Interprestasi Konsep Ekonomi Pembangunan Menurut Mubyarto

2.4 Interprestasi Konsep Ekonomi Pembangunan Menurut Mubyarto

2.4.1 Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan agama.

Peranan unsur agama sangat kuat dalam konsep Ekonomi Pancasila. Karena unsur moral dapat menjadi salah satu pembimbing utama pemikian dan kegiatan ekonomi. Kalau moralitas ekonomi Smith adalah kebebasan (liberalisme) dan ekonomi Marx adalah diktator mayoritas (oleh kaum proletar) maka moralitas Ekonomi Pancasila mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Sehingga pelaku Ekonomi Pancasila tidak hanya sebagai homo economicus tapi juga homo metafisikus dan homo mysticus (Mubyarto, 1986).

Pengaruh agama terhadap golongan masyarakatpun jika dilihat dari karakter masing- masing golongan pekerjaan tidak akan berbeda jauh dengan pengaruh agama terhadap ekonomi. Golongan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut: pertama, golongan petani. Mereka adalah masyarakat yang terbelakang, di daerah trisolasi, sistem masyarakatnya sederhana. Di samping itu, terdapat sumber ketidakpastian, ketidakmampuan, mata pencaharian tergantung pada alam, serangan hama yang di luar kemampuan petani. Oleh karena itu, mereka mencari kekuatan di luar dirinya yang dianggap dapat mengatasinya persoalan itu. Misalnya, diadakannya upacara tolak balak dengan menyediakan sesajen untuk Dewi Sri. Hal ini menunjukkan pengaruh agama begitu kuat terhadap ekonomi golongan petani sehingga menyebabkan jiwa keagamaan mereka lebih dekat dengan alam. Kedua, golongan nelayan. Golongan ini tidak jauh karakternya dengan petani. Mata pencahariannya tergantung pada alam, musim, adanya badai, dan juga hal-hal yang di luar kemampuan mereka. Oleh karena itu, merekapun mengadakan upacara untuk penguasa laut, Nyi Roro Kidul. Ketiga, pengrajin dan pedagang kecil. Mata pencaharian mereka Pengaruh agama terhadap golongan masyarakatpun jika dilihat dari karakter masing- masing golongan pekerjaan tidak akan berbeda jauh dengan pengaruh agama terhadap ekonomi. Golongan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut: pertama, golongan petani. Mereka adalah masyarakat yang terbelakang, di daerah trisolasi, sistem masyarakatnya sederhana. Di samping itu, terdapat sumber ketidakpastian, ketidakmampuan, mata pencaharian tergantung pada alam, serangan hama yang di luar kemampuan petani. Oleh karena itu, mereka mencari kekuatan di luar dirinya yang dianggap dapat mengatasinya persoalan itu. Misalnya, diadakannya upacara tolak balak dengan menyediakan sesajen untuk Dewi Sri. Hal ini menunjukkan pengaruh agama begitu kuat terhadap ekonomi golongan petani sehingga menyebabkan jiwa keagamaan mereka lebih dekat dengan alam. Kedua, golongan nelayan. Golongan ini tidak jauh karakternya dengan petani. Mata pencahariannya tergantung pada alam, musim, adanya badai, dan juga hal-hal yang di luar kemampuan mereka. Oleh karena itu, merekapun mengadakan upacara untuk penguasa laut, Nyi Roro Kidul. Ketiga, pengrajin dan pedagang kecil. Mata pencaharian mereka

2.4.2 Kehendak kuat dari seluruh masyarakat kearah keadaan pemerataan sosial, sesuai dengan asas-asas kemanusiaan.

Keadilan dan kemerataan ini diwujudkan dengan cara :

1) Program Pemberian Jaminan Akses Kebutuhan Dasar bagi Rakyat Bawah

Langkah awal dalam upaya pemerataan pendapatan di masyarakat adalah dengan memenuhi kebutuhan rakyat terlebih dahulu, kebutuhan tersebut adalah mencakup kebutuhan dasar (sandang,

dan pendidikan Strategi pemenuhan kebutuhan dasar rakyat yang dilakukan pemerintah diantaranya adalah, Bantuan langsung Tunai (BLT) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rakyat, Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) atau disebut juga Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan sosial (social security), Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) dan Beasiswa untuk memenuhi akses pendidikan bagi mereka yang kurang mampu, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk memenuhi

kesehatan secara gratis.

a. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Praktik ini merupakan praktik dari teknik redistribusi transfer barang dan uang .  Pangan (barang) Pemerintah dapat meningkatkan jumlah produksi bahan pangan, dibarengi dengan perbaikan

infrastruktur pertanian , pengembangan benih-benih unggul, pengembangan teknologi pertanian, dan pemberian insentif bagi petani misalnya melalui pemberian pupuk urea bersubsidi. Oleh karena itu, harus ada kebijakan pemerintah untuk menekan biaya produksi dan pemasaran produk pertanian, termasuk pengaturan tata niaga, agar daya saing komoditas pertanian semakin kuat.

