proposal Pembelajaran Aktif Explicit Instruction\jadi\PROPOSAL PENELITIAN NOVI

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

NAMA : NOVIA MAGDALENA

NPM : 11.84202.1409

FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

ANGKATAN : 2011 A. JUDUL

” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN AKTIF EXPLICIT INSTRUCTION PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP AL-MUNIRI LARANGAN PAMEKASAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ”. B. LATAR BELAKANG MASALAH

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu standar yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan pada 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 (Rusman, 2012: 3).

Tahun 2006 lalu pemerintah Indonesia memberlakukan apa yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. KTSP pada dasarnya merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP bisa


(2)

dikatakan sebagai paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran di sekolah (Isjoni, 2009: 13).

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan dan latihan ,yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi(Lie, 2002: 5).

Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal .Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran.

Pendidikan matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Dalam berbagai diskusi pendidikan di Indonesia salah satu sorotan adalah mutu


(3)

pendidikan yang dinyatakan rendah dibandingkan dengan mutu pendidikan Negara lain. Salah satu indikator adalah mutu pendidikan matematika yang disinyalir telah tergolong memprihatinkan yang ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata matematika siswa disekolah yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai pelajaran lain. Sedangkan salah satu program pendidikan yang sangat mendukung perkembangan IPTEK adalah matematika . Oleh karena itu solusi dari guru lebih di harapkan untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa , serta dapat meningkatkan kemampuan menkontruksi terhadap materi pembelajaran .

Di Indonesia , hal klasik semacam itu terus berlanjut sampai sekarang karena baik semua dari bermacam kurikulum sampai sekarang yang berlaku saat ini tujuannya adalah sama , yaitu Active Learning untuk melaksanakan pembelajaran aktif di Indonesia , terutama terkait realitas terlalu banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas . Untuk mengatasi dan meningkatkan mutu pendidikan matematika yang selama ini sangat rendah maka guru dituntut membuat terobosan baru dengan tujuan untuk membuat pembelajaran lebih inovatif dan menyenangkan sehingga siswa terdorong untuk dapat belajar secara optimal baik dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas.

Salah satu metode pembelajaran yang akan di terapkan untuk membuat suasana yang inovatif dan menyenangkan pada pelajaran matematika adalah metode pembelajaran aktif EXPLICIT INSTUCTION .


(4)

Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa. Metode ini berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Metode ini sering dikenal dengan model Pengajaran Langsung.

Dalam pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP),banyak sekali siswa hanya cenderung menghafali rumus-rumus saja tanpa mereka tahu fungsi dan tujuannya apa, dengan demikian Pemilihan materi berdasarkan diskusi kecil dengan guru SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan tempat penulis melakukan penelitian masih ditemukan adanya masalah yaitu rendahnya hasil belajar matematika yang dicapai siswa, namun rendahnya hasil belajar matematika bukan semata-mata karena materi yang dianggap sulit oleh siswa, tetapi bisa juga disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilakukan guru kurang sesuai. Dan satu hal yang lebih utama diadakan penelitian di lembaga ini dikarenakan tidak pernah diadakan penelitian sebelumnya, khususnya matematika itu sendiri, serta faktor lingkungan lembaga berada di daerah pelosok yang siswanya kurang mendapatkan informasi pengetahuan secara maksimal dan berkemampuan standart . Maka dari itu pokok bahasan yang berkaitan dengan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction ini adalah materi bangun ruang sisi datar pada kelas VIII SMP. Dimana materi bangun ruang sisi datar disini dalam


(5)

penerapannya banyak di jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan terlihat mudah , namun masih banyak siswa yang kesulitan untuk memahaminya .

Penulis mengharap siswa dapat mengatasi kesulitannya dalam memahami materi bangun ruang sisi datar. Selain itu peneliti mengharap siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka melalui metode pembelajaran aktif Explicit Instruction .

Berdasarkan uraian diatas, ada suatu keinginan dari penulis untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction dalam kegiatan pembelajaran matematika pada materi kubus dan balok. Dengan demikian penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

C. PERMASALAHAN 1.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:


(6)

a. Bagaimanakah penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

b. Bagaimanakah respon siswa terhadap penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction terhadap peningkatan hasil belajar siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruamg Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2014/2015 ? c. Bagaimanakah penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Explicit

Instruction terhadap peningkatan hasil belajar siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruamg Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

2.Deskripsi Masalah

Dengan memperhatikan rumusan masalah diatas, maka penulis akan meneliti mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan.

Dalam Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction atau Pembelajaran Langsung ini khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.


(7)

Explicit Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin, 2011:118), dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

Materi pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar meliputi kubus, balok, limas dan prisma tegak.

