ANALISIS TIPE PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK DI PASAR SWALAYAN KABUPATEN SIDOARJO

ANALISIS TIPE PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK DI PASAR SWALAYAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

Oleh : Felisitas Marlanda Prima Bentarjani

H 0809047

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

commit to user

ANALISIS TIPE PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK DI PASAR SWALAYAN KABUPATEN SIDOARJO

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh : FELISITAS MARLANDA PRIMA BENTARJANI

H 0809047

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

commit to user

ANALISIS TIPE PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK DI PASAR SWALAYAN KABUPATEN SIDOARJO

yang dipersiapkan dan disusun oleh Felisitas Marlanda Prima Bentarjani

H 0809047

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Januari 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Surakarta, Januari 2013

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 195602251986011001

Ketua

Prof.Dr.Ir.Suprapti Supardi,M.P. NIP. 194808081976122001

Anggota II

(..................................) NIP.

Anggota I

Nuning Setyowati, SP, M.Sc NIP. 198203252005012001

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta anugrah-Nya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Tipe Prilaku Konsumen Sayuran Organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M. Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Suprapti Supardi, M.P. selaku Dosen Pembimbing Utama sekaligus selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk kepada Penulis selama proses belajar di Fakultas Petanian.

4. Ibu Nuning Setyowati, SP. M.Sc selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang selalu memberikan pengarahan, nasehat, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Emi Widiyanti, SP. M.Si selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sidoarjo beserta Staf.

7. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Kabupaten Sidoarjo beserta Staf.

8. General Manager Hero Group Kabupaten Sidoarjo beserta Staf.

9. Departement Manager Hypermart Sidoarjo Town Square beserta Staf.

10. General Manager Lotte Mart Pepelegi beserta staff

11. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan sebagian ilmu, wawasan, pengalaman, serta

commit to user

kesempatan, sehingga hidup Penulis menjadi lebih berarti dan bermakna.

12. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu, khususnya Mbak Ira dan Mbak Dewi.

13. Bapak/ Ibu yang telah berkenan menjadi responden dan membantu

dalam penelitian ini.

14. Bapak Andreas Benny Mulyatno dan Ibu Th Gestari Oktiani, selaku orangtua sekaligus teladanku, terimakasih atas segala cinta, kasih, dukungan, semangat, air mata, dan doa yang tiada pernah putus, sehingga Penulis dapat menjadi seseorang yang lebih baik.

15. Adik- adikku, Merlindika dan Vendy atas segala perhatian, dukungan,

dan doanya.

16. Dhany, terima kasih untuk dukungan dan doanya

17. Karina, Ira, Zizi, Fika, Nina, Iim dan sahabat-sahabat yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran. Terimakasih atas kebersamaan yang indah.

18. Seluruh teman-teman Agribisnis 2009 terimakasih atas kerjasamanya.

19. Kakak- kakak Agribisnis 2008 terimakasih atas segala bantuannya.

20. Keluarga besar Bursa Mahasiwa FP UNS, seluruh pengurus dan anggota

terimakasih atas doa, kesempatan untuk melayani, dan tumbuh bersama.

21. KMK FP UNS, seluruh pengurus dan anggota, terimakasih buat

semuanya.

22. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu,

terimakasih atas semua bantuannya. Dalam penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

commit to user

B. Pembahasan .................................................................................................64

1. Keterlibatan Konsumen (Consumer Involvement) dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sayuran Organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo ...............................................................63

2. Perbedaan antar Merek Sayuran Organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo ................................................................................69

3. Tipe Perilaku Konsumen Sayuran Organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo ................................................................................71

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................73

A. Kesimpulan ..................................................................................................73

B. Saran .............................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................75

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Urutan Luas Lahan Pertanian Organik di Negara- Negara Asia Tahun 2010…………………………………………..

Tabel 2 Rata- rata pengeluaran perkapita sebulan di Jawa Timur Tahun 2011 (Rupiah)……………………………………...

5 Tabel 3

Nilai dan Kontribusi PRDB Sektoral ADHK 2000 di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007- 2010 (Jutaan Rupiah)….

30

Tabel 4 Pembagian Jumlah Responden menurut Jumlah Distribusi Produk Organik tiap Bulan………………………………..

34

Tabel 5 Inventari Keterlibatan Pribadi……………………………..

36 Tabel 6

Pembobotan Atribut Sayuran Organik…………………….

38 Tabel 7

Kepadatan Penduduk Kabupaten Sidoarjo, 2007- 2011…………………………………………………….....

43

Tabel 8 Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kabupaten Sidoarjo, 2007-2011……………..

44

Tabel 9 Komposisi Penduduk menurut Umur dan Angka Beban Tanggungan Kabupaten Sidoarjo, 2011……………

46

Tabel 10 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Kabupaten Sidoarjo, 2011………………………….

47

Tabel 11 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Kabupaten Sidoarjo, 2011………………………….

49

Tabel 12 Pendapatan per Kapitan Kabupaten Sidoarjo, 2008-

2011……………………………………………………….

50

Tabel 13 Karakteristik Responden Sayuran Organik berdasarkan

Jenis Kelamin,2012………...……………………………...

51

Tabel 14 Karakteristik Responden Sayuran Organik berdasarkan

Umur, 2012………………………………………………..

52

Tabel 15 Karakteristik Responden Sayuran Organik berdasarkan

Tingkat Pendidikan, 2012…………………………………

53

Tabel 16 Karakteristik Responden Sayuran Organik berdasarkan

Jenis Pekerjaan, 2012……………………………………...

54

Tabel 17 Karakteristik Responden Sayuran Organik berdasarkan

Pendapatan Rumah Tangga per Bulan, 2012……………...

56

Tabel 18 Karakteristik Responden Sayuran Organik berdasarkan

Jumlah Anggota Keluarga, 2012……………………….....

57

commit to user

Tabel 19 Alasan Pembelian Sayuran Organik oleh Responden,2012.

58

Tabel 20 Frekuensi Pembelian Sayuran Organik oleh Responden

pada Setiap Bulan, 2012…………………………………..

59

Tabel 21 Perhitungan Keterlibatan Konsumen dalam Proses

Pengambilan Keputusan Pembelian Sayuran Organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo,2012……………......

60

Tabel 22 Perhitungan Persepsi Kualitas Merek- merek Sayuran

Organik Menurut Konsumen di Pasar Swakayan Kabupaten Sidoarjo, 2012…………………………………

62

Tabel 23 Perhitungan Beda Antar Merek Sayuran Organik di Pasar

Swalayan Kabupaten Sidoarjo,2012………………………

63

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Tipe Perilaku Konsumen menurut Henry Assael……………… Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah……………. Tipe Perilaku Konsumen menurut Henry Assael……………… Tipe Perilaku Konsumen Menurut Henry Assael………………

16

22

38

63

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

1 Identitas Responden……………………………

3 Keterlibatan Konsumen Sayuran Organik di Pasar Swalayan Kab Sidoarjo………………….

86

4 Bobot Atribut Sayuran Organik………………..

90

5 Bobot Atribut Sayuran Organik per Merek……

94

6 Peta Kabupaten Sidoarjo ……………………...

96

7 Hasil Uji Anova………………………………..

98

8 Kuisioner Penelitian…………………………… 106

9 Dokumentasi Penelitian.………………………. 109

commit to user

ANALISIS TIPE PERILAKU KONSUMEN SAYURAN ORGANIK DI PASAR SWALAYAN KABUPATEN SIDOARJO

Felisitas Marlanda Prima Bentarjani ˡ Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi,MP dan Nuning Setyowati, SP.,M.Sc

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

ABSTRAK

Penelitian dilakukan pada konsumen sayuran organik di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo bertujuan untuk menganalisis keterlibatan konsumen dalam proes pengambilan keputusan pembelian sayuran organik, menganalisis perbedaan antar merek sayuran organik menurut konsumen dan menganalisis tipe perilaku konsumen sayuran organik di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo. Metode dasar pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik survey. Metode pemilihan daerah pada penelitian ini adalah dengan purposive yaitu Kabupaten Sidoarjo. Pemilihan lokasi penelitian yaitu dengan menggunakan metode sensus yaitu dilakukan pada 5 pasar swalayan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgmental sampling, dimana jumlah sampel responden untuk setiap pasar swalayan ditentukan dengan menggunakan proposional random sampling. Data yang digunakan adala data primer dan data sekunder. Data primer berupa data penilaian atribut dan dimensi keterlibatan kemudian dianalisis menggunakan inventaris keterlibatan pribadi dan analisis persepsi kualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian sayuran organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo tergolong tinggi yaitu dengan skor 28,73 (>24), sedangkan beda antar merek sayuran organik menurut konsumen tidak signifikan. Berarti konsumen sayuran organik di Pasar Swalayan Kabupaten Sidoarjo hanya sedikit beda antar merek yang disadari konsumen. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tipe perilaku konsumen sayuran organik di Kabupaten Sidoarjo adalah merupakan tipe perilaku mengurangi keragu- raguan, artinya konsumen dalam membeli sayuran organik memiliki keterlibatan yang tinggi dalam mengevalusi atribut namun konsumen menganggap sama semua merek sayuran organik

Kata Kunci : Tipe Perilaku Konsumen, Sayuran Organik, Pasar Swalayan, Kabupaten

Sidoarjo

Keterangan :

1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, H 0809047

2. Pembimbing Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

commit to user

CONSUMER BEHAVIOR TYPES ANALYSIST OF ORGANIC VEGETABLES IN SUPERMARKETS OF SIDOARJO REGENCY

Felisitas Marlanda Prima Bentarjani ˡ Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi,MP dan Nuning Setyowati, SP.,M.Sc

Study Program of Agribussines, Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret (UNS) Surakarta

