok Sugandi, 2002. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu: 1 Saling ketergantungan positif, 2 Tanggung jawab perseorangan, 3 Tatap muka, 4 Komunikasi antar anggota, 5 Evaluasi proses kelompok. Model-model pembelajaran dalam Cooperative Learning ada berbagai macam, salah satunya yaitu Number Heads Together yaitu model dimana siswa menggunakan nomor di atas kepalanya masing-masing. Langkah-langkahnya meliputi: 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannyamengetahui jawabannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan omor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6. Kesimpulan

C. Media Pembelajaran