3.Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut :

a. Hasil belajar siswa dalam penelitian dibatasi pada tes hasil belajar siswa.

b. Materi yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada materi bangun ruang sisi datar yaitu luas permukaan dan volume dari kubus dan balok.

c. Penelitian ini dibatasi oleh dua siklus namun jika sampai siklus kedua ternyata belum berhasil maka penelitian ini tetap dihentikan untuk mendapatkan kesimpulan akhir pada siklus tersebut.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah


(8)

1. Untuk mengetahui penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2015 .

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction terhadap peningkatan hasil belajar siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruamg Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2015 .

3. Untuk mengetahui penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction terhadap peningkatan hasil belajar siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruamg Sisi Datar Kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan Tahun Pelajaran 2015 .

E. POSTULAT

1. Semua siswa kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan memperoleh dan mengikuti pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.

2. Siswa menjawab soal berdasarkan kemampuannya masing-masing

3. Hasil tes mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya

4. Tes yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(9)

1. Bagi Siswa

Dengan adanya Metode pembelajaran aktif Explicit Instruction diharapkan siswa dapat bersemangat dalam belajar matematika serta mampu menyelelesaikan masalah pembelajaran yang banyak terjadi di kelas dan hasil belajar siswa juga meningkat.

2. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang sangat berguna bagi guru terutama dalam pengelolaan/ pelaksanaan pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan, diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Peningkatan pengetahuan pengelolaan kelas. b. Kepercayaan diri.

c. Peningkatan keterampilan.

d. Pemahaman terhadap berbagai model maupun metode pembelajaran.

e. Kemampuan mendeteksi perubahan akibat tindakan . 3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, meningkatkan kinerja guru dan kualitas output siswa, serta bernuansa pada peningkatan kualitas pendidikan .

4. Bagi Universitas

Sebagai tambahan hasil penelitian mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) khususnya pada jurusan


(10)

Pendidikan Matematika Universitas Madura Pamekasan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya.

G. ALASAN PEMILIHAN JUDUL 1. Alasan Objektif

a. Disekolah tersebut belum diadakan penelitian dengan permasalahan yang sama khususnya matematika itu sendiri.

b. Penggunaan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction dalam pembelajaran matematika dapat memotivasi dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika sebab itu menarik untuk diteliti.

2. Alasan Subjektif

a. Permasalahan yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu dan dalam jangkauan peneliti atau kemampuan peneliti b.Objek penelitian SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan

menarik minat peneliti supaya bisa sama-sama belajar mengenal lembaga yang tidak hanya di wilayah kota saja.


(11)

H. PENGERTIAN ISTILAH DALAM JUDUL

Untuk menghindari kerancuan permasalahan dalam judul penelitian ini, maka definisi atau pengertian pada beberapa istilah yang terdapat di dalamnya, antara lain:

1. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan(Suprijono, 2009: 5).

2. Metode pembelajaran aktif adalah suatu proses pembelajaran untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif(Mukrimaa, 2014: 107).

3. Explicit Instruction atau Pembelajaran Langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.(Uno dan Nurdin, 2011: 127).

4. Bangun ruang sisi datar adalah sebuah bangun ruang yang tidak memeliki sisi-sisi datar/ tidak miring/ tidak lengkung.


(12)

I. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Materi

Materi untuk penelitian ini terbatas pada bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan balok.

2. Ruang Lingkup Area / Wilayah

Penelitian ini terbatas pada lokasi SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan. 3. Ruang Lingkup Sasaran Responden

Penelitian ini berlangsung pada siswa kelas VIII semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 32 orang.

J. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti (Arikunto,dkk ,2006: 2).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu kegiatan untuk memecahkan masalah dengan cara mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis suatu masalah yang dilakukan secara sistematis, sehingga membentuk sebuah laporan atau karya ilmiah.


(13)

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan didalam kelas dalam situasi yang bersifat spesifik dengan tujuan untuk mendiagnosisi problem yang juga spesifik,disertai upaya konkrit untuk memecahkannya. PTK Merupakan penelitian ilmiah yang melakukan tindakan tertentu dan pelibatan penuh pelaku tindakan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkakan kualitas kegiatan pemelajaran di kelas. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pemelajaran dikelas secara lebih profesional, dengan tujuan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pemelajaran (Yudhistira, 2012: 26).

3. Rencana dan Prosedur Penelitian

Untuk mencapai hasil maksimal, maka perlu adanya perencanaan yang matang. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti telah merancang program kegiatan sebagai berikut:


(14)

Kegiatan dilakukan di SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 di kelas VIII. Kegiatan difokuskan pada kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. b) Desain Penelitian

Desain penelitian upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Aktif Explicit Instruction pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan akan dilakukan dengan beberapa siklus sampai penelitian ini berhasil.