Selain itu pemerintah dapat memberikan Subsidi pangan dalam bentuk barang diberikan pemerintah dalam bentuk penyediaan bahan pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat miskin, misalnya melalui penyediaan beras murah untuk masyarakat miskin (Raskin) dan operasi pasar murah minyak goreng.

 Uang Sedangkan subsidi dalam bentuk uang dapat diberikan kepada konsumen sebagai tambahan

penghasilan, misalnya melalui pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) ataupun kepada produsen untuk dapat menurunkan harga barang. .

Memang masyarakat cukup terbantu dengan adanya BLT ini, karena seiring terjadinya inflasi, jumlah kas yang diterima penduduk tersebut dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari yang harganya kian naik.

Tetapi , seperti yang dijelaskan penulis di atas, transfer tunai seperti ini kerap dengan penyimpangan dan ketidaktepatan sasaran.

Program Bantuan langsung tunai (BLT) ternyata kurang efektif sebagai upaya pemerataan pendapatan dan meredam kemiskinan seluruhnya. Seperti kita lihat dari angka-angka press- release Badan Pusat Statistik (2007), di mana tingkat kemiskinan akan menjadi 23.1 persen tanpa program BLT, sementara realitanya adalah 17,75 persen, maka secara kasar, efektivitas program BLT hanyalah 67 persen. Subjektif, memang jika kita harus menilai apakah tingkat efektivitas ini baik atau buruk. Tapi yang pasti, jika tujuannya efektif meredam semua dampak kemiskinan, program BLT belum sepenuhnya berhasil.

Ada banyak alasan yang bisa menjadi penyebab tidak efektifnya program BLT, salah satunya, adalah jumlah nominal BLT yang terlalu seragam, khusus untuk daerah perkotaan, biaya listrik, angkutan dan minyak tanah (barang-barang yang paling terkena dampak naiknya harga BBM) mempunyai pengaruh yang cukup besar, sementara untuk daerah perdesaan pengaruhnya relatif kecil (kurang dari 2 persen). Orang miskin perkotaan lebih rentan daripada di pedesaan. Semestinya, nominal BLT-nya tidak disamakan dengan di pedesaan, kemudian Yusuf (2006) menyimpulkan bahwa orang miskin di perkotaan under compensated sementara dibeberapa kabupaten di pedesaan over compensated oleh BLT .

Program BLT pada tahun 2009 hanya di berikan hanya bulan semester pertama saja, dan diberikan kepada 18,5 juta rumah tangga msikin. Sebenarnya pemerintah ingin tetap melanjutkan program itu tapi hal itu tidak disetujui oleh DPR. Tapi kita juga harus Ingat bahwa BLT merupakan program yang sifatnya adhoc, kondisional, dan temporer, maka dari itu pemerintah berniat mengggantinya dengan kebijakan-kebijakan yang lebih struktural seperti program padat karya atau pengembangan kecamatan atau program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri. Tapi BLT juga harus tetap di berikan, BLT ini cocok diberikan kepada orang-orang yang secara Program BLT pada tahun 2009 hanya di berikan hanya bulan semester pertama saja, dan diberikan kepada 18,5 juta rumah tangga msikin. Sebenarnya pemerintah ingin tetap melanjutkan program itu tapi hal itu tidak disetujui oleh DPR. Tapi kita juga harus Ingat bahwa BLT merupakan program yang sifatnya adhoc, kondisional, dan temporer, maka dari itu pemerintah berniat mengggantinya dengan kebijakan-kebijakan yang lebih struktural seperti program padat karya atau pengembangan kecamatan atau program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri. Tapi BLT juga harus tetap di berikan, BLT ini cocok diberikan kepada orang-orang yang secara

b. Upaya Pemenuhan Akses Kesehatan Berkaitan dengan pemenuhan akses kesehatan masyarakat pemerintah menerapkan program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Sasaran jamkesmas meningkat dari tahun ke tahun. Yaitu, 36,1 juta orang (2005), lalu menjadi 60 juta orang (2006) , dan 74,6 juta orang (2007), untuk tahun 2008 dan 2009 sama dengan tahun 2007 yaitu 74,6 juta orang (hakim, 2009:2). Kegiatannya meliputi peningkatan akses masyarakat miskin terhadap kesehatan melalui program Jaminan Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) dalam bentuk asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin bagi 76,4 juta penduduk miskin dan Peningkatan Akses Terhadap Pelayanan Keluarga Berencana.

c. Upaya Pemenuhan Akses Pendidikan Pemerintah terus mengupayakan perluasan dan pemertaan kesempatan bagi

semua masyarakat untuk memperoleh pendidikan, dan meningkatkan kemampuan akademik serta pendidikan yang bermutu tinggi. Salah satu sara yang dapat ditempuh adalah dengan memberdayakan sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar disemua jenjang pendidikan dari prasekolah sampai perguruan tinggi. Dengan memberikan subsidi kepada sekolah, sehingga bisa lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, khususnya golongan miskin. Hal ini dilakukan dengan pemberikan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan pemberian beasiswa untuk penduduk miskin.

