Persepsi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peranan - Kelompok Tani dalam MemenuhI : Kebutuhan Usaha Tani Padi (Kasus Petani Padi Sawah di Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)

PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TAN1 TERHADAP PERANAN
KELOMPOK TAN1 DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
USAHATANI PAD1
(Kasus Petani Padi Sawah di Kecamatan Aluh-aluh,
Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)

OLEH :
FATMA DEW1

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
FATMA DEW. 2002. Persepsi Anggota Kelompok Tani terhadap Peranan
Kelompok Tani dalam Memenuhi Kebutuhan Usahatani Padi (Kasus Petani Padi
Sawah di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan).
Dibawah bimbingan PANG S. ASNGARI, PRABOWO TJITROPRANOTO dan
BASITA GINTING.
Hampir setiap program pembangunan masyarakat desa dalam
implementasinya banyak menggunakan pendekatan kelompok, demikian juga

program pembangunan dibidang pertanian hampir semuanya dilaksanakan melalui
pendekatan kelompok, yang lebih dikenal dengan kelompok tani. Peranan dan
fungsi kelompok tani nelayan adalah : (1) Sebagai kelas belajar, (2) Unit produksi
usahatani, dan (3) Wahana kerjasama antar anggota kelompok ataupun antar
kelompok dengan pihak lain.
Pada keadaan sekarang banyak kelompok tani yang tinggal papan nama
dan Kelompok tani yang bubar segera setelah proyek selesai. Selain itu, banyak
petani tidak lagi berkenan datang menghadiri pertemuan-pertemuan kelompok
karena rnateri penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh relatif tidak
berkembang. Hal ini mungkin disebabkan pembinaan kelompok tani selarna ini
hanya berorientasi kepada target-target produksi dan mengejar pencapaian target
suatu proyek. Karenanya, perlu dilakukan suatu kajian tentang persepsi anggota
kelompok tani terhadap Peranan Kelompok tani (sebagai Kelas belajar, unit produksi
usahatani, dan wahana kerjasarna) sekarang ini, terutama dalam memenuhi
kebutuhan usahatani padi anggotanya.
Dalam penelitian ini dikaji persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan
kelompok tani. Peranan kelompok tani tersebut meliputi peranannya sebagai kelas
belajar, unit produksi usahatani dan wahana kerjasama. Persepsi anggota kelompok
tani berhubungan nyata dengan karakteristik internal anggota kelompok tani yang
terdiri atas : Umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, lama menjadi anggota

kelompok, luas sawah yang diusahakan, status dalam kelompok, dan jumlah
anggota keluarga; dan karakteristik ekstemal anggota kelompok tani yang terdiri
atas : keterikatan pada normaladat, akses terhadap Inforrnasi, dan kekosmopolitan.
Persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani tersebut
berhubungan secara nyata dengan tingkat pemenuhan kebutuhan penguasaan
teknologi, saprodi, dan pemasaran hasil usahatani padi anggota kelompok tani.
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar Provinsi
Kalimantarl Selatan. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja, dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan ini merupakan sentra produksi padi sawah di
Kalimantan Selatan.
Dari tiga puluh satu desa yang ada di Kecamatan Aluh-aluh tersebut, dipilih
sentra produksi padi sebanyak delapan desa. Berdasarkan pengamatan dan
informasi Kepala BPP bahwa petani di desa ini lebih dominan mengusahakan
pertanaman padi sawah, sedangkan desa lainnya usaha padi sawahnya tidak terlalu
dominan dibandingkan ke delapan desa tersebut. Selanjutnya dari delapan desa
yang telah dipilih secara purposive tersebut, dietapkan dua desa yang akan
menjadi lokasi pada penelitian ini. Dua desa tersebut adalah : (1) Desa yang paling
dan
sulit untuk menuju tempat pelayanan saprodi, yaitu Desa Tambak Padi
(2) Desa yang paling mudah untuk menuju tempat pelayanan saprodi, yaitu Desa


Kampung B ~ N . Dari tiap desa ini diambil sampel sebanyak 50 orang anggota
kelompok tani secara acak sederhana, yang akan menjadi responden dalam
penelitin ini. Data yang berhasil dikumpulkan ditabulasi, untuk selanjutnya
dianalisis menggunakan statistik non parametrik, yaitu dengan uji korelasi rank
Spearman dan uji Chi-Square.
Hasil peneliian rnenunjukkan bahwa karakteristik internal anggota kebmpok
tani (Umur, Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, Lamanya menjadi Anggota
Kelompok, Luas Sawah yang diusahakan, Status dalam Kelompok, dan Jumhh
Anggota Keluarga) mempunyai hubungan yang tidak nyata dengan persepsi
anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani, baik sebagai kelas belajar,
unit produksi usahatani, dan sebagai wahana kerjasama. Karakteristik ekstemal
anggota kelompok tani (Keterikatan pada normaladat dan
kekosrnopolitan)
mempunyai hubungan yang tidak nyata dengan persepsi anggota kelompok tani
ierhadap peranan kelompok tani, baik sebagai kelas behjar, unit pmduksi
usahatani, dan sebagai wahana kerjasama. Karakteristik eksternal anggota
kelompok tani (akses terhadap lnformasi usahatani padi sawah) mempunyai
hubungan yang nyata dengan persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan
kelompok tani sebagai wahana kerjasama.

Persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani adahh
"cukup baik, " baik sebagai kelas belajar, unit pmduksi usahatani, maupun sebagai
wahana kerjasama. Tingkat pemenuhan kebutuhan penguasaan teknologi dan
saprodi anggota kelompok tani berada pada kategori "sedang." Tingkat pemenuhan
kebutuhan pernasaran hasil usahatani padi anggota Kelompok tani berada pada
kategori "rendah."
Persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani sebagai
kelas belajar mempunyai hubungan yang sangat nyata dengan tingkat pemenuhan
kebutuhan penguasaan teknologi dan pemasaran hasil usahatani padi anggota
kebmpok tani, dan mempunyai hubungan yang nyata dengan tingkat pemenuhan
kebutuhan saprodi anggota kelompok tani. Persepsi anggota kelompok tani
terhadap peranan kebmpok tani sebagai unit produksi usahatani mempunyai
hubungan yang sangat nyata dengan tingkat pemenuhan kebutuhan saprodi dan
mempunyai hubungan yang tidak nyata dengan tingkat pemenuhan kebutuhan
penguasaan teknoiogi dan pemasaran hasil usahatani padi anggota kelompok tani.
Persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani sebagai wahana
kerjasama mempunyai hubungan yang nyata dengan tingkat pemenuhan kebutuhan
pemasaran hasil usahatani dan mempunyai hubungan sangat nyata dengan tingkst
pemenuhan kebutuhan penguasaan teknobgi dan sapmdi anggota kebmpok tani.
Ketidakmampuan kebmpok taci untuk memenuhi kebutuhan pemasaran