Secara umum, ada empat langkah dalam melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Gambar 5 : Diagram PTK Kemmis (Arikunto,dkk, 2006:16) I. Siklus Pertama

1. Rencana Tindakan (Planning )

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode pembelajaran


(15)

Aktif Explicit Instruction yang digunakan. RPP berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

b) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dengan bimbingan dosen.

c) Menyusun pedoman lembar angket siswa. Lembar angket itu mempermudah peneliti untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

d) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen dan pertimbangan guru yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting )

Peneliti sebagai guru pengajar yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan. Guru pengajar beserta satu orang menjadi observer dan mencatat segala kegiatan dalam proses belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil pengamatan.

Selama kegiatan berlangsung siswa ditugasi secara berkelompok dan diberikan lembar kegiatan siswa ( LKS ). Sebelumnya guru sudah membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 - 5 orang. Dimana guru mempunyai tugas yakni : ( 1 ) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. ( 2 ) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. ( 3 ) Membimbing pelatihan kelompok. ( 4 ) mengecek pemahaman dengan menyuruh perwakilan kelompok untuk


(16)

mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan umpan balik dengan menyimpulkan seluruh materi di akhir pembelajaran . ( 5 ) memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dengan memberikan tugas rumah sebagai pengayaan dan pemahaman dari tiap siswa. 3. Pengamatan ( Observing )

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Dalam hal ini ditekankan kepada siswa seberapa faham materi yang diterima oleh siswa dan seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang dilakukan serta seberapa jauh tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Setelah itu memberikan angket kepada siswa.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh satu orang teman sejawat sebagai observer yang bertugas mengamati berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

4. Refleksi (Reflecting )

Refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus I adalah untuk melihat keseluruhan proses pembelajaran.

Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru matematika yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang


(17)

dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul agar dibuat rencana perbaikan pada siklus II. II. Siklus Kedua

Siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari siklus I, terutama jika terjadi kekurangan dalam perencanaan dan tindakan pada siklus I. Siklus II tidak dilaksanakan jika hasil penelitian kelas sudah sesuai dengan target ketuntasan belajar 70% perorangan dan 85% klasikal. Sebaliknya bila target ketuntasan belajar belum tercapai, siklus kedua akan dilaksanakan

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2006: 253). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, dan tes.

a. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006: 156). Observasi ini dilakukan secara langsung pada saat


(18)

pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction.

Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi sistematis. Dalam Arikunto (2006: 157) observasi sistematis yaitu suatu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Dalam penelitian ini hal yang diamati yaitu aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction berlangsung.

b. Angket

Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini jenis agket yang digunakan adalah check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai. c. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang


(19)

dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes ini digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction kelas VIII semester II tahun pelajaran 2014/2015. Bentuk soal dalam teknik tes ini adalah soal uraian.Suatu ciri khas bentuk uraian adalah adanya kebebasan siswa untuk menyusun sendiri jawabannya.

Langkah-langkah membuat tes uraian sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi soal (kisi-kisi instrumen penilaian). 2) Membuat butir-butir soal tes yang terdiri dari 5 butir

soal subjektif.

3) Membuat kunci jawaban.

4) Melakukan uji coba instrumen penelitian.

Uji coba instrumen ini dilakukan di SMP Al-Muniri Larangan Pamekasan dengan responden sebanyak 32 siswa.

d. Lembar validasi terhadap perangkat pembelajaran

Setelah semua perangkat pembelajaran selesai ditulis, selanjutnya dilakukan validasi (penilaian) oleh para ahli yang berkompeten untuk menilai perangkat pembelajaran dan memberi masukan atau saran, guna penyempurnaan. Validator yang dipilih adalah 1 orang dosen Pendidikan Matematika Universitas Madura, dan 1 orang guru matematika kelas VIII SMP Al-Muniri Larangan


(20)

Pamekasan dengan pertimbangan telah mengetahui kondisi siswanya. Validasi ini secara umum mencakup kebenaran substansi, kesesuaian dengan tingkat berpikir siswa dan kesesuaian dengan prinsip, dan penggunaan Metode pembelajaran aktif Explicit Insrtuction. Data yang dikumpulkan dari lembar validasi perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh validator terdiri dari : (a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (b) Lembar Tes, (c) Lembar Kerja Siswa (LKS)

e. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 274). Pada penelitian ini penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu bisa berupa foto pada saat proses pembelajaran berlangsung.

6. Tekhnik Analisis Data

a. Observasi

Penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Explicit Instruction .Satu orang pengamat dengan kriteria penilaian:

A = Dengan bobot 4 ( Herliana, 2013: 30-31) B = Dengan bobot 3


(21)

C = dengan bobot 2 D = Dengan bobot 1

Untuk mengetahui nilai aktivitas kelompok secara keseluruhan digunakan rumus:

NA =

n

a Keterangan NA = Nilai akhir

n = Nilai setiap aspek yang diamati a = Aspek yang diamati

dengan katagori penentuan nilai akhir sebagai berikut:

0,00 – 1,49 = kurang 1,50 – 2,49 = cukup 2,50 – 3, 49 = baik

3,50 – 4,00 = sangat baik


(22)

Dalam mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik, peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus:

Ri=Si n×100

0

0 ( Trianto, 2009 : 243).