ABSTRACT

Research had done to organic vegetables consumer in supermarket of Sidoarjo Regency aim to analyse consumer involvement in course of decision making of purchasing organic vegetables, to analyse different among brands of organic vegetables product according to consumer and to analyse consumer behavior types of organic vegetables in Supermarkets of Sidoarjo Regency. This research basic method applies analytic descriptive method with survey technique. Researsch area is selected by purposive method that is Sidoarjo Regency. Research sites is selected by cencus method which is selected in all 5 supermarkets of Sidoarjo Regency. Determination of sample conducted with method of judgement sampling, which is the amount of respondents in each supermarkets conducted with propotional random sampling. This research used primary data and secondary data. Then, primary data such as assessment data attributes and dimensions of engagementanalysed by using involvement inventories design and method of perception analysed of quality. The result of this research indicate that involvement of consumer in purchasing decision- making process of organic vegetables in supermarkets of Sidoarjo Regency is high and the score is 28,73 (>24), while the different among brands are not significant. It’s mean organic vegetables consumer in Supermarkets of Sidoarjo Regency considered that tre’s a few different among one brand with another brand. From the result above conclude that consumer behavior types analysist of organic vegetables in supermarkets of Sidoarjo Regency is behavior of buying lessens doubtfulness, mean consumer hardly involving when purchasing organic vegetables but doesn’t see the different between organics vegetables brands.

Key words : Consumer Behavoiur Types, Organic Vegetables, Supermarkets, Sidoarjo Regency.

Description :

1. Student of Study Program of Agribussiness Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta, H 0809048

2. Advisors of Study Program of Agribussines Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi tubuh yang sehat sangatlah penting bagi manusia, sebab dengan kondisi yang sehat maka manusia dapat melakukan segala aktivitasnya dengan baik. Kesehatan tubuh juga harus didukung oleh gaya hidup yang sehat. Pola konsumsi yang baik akan sangat mendukung dalam perbaikan kondisi tubuh. Pola konsumsi empat sehat lima sempurna merupaka pola konsumsi yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Sayur merupakan salah satu komponen penting dalam pola konsumsi empat sehat lima sempurna.

Kecenderungan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan turut berdampak pada sektor pertanian. Kini masyarakat pun dalam menjaga kesehatan tubuhnya muulai menyadari akan bahaya mengkonsumsi makanan yang mengandung residu bahan kimia yang berbahaya. Telah banyak dibuktikan bahwa residu bahan kimia yang masih menempel dalam bahan pangan dapat mengakibatkan banyak penyakit (Sutanto,2002: 12).

Gaya hidup sehat pada masyarakat saat ini mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman untuk dikonsumsi serta ramah akan lingkungan. Hal tersebut dapat didukung dengan perkembangan teknologi pertanian organik. Keunggulan dari teknologi ini adalah mengurangi ataupun menghilangkan sama sekali residu-residu pestisida atau zat kimia lainnya. Dengan adanya teknologi pertanian organik tersebut,selogan dunia ’back to nature’ dapat mudah dianut oleh masyarakat karena didukung dengan mudah masyarakat dapat menemukan bahan pangan aman konsumsi dan ramah lingkungan yang dapat diproduksi dengan teknologi pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknologi budidaya pertanian yang hanya memakai bahan- bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama dari pertanian organik adalah menyediakan produk- produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Bahan pangan organik tertentu seperti sayuran dan buah memiliki kandungan mineral lebih baik

commit to user

dibandingkan dengan bahan pangan anorganik. Pertanian organik saat ini telah berkembang secara luas, baik dari sisi budidaya, sarana produksi, jenis produk, pemasaran, pengetahuan konsumen dan organisasi/lembaga masyarakat yang menaruh minat pada pertanian organik. Perkembangannya ditandai dengan semakin banyaknya supermarket, outlet-outlet dan model pemasaran alternatif di berbagai kota yang menjual bahan pangan organik terutama sayuran organik (Dasipah dkk, 2010: 24- 25)

Sayuran organik merupakan salah satu komoditas hortikultur yang dibudidayakan dengan teknologi pertanian organik dan mengalami perkembangan yang pesat,dan juga dapat dilihat dari peningkatan lahan sayuran organik di dunia yang pada tahun 2009 seluas 0,25 juta hektar menjadi 0,27 juta hektar ditahun 2010 (FBL-IFOAM, 2012). Seiring dengan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang bahaya residu pestisida dan zat kimia yang terkandung dalam sayuran, sayur organik merupakan pemecahan dari masalah yang ada. Produk sayuran organik dapat dijumpai di hampir semua pasar swalayan. Sayur organik sendiri sekarang telah menjadi pilihan konsumen yang bijak dalam memenuhi kebutuhan pangan saat ini.