hasil usahatani padi anggotanya disebabkan oleh kurangnya modal yang dimiliki
kelompok, sehingga perlu dilakukan pembinaan kelompok tani ke arah penguatan
modal kelompok serta menumbuhkan kerjasama kelompok tani dengan pihak-pihak
yang dapat membeli hasil usahatani padi anggotanya.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TAN1 TERHADAP PERANAN KELOMPOK
TAN1 DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN USAHATANI PAD1 (Kasus Petani Padi
Sawah di Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor,

September 2002

Fatma Dewi

P.05500005

PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TAN1 TERHADAP PERANAN
KELOMPOK TAN1 DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
USAHATANI PAD1
(Kasus Petani Padi Sawah di Kecamatan Aluhaluh,
Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)

FATMA DEW

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

:

: PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TAN1 TERHADAP
PERANAN
-KELOMPOK TAN1 DALAM
MEMENUHI
KEBUTUHAN USAHATANI PAD1 (Kasus Petani Padi Sawah
di Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan)

Nama

: FATMA DEW1

Program Studi

: llmcr Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing


Prof. Dr. H. Pang S. Asngari
Ketua

-

Dr. H. Prabowo Tiitropranoto, MSc
Anggota

2. Ketua Program Studi
llmu Penyuluhan Pembangunan

Tanggal Lulus : 16 September 2002

Anggota

Penulis dilahirkan di Amuntai (HSU) Kalirnantan Selatan pada tanggal 14 Juni
1966 sebagai anak ke 6 dari sepuluh bersaudara, pasangan H. Yusri Kaderi (alm)
dan Hj. Rusnani. Pendidikan Sekolah Dasar di tempuh di SD Negeri Pangeran
Antasari Martapura Kalimantan Selatan.

Pendidikan SLTP pada SMPN II
Martapura, dan Pendidikan SLTA pada SMAN I Martapura, lulus pada tahun 1985.
Pendidikan Sarjana ditempuh pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan Universitas Lambung Mangkurat, lulus pada tahun 1990. Kesempatan
untuk melanjutkan studi ke Program Magister pada program studi llmu Penyuluhan
Pembangunan IPB diperoleh pada tahun 2000. Beasiswa pendidikan diperoleh dari
Proyek PAATP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian Republik Indonesia.
Penulis pada saat ini bekerja sebagai Ajun Penyuluh Pertanian di Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan.

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkankepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam peneliiian yang dilaksanakan sejak bulan April sampai dengan bulan Mei
2002 adalah persepsi anggota kelompok tani, dengan judul Persepsi Anggota
Kelompok tani terhadap Peranan Kelompok tani dalam memenuhi Kebutuhan
Usahatani Padi (Kasus Petani Padi Sawah di Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalirnantan Selatan).
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Prof. H. Pang S. Asngari, bapak

Dr.H. Prabowo Tjiiropranoto, dan bapak Dr.lr. Basita Ginting S. MA selaku komisi
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan, bapak
Prof.Dr.Dawis A. Gani, MA atas kesediaannya sebagai penguji luar komisi.
Penulis juga mengucapkan banyak terirna kasih kepada Badan Penelitiin dan
Pengembangan Pertanian yang telah memberikan kesempatan dan beasiswa untuk
melanjutkan pendidikan Strata 2 di IPB. Kepada rekan-rekan Penyuluh Pertanian di
lapangan yang telah membantu penelitin ini, semua petani atas kesediaannya
untuk diwawancarai, rekan-rekan mahasiswa Program Studi llmu Penyuluhan
Pembangunan angkatan 2000 atas segala bantuan serta dorongannya selama ini,
penulis juga rnengucapkan terirna kasih.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada ayah H. Yusri Kaderi (Alm) dan
ibu Hj. Rusnani, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayang nya.
Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada suami Ir. Mawardi Ahmad
atas izin yang diberikan serta doa yang selalu dipanjatkan untuk kelancaran dan
keberhasilan penulis menyelesaikan tugas belajar pada Program Pasca Sarjana
IPB.
Semoga karya ilrniah ini bermanfaat.

Bogor, September 2002
Fatma Dewi


DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL.............................................................................................

i

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................

ii

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
Latar Belakang................................................................................

1

Masalah Penelitian..........................................................................

4

Tujuan Penelitian ............................................................................

5

Manfaat Penelitian ..........................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7
Kelompok Tani ................................................................................

7

Peranan Kelompok Tani .................................................................

9

Persepsi Anggota Kelompok Tani terhadap Peranan Kelompok
Tani ................................................................................................

12

..................................................................
Kebutuhan Petani pada Kegiatan Usahatani Padi Sawah..............

14

KERANGKA BERFlKlR DAN HIPOTESIS PENELITIAN................................

21

Usahatani Padi Sawah

19

Kerangka Berfikir ............................................................................

21

Hipotesis Penelitian ........................................................................

24

METODE PENELlTlAN ..................................................................................

25

Rancangan Penelitian ....................................................................

25

Lokasi Penelitian.............................................................................

25

Populasi dan Sampel ......................................................................

25

lnstrumen Penelitian .......................................................................

26

Definisi Operasional........................................................................

28

Pengumpulan dan Analisis Data.....................................................

32

Validitas dan Reliabilitas lntrumen Penelitian .................................