Keterangan:

Ri = Prosentase siswa yang menjawab “ya”

Si = Banyak siswa yang menyatakan “ya”

n = Banyak seluruh siswa

Respon siswa dianggap positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa ¿ 60%, sedangkan respon siswa

dianggap negatif jika prosentase rata-rata jawaban siswa < 60%.

c. Tes

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Seorang siswa secara individu dikatakan tuntas belajaranya apabila ia memperoleh nilai minimal 70. Suatu kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut


(23)

terdapat 85 % siswa telah mencapai ketuntasan yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan belajar secara klasikal =

x

N×100 0

0

( Trianto, 2009 : 241)

Keterangan : ∑ x : Jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu


(24)

7. SISTEMATIKA PENULISAN

Agar dalam penulisan proposal ini lebih terperinci, maka penulis menyusun suatu sistematika penulisan yang meliputi : Judul, Latar Belakang, Permasalahan (Rumusan Masalah, Deskripsi Masalah, Batasan Masalah), Tujuan Penelitian, Postulat, Manfaat Penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Pengertian Istilah Dalam Judul, Ruang Lingkup Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan, Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Diruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasinde

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar S.Mukrimaa , Syifa. 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran.Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia

Huda, Mitahul. 2011. Cooperative Learning metode, teknik, struktur dan model penerapan.Yogyakarta : Pustaka Belajar

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar

M,S, Wardono dan M.S, Hariyanto.2012.Pembelajaran Aktif Teori Asesmen . Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Edisi Kedua). Jakarta : PT RajaGravindo Persada

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Prenada Media Group.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasai Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Uno,Hamzah dan Mohammad,Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : PT Bumi Aksara

Arikunto,Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Yudhistira,Dadang. 2012. Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Kompas Gramedia Building

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Beajar.Yogyakarta : Pustaka Belajar Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira


(26)

(1)

C = dengan bobot 2

D = Dengan bobot 1

Untuk mengetahui nilai aktivitas kelompok secara keseluruhan digunakan rumus:

NA =

n

a Keterangan

NA = Nilai akhir

n = Nilai setiap aspek yang diamati

a = Aspek yang diamati

dengan katagori penentuan nilai akhir sebagai berikut:

0,00 – 1,49 = kurang

1,50 – 2,49 = cukup

2,50 – 3, 49 = baik

3,50 – 4,00 = sangat baik


(2)

Dalam mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik, peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus:

Ri=Si n×100

0

0 ( Trianto, 2009 : 243).

Keterangan:

Ri = Prosentase siswa yang menjawab “ya”

Si = Banyak siswa yang menyatakan “ya”

n = Banyak seluruh siswa

Respon siswa dianggap positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa ¿ 60%, sedangkan respon siswa

dianggap negatif jika prosentase rata-rata jawaban siswa < 60%.

c. Tes

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Seorang siswa secara individu dikatakan tuntas belajaranya apabila ia memperoleh nilai minimal 70. Suatu kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut


(3)

terdapat 85 % siswa telah mencapai ketuntasan yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan belajar secara klasikal =

x

N×100

0 0

( Trianto, 2009 : 241)

Keterangan : ∑ x : Jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu


(4)

7. SISTEMATIKA PENULISAN

Agar dalam penulisan proposal ini lebih terperinci, maka penulis menyusun suatu sistematika penulisan

yang meliputi : Judul, Latar Belakang, Permasalahan (Rumusan Masalah, Deskripsi Masalah, Batasan

Masalah), Tujuan Penelitian, Postulat, Manfaat Penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Pengertian Istilah Dalam Judul,

Ruang Lingkup Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan, Daftar Pustaka dan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative

Diruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasinde

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

S.Mukrimaa , Syifa. 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran.Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia

Huda, Mitahul. 2011. Cooperative Learning metode, teknik, struktur dan model

penerapan.Yogyakarta : Pustaka Belajar

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar

M,S, Wardono dan M.S, Hariyanto.2012.Pembelajaran Aktif Teori Asesmen .

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru (Edisi Kedua). Jakarta : PT RajaGravindo Persada

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta.

Prenada Media Group.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasai

Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Uno,Hamzah dan Mohammad,Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM. Jakarta : PT Bumi Aksara

Arikunto,Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi

Aksara

Yudhistira,Dadang. 2012. Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK. Jakarta :

PT Gramedia Widiasarana Indonesia Kompas Gramedia Building

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Beajar.Yogyakarta : Pustaka Belajar


(6)