Produk sayuran organik merupakan salah satu produk organik yang banyak tersedia di pasaran. Banyaknya produk sayuran organik yang beredar di pasaran membuat posisi persaingan antar merek sayuran organik di pasar menjadi ketat karena setiap produsen berlomba untuk menarik konsumen. Persaingan penjualan produk sayuran organik di pasar yang semakin ketat memicu produsen sayuran organik untuk berusaha agar produknya laku dipasar. Produsen melakukan berbagai cara untuk meningkatkan penjualannya seperti dengan meningkatkan fungsi merek dan kemasan sebagai pembeda dengan produk sayuran organik yang lain, sehingga konsumen lebih tertarik pada produk tersebut. Atribut sayuran organik yang lain seperti harga, kesegaran, manfaat dan kebersihan produk juga menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli sayuran organik.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia

commit to user

meningkat 20% setiap tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman yang bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor ( Deptan, 2008). Di Indonesia, produk organik mengalami perkembangan pesat. Perkembangan produk organik tidak terlepas juga terhadap tuntutan pasar global terhadap produk- produk pertanian diantaranya memenuhi keamanan untuk dikonsumsi, memenuhi nutrisi yang tinggi dan ramah lingkungan. Perkembangan produk organik dapat dilihat dari luasnya lahan yang digunakan untuk pertanian organik di Indonesia. Indonesia menempati urutan ke lima menurut luas lahan pertanian organik di Asia dapat dilihat di Tabel1 sebagai berikut. Tabel 1. Urutan Luas Lahan Pertanian Organik di Negara- Negara Asia Tahun

Luas Lahan (ha)

6 Sri Lanka

43.664

7 Saudi Arabia

9 Timor Leste

24.750

10 Pakistan

22.103 Sumber : FBL- IFOAM survey 2012

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mengikuti pesatnya perkembangan dari produk organik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah produsen yang bergerak pada pertanian organik. Untuk wilayah Jawa Timur sendiri, produsen produk sayuran organik sudah menyebar di daerah Malang, Pasuruan hingga Bondowoso. Salah satu alasan pentingnya pengembangan pertanian organik adalah persoalan kerusakan lahan pertanian yang semakin parah. Penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus menjadi penyebab menurunnya kesuburan lahan bila tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati (Syekhfani,2000).

commit to user

Kabupaten Sidoarjo memiliki masyarakat yang heterogonik baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun budaya. Tingkat ekonomi masyarakat yang berbeda memberikan pengaruh dalam perubahan perilaku konsumen sehingga dalam melakukan pembelian lebih selektif. Kabupaten Sidoarjo bukanlah daerah penghasil produk organik, namun karena posisinya yang dekat dengan produsen-produsen produk organik di Provinsi Jawa Timur, seperti daerah Batu, Malang, Probolinggo, Bondowoso dan Pasuruan menjadikan Sidoarjo sebagai salah satu tempat yang strategis untuk memasarkan produk organik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk pertanian organik yang di pasarkan di outlet dan pasar swalayan yang berada di Kabupaten Sidoarjo.

Beragamnya atribut sayuran organik seperti harga, kesegaran, kemasan, manfaat, kebersihan serta distribusi yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian menyebabkan konsumen akhirnya harus menentukan pilihan secara selektif, sayuran organik mana yang akan dikonsumsi. Pengambilan keputusan pembelian tidak terlepas dari keterlibatan konsumen dimana menggambarkan tingkat minat konsumen terhadap proses pembelian produk yang ditimbulkan oleh pentingnya pembelian produk dalam kehidupan sehari-hari konsumen. Fenomena ini menandakan adanya perbedaan perilaku konsumen akan suatu produk di pasaran (Rizky dan Rochim, 2002: 32).

Sampai saat ini produk sayuran organik dapat dijumpai hanya di pasar swalayan atau outlet- outlet yang khusus menjual produk organik. Hal tersebut menyebabkan pengkajian perilaku konsumen sayuran organik hanya bisa ditemui di pasar swalayan atau outlet outlet produk organik. Produsen produk sayuran organik perlu menyadari bahwa perilaku konsumen memiliki peran penting dalam penjualan produk. Hal ini menyebabkan tipe perilaku konsumen sayuran organik perlu untuk dikaji guna menunjang keberhasilan dalam usaha pemasaran sayuran organik khususnya di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo.

B. Perumusan Masalah

commit to user

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten dengan pengeluaran perkapita tertinggi di Jawa Timur. Dengan demikian Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu pasar potensial untuk pemasaran sayuran organik. Tingginya pendapatan kabupaten Sidoarjo sangat memiliki potensi daya beli yang sangat besar terhadap produk sayuran organik. Besarnya pengeluaran Perkapita dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 2. Rata- rata pengeluaran perkapita sebulan di Jawa Timur Tahun 2011

Non Makanan

313.193 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Tahun 2012

commit to user

Konsumen kini memiliki waktu yang lebih lama untuk membuat keputusan pembelian karena keberadaan atribut-atribut seperti harga, kemasan, ditribusi, manfaat, kesegran dan kebersihan produk yang beragam pada satu jenis produk yang sama (sayuran hijau organik). Konsumen harus melibatkan diri dalam memutuskan pembelian sayuran organik dengan pertimbangan posisi pentingnya pembelian sayuran organik sehingga tindakannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Tingkat keterlibatan konsumen (consumer involvement) berbeda-beda dipengaruhi oleh kondisi sosial, psikologis dan budaya yang ada disekitarnya. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menimbulkan adanya tingkat keterlibatan konsumen yang berbeda-beda dalam memutuskan pembelian sayuran organik.

