Penilaian perlakuan terbaik terhadap parameter organoleptik pada kembang gula jelly perlakuan jenis dan persentase bahan pengenyal.
Tabel 1. Penilaian perlakuan terbaik terhadap parameter organoleptik pada kembang gula jelly perlakuan jenis dan persentase bahan pengenyal.
Kembang gula jelly
Nilai Produk
Tepung Karaginan 2% b/b (B1P1)
Tepung Karaginan 4% b/b (B1P2)
Tepung Karaginan 6% b/b (B1P3)
Tepung Karaginan 8% b/b (B1P4)
Tepung Agar-agar 2% b/b (B2P1)
Tepung Agar-agar 4% b/b (B2P2)
Tepung Agar-agar 6% b/b (B2P3)
Tepung Agar-agar 8% b/b (B2P4)
* = perlakuan terbaik * = perlakuan terbaik
organoleptik didapatkan perlakuan bikarbonat maka kadar air dari serbuk optimal dalam pembuatan kembang persentase kulit buah naga super merah
bahan pengenyal 6% b/b dengan
terbaik pada serbuk sari temulawak effervescent temulawak akan semakin gula jelly kulit buah naga super merah.
(BNT 5%) terhadap kadar air. Rerata
dengan perlakuan terbaik yang sama meningkat.
Penelitian ini menggunakan enam nilai kadar air pada berbagai kombinasi
Perlakuan peningkatan variasi persentase kulit buah naga super
dengan parameter fisikokimia yaitu
perlakuan ditunjukkan pada Tabel 2.
kombinasi perlakuan konsentrasi konsentrasi asam sitrat dan natrium merah yaitu 0% ; 20% ; 40% ; 60% ; 0 Tabel 2 menunjukkan uji BNT dekstrin 20% dan suhu pengering 50 C bikarbonat akan meningkatkan kadar
80% dan 100%. Pengamatan pada 5% kombinasi perlakuan terbaik kadar dengan karakteristik sebagai berikut: air serbuk effervescent temulawak. Hal penelitian tahap II meliputi uji kimiawi
rerata tingkat kesukaan panelis ini terjadi karena asam sitrat dan kadar air, kadar abu, gula reduksi, karaginan 6% b/b dengan penambahan
air diperoleh dari bahan pengenyal
terhadap warna 5,55; rasa 5,95 dan natrium bikarbonat yang ditambahkan kadar serat kasar serta antioksidan kulit buah naga sebesar 100% (100%
bersifat higroskopis (mudah menyerap (DPPH) serta uji organoleptik, rasa, kulit tanpa penambahan daging buah
aroma 4,15.
uap air), sehingga dengan semakin warna, aroma dan tekstur.
naga super merah) yaitu 20,60%
Penelitian Tahap II Serbuk banyak asam sitrat dan natrium
dengan hasil yang tidak berbeda nyata
Effervescent Temulawak
bikarbonat yang ditambahkan maka
Kadar air
dengan perlakuan penggunaan bahan
Kadar Air
Tabel 9. Kadar air merupakan syarat mutu Rerata Kadar Air (%) Serbuk pengenyal karaginan 6% b/b dengan Hasil analisis sidik kembang gula jelly yang tercantum di Effervescent Temulawak pada
penambahan kulit buah naga super
ragam menunjukkan bahwa
Berbagai Kombinasi Perlakuan Asam
dalam SNI kembang gula No. 3547.2-
merah 80 % dan sangat berbeda nyata
adanya perbedaan konsentrasi
Sitrat dan Natrium Bikarbonat
2008 bahwa kembang gula harus dengan yang lain.
asam sitrat dan Natrium Konsentrasi
Natrium
( D=0,01) Rerata kadar air kembang gula jelly bahan makanan, air merupakan
memiliki kadar air maksimal 20 % b/b.
Menurut Winarno (1992) dalam
bikarbonat serta interaksi Asam Sitrat
Bikarbonat
Kadar DMRT Air (%)
antar perlakuan memberikan
kulit buah naga super merah pada komponen yang penting, karena air
pengaruh sangat nyata (
10 4,86 a b Į 0,21
berbagai kombinasi perlakuan 0,22
20 7,48 c 0,22 persentase kulit buah naga super merah
dapat mempengaruhi penampakan,
= 0,01) terhadap kadar air
10 7,77 d 0,23 yang dihasilkan berkisar antara 20,60 -
tekstur, serta cita rasa makanan.
serbuk effervescent temu-
15 15 8,02 e 0,23 20,94%.
