”Tingkatkan Mutu Karya Tulis Ilmiah, Hindari Mental Plagiat”
”Tingkatkan Mutu Karya Tulis Ilmiah, Hindari Mental Plagiat”
Penerbitan sebuah majalah, jurnal, dan buletin diharapkan terjadi kerjasama dan tukar menukar menjadi sangat penting dengan meningkatnya
informasi dalam pengelolaan majalah ilmiah kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi.
kebumian.
Perkembangan informasi kebumian, khususnya geologi, saat ini banyak diperlukan sejalan
Acara diawali dengan sambutan yang sekaligus dengan meningkatnya kebutuhan pertukaran
dibuka oleh Sekretaris Badan Geologi, Dr. Djadjang informasi. Hasil-hasil kegiatan penelitian ilmiah
Sukarna. Dalam kesempatan tersebut Sekretaris bidang geologi yang dipublikasikan dalam Jurnal
Badan Geologi menyampaikan terimakasih kepada Geologi Indonesia hendaklah up to date serta
para undangan terutama kepada 9 pembicara memiliki nilai orisinil.
yang telah hadir untuk bertukar pengalaman dalam mengelola publikasi ilmiah kebumian.
Itulah kira-kira ide diselenggarakannya temu editor dan reviewer Jurnal Geologi Indonesia
Setelah acara pembukaan Sekretaris Badan pada tanggal 21 Mei 2008 di Hotel Putri
berkenan membagikan dokumen jurnal, kepada Gunung Lembang. Dalam kesempatan tersebut
para pengelola penerbitan ilmiah kebumian serta diundang dewan redaksi dan para pengelola
kepada LIPI. Isi dari dokumen jurnal tersebut penerbitan di beberapa instansi, perguruan
adalah kumpulan Jurnal yang berhasil dihimpun tinggi, dan perhimpunan yang berkaitan dengan
terutama dari para pembicara yang juga ilmu kebumian. Melalui pertemuan tersebut
mengelola jurnal ilmiah kebumian. Seputar Geologi
Seputar Geologi
Pembicara pertama pada sesi presentasi adalah Dr. LT. Handoko dari LIPI, yang menyampaikan makalah berjudul “Pengelolaan Jurnal ilmiah dan Migrasi ke Jurnal Elektronik”
Tampil 8 pembicara yakni:
1. Dr. Nana Suwarna (Jurnal Geologi Indonesia – Badan Geologi)
2. Prof. Dr. Udi Hartono (Jurnal Sumber Daya Geologi – PSG Badan Geologi)
3. Dr. Syoni Supriyanto (JTM – Teknologi Mineral ITB)
4. Ir. Dedy Mulyadi, MT. (J Riset – Geoteknologi LIPI)
5. Dr. Eddy Sunardi (Majalah Geologi Indonesia - IAGI)
6. Dr. Ir. Binarko Santoso (Buletin Tekmira – TekMIRA)
7. Ir. Dida Kusnida, M.Sc. (Buletin Geologi Kelautan – Puslitbang Geologi Kelautan)
8. Ir. Zufialdi Zakaria, MT. (Bulletin of Scientific Contribution – Teknik Geologi Unpad)
Setelah delapan orang presenter menyampaikan pengalamannya, acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang dipimpin oleh Ir. Hardoyo Rajiyowiryono, M.Sc. Acara diakhiri dengan rencana pembentukan dewan redaksi publikasi ilmiah kebumian. Tampil Dr. Nana Suwarna dan Dr. Hermes Panggabean memimpin acara tersebut. Tujuan dari pembentukan Forum Dewan Redaksi Komunikasi Publikasi Ilmiah Kebumian adalah membentuk satu forum komunikasi yang dapat bekerjasama dalam melakukan penelaahan serta pengelolaan makalah yang akan diterbitkan dalam sebuah majalah, jurnal, dan buletin ilmiah kebumian. Melalui forum ini diharapkan adanya peningkatkan mutu makalah ilmiah serta menghindari terjadinya duplikasi makalah yang diterbitkan pada jurnal kebumian.
Beberapa resume hasil diskusi panel diantaranya adalah mengenai Legalitas jurnal elektronik, kaitannya dengan nilai angka kredit makalah ilmiah. Pada kesempatan tersebut dibahas mengenai standar dan kriteria menentukan reviewer apakah harus memenuhi standar LIPI atau ditentukan oleh Dewan Redaksi Jurnal, standar gaya dan cara menelaah para reviewer. Selain dari segi intelektualitas dalam mengedit makalah, reviewer juga harus punya wisdom.
Untuk meningkatkan tukar menukar informasi makalah ilmiah yang diterbitkan dalam setiap Jurnal dan Buletin, perlunya dibuat suatu link para Dewan Redaksi, reviewer, dan para pengelola jurnal kebumian.
Perlunya melakukan pembinaan terhadap para penulis muda seperti para mahasiswa agar tertarik Perlunya melakukan pembinaan terhadap para penulis muda seperti para mahasiswa agar tertarik
Perlu melibatkan ahli bahasa yang menguasai tata cara berbahasa ilmiah, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam asing, seperti bahasa Inggris.
