Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

(1)

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN

PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH (

ORIZA SATIV )

(Kasus : Kelompok Tani Desa percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang )

SKRIPSI

OLEH :

HENDRI JUPERSON

100304013

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

HENDRI JUPERSON (100304013) dengan judul PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (ORIZA SATIVA) di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak HM. Mozart Darus, M.Sc dan Bapak Ir.Thomson Sebayang, M.T

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar peranan kelompok tani dalam usaha tani padi sawaah dan berapa besar pendapatan usaha tani padi saawah serta bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu dengan deskriptif dan metode analisis korelasi Chi-square dan korelasi Rank Spearman. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, dan pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat peranan kelompok tani terhadap pendapatan petani di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tergolong Sedang. Hubungan peranan kelompok tani dengan tingkat pendapatan petani padi sawah di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang secara parsial memiliki hubungan yang nyata.


(3)

RIWAYAT HIDUP

HENDRI JUPERSON (100304013), lahir di Desa Lawe Desky, Kecamatan Babul Makmur, Kabupaten Aceh Tenggara pada 24 September 1992, anak kedua dari Ayah J. Simorangkir dan Ibu S. Sembiring Kembaren

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis sebagai berikut:

1. Tahun 1998,masuk Sekolah Dasar dan lulus pada tahun 2004 dari SDN.4 Lawe Sigala-gala.

2. Tahun 2004, masuk sekolah Menegah Pertama dan lulus pada tahun 2007 dari SLTPN2 Lawe Sigala-gala

3. Tahun 2007,masuk Sekolah Menengah Atas dan lulus pada tahun 2010 dari SMA NEGERI 1 Lawe Sigala-gala.

4. Tahun 2010, diterima di Universitas Sumatera Utara ,Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis melalui jalur PMP (Penerimaan Mahasiswa Berprestasi).

5. Bulan Juli hingga Agustus 2013, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Naga Raja,Kecamatan Sipispis, Kab.Deli Serdang

6. Bulan Desember 2014 melakukan peneltian skripsi di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi

ini adalah “Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa).

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak HM. Mozart B. Darus, M,Sc selaku ketua komisi pembimbing yang telah membantu,mengarahkan dan membimbing penulis selama dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. Thomson Sebayang, M.T selaku anggota komisi pembimbing yang telah membantu,mengarahkan dan membimbing penulis selama dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ayahanda J. Simorangkir dan Ibunda S. Sembirng Kembaren yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Univeritas Sumatera Utara. 4. Kakak dan Adek-adek Tercinta tercinta Panta Ulina Br Simorangkir dan

Nikolas Simorangkir serta Emma Muliana Br Simorangkir yang memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Sahabat-sahabat terkasih Roy Siahaan, Yongky Apriono, Estomihi, Boy Rasta, Jerry Tamba,.

6. Teman-teman seperjuangan Voldo Sidauruk SP, Ezra Panggabean SP, Nusantry Sirait SP, Johannes Munthe SP, Irwan Siregar SP, Jona Perangin SP, Roy Sianturi, Melky, Dela, Edberg Partogi, Andrew, Harry, andy


(5)

Sabda, Andi Kusuma, Timotius, Esron Lubis SP, Humicca, Boy, dan

teman seangkatan AGB’10 yang tidak disebutkan satu per satu

7. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan penulisan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2015


(6)

DAFTAR ISI ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Padi Sawah ... 8

2.1.2. Usaha Tani ... 9

2.1.3. Faktor Produksi Usaha Tani ... 11

2.1.3.1. Lahan Pertanaman ... 12

2.1.3.2. Modal ... 12

2.1.3.3. Tenaga Kerja ... 13

2.1.4. Pendapatan Petani ... 14

2.1.5. Penyuluhan Pertanian ... 16


(7)

2.2. Landasan Teori ... 18

2.3. Kerangka Pemikiran ... 23

2.5 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian... 29

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 30

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.4. Metode Analisis Data ... 31

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 37

3.6. Batasan Operasional ... 38

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 40

4.2 Keadaan Penduduk ... 41

4.2.1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 41

4.2.2. Keadaan Penduduk Menurut Umur ... 41

4.2.3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 42

4.2.4. Keadaan Penduduk Menurut Agama... 43

4.2.5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

4.2.6. Penggunaan Lahan ... 44

4.2.7. Sarana dan Prasarana ... 44

4.3. Karakteristik Nelayan Sampel ... 45

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Peranan Kelompok Tani dalam Usaha Tani Padi Sawah ... 47


(8)

5.2.1. Biaya Produksi Padi Sawah ... 53 5.2.2. Penerimaan Usaha Tani Padi Sawah ... 54 5.2.3. Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah ... 55 5.3. Hubungan Peranan Kelompok Tani dengan Pendapatan

Usaha Tani Padi Sawah ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 58 6.2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Hal

3.1

3.2 3.3

Luas Panen, Produksi Rata-rata di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

Skor Penilaian Tingkat Peranan Kelompok Tani Kategori Tingkat Kelompok Tani

29

33 34 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa

Percut Tahun 2014

41

4.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Percut Tahun 2014

41

4.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Percut Tahun 2014

42

4.4 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Percut Tahun 2014

43

4.5 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Percut Tahun 2014

43

4.6 Penggunaan Lahan di Desa Percut Tahun 2014 44 4.7 Sarana dan Prasarana di Desa Percut 44 4.8 Karakteristik Petani Sampel 45 5.1 Kategori Peranan Kelompok Tani dalam Setiap Indikator 48 5.2 Peranan Kelompok Tani di Desa Percut, Kecamatan Percut

Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

52

5.3 Total Biaya Produksi Usaha Tani Padi Sawah Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

53

5.4

5.5

5.6

Rata-rata Total Penerimaan Usaha Tani Padi Sawah Per Satu Musim Tanam

Rata-rata Total Pendapatan Usahatani Padi Sawah Per Satu Musim Tanam

Hubungan Peranan Kelompok Tani dengan Pendapan Usahatani Padi Sawah

54

55


(10)

5.7 Hubungan Peranan Kelompok Tani dengan Pendapan Usahatani Padi Sawah


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

1 Karakteristik Petani Sampel Anggota Kelompok Tani di Desa Percut

2 Luas Lahan, Produksi, Harga, dan Total Penerimaan Usahatani Padi Sawah

3 Biaya Variabel dan Total Biaya Usahatani Padi Sawah per Musim Tanam

4 Biaya Variabel, Biaya Penyusutan, Sewa Lahan, Pajak,Luas Lahan dan Produksi USahatani Padi Sawah .

5 Biaya Penyusutan Peralatan per Musim Tanam

6 Penerimaan, Total Biaya, Dan Pendapatan Padi Sawah 7

8

9

10

11

12

Total Skor Peranan Kelompok Tani Dalam Usahatani Padi Sawah

Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok tani dalam Hal Kemampuan Merencanakan

Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok tani dalam Hal Daya Serap Informasi dan Penerapan Teknologi Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok tani dalam Hal Melakukan Kerjasama dan Melaksanakan Rencana Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok tani dalam Hal Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar

Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok tani dalam Hal Melakukan Hubungan Melembaga Dengan Koperasi/KUD


(13)

ABSTRAK

HENDRI JUPERSON (100304013) dengan judul PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (ORIZA SATIVA) di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak HM. Mozart Darus, M.Sc dan Bapak Ir.Thomson Sebayang, M.T

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar peranan kelompok tani dalam usaha tani padi sawaah dan berapa besar pendapatan usaha tani padi saawah serta bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu dengan deskriptif dan metode analisis korelasi Chi-square dan korelasi Rank Spearman. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, dan pengambilan data dilakukan secara primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat peranan kelompok tani terhadap pendapatan petani di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tergolong Sedang. Hubungan peranan kelompok tani dengan tingkat pendapatan petani padi sawah di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang secara parsial memiliki hubungan yang nyata.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropis yang langsung di pengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Indonesia masih merupakan negara yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia adalah padi yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman pertanian dan merupakan tananaman utama dunia

(Sudarman, 2001).

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya dalam perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut bisa kita lihat dengan jelas dari peranan sektor pertanian didalam menampung penduduk serta memberikan kesempatan kerja kepada penduduk. Pembangunan pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan surplus. Hal ini terjadi bila produktifitas diperbesar sehingga menghasillkan pendapatan petani yang lebih tinggi dan memungkinkan untuk menabung dan mengakumulasikan modal. Peningkatan taraf hidup tersebut diperoleh petani dengan cara meningkatkan pendapatanya. Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi mereka melaksanakan berbagai kegiatan dengan mengembangkan berbagai kemungkinan komoditi pertanian lain (diversifikasi usahatani) yang secara ekonomis menguntungkan jika lahan pertaniannya memungkinkan. Pengembangan pendapatan diluar usahatani


(15)

(off farm income) juga akan sangat membantu peningkatan kesejahteraan karena terbatasnya potensi usahatani, berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan sektor pertanian akan mampu menurunkan angka kemiskinan petani (Sudarman, 2001).

Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan, peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan keesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian (Sastraadmadja, 1985).

Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian adalah dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani, seperti kelompok tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengarauh terhadap keberhasilan langkah pemerintah tersebut. Dinamis yang dimaksud adalah selalu siap untuk maju dan menyonsong pembaharuan pertanian yang digalakkan dewasa ini ( Kukuh, 2009 ).

Sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan disektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang diharapakan dapat memperbaiki taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat yang masih tergantung pada sektor pertanian.

Didalam mengelola usaha taninya petani mengharapkan perubahan didalam kehidupnya, yaitu mempunyai perilaku yang lebih maju dalam


(16)

melakukan usaha taninya. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai harapan petani adalah melakukan penyuluhan pertanian agar perubahan perilaku kearah yang lebih baik dalam mengelola usaha tani mereka ( Kartasapoetra, 1991 ).

Petani memainkan peranan sebagai inti dalam pembangunan pertanian. Petanilah yang memelihara tanaman dan menentukan bagaimana usaha taninya harus dimanfaatkan. Petanilah yang harus memelajari dan menerapkan metoda – metoda baru yang diperlukan untuk membuat usaha taninya lebih produktif ( Mosher, 1985 ).

Ide membuat suatu kelompok berasal dari kenyataan bahwa setiap individu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan seorang diri. Individu terutama dalam masyarakat modern, merasa kurang mampu, kurang tenaga, kurang waktu dan tidak berdaya bila harus memenuhi sendiri kebutuhan dasar atas makanan, naungan dan keselamatan. Bekerjasama dalam kelompok adalah lebih murah daripada kunjungan individu. Penyuluh pertanian jelas terbatas , berate bekerjasama dengan kelompok adalah lebih rendah biayanya. Alasan terbentuknya suatu kelompok adalah oleh karena beberapa orang mempunyai persoalan yang sama ( Rusdi, 1999 ).

Sugiarto dan Hendiarto (2004:66) mengemukakan bahwa kelembagaan tani yang kuat akan menghasilkan output yang dikehendaki seperti adanya peningkatan produkivitas padi, adanya pengembalian kredit atau tunggakan kredit rendah sehingga modal kembali, adanya peningkatan. Pendapatan dan pembentukan tabungan, serta berkembangnya sistemagribisnis.


(17)

Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk berkerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya, yang mana fungsi kelompok tani tersebut adalah sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, sebagai wahana kerjasama dan sebagai kelompok usaha ( Sugiono, 2009 ).

Berdasarkan pendekatan kualitatif yang dilakukan, menunjukkan bahwa kelompok tani terbentuk atas dasar inisiatif dari para petani sendiri oleh karena adanya rasa senasib dan sepenanggungan akan lebih menjamin keberlanjutan dari kelompok tani tersebut. Dari sisi aparat Pembina, seorang penyuluh pertanian dalam menjalankan fungsi dan peran harus memahami kondisi sosial setempat maupun latar belakang dan kemampuan petani sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja penyuluhan dengan tetap mengedepankan keikutsertaan petani sebagai mitra kerja. Walaupun penyuluh pertanian telah berupaya bersama petani/kelompok tani dalam menjalankan pembangunan disektor pertanian, namun masih dibituhkan adanya kebijaksanaan pemerintah yang berpihak kepda penyuluh pertanian

(http://www.ntt-academia.co,id).

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan ( sosial, ekonomi, sumber daya ), dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, Peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerjasama antar petani dan pihak lainnya


(18)

yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya. Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah usaha tani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses informasi, paasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya (Dinas Pertanian Kota Medan, 2008).

Secara teoritis pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan dari, oleh, dan untuk petani. Pengembangan kelompok tani perlu dilaksanakan dengan nuansa partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transpirasi, tanggung jawab, akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatan – muatan baru dalam pemberdayaan petani. Suatu kelompok tani yang terbentuk atas dasar adanya kesamaan kepentingan diantara petani menjadikan kelompok tani tersebut dapat eksis dan memiliki kemampuan untuk melakukan akses kepada seluruh sumber daya seperti sumber daya alam, manusia, modal, informasi, serta sarana dan prasarana dalam mengembangkan usatani yang dilakukan ( Jasmal, 2007 ).

Penelitian ini dilakukan terhadap petani anggota kelompok tani, karena dalam hal ini besar manfaatnya bagi mereka yang telah bergabung menjadi anggota kelompok tani. Dari sampel yang diteliti menunjukkan bahwa hamper semua petani masuk dalam anggota kelompok tani . Jadi dengan melihat bagaimana petani menerima kelompok tani sebagai wadah dan sebagai tempat bertukar pikiran, serta kita akan mengetahui apakah kelompok tani tersebut berperan atau tidak dalam peningkatan pendapatan usata tani padi sawah.


(19)

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kelompok tani padi sawah untuk mengetahui peranan kelompok tani didalam peningkatan pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut:

1. Seberapa besar peranan kelompok tani dalam usahatani padi sawah di Desa Percut,Kecamatan, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?

2. Berapa besar pendapatan usaha tani padi sawah di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran kelompok tani terhadap peningkatan pendapatan petani padi sawah.

2. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan petani padi sawah di Desa Percut kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang

3. Untuk menganalisis hubungan antara kelompok tani dengan pendapatan kelompok tani padi sawah di desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang


(20)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak kelompok tani yang ada di desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kelompok tani di desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliu Serdang.

3. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA, LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1. Padi sawah

Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman semusim yang sangat bermanfaat di Indonesia karena menjadi bahan makanan pokok. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Bila didataran tinggi kita mengenal padi gogo, maka didataran rendah kita mengenalnya dengan padi sawah.Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1.200 m dpl. (Nabilussalam, 2011).

Di Indonesia dikenal lebih dari 1000 jenis padi. Jumlah yang banyak itu disebabkan adanya perkawinan silang dari beberapa jenis padi dalam rangka peningkatan hasil. Secara garis besar tanaman padi dibedakan dalam 2 jenis sebagai berikut:

1. Padi beras, yaitu tanaman padi yg dijadikanan beras. Beras dapat ditanak menjadi nasi dan sebagai makanan pokok.

2. Padi ketan, Setalah dijadikan beras tidak digunakan sebagai makanan pokok, tetapi diolah menjadi bermacam- macam makanan ringan, misal jadah, jenang, tape ketan,menurut cara bertananmnya, padi beras dapat dibedakan atas 2 macam sebagai berikut:

a. Padi sawah, yaitu padi yang dalam pertumbuhannnya memerlukan air. Padi ini ditanam ditanah persawahan.


(22)

b. Padi kering, yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhannya tidak memerlukan air.

2.1.2. Usaha Tani

Menurut Soeharjo dan Patong (1973), usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan.