Disamping itu kandungan air didalam
lawak. Rerata nilai kadar air
bahan makanan ikut menentukan daya
pada berbagai kombinasi
20 8,03 e 0,23
10 8,57 perlakuan ditunjukkan pada f
0,24 20 15 8,72 f 0,24
Tabel 2. Rerata Kadar Air (%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan
Tabel 9.
20 9,63 g -
Rerata kadar air serbuk
Keterangan : Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang
Rerata
effervescent temulawak
sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 1% Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 0%
Kombinasi Perlakuan
Kadar Air (%)
BNT 5%
terendah didapatkan dari
20.94 c
20.84 b kombinasi perlakuan konsen-
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 20%
20.81 b trasi asam sitrat 10% dan
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 40%
kadar air serbuk effervescent temu- Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 60%
Natrium bikarbonat 10% dengan nilai lawak akan semakin tinggi. Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 80%
20.77 b 0.0712
20.66 a terendahnya adalah 4,86%, sedangkan
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 100%
20.60 a rerata kadar air serbuk effervescent
Intensitas Warna (Kecerahan/L*,
Keterangan : Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
temulawak tertinggi diperoleh dari Kemerahan/a* dan Kekuningan/b*)
berbeda nyata pada uji BNT 5%
kombinasi perlakuan konsentrasi asam
Hasil analisis sidik ragam
Intensitas warna (Kecerahan, Ke- Hasil analisis sidik ragam tahan bahan tersebut.
sitrat 20% dan Natrium bikarbonat 20%
merahan, Kekuningan) menunjukkan menunjukkan bahwa adanya pengaruh
dengan nilai tertingginya adalah 9,63%.
Semakin tinggi penambahan bahwa kombinasi perlakuan kon- yang sangat nyata antara persentase pada keenam sampel belum memenuhi
Dari hasil pengujian kadar air
konsentrasi asam sitrat dan natrium sentrasi asam sitrat dan natrium konsentrasi asam sitrat dan natrium sentrasi asam sitrat dan natrium
pengering 50 0 C. trasi dekstrin dan suhu pengering
tercantum dalam SNI 3547.2-2008 merah (BNT 5%) terhadap kadar abu.
berkisar antara 3,35-5,85.
yaitu maksimal 20%, hal ini Rerata nilai kadar abu pada berbagai
Warna
disebabkan karena proses pengeringan kombinasi perlakuan ditunjukkan pada Hasil uji organoleptik terhadap aroma serbuk sari te-
Rerata nilai kesukaan panelis
yang dilakukan kurang maksimal Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan uji BNT kesukaan panelis terhadap warna terendah sebesar 3,35 yaitu pada
menunjukkan bahwa rerata ranking mulawak mempunyai nilai rerata
karena mempergunakan pengeringan
dengan sinar matahari. Jika ingin 5% kombinasi perlakuan terbaik kadar serbuk sari temulawak akibat perlakuan
mendapatkan hasil kadar air yang abu diperoleh dari bahan pengenyal konsentrasi dekstrin dan suhu dekstrin 15% dan suhu pengering 50°C,
kombinasi perlakuan konsentrasi
optimal maka sebaiknya digunakan karaginan 6% b/b dengan penambahan pengering berkisar antara 4,05-5,55.
kulit buah naga sebesar 0% (tanpa Rerata nilai kesukaan panelis terhadap aroma tertinggi didapatkan
sedangkan rerata nilai kesukaan panelis
pengering mekanis.
penambahan kulit buah naga super terhadap warna serbuk sari te-
merah) yaitu 1,11% dengan hasil yang mulawak mempunyai kecenderung-
dari kombinasi perlakuan konsentrasi
Kadar abu
tidak berbeda nyata dengan perlakuan an semakin meningkat dengan yaitu 5,85.