2) Program Kredit Lunak dan Penjaminan kredit Berbasis Komunitas

Sejak tanggal 5 Nopember 2007 yang lalu Presiden SBY meresmikan pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebijakan ini tentunya merupakan angin segar yang sudah lama ditunggu oleh masyarakat , khususnya usaha mikro dan usaha kecil.

Dengan kebijakan KUR, UMKM akan terhindar dari kendala aturan- aturan perbankan yang menyulitkan mereka untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan formal (LKF), karena dalam program KUR pemerintah telah menitipkan uang (yang berasal dari APBN) sebesar Rp. 1,4 triliun pada lembaga lembaga penjaminan, dengan harapan bank -bank nasional yang dilibatkan dalam program tersebut akan mampu memberikan pinjaman

UMKM. Menurut Wayan Suarja (dalam Sitomurang, 2007:2) Program KUR khusus ditujukan untuk memperkuat permodalan kelompok UMKM .

kepada

Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat golongan menengah ke bawah sehingga dapat menjadi wirausaha yang mandiri dan membantu mengurangi presentase penduduk miskin di Indonesia.

3) Program Padat Karya dan Pengembangan Usaha atau Industri Kecil

Menurut Dinas Koperasi dan UKM propinsi Jawa Barat (2006) Ada beberapa alasan mengapa usaha kecil perlu dikembangkan.

Pertama, Usaha Kecil menyerap banyak tenaga kerja. Dengan adanya perkembangan usaha kecil menengah akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja dan pengurangan jumlah kemiskinan. Kedua, Pemerataan dalam distribusi pembangunan. Lokasi UKM banyak di pedesaan dan menggunakan sumber daya alam lokal. Dengan berkembangnya UKM maka terjadi pemerataan dalam distribusi pendapatan dan juga pemerataan pembangunan, sehingga akan mengurangi diskriminasi spasial antara kota dan desa. Ketiga, Pemerataan dalam distribusi pendapatan. UKM sangat kompetitif dengan pola pasar hampir sempurna, tidak ada monopoli dan mudah dimasuki (barrier to entry). Pengembangan UKM yang melibatkan banyak tenaga kerja pada akhirnya akan mempertinggi daya beli. Hal ini terjadi karena pengangguran berkurang dan adanya pemerataan pendapatan yang pada gilirannya akan mengentaskan kemiskinan.

Mengetahui pentingnya UMKM, maka upaya pemerintah dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM, melalui penerapkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat pemerataan pendapatan, penanggulangan kemiskinan, dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di perdesaan.

Sejak 1998-2007, program pemberdayaan masyarakat terbesar ini telah menjangkau lebih dari separuh desa termiskin di tanah air. Pada 2008, PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan di 35.530 desa miskin di Indonesia atau 56,6% dari total desa di tanah air. Dan pada tahun 2009 sekitar 5.720 kecamatan dan mencdapat PNPM mandiri rata-rata besaran 3 milyaran/kecamatan (Wikipedia, 2007).

4) Pemerintah Bekerja Sama dengan Swasta Lokal dan Asing untuk Menjalankan Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Dengan adanya program pemerintah yang bekerja sama dengan swasta lokal dan asing untuk menjalankan program Corporate social responsibility (CSR) di harapkan golongan masyarakat bawah, buruh, dan usaha-usaha bisa mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan ekonomi yang produktif secara keseluruhan, bukan segelintir pengusaha yang mendapat perlakuan khusus (corner of previlage). Kemudian Rachbini (2004:79) menyimpulkan bahwa Dengan adanya program pemerintah yang bekerja sama dengan swasta lokal dan asing untuk menjalankan program Corporate social responsibility (CSR) di harapkan golongan masyarakat bawah, buruh, dan usaha-usaha bisa mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan ekonomi yang produktif secara keseluruhan, bukan segelintir pengusaha yang mendapat perlakuan khusus (corner of previlage). Kemudian Rachbini (2004:79) menyimpulkan bahwa

Dengan adanya CSR ini, maka pendapatan yang didapatkan oleh pihak swasta dan asing akan dapat didistribusikan kembali ke masyarakat, sehingga akan mengurangi ketimpangan pendapatan.