Keputusan lainnya yang disepakati adalah perlunya diadakan pertemuan lanjutan untuk membicarakan rencana pembentukan forum komunikasi editor Jurnal kebumian.n(Priatna)
Seputar Geologi
Seputar Geologi
Forum Komunikasi Pejabat Fungsional Badan Geologi
Pada tanggal 26 Mei 2008 di Auditorium Geologi tetapi memiliki nilai penguatan kelembagaan. telah dilaksanakan Forum Komunikasi Pejabat
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para Fungsional. Forum Komunikasi ini dihadiri oleh
Koordinator Kelompok Program dan Koordinator para pejabat fungsional yang terdiri dari pejabat
Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan fungsional peneliti, perekayasa, penyelidik
Badan Geologi yang telah diberi kepercayaan bumi dan pejabat fungsional penunjang seperti
untuk memimpin kelompoknya tidak saja pranata
mampu mengkoordinir kelompoknya tetapi surveyor pemetaan, teknisi litkayasa, pengamat
komputer, arsiparis,
pustakawan,
juga mampu menjadi pejabat penghubung yang gunung api, analisis kepegawaian dan pranata
dapat menampung dan menyalurkan aspirasi humas. Forum Komunikasi Jabatan Fungsional
kelompoknya kepada pimpinan unit masing- ini dibuka oleh Kepala Badan Geologi dengan
masing.
mengambil Tema “Peranan Kelompok Jabatan Fungsional dalam Pengembangan Karier Pejabat
Sebaliknya, melalui forum pejabat fungsional Fungsional”. Tema ini mengandung harapan
ini juga para pejabat struktural sebagai unsur adanya keterbukaan antara unsur pimpinan
pimpinan akan lebih peka terhadap permasalahan, sebagai pembuat keputusan dengan para pejabat
usul dan harapan, serta kesiapan pejabat fungsional sebagai pelaksana.
fungsional sendiri dalam melaksanakan tugas. Pejabat fungsional juga seharusnya mendapat
Dalam sambutan pembukaan. Kepala Badan informasi tentang kebijakan pejabat struktural Geologi mengingatkan bahwa kegiatan ini jangan
yang berkaitan dengan pengembangan karier dianggap sebagai sekedar kegiatan seremonial,
pejabat fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 0030 tahun 2005, berperan sebagai pelaksana tugas
pokok organisasi. Pelaksanaan tugas tersebut harus
disertai dengan profesionalisme dan
sikap yang konsisten dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi Badan Geologi. Para pejabat fungsional memiliki kompetensi jabatan dan keahlian sebagai salah satu kekuatan sumber daya organisasi yang sangat penting dalam kelembagan di unit masing-masing.
Kepala Badan Geologi juga menyinggung tentang menurunnya produksi migas saat ini yang tentunya menjadi perhatian kita semua. Dengan isu penurunan produksi migas tersebut, diharapkan para ahli kebumian atau pejabat fungsional khususnya yang menekuni bidang hidrokarbon dituntut meningkatkan profesionalisme untuk menemukan cekungan
Seputar Geologi
baru yang tentunya nanti pelaksanaannya bekerja sama dengan instansi terkait seperti Ditjen Migas, Balitbang ESDM dan Perguruan Tinggi. Selain penelitian terhadap komoditas, para ahli kebumian juga dituntut untuk mampu melaksanakan mitigasi bencana geologi.
Pada akhir sambutan, Kepala Badan Geologi menyinggung tentang kelembagaan Badan Geologi yang saat ini memiliki sumber daya manusia sebanyak 1615 pegawai, prasarana dan sarana kerja yang memadai dan laboratorium yang canggih. Dengan kekuatan yang dimiliki tersebut, diharapkan kita sebagai kelembagaan perlu membangun suatu sistim yang mampu menggerakkan organisasi dengan memantapkan rencana
strategis, mengkoordinasikan perencanaan penelitian, menyusun standard dan metoda penelitian serta pengawasan mutu hasil penelitian. Kepala Badan Geologi beserta jajaran manajemen mengharapkan adanya kerja sama dalam meningkatkan kinerja organisasi dengan melakukan sinergi kegiatan unit-unit di lingkungan Badan Geologi dengan dikoordinasikan oleh Sekretaris Badan Geologi serta mensosialisasikan data dan informasi yang kita miliki kepada para pemangku kepentingan secara nasional.
Acara Forum Komunikasi Jabatan Fungsional dilaksanakan
satu
hari
diawali dengan pemaparan oleh Sekretaris Badan Geologi tentang Pengembangan Karir Pejabat Fungsional, kemudian
berturut-turut pemaparan oleh Kelompok Jabatan Peneliti, Kelompok Jabatan Perekayasa, Kelompok Jabatan Penyelidik Bumi dan Kelompok Jabatan Fungsional lainnya (Gabungan). Diakhir acara merupakan diskusi dengan nara sumber Kepala Badan Geologi dan Para Pejabat Eselon II di lingkungan Badan Geologi.n (A. Gurning)
Seputar Geologi
Ulang Tahun ke-79
MUSEUM GEOLOGI
Dalam rangka hari jadinya yang ke-79 pada
rangka melaksanakan penyelidikan tanggal 16 Mei 2008, UPT Museum Geologi
Dalam
geologi di berbagai daerah, para ahli geologi menyelenggarakan serangkaian kegiatan sekaligus
selalu membawa contoh batuan, mineral, untuk lebih mensosialisasikan Museum Geologi
dan fosil untuk diteliti di laboratorium. Mulai kepada masyarakat luas tentang manfaat dan
tahun 1922 penyelidikan geologi semakin kemajuan ilmu pengetahuan kebumian khususnya
meningkat sehingga contoh batuan, mineral, dan untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
dan fosil tersebut yang dikumpul dari berbagai masyarakat.
macam wilayah di Indonesia semakin banyak sehingga memerlukan tempat khusus untuk
Ya, tahun 2008, Museum Geologi genap berusia pendokumentasiannya, kemudian timbul suatu
79 tahun. Untuk mengetahui perkembangan gagasan untuk memperlihatkan koleksi tersebut Museum Geologi selama 79 tahun tersebut, kita
kepada masyarakat luas. Pada tahun 1928 akan kembali ke belakang menengok sejarah
dibangun gedung yang diperuntukan bagi berdirinya Museum Geologi.
Laboratorium dan Museum Geologi di Rembrandt Straat yang sekarang disebut Jl. Diponegoro,
Berdirinya Museum Geologi sangat erat kaitannya Bandung. Gedung ini dirancang dengan gaya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia
arsitek “art deco” oleh arsitek Belanda Ir. H. yang telah dimulai sejak tahun 1850-an oleh
Menalda van Schou.
“Dienst van het Mijnwezen”, yang berkedudukan di Bogor (1852-1866). Lembaga ini kemudian
Pada 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres pindah ke Jakarta (1866 – 1924) dan pada
Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke IV, Museum tahun 1924 pindah ke Bandung, di Gedung
Geologi diresmikan dengan nama “Geologische Gouvernement Bedrijven (sekarang Gedung
Museum” . Peragaan pada waktu itu sangatlah Sate).
sederhana, dimana berbagai koleksi museum geologi disimpan di dalam lemari kaca. Sistem sederhana, dimana berbagai koleksi museum geologi disimpan di dalam lemari kaca. Sistem
Museum Geologi sebagai sarana informasi ilmiah dan ilmiah populer yang menjembatani antara kurikulum sekolah dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai ilmu kebumian pada saat ini semakin terasa dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat khususnya oleh kalangan pelajar baik itu di tingkat Sekolah Dasar (SD), SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah kunjungan yang tajam bahkan pada hari Rabu (19 Maret 2008) jumlah pengunjung mencapai 5.347 orang dalam waktu 8 jam. Hal tersebut diakibatkan oleh meningkatnya animo masyarakat terutama kalangan pelajar untuk memenuhi keingintahuan tentang ilmu kebumian, khususnya geologi, serta warisan geologi.
Melalui tema “Mengenal Alam dan Lingkungan Melalui Museum Geologi” dapat lebih menyadar- kan dan lebih mensosialisasikan mengenai bumi dan lingkungan Indonesia kepada masyarakat serta diharapkan agar masyarakat dapat lebih me- mahami dan menjaga lingkungannya di mana kita tinggal. Tujuan dari dilaksanakannya rangkaian kegiatan memperingati hari jadi Museum ke-79 ini adalah “Mengenang dan meningkatkan peran Museum Geologi dalam pelayanan publik untuk mendukung progam mencerdaskan bangsa”.
Kegiatan dalam rangka memperingati 79 tahun hari jadi Museum Geologi Bandung dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 2 – 11 Juni 2008 dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Talkshow Radio (30 Mei 2008)
2. Pembukaan Rangkaian Kegiatan (2 Juni 2008)
3. Pameran hasil kegiatan (2 – 11 Juni 2008)
4. Ceramah Umum (4 Juni 2008)
5. Ekskursi (5 Juni 2008)
6. Puncak acara Malam Keakraban Karyawan Museum Geologi (7 Juni 2008)
1.Talkshow di radio Ninetyniners (100 Fm, Bandung) Talkshow di radio ini dilaksanakan dalam rangka sosialisasi museum geologi, kegiatan rangkaian ulang tahun museum geologi ke-79, serta penyuluhan terhadap warga Bandung tentang alam dan lingkungan geologi Cekungan Bandung. Talkshow tersebut dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Mei 2008 pukul 16.30 bertempat di Studio Ninetyniners Gedung BRI Tower Lantai 14 Jalan Asia Afrika Bandung.
Dalam talkshow tersebut dibuat kuis untuk mengetahui seberapa besar animo masyarakat terutama kalangan pelajar tentang Museum Geologi khususnya dalam hal pengenalan alam dan lingkungan Cekungan Bandung. Kuis tersebut dilakukan dengan memberikan 5 pertanyaan kepada penelepon dengan hadiah diikutsertakan dalam acara ekskursi (Field Trip) ke Gua Pawon dan The Peak.
Dari kegiatan ini, panitia dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya animo masyarakat khususnya kalangan pelajar memiliki antusias yang tinggi terhadap museum geologi sebagai jendela informasi kebumian, hanya mereka tidak memiliki cukup informasi tentang museum geologi dalam hal pelayanan dan informasi secara global tentang apa saja yang terdapat di Museum Geologi. Hal ini dapat dikatakan pula bahwa persepsi masyarakat umum dan pelajar tentang museum masih berupa tempat penyimpanan benda kuno. Hal ini merupakan suatu tantangan dan peluang bagi museum geologi untuk lebih meningkatkan jati dirinya sebagai Jendela Informasi Kebumian di masa yang akan datang.