dekstrin 10% dan suhu pengering 60°C
Abu merupakan zat organik sisa
penggunaan bahan pengenyal karaginan semakin meningkatnya konsentrasi
hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kadar abu ada hubungannya dengan 6% b/b dengan penambahan kulit buah dekstrin dan peningkatan suhu menunjukkan bahwa kombinasi
Hasil analisis Uji Friedman
mineral suatu bahan. Mineral suatu naga super merah 20% ; 40% ; 60% dan pengering. Rerata nilai kesukaan perlakuan konsentrasi dekstrin dan
bahan merupakan garam organik sangat berbeda nyata dengan persentase panelis terhadap warna terendah adalah
(garam-garam malat, oksalat, asetat, penambahan kulit 80% dan 100%. 4,05 yaitu pada kombinasi perlakuan bedaan nyata terhadap rerata
suhu pengering memberikan per-
Abu sendiri adalah hasil reaksi konsentrasi dekstrin 15% dan suhu kesukaan aroma panelis. Kombinasi
pektat) dan garam anorganik (garam
fosfat, karbonat, klorida, sulfat dan unsur logam dengan oksigen, karena pengering 40°C sedangkan rerata nilai perlakuan terbaik kesukaan aroma
logam masa jenis lebih besar maka kesukaan panelis terhadap warna panelis diperoleh dari penambahan
nitrat) (Fennema, 1996).
Tabel 3. Rerata Kadar Abu (%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan
tertinggi didapatkan dari kombinasi konsentrasi dekstrin 10% dengan suhu perlakuan konsentrasi dekstrin 20% 0 pengering 60 C.
Rerata
dengan suhu pengering 50
C sebesar
0 Kombinasi Perlakuan
Kadar Abu (%) BNT 5%
Pemilihan Alternatif Terbaik
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 0%
1.11 a
Hasil analisis Uji Friedman
Hasil perhitungan menunjuk-
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 20%
1.12 a
1.15 menunjukkan bahwa perlakuan kon- a kan perlakuan terbaik pada tahap I
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 40%
1.15 sentrasi dekstrin dan suhu pengering ab untuk parameter fisikokimia dan
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 60%
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 80%
1.22 bc
memberikan pengaruh nyata organoleptik serbuk sari temulawak
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 100%
1.27 c
terhadap rerata kesukaan panelis yaitu dari kombinasi perlakuan Keterangan : Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak terhadap warna serbuk sari temu-
konsentrasi dekstrin 20% dan suhu
berbeda nyata pada uji BNT 5%
lawak. Perlakuan terbaik kesukaan 0 pengering 50
oksidanya tertinggal sebagai abu, panelis terhadap warna diperoleh sebagai berikut: kadar air 10,11%;
C dengan karakteristik
Rerata kadar abu pada berbagai
sementara oksida non logam misal CO2 dari konsentrasi dekstrin 20% dengan tingkat kecerahan (L*) 55,10; tingkat
kombinasi perlakuan persentase pe-
0 nambahan kulit buah naga super merah
karena ringan maka terbang sebagai
suhu pengering 50 C. kemerahan (a*) 14,56; tingkat
berkisar antara 1,11 – 1,27% .
asap.
kekuningan (b*) 44,20; rendemen
Hasil analisis sidik ragam me-
Dari hasil pengujian kadar abu
Aroma
nunjukkan bahwa adanya pengaruh pada keenam sampel sudah memenuhi Hasil uji organoleptik menun-
24,63%; pH 5,63; reabsorbsi air 2,78;
yang sangat nyata antara persentase syarat mutu kembang gula jelly yang jukkan bahwa rerata ranking kesukaan
kadar gula reduksi 1,88% dan kadar
bahan pengenyal 6% b/b dengan tercantum dalam SNI3547.2-2008 yaitu panelis terhadap aroma serbuk sari
antioksidan 62,27%
Hasil perhitungan parameter Hasil perhitungan parameter
reduksi diperoleh dari bahan pengenyal
interaksi antar perlakuan memberikan Konsentrasi dekstrin yang semakin
karaginan 6% b/b dengan penambahan
pengaruh sangat nyata ( Į = 0,01) banyak akan melindungi senyawa
Gula reduksi
antioksidan yang ada pada serbuk sari Perbedaan kandungan gula 20,70% dengan hasil yang tidak berbeda
kulit buah naga sebesar 100% yaitu
terhadap kadar antioksidan serbuk sari
temulawak. Rerata kadar antioksidan temulawak sehingga kadar reduksi dalam variasi perlakuan nyata dengan perlakuan penggunaan
pada berbagai kombinasi perlakuan antioksidannya semakin tinggi. Fungsi penelitian ini disebabkan oleh bahan pengenyal karaginan 6% b/b
konsentrasi dekstrin dan suhu bahan pengisi dekstrin akan melindungi perbedaan kadar gula pada daging dan dengan penambahan kulit buah naga
senyawa antioksidan serbuk sari kulit buah naga super merah. Dalam super merah 80 % dan 60% dan sangat
pengering ditunjukkan pada Tabel 8.
temulawak, tetapi dengan daging buah naga super merah berbeda nyata dengan persentase
8. Rerata Kadar Antioksidan Serbuk semakin meningkatnya suhu mengandung kadar gula yang cukup penambahan kulit lainnya.
Tabel
Sari temulawak pada Berbagai pengering akan dapat tinggi yaitu mencapai 13-18 briks
Kombinasi Perlakuan Konsentrasi merusak struktur antioksidan (Anonymous.2008h).