Faktor–faktor yang mendukung usaha pertanian ialah ketersediaan sarana produksi yang terjangkau oleh daya beli petani dan memenuhi syarat 4 tepat ( waktu, kuantitas, kualitas, tempat ), pasar yang dapat menampung produk pertanian serta transportasi yang memungkinkan pengangkutan produk ke pasar, kredit produksi dengan bunga dan tenggang waktu pembayaran kembali yang sesuai dengan kemampuan petani sehingga dapat mengisi kekurangan modal usaha, lembaga penelitian yang menghasilkan teknologi tepat guna, lembaga penyuluhan dan pelatihan, kebijakan politik dan ekonomi, kelembagaan petani yang dapat meningkatkan posisi produsen dalam menghadapi konsumen, serta kebijaksanaan harga masukan dan produk pertanian yang menimbulkan insentif berproduksi (Simatupang dkk, 1996).

Usaha pertanian yang berwawasan agribisnis mencakup kagiatan mulai dari pengadaan sarana produksi, menghasilkan produk primer, mengolah hingga mendistribusikan produk – produk tersebut sampai ke konsumen. Oleh karenanya berwawasan agribisnis mengandung beberapa persyaratan, yaitu:


(23)

a. Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem. Sub sistem akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu sub sistem. Pengembangan agribisnis harus mengembangkan semua sub sistem didalamnya karena tidak ada satu sub sistem yang lebih penting dari sub system lainnya.

b. Tiap subsistem dalam agribisnis mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan. Subsistem akan berfungsi baik apabila ditunjang oleh bahan baku yang dihasilkan produksi primer dan subsistem pengolahan akan berhasil baik jika menemukan pasar untuk produknya.

c. Agribisnis memerlukan lembaga penunjang seperti lembaga pertahanan, keuangan, pendidikan, penelitian, dan perhubungan. Lembaga pendidikan dan pelatihan mempersiapkan pelaku–pelaku agribisnis yang propesional, sedangkan lembaga penelitian memberikan sumbangan berupa teknologi dan informasi. Lembaga–lembaga penunjang kebanyakan ada diluar sector pertanian sehingga semakin erat sektor pertanian terkait dengan sektor yang lainnya, semakin besar sumbangan yang dapat diberikan sektor agribisnis dalam ekonomi nasional, sebagai penyedia bahan kebutuhan hidup, penghasil devisa, pencipta lapangan kerja, dan sumber peningkatan pendapatan masyarakat.

d. Agribisnis melibatkan pelaku dari pihak BUMN, swasta, koperasi dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor sarana produksi, importer, eksportir, dan lainnya. Kualitas sumber daya manuasia sangat menentukan berfungsinya subsistem-subsistem dalam


(24)

agribisnis dan dalam memelihara kelancaran arus komoditas dari produsen ke konsumen

(Simatupang dkk, 1996 ).

Strategi pengembangan usahatani sangat menggantungkan diri pada ketersediaan sumberdaya yang ada. Sumberdaya merupakan faktor untuk mencapai pendapatan, tetapi sumberdaya terbatas jumlahnya, sehingga kemampuan untuk mencapai pendapatan juga terbatas. Pada prinsipnya, sumberdaya yang merupakan faktor utama dalam meningkatkan pendapatan petani terdiri dari:

- Keterampilan manajemen petani

- Modal, meliputi modal tetap dan modal variabel - Tanah, meliputi kuantitas (luas) dan kualitas

- Tenaga kerja, meliputi kuantitas (jumlah) dan kualitas (Prayitnodkk, 1989: 96-97).

2.1.3. Faktor Produksi Usahatani

Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir factor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang


(25)

diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.

1.Lahan Pertanaman

sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang di terima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto,1995).

Tanah dan bagian-bagian diatasnya, merupakan faktor produksi penting dalam usahatani di negara-negara yang sedang berkembang. Tanah meliputi 70-90 persen dari modal seluruhnya, sehingga merupakan faktor dominan untuk meningkatkan pendapatan petani. Sebagian petani Indonesia rata-rata memiliki lahan yang sempit. (Khoiri, 1993: 2).

2. Modal

Modal (sarana produksi) dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi, 2003).


(26)

Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :

a) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar – kecilnya modal yang dipakai, makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.

b) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar – kecilnya modal yang dipakai.

c) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi, 2003).

3. Tenaga Kerja.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja/produktif, yaitu 15 – 64 tahun yang dapat berkerja untuk memproduksi. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi tidak sama dalam setiap cabang produksi (Daniel, 2008: 11).

Tenaga kerja usahatani terdiri dari tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita dan tenaga kerja anak-anak. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dalam keluarga maupun diluar keluarga. Tenaga kerja diluar keluarga diperoleh dengan cara upah. Produktifitas tenaga kerja pada daerah yang masyarakatnya memiliki lahan terbatas belum sepenuhnya mendukung kemajuan di bidang pertanian, karena faktor tenaga kerja merupakan faktor produksi yang kurang terbatas jumlahnya bila dibandingkan dengan tanah dan modal (Khoiri, 1993: 2).


(27)

2.1.4.. Pendapatan petani

Sedangkan yang disebut Pendapatan pada prinsipnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang berasal dari penjualan hasil produksi Usahatani. Sedangkan pendapatan bersih adalah pendapatan yang berasal dari penjualan hasil produksi usahatani setelah dikurangi biaya total yang dikeluarkan (Wardani, 2003: 27).

Menurut Soekarwati (1995), pendapatan dibedakan atas dua pengertian yaitu:

Pendapatan kotor usahatani. Sebagai nilai produksi usahatani dikalikan harga dalam jangka waktu tertentu baik yang jual maupun yang dikonsumsi sendiri, digunakan untuk pembayaran dan simpanan atau ada digudang pada akhir tahun. Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Hubungan biaya dengan pendapatan dapat diperitungkan untuk seluruh usaha tani sebagai satu unit selama periode tertentu, misalnya pada musim tanam. Dalam hal ini semua biaya semua produksi dijumlahkan kemudian di bandingkan dengan pendapatan diperoleh (Hadisaputro, 1985).

Pendapatan bersih (net farm income) mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam

(Soekartawi, 1989: 90).

Suatu rencana usahatani dalam azasnya harus mengandung hal-hal berikut: jenis dan nilai input, jumlah dan harga input yang akan digunakan, jumlah uang/kredit yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah


(28)

produksi yang akan diperoleh dan seberapa banyak dari produksi tersebut yang akan dijual untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan bersih yang diharapkan (Tohir, 1991:144).

Input atau masukan bagi usahatani itu dalam garis besarnya terdiri atas alam, tenaga kerja, modal, manajemen, dan sosial budaya. Sedangkan output atau hasil dari usahatani terdiri dari sewa tanah, bahan baku, bunga modal, modal, penyusutan, upah, pembayaran, pajak, beban sosial dan keuntungan (Tohir, 1991: 166).

Menurut Suratiyah (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut:

1.Faktor internal terdiri dari beberapa factor yaitu umur petani, pendidikan, pengetahuan,pengalaman, dan keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan. modal

2.Faktor eksternal terdiri dari beberapa factor yaitu input yang meliputi ketersediaan dan harga, sedangkan factor output meliputi permintaan dan harga


(29)

2.1.5. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah suatu system pendidikan diluar sekolah untuk keluarga – keluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu, dan bias menyelesaikan sendiri masalah – masalahnya yang dihadapinya sacara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluh pertanian itu adalah bentuk pendidikan yang cara, bahan dan sarfananya disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari sasaran, waktu dan tempat. Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan bias juga disebut pendidikan nonformal. ( wiraatmadja, 1978 ).

Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bias berkomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus ditempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah

a. Menganalisa masalah yang dihadapi b. Merumuskan tujuan komunikasi c. Memilih media

d. Menentukan pendekatan yang digunakan ( Van Den Ban dan Hawknis, 1999 ) Penyuluh pertanian membawa dua misi pokok, yaitu pengembangan sumber daya manusia dan ahli teknologi. Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanankan oleh penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektorpertanian, pengembangan sumber daya manusia berinti pada pengembangan perilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan –


(30)

kemampuan yang telah berkembang didalam upaya – upaya peningkatan pendapatan, kesejahteraan, penciptaan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta kelangsungan pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. ( B. Sinulingga, 1995 )

Kegiatan penyuluh pertanian dinaksud untuk menyelenggarakan alih pengetahuan dan keterampilan dari petugas kepada anggota kelompok tani, serta untuk mengubah sikap mereka dalam berusaha tani. Penyuluhan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani anggota kelompok tani melalui peningkatan produktifitas usaha taninya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka dan dengan peningkatan pendapatan maka kehidupan petani akan lebih sejahtera keluarganya ( Abbas, 1994 ).

2.1.6. penelitian terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi ( 2012 ), dengan judul peranan kelompok tani terhadap keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi di Desa Serba Jadi, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang bahwa dari hasil penelitian dalam keberhasilan pupuk bersubsidi di Serba Jadi dalam pengetahuan anggota kelompok tani mengenai undang – undang penyaluran pupuk bersubsidi 33,3% yang mengetahui, 20% ragu – ragu dan 47,6% yang tidak mengetahui. Dan berdasarkan pengetahuan kelompok tani tentang harga subsidi dalam Desa Serba Jadi diketahui 30% yang mengetahui, 23% ragu – ragu, dan 47% yang tidak mengetahui

Ulima ( 2010 ) tentang peranan kelompok tani dalam peningkatan status social ekonomi petani padi sawah di Desa Rumah Pilpil, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdanng, bahwa ada perbedaan antara produktifitas petani


(31)

sebelum menjadi anggota kelompok tani dengan sesudah menjadi anggota kelompok tani. Dimana produktifitas petani padi sawah sesudah menjadi anggota kelompok tani lebih tinggi disbanding sebelum menjadi anggota kelompok tani. Dan pengeluaran untuk tiap jenis pola konsumsi pangan sebelum menjadi anggota kelompok tani lebih rendah yaitu Rp 354.986 dari pada pengeluaran untuk tiap jenis pola konsumsi pangan sesudah menjadi anggota kelompok tani yaitu rp 521.588,3. Sedangkan rata – rata pengeluaran tiap jenis pola konsumsi non pangan sebelum menjadi anggota kelompok tani lebih rendah yaitu sebesar 581.033,3 dari pada rata – rata pengeluaran untuk tiap jenis pola konsumsi non pangan sesudah menjadi anggota kelompok tani yaitu sebesar Rp 976.600. ada perbedaan pola konsumsi petani sebelum dan sesudah menjadi anggota kelompok tani

2.2. Landasan teori

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan di bentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002)..

Menurut Mardikanto (1993) pengertian kelompoktani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupum petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kontaktani.

Sedangkan menurut Departemen Pertanian (2007), kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan


(32)

kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan anggota/petani dalam mengembangkan usahanya

Kelembagaan Petani dan Pelaku Usaha Pertanian Lainnya merupakan : 1) Kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya adalah organisasi

yang anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dan dibentuk oleh mereka, baik formal maupun non formal.

2) Kelembagaan petani yang formal berupa koperasi petani dan atau bentuk organisasi badan hukum lainnya.

3) Kelembagaan petani yang non formal dapat berbentuk kelompoktani, gabungan kelompoktani, dan asosiasi petani.

4) Kelembagaan petani tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya.

Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain (Samsudin, 1993).

Karateristik dan cirri - ciri kelompok tani dijalaskan dibawah ini sebagai beerikut:


(33)

1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok

2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani

3. Semakin cepat proses perembesan penerapan inovasi baru

4. Semakin meningkatnya orientasi pasar baik yang berkaitan erat dengan input maupun outpun yang dihasilkan

5. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan oleh petani input itu sendiri.

Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusaha tani dan pemenuhan kebutuhan primer ( terutama yang berupa sarana produksi ). ( Mardikanto, 1993 ).

Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002) adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Pemula:

a. Kontak tani masih belum aktif.

b. Taraf pembentukan kelompok masih awal.

c. Pimpinan formal.

d. Kegiatan kelompok bersifat informatif.

2. Kelompok Lanjut:

a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas.


(34)

c. Pimpinan formal aktif.

d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani.

3. Kelompok Madya:

a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha.

b. Pimpinan formal kurang menonjol.

c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama

usahatani.

d. Berlatih mengembangkan program sendiri.

4. Kelompok Utama:

a. Hubungan melembaga dengan koperasi/ KUD.

b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan

pendapatan.

c. Program usahatani terpadu.

d. Program diusahakan dengan usaha koperasi/ KUD.

e. Pemupukan modal dan pemilikan atau pengunaan benda modal.

Peranan menunjuk pada konotasi ilmu social, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi kelompok tani dalam struktur social. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status. Apabila seseorang melaksanakan hak – hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari kelompok tani dalam suatu kedudukan atau status. Peranan dalam pengertian sosiologi adalah perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan kedudukan atau status yang dimilikinya. Dengan katalain, peranan ialah pengejawantahan jabatan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan


(35)

sesama manusia dalam suatu masyarakat atau organisasi. ( Dinas Pertanian Kota Medan, 2008 ).

Menurut mentri pertanian Indonesia nomor 273/kpts/OT.160/2007 bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain:

a. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan

b. Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan partisivasi secara partisipasi

c. Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama

d. Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapi

e. Memfasilitasi kegiatan – kegiatan usaha bersama di sector hulu dan hilir f. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar

g. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya

h. Adanya jalinan kerjasama antara kelompok tani dengaqn pihak lain

i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok tani. ( hhtp://www.deptan.go.id )

Kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpelihara dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan, berusaha tani pada anggotanya, fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan sebagai berikut:


(36)

1) Mengadakan sarana produksi yang termurah dengan cara melakukan pembelian sacara bersama

2) Pengadaan bibit yanmg resisten untuk memenuhi kepentingan anggotanya dalam jalan mengusahakan bersama

3) Mengusahakan kegiatan pemberantasan, pengendalian hama tanaman secara terpadu

4) Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana – prasarana yang menunjang saranaa produksi

5) Guna memantapkan cara bertani, menyelenggarakan demonstrasi cara bercocok tanam, cara mengatasi hama penyakit yang dilakukan bersama penyuluh

6) Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik, seragam dan kemudian mengusahakan pemasarannya secara bersama agar terwujudnya harga yang baik dan seragam. ( Kartasapoetra, 1991 )

2.3. kerangka pemikiran

Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang pertanian, agroforestry, agrofishery, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang mencakup usaha hulu, usahatani, usaha hilir dan usaha jasa penunjang (UU Sistem Penyuluhan Pertanian). Untuk membuat uasaha tanunya lebih produktif, maka petani membutuhkan ilmu pengetahuan serta wawasan dan pengalaman dalam mncapai kebutuhan petani. Maka untuk itu, petani membutuhkan adanya kelompok tani yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan produktifitas petani guna meningkatkan pendapatan petani.


(37)

Kelompok tani merupakan salah satu wahana petani dalam proses usaha taninya yang terbentuk karena petani merasa butuh suatu kerjasama antar sesama petani guna mengatasi masalah para yang dihadapi petani. Dengan adanya kesamaan profesi, senasib, setujuan dan masalah yang sama, maka dibentuklah lembaga tani non formal ini ditengah – tengah masyarakat yang beertujuan smemecahkan masalah bersama. Dan berperan sebagai tempat belajar, tempat bekerjasama, dan sebagai unit produksi. Dengan adanya peran kelompok tani ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani guna menunjang peningkatan pendapatan petani. Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain.

Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya. Penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya di pedesaan. Dalam penyuluhan terkandung arti aktivitas pendidikan di luar bangku sekolah (non formal).

Tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan


(38)

perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha tani yang dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin.[1] Tujuan pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini. Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi

(information resources).

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai


(39)

jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen. Di dalam kegiatan produksi pasti ada modal. Modal adalah semua alat yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa, dengan imbalan berupa bunga modal kepada pemodal. Modal dibagi 4, yaitu : Modal tetap, Modal lancer, Modal sendiri, Modal asing Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam waktu lam, atau lebih dari satu kali putaran proses produksi. Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi. Modal ini sekali dipakai dalam proses produksi, kemudian berubah sifat atau wujudnya menjadi barang lain. Modal sendiri adalah modal yang diserahkan pemilik modal kepada badan usaha. Laba yang diperoleh dan tidak atau belum diserahkan kepada pemilik modal, dengan sendirinya digolongkan sebagai modal sendiri. Modal asing adalah modal yang diberikan oleh orang-orang atau badan-badan lain kepada suatu badan usaha sebagai pinjamn. Faktor-faktor Produksi : Alam, Tenaga kerja, Modal, Kewirausahaan. Sektor-sektor produksi : Primer, Sekunder, Tersier, Publik, Swasta, Konsumsi, Investasi.

Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor dan biaya produksi .


(40)

Secara sistematis Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

: hubungan : pengaruh Kelompok tani

Peranan dan kegiatan kelompok tani :

 Sosialisasi Penanaman dan pemupukan

 Sebagai tempat kerja sama

 Penyedia input produksi

 Bantuan Pupuk

 Perbaikan prasarana penunjang

Usaha tani

produksi

pendapatan Petani

Rendah Sedang/ Cukup


(41)

2.5. Hipotesis Penelitian.

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan landasan teori diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Peranan kelompok tani dalam usahatani padi (Oryza sativa L.) sawah di Desa Percut Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang, tinggi

2. Terdapat hubungan yang erat antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi (Oryza sativa L.) sawah di Desa Percut, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dlakukan sacara purposive sampling

atau sacara sengaja, yaitu teknik penentuan sampel data dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan. Daerah penelitian yang dipilih menjadi tempat penenlitian adalah Desa Percut, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini ditentukan sebagai daerah penelitian berdasarkan pra survey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian bahwa Desa Percut merupakan desa yang memiliki lahan luas dan produksi padi yang lumayan tinggi disbanding daerah lainnya. Serta kelompok tani Desa Percut masih aktif sampai sekarang, dimana kelompok tani masih melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha tani anggotanya. Serta muda sarana dan prasarana menuju ke desa ini masih bisa dikatakan baik.


(43)

Tabel 3.1 Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi padi di Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2012.

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Tahun 2013 3.2. Metode penentuan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang masuk dalam anggota kelompok tani di Desa Percut Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling ( sampling random sederhana ), dimana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa ada tingkatan dalam anggota populasi tersebut (Riduan, 2010).

Jumlah sampel yang diambil sebesar 30 sampel. Roescoe dalam buku Research methods for Business, dalam sugiono (2010) memberikan saran tentang penelitian salah satunya adalah ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai 500 sampel.

No Desa/ Kelurahan Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton) Rata-rata produksi (Kw/ Ha)

1 Amplas 530 3657 69

2 Kenanga - - -

3 Tembung 40 232 58

4 Sumber

rejo timur

210 1587 69

5 Sei rotan 371,54 2583 69

6 Bandar Klippa - - -

7 Banda Kalipah - - -

8 Medan Estate - - -

9 Laut dendang 16 92,8 58

10 Sampali 10 66 66

11 Bandar setia 52 301,6 58

12 Kolam 1440 9936 69

13 Saeintis 420 2772 66

14 Cinta rakyat 90 576 64

15 Cinta damai 2032 14020 69

16 Pematang lalang 1362 9261 68

17 Percut 1334 9205 69

18 Tanjung rejo 2349 14843 66

19 Tanjung slamat 896 5824 65

20 Kenangan baru - - -


(44)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani sampel melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan dan juga melalui bantuan Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) di desa tersebut. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

3.4.Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah yang pertama yaitu digunakan analisis deskriptif

dengan mengajukan berbagai pertanyaan terhadap petani kemudian menjumlahkan dan menskor data yang telah diperoleh ( scoring ). Pilihan jawaban pertanyaan kuesioner lebih dari 2 dan minimal 3 contohnya Sering, Kadang - kadang, dan Tidak Pernah

Contoh Pertanyaannya sebagai berikut : 1. Seberapa sering mengikuti rapat 2. Sosialisasi bercocok tanam

3. Mengikuti proses belajar dari penyuluhan pertanian atau PPL 4. Menggunakan pupuk, pestisida, bibit anjuran kelompok tani

Berdasarkan kuesioner di atas, panduan penilaian dan pemberian skoring dengan menggunakan acuan dan panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut

- Jumlah pilihan = 3 - Jumlah pertanyaan = 4

- Skoring terendah = 1 (pilihan jawaban yang salah) - Skoring tertinggi = 3 (pilihan jawaban yang benar)


(45)

- Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 4 = 4 (4/12 x 100% = 33,3%)

- Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan = 3 x 4 = 12 (100%)

Penentuan skoring pada kriteria objektif : Rumus umum

Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)

Range (R) = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 33,3 = 66,7%

Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variabel

Kategori yaitu Cukup dan Kurang Interval (I) = 66,7 / 2 = 33,3%

Kriteria penilian = skor tertinggi - interval = 100 - 33,3 = 66,7%, sehingga Cukup = jika skor >= 66,7%

Rendah = jika skor < 66,7%

Tingkat peranan kelompok tani diukur dengan menggunakan 5 indikator yang diperoleh dari tingkat kemampuan kelompok tani untuk pembinaan kelompok tani. Tingkat kemampuan kelompok diukur dengan 5 tolak ukur/ jurus kemampuan (Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 1992), yaitu:

a. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas

usahatani.

b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain.


(46)

d. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani

dengan koperasi/ KUD.

e. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi serta

kerjasama kelompok.

Adapun rincian skor tingkat peranan kelompok tani tersebut diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 3. 2. Skor penilaian tingkat peranan kelompok tani.

No Indikator Skor

Minimum

Skor Maksimum

1 Daya serap informasi dan penerapan

teknologi 6 18

2 Proses perencanaan 6 18

3 Kerjasama dalam melaksanakan rencana 6 18 4 Kegiatan belajar mengajar 6 18 5 Hubungan melembaga dengan

koperasi/ KUD 6 18

Total Skor 30 90

Sumber : Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 1992

Menurut Suparman (1990) untuk mengetahui banyaknya interval kelas yang diperlukan maka tingkat peranan kelompok tani dibedakan menjadi tiga kelas (rendah, sedang dan tinggi) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yaitu:

C = Xn – Xi = 90 – 30 = 20

K 3

Keterangan :

C = Interval Kelas K = Jumlah Kelas Xn = Skor maksimum Xi = Skor minimum


(47)

Hasil perhitungan diatas dapat dipergunakan untuk membuat kategori tingkat peranan kelompok tani.

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Peranan Kelompok Tani

No Interval Kelas Tingkat Peranan Kelompok Tani

1 30,00-50,00 Rendah

2 51,00-71,00 Sedang

3 72,00-90,00 Tinggi

Untuk identifikasi masalah yang kedua yaitu menggunakan teori pendapatan. Menurut Mubyarto (1994) untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi sawah digunakan rumus sebagai berikut : I = TR - TC

Keterangan :

I = Income (pendapatan)

TR = Total revenue (total penerimaan)

TC = Total cost (total biaya, terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap) TC = TFC + TVC

Dari rumus diatas, dapat diperoleh rumus sebagai berikut : I = (P. Q) – (TFC + TVC)

Keterangan :

P = Price (harga)

Q = Quantity (jumlah produksi)

TFC = Total Fixed Cost (jumlah biaya tetap)

TVC = Total Variabel Cost ( jumlah biaya tidak tetap)

Sedangkan untuk identifikasi masalah yang ketiga yaitu mengetahui untuk mengetahui hubungan peranan kelompok tani terhadap tingkat pendapatan usahatani padi sawah diukur dengan menggunakan Identifikasi masalah kedua


(48)

dianalisis dengan menggunakan metode Chi-Square (Supriana,2010) untuk masing-masing faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi budidaya jagung .Uji ini digunakan untuk data diskrit.uji ini merupakan data indepensi,yaitu menguji suatu variabel berhubungan atau tidak dengan variabel lain. Uji Chi-Square bukanlah merupakan ukuran derajat hubungan.Uji ini hanya digunakan untuk menduga barangkali beberapa faktor,di samping faktor chance (sampling error),menyebabkan adanya hubungan. Uji ini dilakukan dengan melihat perbedaan antara jumlah pengamatan suatu objek atau respon tertentu pada tiap klasifikasinya terhadap nilai harapannya (expected value).

Syarat dalam melakukan uji Chi-Square adalah tidak ada nilai nol dalam semua sel dan nilai expected value > 5.Jika ada nilai expected value yang > 5,maka tidak boleh lebih dari 10%.

Secara manual,langkah-langkah dalam menghitung nilai Chi-Square adalah sebagai berikut :

X

2

=

Keterangan :

Fo : Nilai pengamatan yang diperoleh pada setiap kategori faktor

Fti : Nilai harapan (expected value) pada setiap kategori faktor

∑ : Jumlah kategori yang diamati. Hipotesis yang diajukan adalah :

H0 : Proporsi seluruh kategori bernilai sama atau tidak ada hubungan antara


(49)

H1 : Proporsi seluruh kategori tidak bernilai sama atau ada hubungan antara

variabel.(Variabel-variabelnya tidak independen) Kriteria Keputusan adalah sebagai berikut : a. H0 : Diterima jika X

2 hitung ≤ X2 α;df b. H1 : Diterima jika X2 hitung > X2α;df

Uji Chi-Square juga dapat dihitung dengan menggunakan Software SPSS.Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

a. H0 Diterima jika nilai signifikansi ≥ α

b. H1 Diterima jika nilai signifikansi < α (Supriana,2010).

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara peranan kelompok tani terhadap tingkat pendapatan diukur dengan menggunakan koefisien korelasi Rank-Spearman (Siegel, 1990). Koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur derajat erat tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu :

Keterangan :

Rs = Koefisien Rank-korelasi (Spearman)

n = Menunjukkan jumlah pasangan observasi antara satu variabel terhadap variabel lain

D = Merupakan perbedaan ranking yang diperoleh pada tiap pasangan observasi

Sehingga untuk menghitung t hitung dengan n > 10 digunakan uji statistik menggunakan rumus :

Dengan menggunakan derajat bebas (db) = N – 2 dan α = 0,05 dengan kaidah keputusan ( Hipotesisnya) :


(50)

Jika thitung ≤ t tabel(α = 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak,

Sehingga dengan kaidah keputusan tidak terdapat hubungan yang erat antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi (Oryza sativa L.)

sawah.

Jika t hitung t tabel (α = 0,05), maka Ho ditolak Ha diterima,

Dengan kaidah keputusan terdapat hubungan yang erat antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi (Oryza sativa L.) sawah.

3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional Defenisi

1. Populasi adalah semua anggota kelompok tani Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan

2. Sampel adalah anggota kelompok tani Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan yang dijadikan objek penelitian

3. Petani orang yang mengusahakan usaha taninya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri tentang usaha taninya yang dikelolanya, serta terbiasa mempertanggungjawabkan hasil pengelolaannya itu kepada keluarga serta masyarakat di lingkungannya.

4. Kelompok tani adalah pada dasarnya merupakan system sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasamaa untuk memecahkan masalah dalam rangkai mencapai tujuan bersama.dalam kelompok ini akan terjadi situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain


(51)

5. Penyuluhan pertanian adalah suatu system pendidikan diluar sekolah untuk keluarga – keluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu, dan bias menyelesaikan sendiri masalah – masalahnya yang dihadapinya sacara baik, menguntungkan dan memuaskan. 6. Peranan kelompok tani adalah sebagai sarana kelas belajar, kerjasama dan

sebagai unit produksi.

7. Pendapatan merupakan jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa – jasa produksinya yang diserahkan pada suatu atau dari lainnya.

8. Produksi adalah seluruh hasil usahatani jagung yang dapat dipanen dalam satu musim tanam yang dinyatakan dalam satuan ton.

9. Penerimaan adalah hasil usahatani dikalikan harga jual dengan satuan rupiah.

10.Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik

Batasan Operasional

1) Petani sampel adalah petani yang berusaha tani padi sawah yang mengikuti kegiatan kelompok tani di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

2) Pendapatan Petani ialah pendapatan yang diperoleh petani yang berasal dari usaha tani padi sawah

3) Kelompok tani Desa Percut ialah kelompok tani yang anggotanya adalah petani yang mengusahahkan padi sawah

4) Penelitian dilakukan pada tahun 2014 di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.


(52)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah penelitian

Desa percut merupakan desa yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Desa Percut Sei Tuan berada pada ketinggian 2 meter diatas permukaan laut. Desa ini memiliki luas lahan sebesar 1.063 Ha dan topografi dataran rendah. Keadaan suhu rata-rata 20°-30°C dan banyaknya curah hujan sebesar 0278mm/tahun. Jumlah penduduk sebesar 12.882 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebesar 3088 KK.

Desa Percut secara administratif mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinta Rakyat

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cinta Damai

 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Rejo

Desa Percut berjarak 15 km dengan pusat pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan dan berjarak 50 km dengan pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Desa ini bisa dikatakan desa cukup maju karna jumlah penduduknya cukup tinggi serta sarana dan prasarana yang memadahi sehingga penduduknya tidak harus kekota untuk memenuhi kebutuhan mereka.


(53)

4.2. Keadaan Penduduk

4.2.1.Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Percut Tahun 2014

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 7056 50,95

2 Perempuan 6793 49,05

Total 13848 100

Sumber : Percut Sei Tuan dalam Angka, 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Percut sebesar jiwa 7056 (50,95%) sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar jiwa 6793 (49,05%).

4.2.2.Keadaan Penduduk Menurut Umur

Keadaan peduduk menurut umur dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Percut Tahun 2014

No. Kelompok Umur

(Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 ≤ 5 2238 16,16

2 6-12 1424 10,29

3 13-15 1035 7,47

4 16-18 1322 9,54

5 19-25 1639 11,84

6 26-35 1280 9,24

7 36-45 1269 9,17

8 46-50 1084 7,83

9 51-64 906 6,54

10 65 1650 11,92

Total 13848 100

Sumber : Monografi Desa, 2013

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa penduduk Desa Percut yang paling banyak penduduknya adalah kelompok usia tahun sebesar jiwa 2238 (16,16%) dari


(54)

seluruh kelompok usia kelompok usia. Penduduk yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia tahun sebesar jiwa 906 (6,54%).

4.2.3.Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel:

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Percut Tahun 2014

No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

1 PNS 127 3,88

2 ABRI 8 0,23

3 KaryaSwasta 126 3,85

4 Pedagang 764 23,41

5 Petani 639 19,67

6 Kontruksi 382 11,71

7 Buruh Tani 404 12,37

8 Pensiunan 43 1.30

9 Nelayan 747 22,90

10 Jasa 22 0,67

Total 3262 100

Sumber : Percut Sei Tuan dalam Angka, 2013

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Percut yang paling banyak adalah Pedagang sebesar jiwa 764 (23,41%) sedangkan mata pencaharian penduduk yang paling sedikit adalah ABRI sebesar jiwa 8 (0,23%).