Pembukaan dilaksanakan oleh Kepala Pusat Survei Geologi yang didampingi oleh Kepala Museum Geologi pada hari Senin tanggal 2 Juni 2008 bertempat di Ruang Utama Museum Geologi. Acara ini diikuti oleh Guru Geografi Se- Kota Bandung sebanyak 20 orang, murid terbaik di sekolah-sekolah pilihan di Kota Bandung sebanyak 35 orang, serta seluruh karyawan museum geologi.
Pembukaan secara simbolis dilaksanakan dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala Pusat Survei Geologi dan Kepala Museum yang diberikan kepada wakil guru sebagai simbol transfer ilmu yang diberikan oleh Museum Geologi kepada masyarakat pendidik yang diharapkan dapat ditindaklajuti kepada anak didik di sekolah masing-masing. Pembukaan dilakukan pula dengan pelepasan balon merah putih yang dilakukan secara bersama oleh Kepala Pusat
2. Pembukaan rangkaian kegiatan memper- ingati 79 tahun hari jadi Museum Geologi.
Seputar Geologi
Survei Geologi dengan perwakilan murid sebagai simbol persatuan dan kerjasama yang erat antara Museum Geologi dan Pelajar dalam hal mencari ilmu setinggi-tingginya untuk kemajuan bangsa dan Negara.
Dalam pembukaan dilaksanakan juga Ceramah Umum (Public Lecture) dengan pembicara Drs. T. Bachtiar, M.Si tentang Danau Bandung Purba. Jumlah peserta yang mengikuti Ceramah Umum (Public Lecture) ini sebanyak 85 orang. Suatu hal yang tidak diduga, bahwa dalam sesi diskusi, guru dan khususnya pelajar sangat aktif bertanya kepada narasumber tentang pemaparan narasumber tersebut. Hal tersebut menunjukan pula bahwa animo dari kalangan pelajar sangat besar dalam mengetahui alam dan lingkungan Bandung pada khususnya sebagai tempat mereka tinggal. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan baik dan benar oleh museum geologi sebagai jendela informasi kebumian yang tepat bagi masyarakat.
3. Pameran (2 – 11 Mei 2008) di Ruang Ori entasi
4. Museum Geologi. Pameran diselenggarakan sejak tanggal 2 sampai 11 Juni 2008 di Hall Museum Geologi yang menampilkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Museum Geologi berupa kawasan kars, penemuan fosil Homo Floresienses (Hobit), dll. Pameran ini juga diikuti oleh unit - unit di lingkungan Badan Geologi dan instansi terkait. Pameran ini terlihat penuh dipadati oleh pengunjung setiap harinya, karena tempatnya yang sangat
strategis sehingga
menarik pengunjung untuk melihat pameran tersebut.
5. Ceramah Umum Ceramah umum dilakukan pada tanggal 4 Juni 2008 di Auditorium Museum Geologi dengan tema “Homo Florienses” yang merupakan hasil penelitian kerjasama antara Pusat Survei Geologi dengan University of Wolongong, Australia. Pada acara ini, yang membuka ceramah umum adalah Sekretaris Badan Geologi, Dr. Ir. Djadjang Sukarna. Peserta ceramah umum adalah wartawan yang tergabung dalam Forkom Wartawan Dept. ESDM dan Karyawan Pusat Survei Geologi. Jumlah peserta dalam kegiatan ini berjumlah 60 orang.
Dalam kegiatan ini, peserta tampak antusias sekali dalam mendengarkan penjelasan dari pembicara tentang penemuan fosil Homo Florienses (Hobit) yang merupakan salah satu hasil penelitian yang tak ternilai harganya yang dihasilkan oleh Badan Geologi, Pusat Survei Geologi, Museum Geologi. Setelah selesai mengikuti ceramah umum, para peserta diperkenankan untuk meninjau pameran dan mengunjungi seluruh ruang peragaan di Museum Geologi.
Pelepasan Balon oleh Kepala Pusat Survei Geologi
Suasana peserta yang sangat fokus dalam mengikuti Ceramah Umum dari Drs. T. Bachtiar,M.Si. Tampak keingintahuan yang sangat besar dari masyarakat pendidikan akan Danau Bandung Purba.
Tampilan pameran yang diselenggarakan di Hall Museum Geologi.
Prof. Mike Morwood sedang memberikan ceramah umum kepada peserta, tampak penuh semangat dan lugas dalam memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya.
Seputar Geologi
Di akhir acara, seluruh peserta mengunjungi pameran dan ruang peraga di Museum Geologi untuk mengetahui lebih dalam tentang peran serta dan informasi apa saja yang terdapat di Museum Geologi, peserta dibantu oleh petugas senior dari Museum Geologi.
Pembukaan dan pengarahan dari Kepala Museum Geologi dalam kegiatan Ekskursi.