33

HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................
Keadaan Umum Wtlayah Peneliian ...............................................
Kelompok Tani di Kecamatan Aluh-Aluh.........................................
Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Aluh-Aluh ............................
Karakteristik Internal Petani Responden.........................................
Karakteristik Eksternal Petani Responden......................................
PersepsiAnggota Kelompok tani terhadap Peranan Kelompoktani
sebagai Kelas Belajar. Unit Produksi Usahatani dan Wahana
Kerjasama.....................................................................................
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Penguasaan Teknologi. Saprodi.
dan Pemasaran Hasil Usahatani padi Anggota Kelompok Tani ...
Hubungan Karakteristik lntemal dan EkstemalAnggota Kelompok
Tani dengan Persepsi Anggota terhadap Peranan Kelompok
Tani...............................................................................................
Hubungan antara Persepsi Anggota Kelompok Tani terhadap
Peranan Kelompok Tani dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan
Usahatani Padi Anggota Kelompok ..............................................
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................
Kesimpulan .....................................................................................
Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas lahan di Kecarnatan Aluh-Aluh menurut penggunaannya ................

36

2. Luas lahan sawah di Kecamatan Aluh-aluh ........................................

38

3. Jumlah penduduk di Kecamatan Aluh-Aluh menurut pekerjaannya..........

39

4. Rata-rata biaya produksi budidaya padi sawah di Kecamatan
Aluh-aluh per hektar..................................................................................

49

5. Sebaran umur petani responden......................................................................

52

6. Sebaran pendidikan formal petani responden............................................

53

7. Sebaran pendidikan non formal (kali) petani responden............................

53

8. Sebaran luas sawah (ha) yang diusahakan petani responden...................

54

9. Sebaran masa keanggotaan (tahun) petani responden .............................

55

10. Sebaran status keanggotaan petani responden ......................................

56

11. Sebaran Jumlah Anggota (jiwa) Keluarga petani responden ................... 57
12. Sebaran Keterikatan Petani Responden pada Normaladat .....................

59

13. Sebaran Akses Terhadap lnformasi (kali) petani responden ...................

61

14. Sebaran Kekosmopolitan petani responden ........................................

62

15. Persepsi Anggota Kelompok tani terhadap Peranan Kebmpok Tani ......

63

16. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Usahatani Padi Anggota Kelompok
tani........................................................................................................

68

17. Hubungan antara Karakteristik Internal dan EksternalAnggota Kelompok
tani dan Persepsi Anggota Kelompok tani terhadap Peranan Kelompok
tani...........................................................................................................

70

18. Hubungan antara Persepsi Anggota Kelompok tani terhadap Peranan
Kelompok tani dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Usahatani Padi
Anggota Kebmpok ..................................................................................

77

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka berpikir hubungan antara Karakteristik Internal dan Karakteristik
Ekstemal anggota dengan Persepsi anggota terhadap peranan Kelompok
tani, dan hubungan antara PersepsiAnggota terhadap Peranan Kelompok
tani dengan tingkat Pemenuhan Kebutuhan Usahatani Padi.................... 23
2. Pola Tanam Padi sawah tahun 200112002 di Kecamatan aluh-aluh ...........

44

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelaksana utama pembangunan pertanian terdiri dari warga masyarakat,
dalam ha1 ini petani nelayan yang pada umumnya termasuk golongan yang lemah.
Petani nelayan mempunyai kelemahan dalam ha1 permodalan, tingkat pendidikan,
keterampilan dan teknologi serta peralatan yang digunakan dalam pengelolaan
usaha taninya.
Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan kesejahteraaan
petani dan keluarganya. Upaya pembangunan pertanian erat berkaitan dengan
upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya para petani, karena para
petani yang mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan dalam
usahataninya (Mosher, 1990).
Petani nelayan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian memerlukan :
(1) Peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, (2) Pemberian nasehat teknis
dan informasi, (3) Peningkatan mutu organisasi dan kepemimpinan usahataninya,
dan (4) Penanaman motivasi dan percaya diri dalam menangani usahataninya
(Abbas, 1995).
Hampir

setiap

program

pembangunan

masyarakat

desa

dalam

implementasinya banyak menggunakan pendekatan kelompok, demikian juga
program pembangunan dibidang pertanian hampir semuanya dilaksanakan melalui
pendekatan kelompok, yang lebih dikenal dengan kelompok tani.
W~layahKelompok, dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1976 yakni
bersamaan dengan dikembangkannya sistem kerja penyuluhan Latihan dan

Kunjungan (LAKU).

Dengan terbentuknya wilayah kelompok ini, maka semua

kelompok kegiatan merupakan bagian kegiatan atau seksi dari tiap wilayah
kelompoknya (Mardikanto, 1994).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No: 881lKptslOT.210
11211988, yang dimaksud dengan :
'kelompok tani nelayan adalah kumpulan petani nelayan yang terikat secara
non formal atas dasar keserasian, kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan
sumber daya), keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya
mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama.
Atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan serta kondisi sumber
daya alam dalam berusahatani dalam pengertian diatas, kumpulan petani
nelayan yang terikat secara non formal tersebut berada pada suatu wilayah
hamparan usahatani (dalam satu wilayah kelompok)."
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disebutkan beberapa ciri
kelompok tani nelayan (Departemen Pertanian, 1988) yaitu :
(1) saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab dan
saling percaya mempercayai; (2) Mempunyai pandangan dan kepentingan
yang sama dalam berusaha tani; (3) Memiliki kesamaan-kesamaan seperti
dalam tradisitkebiasaan, pemukiman, hamparan usaha tani, jenis usaha,
status ekonomi maupun sosial; dan (4) Bersifat non formal dalam arti tidak
berbadan hukum, tetapi mempunyai pembagian dan tanggung jawab atas
dasar kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak tertulis.
Di dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian tersebut,

disebutkan pula

peranan dan fungsi kelompok tani nelayan, yaitu: (1) Sebagai kelas belajar,
(2) Sebagai unit produksi usahatani, dan (3) Sebagai wahana kejasama antar
anggota kelompok ataupun antar kelompok dengan pihak lain.
Penyuluhan

pertanian

dimaksudkan

sebagai

suatu

upaya

untuk

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan, kemandirian, serta tanggung
jawab petani dalam memanfaatkan dan meningkatkan mutu sumber daya pertanian
di dalam usaha taninya. Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajar
petani nelayan berlangsung melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk

terwujudnya kemampuan kerjasama yang lebih efektif (baik antar anggota kelompok
maupun antar kelompok).
Kelompok tani terrnasuk dalam kelornpok strategi pembangunan pedesaan
yang