5) Pemerintah Konsisten dan Mewujudkan Kebijakan Penegakan Hukum

Dan Keadilan Ekonomi

Dalam hubungan ini maka peran pemerintah sangatlah besar, sebagai pembuat strategi dankebijakan-kebijakan dalam menciptakan pembagian pendapatan di golongan masyarakat yang lebih merata, dan berperan secara aktif dalam pelaksanaan program pemerataan pendapatan di masyarakat, serta secara konsisten dan mewujudkan penegakan hukum, sehingga dunia usaha nasional dan asing dapat melakukan usaha secara berkesinambungan untuk menciptakan lapangan kerja secara luas dan terciptanya pemerataan pendapatan.

6) Hukum dan keadilan ekonomi yang tidak mendiskriminasikan golongan miskin merupakan modal awal, sehingga kebijakan kebijakan redistribusi yang diambil

pemerintah menjadi efektif untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan ketimpangan pendapatan yang ada di Indonesia.

2.4.3 Prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang

tangguh, yang berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi.

Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat pemerintah melakukan program Program Inpres Desa Tertinggal atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa Kredit Usaha Kecil atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-program lainnya.

Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan

Untuk mengatasi masalah pengangguran maka solusinya adalah dengan melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.

Untuk mengatasi masalah kekurangan modal yaitu dengan melakukan program-program yang meningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Kekurangan modal dapat diatasi secara bijak dengan tidak meminjam kepada rentenir. Lebih baik meminjam kepada koperasi karena koperasi jasa yang dikenakan bersifat menurun dan kita akan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU). Kalaupun dirasa tidak akan mampu mengembalikan pinjaman maka semestinya kita berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Untuk mengatasi masalah pemerataan pendapatan salah satu caranya yakni dengan operasi pasar untuk meninjau harga supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran, memberikan subsidi untuk membantu masyarakat yang ekonominya masih rendah, dan menurunkan pajak untuk meringankan beban produsen dan konsumen.

2.4.4 Koperasi merupakan soko guru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkret dari usaha bersama.

Ada beberapa jenis koperasi yang diterapkan di Indonesia.

a) Jenis Koperasi menurut fungsinya

 Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai

konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.

 Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

 Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi.

 Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam , asuransi , angkutan , dan sebagainya. Di sini

anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single

purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).

b) Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja  Koperasi Primer

Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.

 Koperasi Sekunder

Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

 koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer  gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat  induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan

koperasi

c) Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya

 Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.

 Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.

Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.

Contoh koperasi yaitu, Koperasi Indonesia. Fungsi dan peran koperasi Indonesia yaitu menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia , memperkokoh perekonomian rakyat , mengembangkan perekonomian nasional , serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa .

Koperasi berlandaskan hokum. Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang- Undang No.12 tahun 1967 adalah (Organisasi) ekonomi rakyat yang berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi

sebagai usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak.

2.4.5 Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.

Contoh kongkritnya, dalam lingkup Kota Surabaya desentralisasi memberikan wewenang pada kotasurabaya untuk mengatur kebijakan-kebijakan sektoral seperti pendapatan asli daerah, pengaturan pajak daerah, dan sebagainya. Hal tersebut tentu saja dapat mendorong tiapdaerah untuk mengembangkan sektor-sektor unggulannya, misalnya untuk kota surabayadapat meningkatkan kompetensinya dalam memberikan jasa baik pemerintahan, keuangan, pemasaran, dan sebagainya. Konsep pendapatan kota yang berasal dari pajak dibedakan berdasarkan daerah/kota tersebut. Misalkan dalam studi empiris kota surabaya perolehan pajak dapat ditunjukkan melalui skema berikut ini.

Skema 3.Jenis Pajak Kabupaten/Kota

Sumber: Pemerintah Kota Surabaya, diolah. Penerapan desentralisasi memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatandaerah, hal

ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya pendapatan asli daerah kota surabaya baik dari sektor pajak dan non-pajak.Pemerintah kota Surabaya (dengan sumber daya manusia yang memadai) terposisisecara lebih baik daripada pemerintah pusat untuk dapat mengumpulkan informasi tentang,dan untuk mengkaji manfaat dari legislasi yang diajukan di area yuridiksinya. Pengawasanyang lebih dekat akan legislasi pemerintah kota surabaya dapat membantu memastikan pemenuhan yang lebih baik. Dengan pemerintah kota mengisi peran tingkat bawah dalam pengawasan kebijakan, pusat tidak akan dibanjiri oleh peraturan daerah untuk ditinjau.kesempatan yang dibawa oleh desentralisasi untuk perbaikan pemerintahan ekonomi(economic governance) lewat reformasi regulasi.