6. Ekskursi dan penyuluhan (Public Lecture) Ekskursi dan penyuluhan (Public Lecture) diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 5 Juni 2008. Kegiatan ini diikuti guru-guru geografi tingkat SMP dan SMA se-Kota Bandung, siswa- siswi SMA, serta masyarakat umum dengan tujuan untuk melihat dan mengenal fenomena alam dan sejarah kehidupan di Cekungan Bandung. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 60 orang dengan rincian sebagai berikut: •Guru SMP
: 25 orang •Guru SMA
: 15 orang •Siswa
: 10 orang •Masyarakat
: 10 orang Rute perjalanan dalam kegiatan Ekskursi dan
penyuluhan (Public Lecture) ini adalah Museum Geologi – Stone Garden Padalarang – Gua pawon – The Peak – Museum Geologi. Acara diawali dengan pemutaran film sejarah Museum Geologi dan pembukaan oleh Kepala Museum Geologi, lalu dilanjutkan dengan pembekalan/penerangan tentang Cekungan Bandung bertempat di Auditorium Museum Geologi dengan Pembicara Dr. Budi Brahmantyo (KRCB) dan Drs. Lutfi Yondri (Balai Arkeologi Bandung). Pembekalan ini dilakukan dengan maksud memberikan sekilas gambaran umum kepada peserta tentang proses geologi cekungan Bandung serta Kehidupan zaman pra sejarah di Cekungan Bandung, sebelum melihat secara langsung bukti-bukti nyata di lapangan nanti.
Rombongan terlebih dahulu mengunjungi Stone Garden untuk melihat bukti-bukti geologi yang terdapat disana. Untuk memudahkan dalam pemberian materi di lapangan, peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Kegiatan ekskursi di Stone Garden berjalan dengan lancar dan para peserta tampak tidak terlihat lelah di teriknya matahari siang itu serta perjalanan yang melelahkan namun rasa penasaran dan keingintahuan dari peserta tentang temuan dan bukti-bukti proses geologi Cekungan Bandung membuat peserta bersemangat untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Gua Pawon untuk melihat temuan Fosil Manusia jaman Pra Sejarah di lokasi tersebut. Di dalam Gua Pawon, peserta kembali dibagi menjadi 2 kelompok, disamping itu juga Kepala Museum memberikan pemaparan sekilas tentang kegiatan ekskursi, sejarah Gua Pawon, serta peran serta Museum Geologi dalam pembangunan di hadapan wartawan media cetak dan Elektronik. Kegiatan ini diliput langsung oleh stasiun televisi lokal yaitu Bandung TV sebagai bentuk kerjasama antara Museum Geologi dan Bandung TV dalam rangka mensosialisasikan penemuan geologi dan
arkeologi kepada warga Bandung khususnya dengan harapan warga Bandung dapat lebih mengenal alam dan lingkungannya dimana mereka tinggal.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Kawasan The Peak di Desa Karyawangi, Cihideung- Lembang Kabupaten Bandung Barat. Perjalanan ke sana memang cukup perlu perjuangan. Dari dalam kota Bandung, menuju Jl. Setiabudhi ke arah Lembang, setelah kampus Universitas Pendidikan Indonesia (d/h IKIP Bandung), berbelok ke kiri menuju Jl. Sersan Bajuri. Ikuti terus jalan yang hanya mampu memuat dua buah mobil ini, dari jalan raya memang agak jauh, hampir menempuh jarak sepanjang 10 km. Lokasi The Peak berada di puncak bukit dengan pemandangan seluruh sudut kota Bandung, Lembang, Gunung Burangrang, sampai Tangkuban Perahu.
Seputar Geologi
Seputar Geologi
sangat antusias dalam memperhatikan penjelasan dari pembimbing di tengah terik matahari dalam kegiatan ekskursi Peserta
di Stone Garden, Kompleks Gua pawon, Padalarang
Peyerahan hadiah buku kepada peserta bagi yang bisa menjawab pertan- yaan dari pembicara membuat kemeriahan danj keakraban suasana antar pantia dan peserta serta pemaparan kesan dan pesan dari peserta men- genai kegiatan yang dilaksanakan tersebut sebagai bahan masukan bagi
Museum Geologi untuk masa yang akan datang.
Rombongan Forkom Wartawan Dept. Energi Sumber Daya Mineral dalam ekskursi di Stone Garden Padalarang, kelompok ini di bimbing langsung oleh Kepala Museum Geologi.
Acara dilanjutkan kembali dengan mendengarkan arkeologi Danau Bandung Purba. Para peserta paparan dari Dr. Budi Brahmantyo dibantu oleh
yang mendapatkan buku teersebut mengutarakan Drs. T. Bachtiar M.Si dan Kepala Museum Geologi
kesan dan pesan selama mengikuti acara ekskursi tentang pola terbentuknya Cekungan Bandung
ini. Kebanyakan kesan dan pesannya adalah dan bagaimana kondisi Danau Bandung Purba
sangat menikmati acara ini dan merupakan acara dahulu. Peserta sangat menikmati keindahan
yang sangat baik dengan harapan agar kegiatan alam Cekungan Bandung di lokasi ini serta
ini dapat dilakukan secara berkala karena manfaat pemaparan materi dari pembicara. Suasana yang
dari kegiatan ini sangat banyak dirasakan oleh terjadi tampak sangat akrab sekali antara peserta,
peserta dalam memperoleh ilmu kebumian untuk pembicara, dan panitia ketika di akhir acara
ditransferkan lagi kepada anak didik di sekolah dilakukan kuis/pertanyaan oleh para pembicara
masing-masing.
dengan hadiah buku tentang geologi dan
Di akhir kegiatan, acara ditutup dengan pengarahan oleh Kepala Museum Geologi serta foto bersama antara peserta, panitia, dan pembicara. Lalu peserta kembali menuju bis masing-masing untuk kembali ke Museum Geologi untuk mengambil sertifikat yang telah disediakan oleh panitia. Kegiatan ini sangat baik karena merupakan sumbangsih transfer ilmu dari Museum Geologi kepada masyarakat pendidikan khususnya dan masyarakat umum di Kota Bandung.