berfungsi

sebagai

media

infmsi

pembangunan,

menyebarkan

inovasi/program pembangunan, mengefisiensikan agen penyuluhan, sistem
pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat, memperrnudah upaya alih teknologi
dan meningkatkan pendapatan anggota kelompok sehingga tercipta kesejahteraan
ekonorni (Sri Rejeki, 1998).
Kelompok tani sebagai media komunikasi dalam penyuluhan pertanian
berfungsi sebagai forum belajar, aksi bersama, dan unit produksi. Sampai dengan
tahun 1995 jumlah kelompok tani ini diperkirakan telah mencapai lebih kurang 250
ribu kelompok di Indonesia.
Pengalaman menunjukkan, pembinaan petani melalui pendekatan kelompok
baik hamparan maupun domisili secara mengagumkan talah berhasil mencapai
swasembada beras, namun intervensi program yang terlalu dalam pada proses
pengambilan keputusan oleh aparat ditingkat kelompok tani tidak jarang justru
menghasilkan ekses-ekses yang tidak diinginkan (Aida Vitayala, 1996).
Pada keadaan sekarang banyak kelompok tani yang tinggal papan nama dan
kelompok tani yang bubar segera setelah proyek selesai. Selain itu banyak petani
tidak lagi bsrkenan datang menghadiri pertemuan-pertemuan kelompok karena
materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh relatif tidak berkembang, hanya
itu-itu saja. Itu mungkin disebabkan pembinaan kelompok tani selama ini hanya
berorientasi kepada target-target produksi dan mengejar pencapaian target suatu
proyek.

Sering ditemukan bahwa kelompok yang tumbuh atas inisiatif masyarakat
sendiri lebih terjamin kelangsungannya danpada kelompok-kelompok strategi
pembangunan seperti kelompok tani.
Dari hal-ha1 tersebut diatas, maka dirasakan perlunya suatu kajian tentang
persepsi anggota kelompok terhadap peranan kelompok tani (sebagai Kelas belajar,
sebagai Unit Produksi Usahatani, dan sebagai wahana kerjasama) sekarang ini,
terutarna dalam memenuhi kebutuhan usahatani padi anggotanya.

Masalah Penelitian
Dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian kelompok tani
diharapkan dapat berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha
tani dan wahana kerja sama antara anggota kelompok dan dengan pihak lain (SK
Mentan No.881/Kpts/OT.210/1a 1988).
Banyaknya kelompok tani ditiap desa di harapkan dapat menjadikan kegiatan
usahatani bagi petani setempat lebih terpadu dan lebih bergairah serta lebih
dinamis. Pada kenyataan yang ada sekarang banyak kelompok tani yang tinggal
papan nama dan kelompok tani yang bubar setelah proyek berakhir. Kelompokkelompok tani ini tidak dapat menjaga kedinamisannya dan menjaga kelangsungan
kegiatannya.
Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa perrnasalahan yang dapat
dikaji, yaitu sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani
(sebagai kelas belajar, unit produksi usahatani, dan wahana kerjasarna)?

(2) Bagaimanakah karakteristik anggota kelompok tani padi sawah?

(3) Bagaimanakah tingkat pemenuhan kebutuhan penguasaan teknologi, saprodi,
dan pemasaran hasil usahatani padi anggota kelompok tani?
(4) Bagaimanakah hubungan antara karakteristik anggota kelompok tani dengan
persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani, dan
bagaimanakah hubungan antara persepsi anggota kelompok tani terhadap
peranan kelompok tani dengan tingkat pemenuhan kebutuhan usahatani padi
anggota kelompok?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :
(1) Menjelaskan persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani

(sebagai kelas belajar, unit produksi usahatani, dan wahana kerjasama).

(2) Menjelaskan karakteristik anggota kelompok tani padi sawah.
(3) Menjelaskan tingkat pemenuhan kebutuhan usahatani padi anggota kelompok
tani.
(4) Menjelaskan hubungan antara karakteristik anggota kelompok tani dengan
persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani, dan hubungan
antara persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani,
dengan tingkat pemenuhan kebutuhan usahatani padi anggota kelompok tani.
Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan
pertimbangan bagi penentu kebijakan pembangunan

pertanian di daerah,

khususnya yang berhubungan dengan pembinaan kelompok tani, dan juga

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pandangan dan
penilaian anggota kelompok tani terhadap peranan kebmpok tani dalam memenuhi
kebutuhan usahatani anggotanya, khususnya usahatani padi sawah. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan llmu
Penyuluhan Pembangunan, khususnya untuk memperkaya pengembangan konsepkonsep teoritis tentang hubungan karakteristik anggota kelompok tani dengan
persepsi tertiadap peranan kelompok tani.

TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok Tani
Pengelompokan petani telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda
dengan nama saat itu Rukun (Jawa Barat) dan Kring Tani (jawa Timur) (Abbas,
1995). Salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan
kejasama kelompok tani. Oleh sebab itu, sejak pelaksanaan Repelita Idi Indonesia
mulai dikembangkan pembentukan kelompok tani, yang diawali dengan kelompokkelompok kegiatan (kelompok pemberantasan hama, dan kelompok pendengar
siaran pedesaan) dan akhirnya sejak tahun 1976 dengan dilaksanakannya proyek
penyuluhan tanaman pangan (National Food Crop Extension Project, NFCEP)
dikembangkan pula kelompok tani berdasarkan hamparan lahan pertaniannya
(Mardikanto,1993).
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No.881/Kpts/OT.210
/12/1988, yang dimaksud dengan kelompok tani nelayan adalah:
"kumpulafi petani nelayan yang terikat secara non formal atas dasar
keserasian, kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya), keakraban,
kepentingan bersama dan saling percaya mempercayai, serta mempunyai
pimpinan untuk mencapai tujuan bersama."
Berdasarkan pengertian diatas dapat disebutkan beberapa ciri kelompok tani
nelayan, yaitu : (a) saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab
dan saling percaya mempercayai; (b) mempunyai pandangan dan kepentingan yang
sama dalam berusaha tani; (c) memiliki kesamaan tradisilkebiasaan, pemukiman,
hamparan usaha tani, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial; dan (d) bersifat
non formal, tidak berbadan hukum tetapi mempunyai pembagian dan tanggung
jawab atas dasar kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak.

Penumbuhan kelompok tani nelayan didasarkan atas faktor-faktor pengikat
sebagai berikut : (a) adanya kepentingan bersama antara anggotanya, (b) adanya
kesamaan kondisi sumber daya alam dalam berusaha tani-nelayan, (c) adanya
kondisi masyarakat dan kehidupan sosial yang sama, dan (d) adanya saling percaya
mempercayai antara sesama anggota. Dengan pendekatan kelompok ini rnaka akan
terjalin kerjasama antara individu anggota kelompok dalam proses belajar, proses
berproduksi, pengolahan hasil dan pemasaran hasil untuk peningkatan pendapatan
dan penghidupan yang layak. Pembentukan kelompok tani nelayan adalah fleksibel,
anggota kelompok dapat sehamparan (terutarna Supra Insus), dapat sesuai domisili
dan dapat pula berdasar komoditi. Jumlah anggota tiap kelompok berkisar antara
10 - 20 orang (Abbas, 1995).
Menurut Torres (Mardikanto,l993), beberapa keuntungan pembentukan
kelompok tani adalah sebagai berikut : (a) sernakin eratnya interaksi dalam
kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok; (b) semakin terarahnya
peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani; (c) semakin cepatnya
proses perembesan (difusi) penerapan inovasi (teknologi) baru; (d) semakin naiknya
kemampuan rata-rata pengembalian hutang (pinjaman) petani; (e) semakin
meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input) maupun
produk yang dihasilkannya; dan (9 semakin dapat membantu efisiensi pembagian air
irigasi serta pengawasannya oleh petani sendiri.
Margono Slamet di dalam makalah yang disajikan pada Seminar Perhiptani
2001 di Tasik Malaya Jawa Barat mengemukakan bahwa pendekatan kelompok ini
disarankan bukan hanya karena pendekatan ini lebih efisien, tetapi

karena

pendekatan itu mempunyai konsekuensi dibentuknya kelompok kelompoktani dan
terjadinya interaksi antar petani dalam wadah kelompok kelompok itu. Selanjutnya

disebutkan juga bahwa interaksi antar petani dalam kelompok-kelompok itu sangat
penting sebab itu merupakan forum komunikasi yang demokratis. Forum itu juga
sebagai forum belajar sekaligus forum pengambilan keputusan untuk memperbaiki
nasib mereka sendiri. Melalui forum semacam itulah pemberdayaan ditumbuhkan
yang akan berlanjut pada tumbuh dan berkembangnya kemandirian rakyat petani.
Sajogyo (Mardikanto, 1993) memberikan tiga alasan utama dibentuknya
kelompok tani, yaitu :
(a)

Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang
tersedia.

(b)

Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan

(c)

Adanya alasan ideologis yang "mewajibkann para petani untuk terikat oleh
suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya.
Kelompok tani yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kelompok tani

padi sawah yang anggota-anggotanya terdiri dari petani-petani padi sawah
sehamparan dan jumlah anggotanya berkisar antara 10 - 25 orang.
Peranan Kelompok Tani

Peranan merupakan seperangkat harapan yang ditujukan pada diri
seseorang dan ha1 ha1 yang seharusnya dilaksanakan (Slamet, 2001). Kegiatan
atau aktivitas yang berkaitan dengan status dalam masyarakatllingkungannya
disebut sebagai peranan individulkelompok yang bersangkutan. Jadi ha1 ha1 yang
menjadi harapan terhadap diri seseoranglkelompok dan yang seharusnya
dilaksanakan oleh oranglkelompok tersebut, merupakan peran oranglkelompok yang
bersangkutan.

Sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian No.881/KptslOT.210/12/1988
'kelompok tani nelayan berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit
produksi usaha tani, dan wahana kerjasama antara anggota kelompok
dengan pihak lain. Kelompok tani nelayan adalah organisasi non formal".
Kelompok tani sebagai kelas belajar dan mengajar bagi petani nelayan
merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam berusaha tani nelayan yang lebih baik
dan inenguntungkan, serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan
yang lebih sejahtera. Oleh karena itu, pembinaannya diarahkan agar anggota
kelompok secara merata memiliki kemampuan kemampuan, antara lain dalam :
menggali dan merumuskan keperluan belajar; berhubungan dan bekerja sama
dengan sumber informasi dan teknologi yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar baik yang berasal dari sesama petani nelayan, instansi pembina maupun
pihak pihak lain; menciptakan iklimllingkungan belajar yang serasi; mempersiapkan
sarana belajar; berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan merumuskan
kesepakatan bersama baik dalam memecahkan masalah maupun melaksanakan
berbagai kegiatan kelompok (Abbas, 1995).
Sebagai unit produksi usahatani nelayan, kelompok tani merupakan satu
kesatuan unit usaha tani untuk mewujudkan kerjasama dalam rnencapai skala
ekonomi yang lebih menguntungkan. Oleh karena itu, pembinaan diarahkan agar
anggota kelompok secara bersama memiliki kemampuan, antara lain dalam
mengambil keputusan untuk menentukan pola usahatani yang menguntungkan
berdasarkan teknologi terapan berorientasi pasar tanpa melupakan kepentingan
nasional; menyusun rencana usahatanilrencana definitif kelompok serta rencana
permodalan; menerapkam teknologi maju dalam usahatani sesuai rekomendasi;
bemubungan dan bekerjasama dengan pihak pihak penyedia sarana produksi dan

pemasaran hasil; menganalisa dan menilai usahatani yang dilaksanakan dan
mengelola administrasi kelompok (Abbas, 1995).
Sebagai wahana kerjasama, kelompok tani nelayan merupakan tempat untuk
memperkuat kerja sama diantara sesama petani nelayan dalam kelompok dan
antara kelompok dengan pihak lain untuk menghadapi berbagai ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan. Upaya pembinaan kelompoktani nelayan agar
anggota kelompok memiliki kemampuan kemampuan, antara lain dalam :
menciptakan suasana saling kenal, saling percaya dan selalu berkeinginan untuk
bskerjasama; menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan
pandangan pandangan diantara anggota; mengatur dan melaksanakan pembagian
tugas; bekerjasama dengan pihak pihak penyedia kemudahan sarana produksi,
pengolahan dan pemasaran hasil, dan melaksanakan hubungan melembaga dengan
KUD dalam pelaksanaan Rencana Definitif Kelompok (RDK), Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok (RDKK), pengolahan, pemasaran hasil dan permodalan
(antara lain kelompoktani sebagai tempat pelayanan koperasilTPK).
Dalam penelitian ini peranan kelompok tani yang dimaksudkan adalah
peranan kelompok tani tersebut sebagai (a) Kelas belajar, yaitu : menentukan apa
yang harus dipelajari, berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pembina,
sesama petani maupun pihak lainnya untuk mendapatkan informasi dan teknologi
yang diperlukan anggota, menjadikan suasana belajar yang menyenangkan,
menyediakan sarana belajar, dan menggali pendapat serta masalah usahatani
anggotanya;