Berbagai atribut yang melekat pada sayuran organik menimbulkan penilaian konsumen terhadap produk sayuran organik. Konsumen akan mencari informasi manfaat tertentu dan selanjutnya mengevaluasi atribut produk serta memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut sesuai kepentingannya sehingga menimbulkan beda antar merek (differentes among brands ) yang pada umumnya direspon konsumen melalui persepsi. Persepsi setiap konsumen terhadap atribut suatu merek sayuran organik berbeda-beda. Tingkat keterlibatan dan persepsi konsumen terhadap suatu produk yang berbeda-beda akan mempengaruhi tindakan pembelian konsumen yang pada akhirnya menimbulkan adanya perilaku konsumen yang berbeda-beda pula.

Tipe perilaku konsumen satu dengan yang lain berbeda dan selalu berubah sehingga perlu untuk dipelajari secara kontinyu terlebih saat ini dimana pasar semakin kompetitif. Berbagai kalangan konsumen yang banyak dijumpai di pasar swalayan menimbulkan perilaku konsumen di pasar swalayan menjadi beragam sehingga menarik untuk dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian sayuran organik di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo?

commit to user

2. Bagaimana perbedaan antar merek sayuran organik menurut konsumen di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo?

3. Bagaimana tipe perilaku konsumen sayuran organik di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo ?

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Menganalisis tingkat keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian sayuran organik di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo.

2. Menganalisis perbedaan antar merek sayuran organik menurut konsumen di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo.

3. Menganalisis tipe perilaku konsumen sayuran organik di pasar swalayan Kabupaten Sidoarjo.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menambah wawasan peneliti serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian UNS.

2. Bagi produsen dan pemasar produk sayuran organik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang sikap dan minat konsumen yang dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian.

3. Bagi konsumen produk sayuran organik, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan dalam pembelian sehingga konsumen lebih cermat dalam memilih sayuran yang sesuai dengan keinginan.

4. Bagi pembaca, sebagai bahan pustaka, dan kajian guna menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan.

5. Bagi pemerintah, sebagai pengambil kebijakan guna menambah informasi dalam membangun sektor pertanian.

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Rismawati (2007) mengenai Sikap Konsumen Pasar Modern terhadap Sayuran Organik di Kota Surakarta , melakukan analisis tentang sikap konsumen terhadap atribut pada produk sayuran organik di Kota Surakarta. Berdasarkan analisis tingkat kepentingan atribut sayuran organik, diketahui bahwa atribut yang diprioritaskan oleh konsumen dalam melakukan pembelian secara berurutan adalah keamanab produk, kondisi fisik produk, warna, kemasan, dan harga. Berdasarkan analisis dengan menggunakan Analisis Sikap Angka

Ideal (The Ideal Point Model), diketahui bahwa atribut keamanan produk, kondisi fisik produk, warna dan kemasan sudah mendekati ideal tetapi untuk atribut harga belum ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap sayuran organik sangat baik. Hal ini dikarenakan kesadaran konsumen akan manfaat sayuran organik yang baik bagi kesehatan. Selain itu, pengetahuan yang dimiliki konsumen juga berpengaruh dalam penilaian konsumen mengenai sayuran organik yang keamanan produknya terjamin, berwarna hijau, memiliki kemasan yang hygienis serta harganya murah.

Penelitian Sebayang (2010) yang berjudul Sikap Konsumen Pasar Swalayan terhadap Sawi Caisim Organik di Kota Surakarta , melakukan analisa tentang sikap konsumen terhadap atribut yang memenuhi sifat ideal. Berdasarkan analisis Point Ideal Model tingkat kepentingan atribut sawi caisim organik diketahui bahwa atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian sacara berurutan adalah atribut kebersihan, kesegaran produk, kemasan dan harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut- atribut sawi caisim organik yang belum memenuhi sifat ideal menurut konsumen adalah harga, kebersihan produk, dan kesegaran produk, sedangkan atribut yang telah memenuhi sifat ideal konsumen adalah atribut kemasan. Konsumen sawi caisim, menurut hasil penelitian juga menunjukkan sikap yang baik.

commit to user

Penelitian Rifai dkk (2008) yang berjudul Perilaku Konsumen Sayuran Organik di Kota Pekanbaru melakukan analisis sikap dan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sayuran organik dari segi atribut berdasarkan

karakteristik responden serta kepuasan konsumen dalam pembelian. Berdasarkan analisis model Fishbein, sikap konsumen terhadap produk sayuran organik bernilai positif sebesar 7,332 yang berarti secara keseluruhan konsumen memiliki sikap positif terhadap produk sayuran organik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa atribut manfaat bagi kesehatan menjadi penentu utama sikap konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi sayuran organik, kemudian diikuti oleh atribut kandungan zat, kesegaran, rasa, kemasan, harga, warna dan merk. Sedangkan atribut distribusi atau kemudahan memperoleh tidak menjadi pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi sayuran organik