7. Malam Keakraban Karyawan Museum Geologi Sebagai puncak acara dari rangkaian kegiatan dalam memperingati ulang tahun Museum Geologi ke-79 ini, diselenggarakan malam keakraban karyawan Museum Geologi yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2008 dengan kegiatan kesenian anak serta perpisahan dan penghargaan pada karyawan yang menjelang dan/atau sudah pensiun. Peserta terdiri dari seluruh karyawan beserta keluarga di Museum Geologi.
Malam keakraban karyawan Museum Geologi dihadiri oleh Kepala Badan Geologi, para pejabat eselon 2 di lingkungan Badan Geologi, para pejabat eselon 3 di lingkungan Pusat Survei Geologi, dan seluruh karyawan Museum Geologi beserta keluarga. Acara dibuka dengan pemutaran film Sejarah Museum Geologi sebagai pandangan balik para tamu undangan untuk menyegarkan kembali ingatan akan sejarah museum geologi yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan hingga masih berdirinya saat ini.
Malam keakraban karyawan Museum Geologi dibuka secara langsung oleh Kepala Badan Geologi setelah mendengarkan laporan rangkaian kegiatan Ulang Tahun Museum Geologi ke-79
Pemutaran film Sejarah Museum Geologi Pemberian cindera mata kepada pensiunan karyawan Museum
Geologi
oleh Kepala Museum Geologi serta menyaksikan film sekilas rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kegiatan dilanjutkan dengan penayangan film profile pelepasan pension dan pemberian cindera mata kepada 4 orang pensiunan karyawan Museum Geologi sebagai bentuk penghargaan akan jasa-jasa yang telah diberikan kepada museum dan sebagai tanda ikatan tali silaturahmi yang erat dari karyawan Museum Geologi kepada mereka yang sudah selesai masa baktinya. Karyawan tersebut adalah: Priharjo Sanyoto, B.Sc; Sahat L. Tobing, M.Phil (Alm); Ir. Tatty Suwarti (Alm); Ngaliman.
Penyerahan dilaksanakan langsung oleh Kepala Badan Geologi didampingi oleh Kepala Museum dan diikuti oleh seluruh para pejabat eselon 2 di lingkungan Badan Geologi. Acara dilanjutkan dengan santap makan malam besama secara parasmanan diiringi kecapi suling, lalu seluruh peserta dihibur dengan kesenian sunda berupa tari-tarian dan bobodoran dari Dinding Pusaka Arum, Ujung Berung, Bandung. Setelah para karyawan beramah tamah sambil diiringi oleh kesenian sunda, acara malam keakraban karyawan Museum Geologi ditutup dengan doa.
Penutup Dengan diselenggarakannya rangkaian kegiatan tersebut diharapkan UPT Museum Geologi dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama dalam rangka mengembangkan ilmu kebumian serta sebagai pusat informasi yang menjembatani antara para peneliti dan masyarakat luas tentang perkembangan ilmu kebumian di Indonesia.n (Ivan S. Suwardi dan Yunus Kusumahbrata)
Seputar Geologi
Layanan Geologi
PERPUSTAKAAN
GEOLOGI
Lahirnya perpustakaan di masyarakat seiring dengan lahirnya sejarah peradaban manusia, menurut sejarah perpustakaan, dimulai sekitar tahun 400-an. Sudah sangat lama bukan? Perpustakaan umum memainkan peranan yang unik di dalam masyarakat. Sebagai suatu institusi netral, perpustakaan menyediakan sekaligus infomasi dan perbedaan pandangan di suatu tempat dimana warga masyarakat dapat mengetahuinya tanpa paksaan tentang berbagai isu mutakhir yang menjadi perhatian mereka.
kepada warga masyarakat yang diberikan oleh P kelompok masyarakat. Bagaimanakah di negara
eran yang sangat berharga dan penyediaan kondisi dasar untuk belajar sepanjang hayat, berbagai gagasan segar ini barangkali
keputusan independen dan adalah merupakan suatu pelayanan terhebat
pengambilan
pengembangan budaya baik perorangan maupun
perpustakaan, yang tidak dapat dipenuhi oleh kita? Apakah peran seperti itu telah berjalan dan institusi jenis lainnya. Melalui perpustakaan,
berkelanjutan?
warga masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan memperoleh berbagai
Mungkin kita sependapat bahwa perpustakaan infomasi yang sesuai dengan kebutuhan profesi
umum di negara kita, terutama yang terdapat dan bidang tugas masing-masing; yang pada
di sejumlah kota besar pada dasarnya belum akhirnya bermuara pada tumbuhnya warga
memperlihatkan perkembangan yang memuaskan. masyarakat yang terinformasi dengan baik,
Hal hal tersebut mudah diidentifikasi, berdasarkan berkualitas dan demokratis.
fakta/kegiatan yang menunjukkan bahwa banyak warga masyarakat yang tidak pernah meluangkan
UNESCO di dalam Public Library Manifesto- sebagian waktunya untuk pergi ke perpustakaan. nya pada tahun 1994 menyebutkan bahwa
Bahkan banyak di antara mereka tidak mengetahui perpustakaan
umum merupakan gerbang dimana letak atau lokasi perpustakaan umum di pengetahuan lokal yang menyediakan suatu
kota mereka.
dunia perpustakaan, dokumentasi, dan informasi di Indonesia, setelah sebelumnya tanggal 14 September 1995 dicanangkan “Hari Kunjung Perpustakaan” dan tanggal 12 November 2002 sebagai “Hari Membaca Nasional”. Rangkaian hari bersejarah tersebut menjadi tolok ukur dan indikasi keseriusan pemerintah dalam upaya pemberdayaan perpustakaan dan budaya minat baca masyarakat.