4.2.4. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Keadaan penduduk menurut agama dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Percut Tahun 2014

No. Agama Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%) 1 Kristen Protestan 1214 8,77

2 Kristen Katolik 142 1,02

3 Islam 11475 82,87

4 Hindu 974 7,03

5 Budha 43 0,31

Total 13848 100


(55)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Desa Percut adalah agama Islam sebesar 11475 jiwa (82,87%). Agama yang paling sedikit dianut oleh penduduk Desa Percut adalah agama Budha sebesar jiwa (0,31%).

4.2.5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Percut Tahun 2014

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

1 TK 170 1,65

2 SD 2597 25,18

3 SMP 2232 21,64

4 SMA 5220 50,60

5 Akademi (D1-D3) 35 0,33

6 Sarjana ((S1) 61 0,60

Total 10315 100

Sumber : Monografi Desa, 2014

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa penduduk Desa Percut paling banyak menempuh pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebesar 5220 jiwa (50,60).

4.3. Penggunaan Lahan

Luas wilayah Desa Percut adalah 1.063 Ha. Penggunaan lahan terbesar di Desa Percut adalah daratan. Penggunaan lebih jelas pada Tabel berikut:

Tabel 4.6 Penggunaan Lahan di Desa Percut Tahun 2014

No. Penggunaan Lahan Luas(Ha) Persentase(%)

1 Daratan 546 51,36

2 Persawahan 500 47,03

3 Perkebunan 5 0,47

4 Pekuburan 5 0,47

5 Perkantoran 4 0,37

6 Dan lain-lain 3 0,3

Total 1063 100,00


(56)

Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk daratan seluas 546 Ha (51,36), selebihnya 517 Ha (48,64) digunakan untuk persawahan, perkebunan, pekuburan, perkantoran, dan lain-lain.

4.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Percut ini cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

No. Uraian Jumlah (Unit)

1 Pendidikan

 Taman Kanak-kanak

 Sekolah Dasar

 SLTP  SLTA 5 10 6 2 2 Sarana Ibadah

 Gereja  Masjid`  Kelenteng  Pura  Vihara 4 5 1 - - 3 Kesehatan

 Puskesmas

 Dokter Praktek

 Bidan Praktek

 Balai Pengobatan

 Polindes  Posyandu 1 1 6 1 1 6

4 Sarana Olahraga 7

5 Sarana Umum dan Balai Pertemuan 1 6 Tempat Pendaratan Ikan 1

Total 58

Sumber : Monografi Desa, 2014

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Desa Percut cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan , keagamaan, kesehatan, olahraga, sarana umum, balai pertemuan,dan tempat pendaratan ikan.


(57)

4.5 Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik petani yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini. Karakteristik tersebut meliputi pendapatan, pengalaman bertani, modal, pendidikan, umur, harga jual dan jumlah tanggungan, luas lahan. Secara lebih jelas, karakteristik nelayan sampel dapat dlihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Karakteristik Nelayan yang Tidak Mendapat Program BLM PUMP

No. Karakteristik Sampel Satuan Rentang Rataan

1 Biaya Rp 2.317.000-14.547.000 7.100.616 2 Luas lahan Ha 0,3 – 2 1,0

3 Umur (tahun) 25-70 48,5

4 Pengalaman bertani Tahun 1-32 12 5 Jumlah tanggugan Jiwa 0-10 4 6 Harga Jual Rp 4000-5000 4000 7 Jumlah Pendapatan Rp 4.957.000-44.798.000 19486050 8 Tingkat pendidikan tahun 0 – 23 12

Sumber : Data lampiran 1 diolah

Dari Tabel 4.8 dapat dlihat bahwa petani sampel memiliki rentang modal Rp.2.317.000 - Rp.14.547.000 dengan rataan Rp.7.100.616. Luas lahan memiliki rentang 0,3 – 2 Ha dengan rataan 1,0 Ha . Umur memiliki rentang antara 25 - 70 tahun dengan rataan 48,5 tahun. Pengalaman bertani memiliki rentang 1 - 32 dengan rataan 12 tahun. Harga jual memiliki rentang Rp.4000 – Rp.5000 dengan rataan Rp.4000. Jumlah tanggungan memiliki rentang 0 - 10 dengan rataan 4 orang. Jumlah pendapatan sekali musim tanam memiliki rentang Rp.4.957.000 - Rp.44.798.000 dengan rataan Rp.19486050. Tingkat pendidikan petani memiliki rentang tingkat pendidikan mulai dari tidak bersokolah sampai sarjana, dengan rataan tamat SMA atau setara dengan 12 tahun.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Peranan Kelompok Tani dalam Usaha Tani Padi Sawah

Peranan kelompok tani merupakan tugas yang diharapkan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan anjuran oleh PPL yang diterapkan oleh petani anggota kelompok tani dalam berusaha tani padi sawah di desa percut. Peranan kelompok Tani terhadap peningkatan pendapatan dan keberhasilan usaha tani padi sawah dapat diketahui dari setiap parameter dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan yang diberi nilai skor ( Lampiran 8 – 17 ). Skor penilaian setiap pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 7.

Peranan kelompok tani dalam peningkatan pendapatan usaha tani padi sawah di daerah penelitian diukur melalui penilaian dari jawaban – jawaban kelompok tani responden terhadap kuisioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang telah diberikan. Ada 5 indikator yang digunakan untuk mengukur berapa besar peranan kelompok tani itu dalam peningkatan pendapatan dan selanjutnya dibuat kedalam 30 bentuk pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi variasi range 1 ( rendah ), 2 ( sedang ), 3 ( tinggi ). Jumlah pertanyaan untuk semua indikator ada 30, oleh karenanya range total skor terendah hingga tertinggi untuk semua indikator berada antara 30 – 90. Total skor dibagi dalam 3 kategori: tinggi, sedang, dan rendah dengan rentang sebagai berikut:

Tinggi : 72,00 - 90,00 Sedang : 51,00 - 71,00 Rendah : 30,00 - 50,00


(59)

Berikut ini diuraikan analisis peranan kelompok tani untuk setiap indikator berdasarkan kategori tinggi , sedang, rendah.

Tabel 5.1. Kategori Peranan Kelompok Tani dalam Setiap Indikator

No Indikator Peranan Kategori Jumlah

( orang )

Persentase ( % )

1 Kemampuan Merencanakan 3 19 63,3

2 11 36,7

1 0 0

Total 30 100

2 Kemampuan Melaksanakan, Daya Serap Informasi, Penerapan Teknologi

3 17 56,7

2 13 43,3

1 0 0

Total 30 100

3 Kerjasama dalam Melaksanakan Rencana

3 17 56,7

2 10 33,3

1 3 10

Total 30 100

4 Kegiatan belajar mengajar / sosialisasi

3 14 46,7

2 12 40

1 4 13,3

Total 30 100

5 Hubungan melembaga dengan Koperasi / KUD

3 0 0

2 9 30

1 21 70

Total 30 100

Sumber : Lampiran 8, 9, 10, 11, 12

Untuk setiap indikator peranan, diberi 6 bentuk pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor 1 ( rendah ), 2 ( sedang ), dan 3 ( tinggi ). Jumlah pertanyaan setiap indikator ada 6,oleh karenanya range total skor terendah hingga tertinggi setiap indikator berada antara 6 – 18. Total skor dibagi dalam 3 kategori : tinggi, sedang, dan rendah. Dengan rentang sebagai berikut :

Rendah : 6,00 – 10,00 Sedang : 11,00 – 14,00


(1)

Lampiran 4. Biaya Variabel, Biaya Penyusutan, Sewa Lahan, Pajak, Luas Lahan, dan Produksi Usaha Tani Padi Sawah

Petani

Biaya variable

( Rp )

Biaya penyusutan

( Rp )

Sewa lahan ( Rp )

Pajak ( Rp )

