37. Persentase Tenaga Kerja yang Terserap Menurut Lapangan Usaha di DI Y, 2009 – 2013 ( % )

Tabel 4.37. Persentase Tenaga Kerja yang Terserap Menurut Lapangan Usaha di DI Y, 2009 – 2013 ( % )

Lapangan Usaha

0,73 0,82 3. I ndustri

15,13 12,77 4. Listrik, Gas & Air Bersih

7,11 6,34 6. Perdagangan, Hotel dan

3,28 3,73 8. Keuangan, Real estat dan

7. Angkutan dan Komunikasi

3,06 3,21 Jasa Persh

100,00 100,00 Sumber: BPS Provinsi DI Y, data diolah.

Untuk mempertajam analisis keterkaitan antara ketenagakerjaan, investasi, dan PDRB berikut ini akan diuraikan indikator pendukung seperti:

I ntensitas Kapital-Tenaga Kerja,

I ncremental Labor Capital Ratio (I LCR), dan

I ncremental labor Output Ratio (I LOR).

4.7.1. I ntensitas Kapital- Tenaga Kerja Untuk mengamati intensitas investasi yang dilakukan oleh sektor usaha

dapat dilakukan dengan menghitung I ntensitas modal ( Capital I ntensity).

I ndikator ini mengukur alokasi penambahan kapital fisik ( fixed assets) untuk setiap pekerja. Ukuran ini dapat mengindikasikan apakah sebuah perusahaan mengadopsi kebijakan padat modal ( capital-intensive) atau padat karya (labour- intensive). I ntensitas kapital yang tinggi menjelaskan manfaat teknologi, kualitas, volume dan kecepatan untuk meningkatkan produktivitas, sehingga mendorong output yang lebih besar.

I ntensitas kapital agregat pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp 3,27 juta per pekerja naik menjadi Rp 3,69 juta per pekerja di tahun 2013. Jika dilihat secara sektoral, terlihat bahwa selama lima tahun terakhir sektor listrik, gas, dan air bersih (37,82 juta rupiah); sektor angkutan dan komunikasi (25,26 juta rupiah per pekerja); serta sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan (11,78 juta rupiah per pekerja) merupakan tiga sektor dengan intensitas kapital tertinggi/ capital intensif technology (Tabel 4.38).

Sebaliknya, sektor pertanian; penggalian; industri pengolahan; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor-sektor dengan intensitas kapital terendah ( labor intensif technology). Sektor pertanian mempunyai intensitas kapital hanya sebesar 0,14 juta rupiah per pekerja; sektor penggalian sebesar 1,79 juta rupiah per pekerja; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,93 juta per pekerja. Pada tahun 2013 sektor yang lain yaitu, sektor industri pengolahan, konstruksi dan sektor jasa-jasa mempunyai intensitas kapital sekitar antara 4-5 juta per pekerja.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa sektor listrik, gas dan air bersih; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan; serta sektor angkutan dan komunikasi merupakan sektor dengan capital intensive technology atau labor saving technology. Sedangkan, sektor pertanian; sektor penggalian; sektor industri pengolahan; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang labor intensive technology/ capital saving technology.

Untuk pembangunan ekonomi di DIY sebaiknya menyesuaikan dengan kepemilikan sumber daya ( resource endowment) yang ada. Jika sumber daya manusia melimpah seharusnya memilih investasi yang padat tenaga kerja. Sebaliknya, jika tenaga kerja terbatas seharusnya memilih teknologi yang menghemat tenaga kerja. Sebagai ilustrasi, pertanian di Amerika, Eropa dan Australia mengadopsi mekanisasi pertanian dengan alat-alat berat karena memang tenaga kerja manusia langka di sana. sebaliknya di China, India, dan Vietnam pertanian lebih banyak menggunakan tenaga kerja manusia karena tenaga kerja melimpah. Jadi, dengan melihat ketenagakerjaan di DIY Untuk pembangunan ekonomi di DIY sebaiknya menyesuaikan dengan kepemilikan sumber daya ( resource endowment) yang ada. Jika sumber daya manusia melimpah seharusnya memilih investasi yang padat tenaga kerja. Sebaliknya, jika tenaga kerja terbatas seharusnya memilih teknologi yang menghemat tenaga kerja. Sebagai ilustrasi, pertanian di Amerika, Eropa dan Australia mengadopsi mekanisasi pertanian dengan alat-alat berat karena memang tenaga kerja manusia langka di sana. sebaliknya di China, India, dan Vietnam pertanian lebih banyak menggunakan tenaga kerja manusia karena tenaga kerja melimpah. Jadi, dengan melihat ketenagakerjaan di DIY