(b)

sebagai Unit Produksi Usahatani, yaitu : menentukan pola

usahatani yang menguntungkan, menyusun rencana usahatani serta rencana
permodalan, menyediakan saprodi, dan berhubungan serta bekerjasama dengan
pihak pihak penyedia sarana produksi dan pemasaran hasil; dan (c) sebagai

Wahana kerja sama, yaitu :

menjadikan suasana di kelompok untuk saling

mengenal dan saling percaya antar anggota, mengatur dan membagi tugaslkerja
untuk anggotanya, tempat pemasaran hasil usahatani anggotanya, bekerjasama
dengan pihak pihak penyedia kemudahan saprodi, pengolahan dan pemasaran
hasil, dan melaksanakan hubungan melembaga dengan KUD.
Psrsepsi Anggota Kelompok tani terhadap Peranan Kelompok Tani

Persepsi adalah proses menerima informasi atas stimuli dari lingkungan dan
mengubahnya kedalam kesadaran psikologis (van den Ban, 1999).
Desirato (Rakhmat, 2000) mengatakan bahwa persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna
pada stimuli inderawi (sensoly stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah
jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna
informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian),
ekspektasi (harapan), motivasi dan memori. Persepsi seperti juga sensasi,
ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional (Rakhmat, 2000).
Thoha (1999) mengatakan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses
kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan
penciuman.

Kunci ontuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan

bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan
bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Menurut Litterer (Asngari,1984), persepsi adalah ?he understanding or view
people have of things in the world around them."

Dalam ha1 ini berarti bahwa

persepsi adalah pemahaman atau pandangan seseorang tentang segala sesuatu
yang ada disekitarnya.

Selanjutnya di kemukakan oleh Litterer (Asngari,1984)

bahwa persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang pada suatu keadaan,
fakta atau tindakan. Karena itu, individu perlu mengerti dengan jelas tugas dan
tanggung jawab yang dipikulkan kepadanya.
Litterer (Asngari,l984) mengemukakan ada tiga mekanisme pembentukan
persepsi yaitu : selectivity, closure, and intepretation. lnforrnasi yang sampai kepada
seseorang menyebabkan individu yang bersangkutan membentuk persepsi, dimulai
dengan pemilihan atau menyaringnya, kemudian inforrnasi yang masuk tersebut
disusun menjadi kesatuan yang bermakna, dan akhimya terjadilah interpretasi
mengenai fakta keseluruhan informasi itu. Menurut Asngari (1984), pada fase
interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang
penting.
Tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi, Krech & Crutchfield
(Sarwono,

1983) menyatakan bahwa ada dua golongan variabsl yang

mempengaruhi persepsi, yaitu : (1) Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang
terkandung dalam rangsang fisik dan proses neurofisiologik; dan (2) Variabel
fungsional, yaitu

faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat seperti

kebutuhan (needs), suasana hati (moods), pengalaman masa lampau dan sifat-sifat
individual lainnya.
Mengacu pada pengertian-pengertiantentang persepsi tersebut, maka dalam
penelitian ini ditetapkan konsep persepsi anggota kelompok tani adalah pandangan
dan penilaian anggota kelompok tani terhadap suatu objek, dalarn ha1 ini yang

menjadi objek adalah peranan kelompoktani sebagai kelas belajar, unit produksi
usahatani dan sebagai wahana kerjasama.

Usahatani Padi Sawah
Padi merupakan komoditi yang akan tetap menempati posisi strategis dalam
perekonomian Indonesia. Rata-rata kebutuhan Padi meningkat 3,6% per tahun
sementara tiagkat pertumbuhan produksi hanya 2,8g0/6 per tahun (Balai Penelitian
Tanaman Pangan Lahan Rawa, 1996).
Teknologi Usahatani (Panca Usahatani) padi sawah telah diperkenalkan
sejak tahun 1963, yang meliputi : (1) Penggunaan benih varietas unggul, (2)
bercocok tanam yang baik, (3) Pemupukan, (4) Pengaturan air, dan (5)
Pengendalian hama penyakit. Agar peningkatan produksi lebih baik, pemerintah
menambahkan 2 paket teknologi lainnya, yaitu : panen dan pasca panen.
Perpaduan teknologi panca usahatani dengan teknologi panen dan pasca panen
dikenal dengan nama teknologi Sapta Usahatani.
Teknologi Sapta Usahatani disempurnakan dengan paket teknologi baru
yang dikenal dengan nama Supra Insus, yang terdiri dari 10 unsur teknologi, yaitu :
(1) Pengolahan tanah yang sempurna, (2) Pemakaian benih berrnutu tinggi, (3)

Penggunaan jarak tanam dengan populasi tanaman minimal 200.000 rumpun per
hektar, (4) Pemakaian pupuk yang lengkap dan berimbang (Urea 250Kg/ha, ZA
100Kg/ha, TSP 125 Kglha, dan KCL 125 Kglha), (5) Pengelolaan air di tingkat
usahatani, (6) Pelaksanaan Pengedalian hama dan penyaki secara terpadu, (7)
Penggunaan PPCIZPT, (8) pelaksanaan pola tanam tahunan dengan lndeks tanam
tidak kurang dari 200 %, (9) Pergiliran varietas, dan (10) Pengelolaan pasca panen.