Selanjutnya, apa yang harus dan bisa dilakukan oleh pustakawan pada lembaga unit kerja perpustakaan? Pertanyaan tersebut semestinya dapat mendorong pustakawan untuk segera memberikan jawaban bagi terberdayakannya perpustakaan dan terbudayakannya minat membaca masyarakat. Hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab pustakawan. Megahnya gedung perpustakaan tidak akan berarti apabila tidak dikelola dengan baik oleh para pustakawan. Pendek kata, pustakawan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan budaya baca masyarakat, tentunya melalui pemberdayaan pengelolaan perpustakaan.
Upaya memberdayakan perpustakaan dan membangun budaya baca memang tidaklah mudah karena banyak komponen yang harus disediakan serta banyak pula pihak yang harus dilibatkan. Pokok permasalahannya adalah bahwa perpustakaan yang merupakan lembaga unit kerja dan tempat upaya pengembangan serta
pemberdayaan masih bergantung pada kebijakan. Sampai saat ini kebijakan pemberdayaan perpustakaan belum memiliki standar dan parameter yang jelas. Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam mencapai tujuan akhir pemberdayaan perpustakaan yaitu mewujudkan budaya baca masyarakat.
Bagaimana dengan Perpustakaan Geologi? Perpustakaan Geologi berada di bawah unit Pusat
Dengan perkataan lain, mungkin perpustakaan Survei Geologi (PSG) merupakan perpustakaan umum belum berhasil menarik minat warga tertua di Indonesia yang menyimpan data dan masyarakat untuk mengunjunginya. Keadaan ini
informasi geologi. Sejarah Perpustakaan geologi terutama disebabkan oleh lemahnya pengelolaan yang sekarang terletak di jalan Diponegoro no. perpustakaan umum, karena para pengelola
57 Bandung, tidak dapat dipisahkan dengan perpustakaan tidak memiliki perencanaan yang sejarah Museum Geologi. Meskipun tanggal bersifat strategis dan tidak berupaya secara berdirinya perpustakaan geologi tidak diketahui maksimal mengangkat berbagai isu strategis
secara pasti namun keberadaannya telah dimulai yang berkaitan dengan pelayanan perpustakaan mengiringi berdirinya “Diens van het Mijnwezen” umum ke permukaaan. Akibatnya tidak mendapat pada tahun 1850. Pada awalnya perpustakaan perhatian publik dan para pengambil keputusan geologi berfungsi sebagai tempat penyimpanan di tingkat lembaga induknya. hasil laporan penyelidikan geologi, eksplorasi,
dan buku-buku yang dibawa oleh ahli geologi Pencanangan
Daerah di Masyarakat” oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bertepatan dengan
Diawali sebagai tempat penyimpanan hasil laporan Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional RI ke- penyelidikan geologi, eksplorasi, dan buku-
26 di Jakarta telah menorehkan sejarah bagi buku ahli geologi Belanda tersebut, kemudian Layanan Geologi
Layanan Geologi
berkembang sebagai tempat arsip dan koleksi data serta koleksi buku yang lengkap (+ 46.050 judul). geologi. Oleh karena itu, diperpustakaan geologi
Perpustakaan Geologi saat ini dikelola langsung tersimpan berbagai dokumen dan publikasi
oleh Sub. Bidang penyediaan informasi publik, penting tentang geologi wilayah Indonesia dan
Bidang Informasi, Pusat Survei Geologi. Melalui dokumentasi perkembangan ilmu kebumian.
sub-bidang ini lah penataan dan penambahan Pada zaman Belanda, koleksi perpustakaan
kebumian berusaha geologi berkembang sangat cepat. Yang diawali
koleksi
buku-buku
ditingkatkan guna memberikan pelayanan yang dengan diterbitkannya
maksimal kepada masyarakat yang datang ke ilmiah baik secara berkala ataupun tidak. Hasil
berbagai
publikasi
perpustakaan geologi.
penyelidikan geologi di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Belanda hingga tahun
Perpustakaan geologi memiliki koleksi berbagai 1942 diarsipkan secara teratur dan sistematik di
buku dan laporan geologi, peta, jurnal, bulletin perpustakaan geologi.
dan majalah yang terkait sejak tahun 1800- an. Koleksi publikasi Pusat Survei Geologi yang terdapat di perpustakaan dapat dilihat oleh publik secara bebas diantaranya: Jurnal Sumber Daya Geologi, Buletin, Publiksi khusus Seri Paleontologi, dan Seri Geofisika, juga peta geologi, peta Anomali Bouguer, peta Geologi Kuarter, peta Seismotektonik, peta Geomorfologi dengan skala 1 : 1.000.000; 1 : 250.000 (untuk seluruh Indonesia) dan 1 : 100.000 untuk pulau Jawa. Selain itu, terdapat pula koleksi buku/ informasi yang langka dan hanya terdapat di Perpustakaan geologi diantaranya adalah Album Krakatau oleh R.D.M. Verbeek terbitan tahun 1883 dan “Junghuhn Jawa Album”.