Luas lahan ( Ha) Total Biaya Produksi (Rp)

1 5.820.000 32.000 175.000 1 6.027.000

2 5.780.000 32.000 2.500.000 1 8.312.000

3 6.910.000 18.000 2.000.000 0.8 8.928.000

4 3.725.000 18.000 70.000 0.4 3.813.000

5 5.030.000 18.000 105.000 0.6 5.153.000

6 5.715.000 32.000 175.000 1 5.922.000

7 3.022.500 18.000 70.000 0.4 3.110.500

8 5.042.500 18.000 105.000 0.6 5.165.500

9 6.075.000 32.000 175.000 1 6.282.000

10 10.820.000 32.000 350.000 2 11.202.000

11 5.438.000 18.000 119.000 0.7 5.575.000

12 7.900.000 32.000 266.000 1.5 8.198.000

13 8.315.000 32.000 266.000 1.5 8.613.000

14 5.935.000 32.000 175.000 1 6.142.000

15 3.525.000 18.000 1.100.000 0.44 4.643.000

16 2.250.000 18.000 49.000 0.3 2.317.000

17 10.515.000 32.000 4.000.000 1.6 14.547.000

18 11.560.000 32.000 350.000 2 11.942.000

19 4.200.000 18.000 70.000 0.8 4.288.000

20 5.700.000 32.000 175.000 1 5.907.000

21 7.340.000 32.000 210.000 1.2 7.582.000

22 5.332.500 18.000 140.000 0.8 5.490.500

23 5.845.000 18.000 140.000 0.8 6.003.000

24 4.488.000 18.000 105.000 0.6 4.611.000

25 7.300.000 32.000 210.000 1.2 7.542.000

26 7.740.000 32.000 245.000 1.4 8.017.000

27 12.010.000 32.000 301.000 1.7 12.343.000

28 6.065.000 32.000 2.500.000 1 8.597.000

29 8.585.000 32.000 266.000 1.5 8.883.000

30 5.845.000 18.000 2.000.000 0.8 7.863.000

Total 193.828.500 30.64 213.018.500

Rerata biaya

variable 6.460.950

Reratabiaya


(2)

Lampiran 5. Penerimaan, Total Biaya, dan Pendapatan Petani Padi Sawah

Sampel Penerimaan Total Biaya Pendapatan

1 24.000.000 6.027.000 17.973.000

2 24.000.000 8.312.000 15.688.000

3 16.000.000 8.928.000 7.072.000

4 10.000.000 3.813.000 6.187.000

5 13.200.000 5.153.000 8.047.000

6 28.000.000 5.922.000 22.078.000

7 9.200.000 3.110.500 6.089.500

8 16.000.000 5.165.500 10.834.500

9 30.000.000 6.282.000 23.718.000

10 56.000.000 11.202.000 44.798.000

11 14.000.000 5.575.000 8.425.000

12 44.000.000 8.198.000 35.802.000

13 48.000.000 8.613.000 39.387.000

14 26.000.000 6.142.000 19.858.000

15 9.600.000 4.643.000 4.957.000

16 8.800.000 2.317.000 6.483.000

17 32.000.000 14.547.000 17.453.000

18 48.000.000 11.942.000 36.058.000

19 20.000.000 4.288.000 15.712.000

20 27.200.000 5.907.000 21.293.000

21 28.800.000 7.582.000 21.218.000

22 22.000.000 5.490.500 16.509.500

23 21.200.000 6.003.000 15.197.000

24 18.000.000 4.611.000 13.389.000

25 30.000.000 7.542.000 22.458.000

26 32.800.000 8.017.000 24.783.000

27 48.000.000 12.343.000 35.657.000

28 28.800.000 8.597.000 20.203.000

29 40.000.000 8.883.000 31.117.000

30 24.000.000 7.863.000 16.137.000

Total 797.600.000 213.018.500 584.581.500

Rata – rata 26.586.666,6 7.100.616,6 19.486.050

Pendapatan/ha 19.079.030,6

Biaya/ha 6.952.300,9

Rata - rata pendapatan

petani 19.486.050

Biaya rata - rata petani 7.100.616,6

Penerimaan rata - rata


(3)

Lampiran 6.Biaya Penyusutan Peralatan per Musim Tanam

Nama peralatan Jumlah Harga/Satuan Total Lama

pakai

Total Biaya

Per Musim Tanam

Cangkul 1 60.000 60.000 3 20.000 10.000

Sabit 2 45.000 90.000 2 45.000 22.500

Babat 2 75.000 150.000 2 75.000 37.500

Parang 2 50.000 100.000 5 20.000 10.000

Pompamesin/Tangan 1 400.000 400.000 2 200.000 100.000

Total 360.000 180.000

Nama peralatan Jumlah Harga/Satuan Total Lama

Pakai

Total Biaya

Per Musim Tanam

Cangkul 2 60.000 120.000 3 40.000 20000

Sabit 3 45.000 135.000 2 67.500 33.750

Babat 3 75.000 225.000 2 112.500 56.250

Parang 2 50.000 100.000 5 20.000 10.000

Pompamesin/Tangan 2 400.000 800.000 2 400.000 200.000

Total 640.000 320.000


(4)

1 66 73.33333 Sedang

2 68 75.55556 Sedang

3 58 64.44444 Sedang

4 62 68.88889 Sedang

5 49 54.44444 Rendah

6 76 84.44444 Tinggi

7 50 55.55556 Rendah

8 74 82.22222 Tinggi

9 80 88.88889 Tinggi

10 80 88.88889 Tinggi

11 63 70 Sedang

12 70 77.77778 Sedang

13 70 77.77778 Sedang

14 60 66.66667 Sedang

15 50 55.55556 Rendah

16 77 85.55556 Tinggi

17 75 83.33333 Tinggi

18 70 77.77778 Sedang

19 64 71.11111 Sedang

20 73 81.11111 Tinggi

21 71 78.88889 Tinggi

22 70 77.77778 Sedang

23 68 75.55556 Sedang

24 66 73.33333 Sedang

25 80 88.88889 Tinggi

26 72 80 Tinggi

27 65 72.22222 Sedang

28 72 80 Tinggi

29 73 81.11111 Tinggi

30 70 77.77778 Sedang

Total 2042 2268.889

Rata - Rata


(5)

Lampiran 8. Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok Tani dalam Hal Kemampuan Merencanakan

No Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

3 19 63.3

2 11 36.7

1 0 0

Total 30 100

Keterangan : 3 = Tinggi

2 = Sedang/Cukup 1 = Rendah

Lampiran 9. Jumlah Responden yang Menjawab Peranan Kelompok Tani dalam Hal Kemampuan Melaksanakan, Daya Serap Informasi dan

Penerapan Teknologi

Kriteria Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

3 17 56. 7

2 13 43.3

1 0 0

Total 30 100

Keterangan : 3 = Tinggi

2 = Sedang/Cukup 1 = Rendah

Lampiran 10. Jumlah Responden Menjawab Pertanyaan Peranan Kelompok Tani dalam Melakukan Kerjasama dan Melaksanakan Rencana

Kriteria Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

3 17 56,7

2 10 33.3

1 3 10

Total 30 100

Keterangan : 3 = Tinggi

2 = Sedang/Cukup 1 = Rendah


(6)

Lampiran 11. Jumlah Responden Menjawab Pertanyaan Peranan Kelompok Tani dalam Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar

Kriteria Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

3 14 46.7

2 12 40

1 4 13.3

Total 30 100

Keterangan : 3 = Tinggi

2 = Sedang/Cukup 1 = Rendah

Lampiran 12. Jumlah Responden Menjawab Pertanyaan Peranan Kelompok Tani dalam Melakukan Hubungan Melembaga dengan Koperasi/KUD

Kriteria Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

3 0 0

2 9 30

1 21 70

Total 30 100

Keterangan : 3 = Tinggi

2 = Sedang/Cukup 1 = Rendah