Penanaman padi pada lahan sawah bisanya dilakukan melalui tahapantahapan, yaitu : Persemaian, penaburan benih diatas persemaian dan pemindahan
bibit ke sawah. Kegiatan awal sebelum melakukan penanaman adalah menyiapkan
areal persemaian. (Girisonta, 1995).
Persiapan pesemaian basah dilakukan dengan membuat bedengan setinggi
20-30 cm, lebar 100-150 cm dan panjang 500-600 cm atau sesuai dengan
kebutuhan serta parit dengan ukuran lebar 3040 cm.
persemaian harus diupayakan 1/25

Pemakaian lahan untuk

- 1/20 luas sawah yang akan ditanami dan

penggunaan benih setiap hektamya sebanyak 2540 Kg.
Langkah selanjutnya adalah penaburan benih di persemaian. Sebelum benih
disemaikan terlebih dahulu benih direndam selama 24 jam. Tujuan perendamaan ini
adalah agar gabah dapat menghisap air yang cukup, sehingga dapat mempercepat
proses perkecambahan dan benih agar tumbuh seragam.
Setelah bibit berumur sekiar 3 4 minggu, bibit siap dipindah tanamkan ke
lapang. Jarak tanam yang dianjurkan untuk teknologi Supra lnsus adalah jumlah
tanaman minimal 200.000 rumpun per hektar atau dengan jarak tanam 18 cm x 18

cm, 18 cm x 20 cm, dan 20 cm x 20 cm.
Pemeliharaan adalah rnerupakan kegiatan yang sangat penting dalam
budidaya tanaman padi sawah. Dalam pemeliharaan tanarnan padi sawah ada
beberapa kegiatan yang haruis dilakukan, yaitu : Penyulaman dan penyiangan,
pengairan, pemupukan, pengendalian hama penyaki secara terpadu.
Dalam kegiatan penyulaman ada beberapa ha1 yang pedu diperhatikan ,
yaitu bibit yang digunakan harus dari jenis yang sarna, bibit yang digunakan bisa dari
bibit yang terdahulu, dan penyulaman harus dilakukan sekiar 7-14 hari setelah di
pindah tanamkan.

Penyiangan adalah suatu kegiatan yang bertujuan

untuk

membersihkan gulma yang tumbuh pada lahan sawah.

Dalam pertumbuhan

tanaman (bibit) p[adi sawah, sering diikuti dengan pertumbuhan beberapa jenis
gulma. Hal ini dapat menyebabkan persaingan antara tanaman pokok (padi) dengan
gulma dalam memperoleh atau mendapatkan makanan (unsur hara). Karena itu
penyiangan harus dilakukan.
Pengairan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk memberikan air guna
keperluan pertanian. Pemberian dilakukan secara tertib dan teratur untuk daerah
pertanian yang membutuhkan dan kemudian setelah air tersebut digunakan
sebaiknya secara tertib dan teratur pula dialirkan ke saluran pembuangan air
(Siregar, 1981).

Dalam budidaya padi sawah, air sangat diperlukan untuk

pertumbuhan tanaman.

Pemberian air (pengairan) pada prinsipnya harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tanaman (fase vegetatif dan fase
generatif).

Fase pertumbuhan vegetatif adalah fase (masa) pertumbuhan dan

perkembangan akar, batang dan daun. Untuk itu diperlukan air yang cukup. Fase
generatif adalah fase terjadinya pembentukan malai bunga.

Pada saat inilah

pengairan ditingkatkan sesaat kemudian dikurangi secara bertahap (Girisonta,
1995).
Pemupukan padi sawah pada program Supra lnsus adalah melaksanakan
pemupukan berimbang, yaitu Urea 250 Kglha, TSP 125 Kglha, KCL 125 Kglha dan

ZA 100 Kglha atau sesuai dengan rekomendasi instansi terkait. Selain pemupukan
yang berimbang juga dianjurkan menggunakan pupuk pelengkap cair (PPC) atau Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT). Penentuan PPC yang digunakan baik dosis, cara maupun
waktu harus berdasarkan kesepakatan kelompoktani dengan bimbingan Penyuluh
Pertanian lapangan (PPL).

Panen dilakukan setelah gabah telah rnenguning secara merata dengan
menggunakan alat (sabit) yang tajam dan bergerigi, agar saat pemungutan hasil
tidak banyak yang rontok (terbuang). Perontokan segera dilakukan setelah selesai
panen dengan cara menggunakan alat perontok padi yang digerakkan oleh manusia
maupun motor. Pengangkutan dari sawah ke rumah haws menggunakan karung
atau wadah yang baik, agar gabah jangan banyak yang bejatuhan.
Untuk menjaga kualitas gabah atau beras, maka hams dilakukan
pengeringan dengan sempurna.

Pengeringan haws dilakukan segera setelah

perontokan sampai kadar air mencapai 14 persen, dan selanjutnya gabah disimpan
di gudang penyimpanan yang bebas hama, bersih serta tidak lembab dan bocor.
Hasil Penelitian di Lahan Pasang Surut Tidak Langsung Kalimantan Selatan
yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa pada tahun
1996, mengemukakan ada 2 macam Pola tanam Padi sawah yang dilaksanakan

petani. Pola tanam tersebut adalah : ada yang menanam padi varietas unggul diikuti
varietas lokal dan yang hanya menanam padi varietas lokal saja.
Beberapa varietas unggul yang sering ditanam petani di daerah ini antara
lain adalah IR 42, IR 46, dan IR 66. Varietas lokal yang disenangi antara lain adalah
Siyam, Pandak, dan Adil. Benih pada umumnya dibuat sendiri dari pertanaman
terdahulu.
Persemaian padi varietas unggul maupun varietas lokal dilaksanakan pada
bulan Oktober-Nopember. Persemaian padi varietas unggul dilakukan hanya 1 kali
selama lebih kurang 20 hari, kemudian ditanam.

Sedangkan

Varietas lokal

persemaiannya dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu persemaian I yang disebut
dengan Taradak, persemaian II yang disebut dengan Ampakan, dan persemaian Ill

disebut dengan Lacakan. Lama pertanaman pada setiap tahapan persemaian
berturut turut 30 hari, 40 hari, dan 75 hari.
Di Lahan Pasang Surut pada umumnya tidak dikenal pengolahan tanah,
tetapi dikenal istilah persiapan lahan.

Persiapan lahan disini hanya dengan

membabat gulma. Gulma setelah ditebas dibiarkan lebih kurang 10 hari, kemudian
dikumpulkan menjadi bagian bagian yang memanjang atau tumpukan tumpukan
yang disebut dengan puntalan. Puntalan dibiarkan selama lebih kurang 10 hari
kemudian di balik yaitu bagian atas di kebawahkan, maksudnya agar pembusukan
gulma merata.

