Hasil Analisis Data

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Korelasi Parsial

Uji korelasi parsial adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Adapun hasil analisis korelasi parsial dengan menggunakan product moment pearson dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Korelasi Parsial

Variabel

Koef isien Korelasi (r)

Prob abilitas

(Sig.)

Keterang an

Kelincahan Power Tungkai Kelentukan Pergelangan Kaki Kelentukan Sendi Panggul Kelentukan Otot Punggung Koordinasi Mata-Kaki Keseimbangan

Signifika n

Signifika n

Signifika n

Signifika n

Signifika n

Signifika n

Signifika n

Tungkai, Kelentukan Pergelangan Kaki, Kelentukan Sendi Panggul, Kelentukan Otot Punggung, Koordinasi Mata-Kaki, dan Keseimbangan dengan smes kedeng adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis korelasi antara kelincahan dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.852 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,000 <

terhadap smes kedeng.

2. Berdasarkan analisis korelasi antara power tungkai dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.595 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,007 signifikan terhadap smes kedeng.

3. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan pergelangan kaki dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.642 dengan probabilitas (sig)

hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.

4. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan sendi panggul dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.806 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,000

sendi panggul mempunyai hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.

5. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan otot punggung dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.520 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,022

otot punggung mempunyai hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.

6. Berdasarkan analisis korelasi antara koordinasi mata-kaki dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.568 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,011

koordinasi mata-kaki mempunyai hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.

7. Berdasarkan analisis korelasi antara keseimbangan dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.782 dengan probabilitas (sig) sebesar 7. Berdasarkan analisis korelasi antara keseimbangan dengan smes kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.782 dengan probabilitas (sig) sebesar

2. Analisis Regresi

Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi ganda tujuh predictor. Hasil analisis regresi antara tes dan pengukuran kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y), dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Persamaan garis regresinya adalah:

= -0.2055 +0.404X1-

0.025X2+0.165X3+0.211X4+0.124X5+0.075X6+0.225X7

2. Koefisien korelasi dan determinasi antara predictor dan kriterium:

R = 0,942 R 2 = 0,888

3. Uji signifikansi analisis regresi. Hasil uji signifikansi regresi dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis Regresi

df Mean Square F

Sig.

1 Regression 15.983

12.452 .000 a

Residual

Total

3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor

Dari hasil analisis data yang dilakukan diperoleh sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing predictor dengan kriterium disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing- Masing Prediktor.

2. Power tungkai

3. Kelentukan pergelangan kaki

4. Kelentukan sendi panggul 19,195%

5. Kelentukan otot punggung 7,262%

6. Koordinasi mata-kaki

7. Keseimbangan

1. Besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng.

Kelincahan yang diukur dalam penelitian ini adalah kelincahan umum, diukur dengan squat thrust. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kelincahan dengan smes kedeng diperoleh persentase sumbangan relative sebesar 38,800% dan sumbangan efektif sebesar 34,45%. Semakin tinggi kelincahannya maka semakin baik smes kedeng yang dimiliki oleh atlet sepaktakraw.

2. Besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng.

Power tungkai: yang dimaksud dengan power tungkai dalam penelitian ini adalah power tungkai dalam pola gerak asiklik yang diukur dengan vertical power jump test. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data power tungkai dengan smes kedeng diperoleh persentase sumbangan relatif sebesar 1,675% dan sumbangan efektif sebesar 1,49%. Hal ini membuktikan bahwa power tungkai memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng.

3. Besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng.

Kelentukan yang diukur dalam penelitian ini adalah:

a. Kelentukan pergelangan kaki, diukur dengan ankle flexion (Dorsiflexion), hasil penelitian menunjukkan besarnya sumbangan relatif pergelangan kaki terhadap smes kedeng sebesar 11,924% dan sumbangan efektif sebesar 10,59% Hal ini membuktikan bahwa kelentukan pergelangan kaki memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng.

b. Kelentukan sendi panggul, diukur dengan front split hasil penelitian menunjukkan besarnya sumbangan relatif kelentukan sendi panggul terhadap smes kedeng sebesar 19,195% dan sumbangan efektif sebesar 17,05%. Hal ini menunjukkan bahwa kelentukan sendi panggul memberikan sumbangan yang sedang terhadap smes kedeng.

menunjukkan besarnya sumbangan relatif kelentukan sendi panggul terhadap smes kedeng sebesar 7,262% dan sumbangan efektif sebesar 6,45%. Hal ini menunjukkan bahwa kelentukan sendi panggul memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng.

4. Besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng.

Koordinasi yang diukur dalam penelitian ini adalah koordinasi mata- kaki, diukur dengan soccer wall volley test. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-kaki dengan smes kedeng diperoleh persentase sumbangan relatif sebesar 4,796% dan sumbangan efektif sebesar 4,26%. Hal ini membuktikan bahwa koordinasi mata-kaki memberikan sumbangan yang kecil terhadap smes kedeng. Koordinasi mata-kaki sangat penting dalam smes kedeng, semakin baik koordinasi mata-kaki maka semakin baik smes kedeng yang dimiliki oleh atlet sepaktakraw, karena koordinasi mata-kaki juga dibutuhkan dalam smes kedeng. Dengan memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka pemain dapat melakukan smes sesuai sasaran yang diinginkan. Sehingga mempermudah untuk membuat poin. Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks yang di dalam beroperasinya terdiri dari beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Koordinasi pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien.

5. Besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng.

Keseimbangan yang diukur dalam penelitian ini adalah kesimbangan dinamis, diukur dengan modifikasi bass test. Hasil penelitian menujukan bahwa besarnya sumbangan relatif keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 19,821% dan sumbangan efektif sebesar 17,60%. Hal ini menunjukan bahwa keseimbangan mempunyai sumbangan yang besar terhadap smes kedeng, yang berarti keseimbangan semakin baik maka smes kedeng semakin baik. Dengan Keseimbangan yang diukur dalam penelitian ini adalah kesimbangan dinamis, diukur dengan modifikasi bass test. Hasil penelitian menujukan bahwa besarnya sumbangan relatif keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 19,821% dan sumbangan efektif sebesar 17,60%. Hal ini menunjukan bahwa keseimbangan mempunyai sumbangan yang besar terhadap smes kedeng, yang berarti keseimbangan semakin baik maka smes kedeng semakin baik. Dengan

6. Besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.

Hasil penelitian menujukan bahwa besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 91,88% sedangkan sisanya sebesar 8,12% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.