Penelitian Nur Chasanah (2010) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk Susu Instan di Pasar Modern Kota Surakarta melakukan analisis keterlibatan konsumen dengan menggunakan metode desain

inventaris keterlibatan konsumen dan uji anova satu arah. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui pertama, keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian susu instan di Pasar Modern Kota Surakarta tergolong tinggi. Kedua, beda antar merek susu instan menurut konsumen di Pasar Modern Kota Surakarta adalah nyata, artinya konsumen melihat banyak perbedaan antar merek susu instan. Ketiga, perilaku konsumen dalam membeli produk susu instan di pasar modern Kota Surakarta tergolong pada perilaku pembelian kompleks (complex buying behaviour). Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek- merek yang ada. Perilaku ini cenderung terjadi untuk produk-produk yang mahal (bukan barang yang murah). Pembeli berusaha mencari informasi-informasi mengenai produk yang akan dibelinya. Oleh sebab itu, pemasar harus menyusun

commit to user

10

strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek, dan perusahaan.

Penelitian Ristiani (2010) mengenai Analisis Tipe Perilaku Konsumen Minyak Goreng di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali melakukan analisis tentang tingkat keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian minyak goreng, beda antar merek minyak goreng dan tipe perilaku konsumen minyak goreng di pasar tradisional kabupaten Boyolali. Berdasarkan analisis Model Tipe Perilaku Konsumen menurut Henry Assael menunjukkan bahwa keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan minyak goreng tergolong tinggi dan uji anova satu arah beda antar merek menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang nyata antar berbagai merek minyak goreng di pasar tradisional. Berdasarkan analisis diatas ditemukan bahwa tipe perilaku konsumen minyak goreng adalah tipe perilaku pembelian komplek.

Berdasarkan hasil dari kelima penelitian tersebut diketahui bahwa perilaku konsumen terhadap pembvelian suatu produk dengan melhat keterlibatan konsumen dalam mengambil keputusan. Dapat dilihat bahwa keterlibatan konsumen dalam mengambil keputusan membeli sayuran organik dipengaruhi oleh atribut- atribut tertentu dimana keterlibatan konsumen dalam penelitian terdahulu adalah tinggi. Dalam penelitian perilaku konsumen dapat dilihat bahwa pada konsumen terdapat perbedaan antar merek yang sangat nyata dalam membeli suatu produk sehingga beda antar merk dianggap sangat berpengaruh dalam pengukuran tipe perilaku konsumen. Dapat disimpulkan faktor keterlibatan konsumen dan beda antar merek mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembeliannya. Terdapat hubungan positif dari keterlibatan konsumen dengan beda antar merek terhadap perilaku pembelian konsumen. Perilaku konsumen yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan konsumen tersebut dapat dianalisis sehingga hasilnya dapat membantu para produsen untuk menyusun strategi pemasaran. Oleh karena itu perlu dilakuakan Analisis Tipe Perilaku Konsumen Sayuran Organik di Pasar

commit to user

11

Swalayan Kabupaten Sidoarjo untuk mengetahui atribut apa yang menjadi pertimbangkan konsumen dan mengetahui beda antar merk yang ada pada produk organik.

B. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Sayuran Sayuran merupakan tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan daun, biji, umbi, tunas, atau bunga. Menurut Nazaruddin (2006: 80-81), sayuran sangat dibutuhkan oleh manusia, selain mudah untuk didapatkan, sayuran juga memiliki beberapa macam manfaat. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat, mineral, dan juga banyak mengandung serat yang berguna memperlancar pencernaan pada sayuran tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok.

Sayur-sayuran didefinisikan sebagai bagian dari tanaman yang umum dimakan untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Berdasarkan definisi tersebut, sayur-sayuran dapat dibedakan atas:

1. Daun (kangkung, katuk, sawi, bayam, selada air, dll), 2. Bunga (kembang turi, brokoli, kembang kol, dll), 3. Buah (terong, cabe, paprika, labu, ketimun, tomat, dll),

4. Biji muda (kapri muda, jagung muda, kacang pan-jang, buncis, semi /

baby corn, dll), 5. Batang muda (asparagus, rebung, jamur, dll), 6. Akar (bit, lobak, wortel, rhadis, dll), 7. Umbi (kentang, bawang bombay, bawang merah, dll) 8. Warnanya, sayur-sayuran dapat dibedakan atas: hijau tua (bayam,

kangkung, katuk, kelor, daun singkong, daun pepaya, dll), hijau muda (selada, seledri, lettuce, dll), dan yang hampir tidak berwarna (kol, sawi putih, dll).

Sayuran yang baik menunjukkan perhatian lebih dan akan memancing perhatian konsumen. Sayuran dari berbagai tipe harus dipilih

commit to user

12

dengan hati- hati dan dijaga persiapannya dan penampilannya. Karakteristik dari masing- masing sayuran akan memunculkan pendapat yang akan mempengaruhi keunggulannya dimana karakteristik dari sayuran akan sangat menmpengaruhi sikap dari konsumen (Harrison, 2008: 128)

Tanaman sayuran adalah tanaman sumber vitamin, mineral dan lain- lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah dan umbinya yang berumur kurang dari satu tahun. Tidak dibedakan antara tanaman sayuran yang ditanam di daerah dataran tinggi dan dataran rendah, begitu juga yang ditanam di lahan sawah dan bukan sawah(Deptan, 2008).

2. Pertanian Organik Pertanian organik dilakukan sebagai langkah pencegahan dari kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi yang biasa dilakukan dalam pengolahan tanah dan mengendalikan hama dan penyakit. Dalam pertanian organik kegiatan tersebut dapat diatasi, selain penggunaan pupuk kandang, pemberantasan hama juga dilakukan dengan pestisida organik. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida organik antara lain nimba, tembakau, brotowali, gadung, mengkudu, pepaya, sirsak, mahoni, dan lainnya. Penggunaan pestisida

organik tidak menimbulkan pencemaran, tidak berbahaya, tidak meracuni tubuh dan mudah diperoleh (Sutanto, 2002: 22).

Pertanian Organik merupakan hukum pengembalian yang berarti suatu system yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman. Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip- prinsip memberikan makanan pada tanah dan selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman dan bukan memberikan makanan langsung pada tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan

commit to user

13

sehingga diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Rochim dan Rizky. 2002:32).

Tingginya permintaan pertanian organik di negara- negara maju dipicu oleh menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari masyarakat, dukungan kebujakan pemerintah nasional, dukungan industry pengolahan pangan, dukungan pasar konvensional, adanya harga premium di tingkat konsumen, adanya lebel generic, adanya kampanye nasional pertanian organik secara gencar. Produk pertanian organik sekarang telah menjadi produk eksotis yang dicari. Oleh karena itu pertanian organik bisa menjadi sbuah basis yang dijadikan usaha dengan prospek baik dari segi keuntungan dan segi alam (Jun, 2010:54).

3. Pemasaran Pemasaran merupakan hal penting bagi perusahaan untuk menentukan keberhasilan produknya. Pemasaran (marketing) yaitu kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari definisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama. Pertama, para pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. Kedua, pemasaran meliputi studi tentang proses pertukaran dimana terdapat dua pihak yang mentransfer sumber daya diantara keduanya. Bagi pemasar untuk menciptakan pertukaran yang berhasil, mereka harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini karena konsumen merupakan pusat dari seluruh usaha pemasaran (Mowen dan Minor, 2002: 57).

Konsep pemasaran beranggapan bahwa produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka macam dan kualitas produk perlu ada pembaharuan-pembaharuan. Dalam mendesain konsep pemasaran, peranan konsumen, masyarakat, dan lingkungan perlu mendapatkan

commit to user

14

perhatian khusus. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain konsep pemasaran yaitu :

a. Identifikasi keinginan konsumen b. Identifikasi terhadap produk yang dipasarkan. Hal ini mengandung

pengertian bahwa buat apa produk itu dipasarkan dan bukan sebaliknya membuat produk untuk dijual

c. Identifikasi konsumen dan sekaligus menciptakan serta membina konsumen. Di sinilah faktor dari konsep pemasaran itu, yaitu tindakan untuk menciptakan dan membina langganan pada semua segmen yang ada. Oleh karena itu identifikasi konsumen perlu diikuti dengan identifikasi segmen pasar, karena konsumen pada segmen pasar tertentu akan menentukan macam dan kualitas barang yang akan diminta

(Sumarwan, 2003: 90-91). Ada banyak hal yang dipelajari dalam pemasaran yaitu mengenai produk itu sendiri, saluran pemasaran dan juga konsumen yang merupakan sasaran dari pemasaran. Sebuah pemasaran akan berjalan dengan baik jika dilakukan strategi pemasaran yang tepat yang sesuai dengan produknya, dan target pasarnya sehingga saluran pemasaran yang dipilih pun juga bisa efisien. Menurut Sofa (2008), tujuan pemasaran yang akan dicapai, dipengaruhi oleh konsumen, dimana konsumen merupakan komponen lingkungan yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu, dalam proses pemasaran dibutuhkan pengenalan terhadap perilaku konsumen.

4. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide- ide. Perilaku konsumen menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah, dimulai dengan tahap perolehan akuisisi (acquisition phase), lalu ke tahap konsumsi (consumption phase), dan

commit to user

15

berakhir dengan tahap disposisi (disposition phase) produk atau jasa. Pada saat menginvestigasi tahap perolehan, para peneliti menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pilihan produk dan jasa. Dalam menginvestigasi tahap konsumsi, para peneliti menganalisis bagaimana para konsumen sebenarnya menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui mereka saat menggunakannya. Tahap disposisi mengacu pada apa yang dilakukan oleh seorang konsumen ketika mereka selesai menggunakannya (Mowen dan Mower, 2002: 128-129).

Perilaku konsumen berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk menggunakan barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang selalu berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Mereka memiliki pengetahuan tentang alternative produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Selama utilitas marjinal yang diperoleh dari pembelian produk masih lebih besar atau sama dengan biaya yang dikorbankan, konsumen cenderung akan membeli produk (Hurriyati, 2010: 38).

Perilaku konsumen dibagi menjadi dua bagian. Perilaku pertama adalah perilaku yang tampak, dengan variabel- variabel antara lain jumlah

pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Perilaku kedua adalah perilaku tidak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen (Umar, 2000:54).

Model tipe perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Assael dalam Simamora (2003: 25), model ini mengembangkan dua faktor, yaitu keterlibatan (involvement) dan beda antar merek (differentes among brands). Masing-masing faktor dibagi menjadi dua kategori, sehingga menghasilkan empat jenis perilaku konsumen sebagai berikut :

commit to user

16

KETERLIBATAN Tinggi

Rendah

Perbedaan Antar Merek

Signifikan

Perilaku Pembelian Komplek (complex buying behaviour )

Perilaku pembelian mencari keragaman (variety seeking buying behaviour )

Tidak Signifikan

Perilaku pembelian mengurangi keraguan (dissonance- reducing buying behaviour )

Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behaviour )

Gambar 1. Tipe Perilaku Konsumen menurut Henry Assael (Simamora,2003)

5. Keterlibatan Konsumen Konsumen akan cenderung memiliki keterlibatan yang tinggi ketika harga produk yang akan dibeli memiliki harga yang cukup mahal. Keterlibatan rendah akan cenderung kurang mencari informasi, seperti membeli permen yang harganya murah maka konsumen akan membeli secara spontan tanpa harus mengumpulkan informasi terlebih dahulu. Produk

yang berharga tinggi akan dianggap memiliki risiko keuangan yang tinggi bagi konsumen, karena itu akan mendorong konsumen mencari informasi yang lebih banyak (Simamora, 2003).

Lamb et al. (2001), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menentukan tingkat keterlibatan konsumen antara lain :

commit to user

17

1. Pengalaman sebelumnya, yaitu ketika para konsumen telah memiliki pengalaman sebelumnya dengan barang atau jasa, tingkat keterlibatan biasannya menurun.

2. Minat, yaitu keterlibatan berhubungan langsung kepada minat para konsumen. 3. Risiko, yaitu jika risiko yang dirasakan dalam pembelian suatu produk meningkat maka keterlibatan konsumen juga tinggi.

4. Situasi, yaitu keadaan pembelian akan mengubah keputusan atas keterlibatan yang rendah menjadi keterlibatan yang tinggi.

5. Pendangan Sosial, yaitu keterlibatan juga meningkatkan sebagai pandangan sosial dari meningkatnya produk. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubugan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan, social dan psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan piliha produk secara hati- hati diperlukan waktu dan energy khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, social

dan psikologi tidak terlalu besar(Hamidah, 2004). 6. Atribut Produk Atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Atribut intrinsik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti merek, kemasan, dan label (Mowen dan Michael, 2002: 147).

Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan

commit to user

18

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya. Atribut suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk. Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen (Sumarwan, 2003: 28).

Dua pengertian yang bisa diberikan jika objek merupakan merek atau kategori produk. Pertama, atribut sebagai karakteristik yang dapat membedakan merek atau produk dari yang lain. Kedua, faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produkatau menjadi bagian produk itu sendiri (Simamora, 2004: 73).

7. Merek Merek adalah nama, istilah, logo, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk mengidentifikasikan barang-barang atau jasa dari seorang penhjual atau kelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing. Sedangkan Bill Gates mengatakan bahwa merek adalah salah satu faktor terpenting bagi keberhasilan penguasaan pasar. Manfaat penggunaan merek bagi penyalur diantaranya adalah untuk mempermudah penanganan produk, mempermudah mengetahui penawaran produk, mempertahankan mutu produk dan membina preferensi dengan pembeli (Ambadar et al, 2007:1).

Merek adalah nama, terminologi, tanda, simbol atau desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing. Beberapa bagian merek antara lain adalah nama merek, tanda merek, merek dagang, dan copyright. Nama merek adalah bagian dari merek dimana bagian dari merek yang dapat disebutkan atau dieja. Tanda merek

commit to user

19

adalah bagian dari merek yang tidak dapat dieja atau disebutkan, seperti simbol, desain atau warna atau huruf yang berbeda. Merek dagang adalah merek atau bagian merek yang diberikan untuk melindungi secara hukum, yaitu melindungi penjual untuk menggunakan hak eksklusif untuk menggunakan nama merek atau tanda merek (Yudisutarso, 2007).

Merek adalah sebuah tanda yang daoat membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan dimiliki oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Kata, huruf, angka, gambar, jenis logo, warna, bentuk dan gabungannya yang dapat membedakan barang dan jasa dapat dianggap sebuah merek. Fungsi dari merek adalah agar konsumen dapat mencirikan suatu produk yang dimiki perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan lain yang serupa atau mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumend yang merasa puas dengan suatu produk tertentu akan membeli atau memakai kembali produk tersebut dimasa akan datang. Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu membedakan dengan mudah antara produk yang satu dengan lainnya (Mao, 2010:38).