Pada zaman pendudukan Jepang dan periode Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang perjuangan kemerdekaan, penambahan koleksi
maksimal kepada masyarakat, Perpustakaan perpustakaan geologi hampir tidak bertambah.
geologi telah menambah koleksi buku-buku/ Namun mulai tahun 1969, sejalan dengan
data baik dari dalam maupun dari luar negeri dimulainya
yang dapat dipublikasikan untuk pengembangan terencana dan berkesinambungan, perpustakaan
periode pembangunan
yang
ilmu kebumian pada khususnya. Disamping itu, geologi kembali mulai berkembang dengan
untuk meningkatkan jangkauan pelayanan publik pesat. Kerjasama dengan berbagai perpustakaan
yang lokasinya jauh dari Bandung, perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri juga dirintis,
geologi telah membuka counter di UPT sehingga keberadaan perpustakaan tersebut menjadi bagian dari jaringan perpustakaan nasional dan internasional. Perpustakaan geologi
telah direnovasi dan sampai saat ini sekitar 46.050 judul publikasi telah dimiliki perpustakaan dengan kondisi yang baik.
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini perpustakaan geologi sudah memiliki kondisi yang jauh lebih baik dari sisi pelayanan, perlengkapan,
Perpustakaan UPN “Veteran” Jogjakarta untuk dikomunikasikan; (3) Gunakan teknologi secara melayani masyarakat yang membutuhkan data
tepat untuk meningkatkan pelayanan; (4) dan informasi kebumian yang berada di daerah
Lindungi akses bebas terhadap pengetahuan; dan Jawa Tengah dan Jawa timur.
(5) Hormati masa lalu dan ciptakan masa depan.
Disamping menyediakan pelayanan jasa informasi, Berdasarkan hal tersebut diatas, pengurus perpustakaan geologi pun memiliki kegiatan
perpustakaan geologi membuat langkah-langkah pendukung
berupa pengadaan peta-peta pembenahan diri untuk meningkatkan kualitas (hardcopy) dan literature/pustaka berupa jurnal/
pelayanan perpustakaan serta untuk memenuhi buletin terbaru dari berbagai sumber (dalam dan
permintaan (demand), yang diantaranya: luar negeri). Pengadaan peta-peta (hardcopy) yang dapat dilayani oleh perpustakaan geologi
1. Direncanakan membuat internet public library diantaranya meliputi peta geologi, geomorfologi,
(Internet PSG library) sehingga para pengguna geofisika, kuarter, seismotektonik, peta rupa
jasa perpustakaan dapat mengakses referensi bumi (topografi) Jantop & AMS dengan beraneka
dengan bebas (any where & any time). skala.
2. Penyusunan katalog di ruang baca dengan Perpustakaan geologi banyak dikunjungi oleh para
sistem komputerisasi yang up to date. pelajar dan mahasiswa, professional, perusahaan swasta, bahkan dari para sejarahwan. Persentasi
Untuk mewujudkan perpustakaan yang senantiasa pengunjung perpustakaan geologi terdiri dari
menjaga kemuktahir koleksi dan kenyamanan mahasiswa (75 %), professional dan perusahaan
pengunjung, memang bukanlah pekerjaan swasta (20 %), serta sejarahwan dan masyarakat
mudah dan murah. Untuk itu perlu dukungan umum (5 %).
seluruh pihak khususnya peneliti yaitu berupa tulisan ilmiah hasil penelitian. Adanya dukungan
Mengingat besarnya animo masyarakat tersebut seluruh pihak maka perpustakaan geologi akan maka pengurus perpustakaan Geologi perlu terus
mampu berperan maksimal dalam mendukung berbenah guna mendukung upaya pembinaan
pengembangan dan peningkatan ilmu kebumian minat baca. Pembenahan ini mencakup perbaikan
(geologi khususnya) di tanah air tercinta.n kualitas koleksi, sarana layanan serta SDM
(Ivan S. Suwardi dan Kusdji D. Kusumah) perpustakaan. Koleksi perpustakaan baik dari segi kuantitas maupun kemuktahiran perlu terus ditingkatkan. Sarana perpustakaan juga perlu dilengkapi sehingga dapat meningkatkan rasa nyaman pengguna perpustakaan. Peningkatan kualitas SDM diperlukan agar perpustakaan dikelola
oleh individu
yang
profesional
dibidangnya sehingga mampu berkreasi dalam pengembangan perpustakaan dan pembinaan minat baca masyarakat.
Craeford dan Gorman seperti dikutip oleh Awcock, mengemukakan beberapa prinsip atau asas baru untuk perpustakaan (seperti yang pernah dibuat oleh Ranganathan pada tahun 1930an), yaitu: (1) Perpustakaan melayani seluruh Umat manusia; (2) Hargai semua bentuk pengetahuan
KOLEKSI LANGKA KRAKATAU R.D.M. VERBEEK
Geofoto
Wisata ke Gua Pawon