Apabila pembusukan telah meiata kemudian gulma tersebut

dihamburkan pada lahan pertanaman secara merata, yang berarti khan siap untuk
ditanami. Pada pertanaman padi varietas unggul tahapan persiapan lahan tersebut
kadang-kadang dilaksanakan dan kadang kadang tidak dilaksanakan. Jadi tahapan
persiapan lahan tersebut umumnya dilaksanakan dalam usaha pertanaman padi
varietas

lokal. Penanaman padi varietas

unggul dilakukan pada bulan

OktoberINopember, sedangkan padi varietas lokal ditanam pada bulan MaretIApril.
Jenis pupuk yang digunakan baik oleh petani yang menanam varietas unggul
maupun varietas lokal relatif sama seperti pupuk Urea dan pupuk TSP. Dosis pupuk
padi varietas unggul adalah 100-300 Kg Urea per hektar dan 77-125 Kg TSP per
hektar.
Untuk memelihara padi varietas unggul terhadap serangan hama tikus pada
umumnya petani membuat kandang dari plastik diseluruh sisi pertanaman setinggi
lebih kurang 60 cm, sebagian diatas permukaan air (45 cm) dan sebagian lagi
terendam (15 cm).

Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 30 hari.

Pestisida yang umum digunakan adalah Furadan 3 G. Hama yang sering menyerang
tanaman padi selain hama tikus adalah hama penggerek batang padi.

Panen padi varietas unggul pada bulan PebruarWret, sedangkan padi
varietas lokal pada bulan AgustusISepternber. Alat panen yang digunakan adalah
ani-ani dan arit. Perontokan sangat sederhana, yaitu dengan rnenginjak-injak sarnbil
digulung dengan kaki yang disebut mairiklmarapai. Setelah dirontok gabah dijernur
dengan rnenggunakan alas tikar, kernudian dibersihkan dengan alat yang di sebut
gumbaan.

Hasil panen pada urnurnnya dijual sebagian kepada pedagang

pengurnpul.
Kebutuhan Petani pada Kegiatan Usahatani Padi Sawah

Rucm (Anantanyu, 1998) rnendefinisikan kebutuhan (need) sebagai :
"kebutuhan seseorang untuk rnencapai keadaan yang lebih baik dari
keadaan sebelurnnya atau lebih baik dari keadaan orang lain".
Kebutuhan ini rnenandakan ketidakseirnbangan atau kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan serangkaian perubahan dari kondisi yang lebih
diinginkan.
Maslow (Soedijanto, 1994) rnernbagi kebutuhan dalarn lima kelompok
berdasarkan prioritas tuntutannya, rneliputi : (1) Kebutuhan Faal; yaitu kebutuhan
fisiologis agar rnanusia bisa hidup, (2) Kebutuhan akan rasa arnan, (3) Kebutuhan
Sosial (kebutuhan berafiliasi), (4) Kebutuhan ego, prestise, penghargaan dan
kehormatan, dan (5) Kebutuhan akan aktualisasi din.
Soedijanto (1994) merangkum pendapat beberapa ahli tentang kebutuhan
sebagai berikut :
'(1) Kebutuhan (need) adalah suatu ha1 yang diperlukan seseorang untuk
rnencapai keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelurnnya, atau lebih baik
dari keadaan orang lain, (2) Kebutuhan seseorang akan tirnbul karena
adanya kekurangan yang dirasakan, dan (3) Sernua kegiatan manusia itu
akan selalu berhubungan dengan usaha untuk mernenuhi kebutuhannya."

Menurut Kartasapoetra (1994). ada lima unsur atau lima fasilitas dan jasa
yang hams tersedia atau disediakan bagi para petani di pedesaan yang merupakan
syarat mutlak untuk melaksanakan pembaharuan-pembaharuan (modernisasi)
pertanian yaitu : (1) penyediaan bahan-bahan dan alat-alat produksi yang dapat
dibeli, diambil dengan mudah oleh para petani; (2) ilmu dan teknologi pertanian yang
senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan; (3) adanya pasar bagi setiap
jenis produk usaha tani yang mudah dihubungi para petani; (4) rangsangan bagi
para petani untuk aktif berproduksi; dan (5) tersedianya alat-alat angkutan yang baik
dan ekonomis yang dapat memperlancar usaha tani.
Selain itu, ada lima elemen yang berupa fasilitas-fasilitas yang dapat
memperlancar berlangsungnya berbagai perubahan dalam bidang pertanian yaitu :
(1) perkembangan pendidikan dan skill, (2) penyediaan modal berupa kredit
produksi, (3) pembinaan kelompok dan kegiatan gotong royong, (4) memperbaiki
dan mengadakan tanah- tanah pertanian baru, dan (5) perencanaan nasional dalam
ha1 modernisasi pertanian (Kartasapoetra, 1994).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kebutuhan petani adalah
kebutuhan mereka dalam kegiatan usaha tani padi sawah yang meliputi segala
sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan usahataninya. Kebutuhan tersebut meliputi
kebutuhan dalam ha1 penguasaan teknologi, yaitu : pengolahan tanah, pemupukan,
cara penanaman benih, panen, dan pasca panen; kebutuhan dalam ha1 pemenuhan
Saprodi (benih, pupuk, dan obat-obatan); dan kebutuhan dalam ha1 pemasaran
hasil usahatani.

KERANGKA BERFlKlR DAN HlPOTESlS PENELlTlAN
Kerangka Berfikir

Pelaksana utama pembangunan pertanian terdiri dari warga masyarakat,
dalam ha1 ini petani nelayan yang pada umumnya termasuk golongan yang lemah.
Petani nelayan mempunyai kelemahan dalam ha1 permodalan, tingkat pendidikan,
keterampilan dan teknologi serta peralatan yang digunakan dalam pengelolaan
usaha taninya.
Tujuan pembangunan pertanianadalah untuk meningkatkan pendapatan dan
taraf hidup petani nelayan disamping upaya untuk selalu meningkatkan produksi.
Untuk itu diperlukan upaya-upaya agar sasaran dari pembangunan pertanian
tersebut tercapai.
Kelompok tani, sebagai kelompok masyarakat yang termasuk ke dalam
kelompok strategi pembangunan pedesaan (Sri Rejeki, 1998),

berfungsi sebagai

media informasi pembangunan, menyebarkan inovasi/program pembangu