Pada dasarnya reaksi inversi
sehingga kadarnya rendah. Rerata kandungan gula reduksi reaksi hidrolisis. Menurut Risvan
sukrosa menjadi gula reduksi adalah
Dekstrin dan Suhu Pengering
pada berbagai kombinasi perlakuan Kuswurj (2009) dalam Sugar
Uji Organoleptik
persentase penambahan kulit buah naga
Technology and Research, kerugian
Hasil uji organolep- 20,72% .
super merah berkisar antara 20,70% - dari gula invert antara lain, mudah
10 50 43,67 bc a 1,84
menyebabkan produk menjadi basah,
tik menunjukkan bahwa
40 60,12 g
rerata ranking kesukaan
Tabel 4. Rerata Gula reduksi (%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan
50 54,35 f
panelis terhadap rasa sari
60 48,06 d 1,92
40 63,13 i
temulawak akibat perlakuan
Kombinasi Perlakuan
Rerata
hi
konsentrasi dekstrin dan
Gula reduksi (%)
BNT 5%
20 50 62,27 c 1,99
suhu pengering berkisar Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 20%
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 0%
Keterangan : Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang
antara 3,20-5,95.
sama pada kolom yang sama tidak berbeda
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 40%
20.71 b
Rerata nilai kesu-
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 60%
kaan panelis terhadap rasa Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 80%
20.71 a
nyata pada uji Duncan 1%
serbuk sari temulawak mempunyai Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 100%
20.70 a
nilai terendah 3,20 didapatkan dari Keterangan :Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
20.70 a
berbeda nyata pada uji BNT 5% kombinasi perlakuan penambahan kon-
Rerata kadar antioksidan ser-
buk sari temulawak tertinggi didapatkan
sentrasi dekstrin 15% dan suhu dari kombinasi perlakuan konsentrasi pengering 40°C sedangkan nilai ter-
Hasil analisis sidik ragam afinitas dalam air tinggi, memberikan
menunjukkan bahwa adanya pengaruh efek karamelisasi, menyebabkan warna tinggi 5,95 didapatkan dari kombinasi dengan nilai 63,13%, sedangkan kadar perlakuan konsentrasi dekstrin 20% dan
dekstrin 20% dan suhu pengering 40 qC
yang sangat nyata antara persentase menjadi kecoklatan.
antioksidan terendah didapatkan dari suhu pengering 50°C.
bahan pengenyal 6% b/b dengan
Dari hasil pengujian kadar gula
Hasil analisis Uji Friedman persentase kulit buah naga super merah
kombinasi perlakuan konsentrasi
reduksi pada keenam sampel sudah
menunjukkan bahwa kombinasi (BNT 5%) terhadap kandungan gula memenuhi standar mutu kembang gula
dekstrin 10% dan suhu pengering 60 qC
perlakuan konsentrasi dekstrin dan reduksi. Rerata nilai gula reduksi pada
dengan nilai 30,23%.
jelly yang tercantum dalam SNI
Semakin meningkat konsentrasi suhu pengering memberikan pe- berbagai kombinasi perlakuan 3547.2-2008 yaitu maksimal 25%.
ngaruh nyata terhadap rerata ke- ditunjukkan pada Tabel 4.
dekstrin maka kadar antioksidan serbuk
sari temulawak semakin tinggi tetapi sukaan rasa serbuk sari temulawak. Tabel 4 menunjukkan uji BNT
Kadar serat kasar
Kombinasi perlakuan terbaik tingkat 5% kombinasi perlakuan terbaik gula
semakin tinggi suhu pengeringan maka
Kandungan serat buah naga
kadar antioksidannya semakin rendah. kesukaan rasa diperoleh dari kon- kadar antioksidannya semakin rendah. kesukaan rasa diperoleh dari kon-
semakin tinggi. 0 60 C dengan nilai tertingginya adalah
daging buah dan sangat baik untuk penambahan kulit buah naga sebesar
2,23%. Semakin tinggi penambahan
menurunkan kadar kolesterol. