Transkrip Wawancara Dengan Pakar Sastra
LAMPIRAN 3. Transkrip Wawancara Dengan Pakar Sastra
Waktu : Kamis, 10 April 2014 jam 9 – 10 pagi Tempat
: Ruang Dosen Sastra Inggris Universitas Negeri Malang Hadir
1. Drs. Misbahul Amri (pakar sastra)
2. Prof. Dr. Patrisius Istiarto Djiwandono (ketua tim peneliti)
3. F.X Dono Sunardi, MA (anggota tim peneliti)
4. Lilis Lestari, M. Hum (anggota tim peneliti)
Q: Apakah ada materi sastra lokal Malang dan bagaimana kira-kira penyajiannya sebagai materi pengembangan karakter anak SD?
A: Cerita panji, babad. Cerita-cerita seperti itu kalau kemudian dikaitkan dengan pendidikan karakter saya sangat setuju, karena kan berakar dari tradisi kita. Cuma kalau bicara sastra lokal Malang, setahu saya secara empirik belum ada penelitian yg komprehensif.
Q: Tapi di Malang sendiri ada tidak legenda atau cerita yang kemudian bisa diangkat dan diolah menjadi materi pembelajaran?
A: Kalau di Malang ya berkisar pada cerita-cerita di kawasan Singosari, Tengger, Coban Rondo yang berkaitan dg Sedudo, Nganjuk. Juga cerita2 ttg Gajayana. Cuma perlu dikenali siapa penutur ceritanya (storyteller) lewat penelitian.
Q: Apakah cerita-cerita seperti Ken Arok dan Coban Rondo bisa dianggap sebagai muatan sastra lokal Malang.
A: Belum ada jawaban konkrit tentang sastra Malang itu seperti apa. Apakah Panji itu bukan Malang, padahal ceritanya dari Jenggolo Kediri? Tapi Wayang Topeng ada di Malang; di Kediri disebut Jemblung.
Apa yang dinamakan lokal itu? Apakah ceritanya? Ataukah model ekspresinya? Contohnya, beberapa karya Shakespeare adalah tentang Denmark, tapi orang mengatakan itu adalah sastra Inggris, karena yang menulis adalah orang Inggris. Telatah budaya itu beda-beda, tidak terbatas teritorial.
Q: Apakah sudah ada ekspresi yang khas Malang?
A: Sama seperti cerita Panji, yang muncul dalam bentuk Wayang Topeng, atau Wayang Gandrung.
Sastra itu per definisi adalah tulis, padahal tradisinya lisan. Istilah ―literature‖ membatasi pada wacana tulis.
Q: Ada cerita2 ludruk yang khas Malang seperti Sogol Sumur Gemuling, Pak Sakerah, atau Sarip Tambakyoso, apakah bisa dianggap sastra Malang?
A: Ludruk itu setahu saya dari Jombang. Saya cenderung menggunakan istilah dari Pak Sapardi, yaitu karya sastra itu ditentukan oleh bahasanya. Jadi kalau ada panji atau bentuk cerita lain yang berbahasa Malang ya bisa disebut sastra Malang.
Q: Apakah bentuk sastra lokal yang layak untuk dijadikan materi pengembangan karakter harus yang punya kerangka cerita (plot)? Bagaimana dengan puisi tradisional atau tembang?
A: Pada dasarnya sebagian besar sastra lokal memungkinkan untuk dijadikan materi pengembangan karakter, apalagi untuk anak usia sekolah dasar. Tidak terikat pada cerita rakyat yang punya kerangka cerita, lagu- lagu tradisional seperti ―Bapak Pucung‖ atau ―Megatruh‖ pun bisa diangkat sebagai materi pengembangan karakter. Namun penyajiannya
lebih baik dibuat bervariasi, bisa berupa permainan/games atau nembang bersama, mengingat dunia mereka erat sekali dengan bermain-main. Mereka akan lebih mudah menerima karakter positif melalui aktivitas seperti itu karena tidak membosankan, tidak harus berpikir terlalu berat untuk mencernanya, sehingga akan lebih menyenangkan.
Q: Ada cerita rakyat tertentu yang memuat sisi positif dan negatif karakter utamanya, seperti cerita Arok-Dedes. Apakah cerita rakyat seperti itu bisa juga dipakai sebagai materi pengembangan karakter?
A: Bisa. Tergantung dari sudut pandang yang mana cerita rakyat tersebut disajikan. Kalau karakter ‗keberanian‘ yang ingin ditonjolkan, maka perilaku karakter yang menunjukkan
keberanianlah yang harus disajikan dalam materi pengembangannya. Versi cerita yang seperti apa yang diinginkan oleh penulis buku pengembangan karakterlah yang harus diprioritaskan.
Lampiran 4. Silabus Pembelajaran
SILABUS PENGEMBANGAN KARAKTER LEWAT MUATAN SASTRA
Kompeten Kompetensi dasar
Alokasi Sumber belajar si Inti
Indikator
Materi/topik
Proses pembelajaran
3 x 40 menit Cerita “Ken Arok” dan
Memahami Mengerti isi bacaan
1. Menyebutkan inti cerita.
Kegigihan
1. Siswa membaca.
Penilaian informal
dari koleksi cerita mengintern
sampai tingkat
2. Menyebutkan pesan baik
2. Guru membimbing
lewat tanya- jawab
sastra lokal. alisasi
pemahaman pada
dari cerita.
pemahaman dengan
taksonomi Bloom.
3. Menyebutkan tokoh-tokoh
4. Menyebutkan alur cerita.
Mengenali karakter
1. Menyebutkan karakter baik
1. Siswa membaca dan
baik dalam cerita.
dari setiap tokoh.
menjawab pertanyaan guru.
Menggambarkan
1. Menggambar tokoh utama
1. Siswa menggambar.
secara visual tokoh
cerita.
utama dengan ciri karakternya. Mengatur pembagian
1. Bekerja dalam kelompok
1. Siswa bekerja sama
Observasi guru.
peran dalam drama
untuk mengatur pembagian
mengatur pembagian peran
pendek.
peran.
dan dialog drama.
2. Menyusun dialog singkat dalam drama.
Memainkan drama
Bermain peran/drama pendek
1. Siswa memainkan drama
Penilaian lewat
pendek.
dengan baik.
pendek berdasarkan cerita.
observasi.
Melakukan upaya
1. Menghasilkan
1. Siswa membuat
Evaluasi diri
penyerapan karakter
gambar/puisi/karangan
gambar/menulis
Pengamatan guru.
baik.
pendek/bentuk visual lain
puisi/menulis ungkapan-
sebagai pengingat karakter
ungkapan berinti karakter
PHB Tahun Pertama 1 Page 42 PHB Tahun Pertama 1 Page 42
gigih.
2. Menulis refleksi diri sebagai
2. Siswa menulis refleksi diri
evaluasi diri keberhasilan
apakah sudah menjalankan
melakukan karakter gigih.
perilaku gigih.
Alokasi Sumber belajar si Inti
Kompeten Kompetensi dasar
Indikator
Materi/topik
Proses pembelajaran
Memahami Menunjukkan minat
5 x 40 menit Cerita “Coban dan
1. Mengunjungi Coban
Pelestarian
Mengunjungi Coban Rondo
Observasi informal.
Rondo” dari mengintern
terhadap lingkungan
Rondo.
lingkungan
dan dibawah bimbingan
koleksi cerita alisasi
sasaran, yaitu Coban
2. Menuangkan keindahan
hidup
guru mengapresiasi
sastra lokal. karakter
Rondo.
lingkungan Coban Rondo
keindahannya.
lewat tulisan.
peduli lingkungan hidup.
Mengerti isi bacaan
1. Menyebutkan inti cerita.
1. Siswa membaca.
Penilaian informal
sampai tingkat
2. Menyebutkan pesan baik
2. Guru membimbing
lewat tanya- jawab
pemahaman pada
dari cerita.
pemahaman dengan
taksonomi Bloom.
3. Menyebutkan tokoh-tokoh
pertanyaan.
cerita. 4. Menyebutkan alur cerita.
Mengenali karakter
2. Menyebutkan karakter baik
1. Siswa membaca dan
baik dalam cerita.
dari setiap tokoh.
menjawab pertanyaan guru.
Menggambarkan
1. Menggambar suasana
1. Siswa menggambar.
secara visual
Coban Rondo.
lingkungan Coban Rondo dan karakternya. Mengatur pembagian
1. Bekerja dalam kelompok
1. Siswa bekerja sama
Observasi guru.
peran dalam drama
untuk mengatur pembagian
mengatur pembagian peran
pendek.
peran.
dan dialog drama.
2. Menyusun dialog singkat dalam drama.
Memainkan drama
1. Siswa memainkan drama
Penilaian lewat
pendek.
pendek berdasarkan cerita.
observasi.
Melakukan upaya
Menghasilkan
1. Siswa membuat
Evaluasi diri
penyerapan karakter
gambar/puisi/karangan
gambar/menulis
Pengamatan guru.
baik.
pendek/bentuk visual lain
puisi/menulis ungkapan-
sebagai pengingat karakter
ungkapan berinti karakter
gigih.
peduli lingkungan.
Menulis refleksi diri sebagai
2. Siswa menulis refleksi diri
evaluasi diri keberhasilan
apakah sudah menjalankan
melakukan karakter peduli
perilaku peduli lingkungan.
lingkungan.
PHB Tahun Pertama 1 Page 43
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Mata Pelajaran
: Pembentukan Karakter
Kelas/semester
: IV
Sub Materi Pokok
: Kegigihan
Alokasi waktu
: 3 x 40 menit
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi inti adalah murid memahami dan menginternalisasi karakter gigih. Selanjutnya, kompetensi dasar adalah:
1. Mengerti isi bacaan sampai tingkat pemahaman pada taksonomi Bloom. 2. Mengenali karakter baik dalam cerita. 3. Menggambarkan secara visual tokoh utama dengan ciri karakternya. 4. Mengatur pembagian peran dalam drama pendek. 5. Memainkan drama pendek. 6. Melakukan upaya penyerapan karakter gigih.
Indikator 1. Siswa memahami isi bacaan dengan menunjukkan jawaban yang benar atas pertanyaan tentang
inti cerita, pesan baik (moral lesson) dari cerita, dan menyebutkan tokoh-tokoh cerita. 2. Siswa bisa menyebutkan tokoh-tokoh yang berkarakter baik dan berkarakter buruk dalam cerita. 3. Siswa mampu membuat visualisasi tokoh cerita. 4. Siswa bekerja sama dalam kelompok menghasilkan naskah drama pendek. 5. Siswa memainkan perannya dalam drama. 6. Siswa menulis refleksi diri. 7. Siswa menunjukkan perilaku yang mencerminkan kegigihan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. “iswa a pu e ge ali erita Ke Arok se agai salah satu erita lokal Mala g. 2. “iswa a pu e ge ali se ara sadar uata karakter positif dala erita Ke Arok da menginternalisasi karakter kegigihan yang dikandung di dalamnya.
PHB Tahun Pertama 1 Page 44
3. Siswa menunjukkan perilaku yang mencerminkan karakter gigih.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Topik karakter kegigiha dari erita Ke Arok .
D. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Inquiry pada tahap membaca pemahaman. 2. Metode Sosiodrama. 3. Metode reflektif/evaluasi diri.
E. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku koleksi cerita lokal Malang. 2. Kertas gambar, alat tulis 3. Perlengkapan pentas drama pendek (karton manila, kertas hiasan, plastik) 4. Buku harian sebagai sarana refleksi diri
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
1. Guru membagikan buku koleksi cerita lokal Malang dan meminta para siswa membaca kisah Ke Arok . 2. Guru menanyakan kepada para siswa beberapa pertanyaan pemahaman tentang apa inti cerita
tersebut, pesan baik apa yang bisa mereka tangkap, alur cerita, dan watak/karakter dari para tokoh dalam cerita.
3. Guru menginstruksikan siswa untuk membuat suatu bentuk visualisasi berupa gambar suasana cerita atau tokoh- tokoh uta a erita Ke Arok .
PERTEMUAN II
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. 2. Setiap kelompok membagikan peran drama berdasarkan panduan dari buku koleksi cerita lokal
Malang. 3. Kelompok menyusun script drama pendek tentang Ken Arok dengan penekanan pada sifat
gigihnya. 4. Kelompok mementaskan drama tersebut di depan kelas, dan guru menilai dari panduan
penilaian. 5. Di akhir pertemuan, guru meminta siswa membuat gambar/esai pendek/bentuk visual lain yang
sifatnya mengingatkan murid tentang karakter gigih, dan menempelkan visualisasi itu di kamar, tas, atau buku tulisnya.
PHB Tahun Pertama 1 Page 45
6. Guru menugaskan siswa untuk merenungkan karakter gigih dari cerita tersebut dan menerapkannya ke dalam perilaku sehari-hari, dan menuliskan hasilnya seminggu kemudian dalam buku refleksi diri.
PERTEMUAN III
1. Guru mengajak siswa mendiskusikan hasil refleksi diri untuk melihat seberapa jauh siswa-siswa telah menyerap karakter gigih dalam perilakunya sehari-hari.
G. PENILAIAN
1. Teknik dan bentuk instrumen Teknik
Bentuk instrumen
Pengamatan lewat tanya jawab Tanya jawab dan lembar evaluasi pada buku cerita lokal Malang.
Pengamatan main peran
Rubrik penilaian main peran
Penilaian hasil refleksi Rubrik penilaian hasil refleksi dan buku harian siswa
Pengamatan perilaku
Rubrik penilaian perilaku
PHB Tahun Pertama 1 Page 46
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: Sekolah Dasar
Mata Pelajaran
: Pelestarian Lingkungan Hidup
Kelas/semester
: IV
Sub Materi Pokok : Kepedulian terhadap Lingkungan Hidup Alokasi waktu
: 5 x 40 menit
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi inti adalah murid memahami dan menginternalisasi karakter gigih. Selanjutnya, kompetensi dasar adalah:
1. Menunjukkan minat terhadap lingkungan sasaran, yaitu Coban Rondo. 2. Mengerti isi bacaan sampai tingkat pemahaman pada taksonomi Bloom. 3. Mengenali karakter baik dalam cerita. 4. Menggambarkan secara visual tokoh utama dengan ciri karakternya. 5. Mengatur pembagian peran dalam drama pendek. 6. Memainkan drama pendek. 7. Melakukan upaya penyerapan karakter gigih.
Indikator 1. Siswa memahami isi bacaan Co a Ro do de ga e u jukka jawa a ya g e ar atas
pertanyaan tentang inti cerita, pesan baik (moral lesson) dari cerita, dan menyebutkan tokoh- tokoh cerita.
2. Siswa bisa menyebutkan tokoh-tokoh yang berkarakter baik dan berkarakter buruk dalam cerita. 3. Siswa mampu membuat visualisasi tokoh cerita. 4. Siswa bekerja sama dalam kelompok menghasilkan naskah drama pendek. 5. Siswa memainkan perannya dalam drama. 6. Siswa menulis refleksi diri. 7. Siswa menunjukkan perilaku yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu mengapresiasi keindahan lingkungan Coban Rondo
2. “iswa e ge ali erita Co a Ro do se agai salah satu erita lokal Mala g. PHB Tahun Pertama 1
Page 47
3. “iswa a pu e ge ali se ara sadar uata karakter positif dala erita Co a Ro do da menginternalisasi karakter peduli terhadap lingkungan yang dikandung di dalamnya.
4. Siswa menunjukkan perilaku yang mencerminkan karakter peduli terhadap lingkungan. C. MATERI PEMBELAJARAN
Topik karakter peduli li gku ga dari erita Co a Ro do .
D. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode karya wisata 2. Metode Inquiry pada tahap membaca pemahaman. 3. Metode Sosiodrama. 4. Metode reflektif/evaluasi diri.
E. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku koleksi cerita lokal Malang. 2. Kertas gambar, alat tulis 3. Perlengkapan pentas drama pendek (karton manila, kertas hiasan, plastik) 4. Buku harian sebagai sarana refleksi diri
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
1. Guru mengajak para siswa mengunjungi Coban Rondo dan membagikan buku koleksi cerita lokal
Malang dan meminta para siswa e a a kisah Co a Ro do .
2. Guru menginstruksikan siswa untuk membuat tulisan pendek tentang keindahan lingkungan Coban Rondo.
PERTEMUAN II
1. Guru menanyakan kepada para siswa beberapa pertanyaan pemahaman tentang apa inti cerita tersebut, pesan baik apa yang bisa mereka tangkap, alur cerita, dan watak/karakter dari para tokoh dalam cerita.
2. Guru menginstruksikan siswa untuk membuat suatu bentuk visualisasi berupa gambar suasana cerita atau tokoh- tokoh uta a erita Co a Ro do .
PERTEMUAN III dan IV
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. 2. Setiap kelompok membagikan peran drama berdasarkan panduan dari buku koleksi cerita lokal
Malang. PHB Tahun Pertama 1
Page 48
3. Kelompok menyusun script drama pendek tentang Coban Rondo dengan penekanan pada sifat peduli pada lingkungan hidup.
4. Kelompok mementaskan drama tersebut di depan kelas, dan guru menilai dari panduan penilaian.
5. Di akhir pertemuan, guru meminta siswa membuat gambar/esai pendek/bentuk visual lain yang sifatnya mengingatkan murid tentang karakter peduli terhadap lingkungan sekitar, dan menempelkan visualisasi itu di kamar, tas, atau buku tulisnya.
6. Guru menugaskan siswa untuk merenungkan karakter peduli terhadap lingkungan dari cerita tersebut dan menerapkannya ke dalam perilaku sehari-hari, dan menuliskan hasilnya seminggu kemudian dalam buku refleksi diri.
PERTEMUAN V
1. Guru mengajak siswa mendiskusikan hasil refleksi diri untuk melihat seberapa jauh siswa-siswa telah menyerap karakter peduli terhadap lingkungan dalam perilakunya sehari-hari.
G. PENILAIAN
1. Teknik dan bentuk instrumen Teknik
Bentuk instrumen
Pengamatan lewat tanya jawab Tanya jawab dan lembar evaluasi pada buku cerita lokal Malang.
Pengamatan main peran
Rubrik penilaian main peran
Penilaian hasil refleksi Rubrik penilaian hasil refleksi dan buku refleksi siswa
Pengamatan perilaku
Rubrik penilaian perilaku
PHB Tahun Pertama 1 Page 49
PHB Tahun Pertama 1 Page 50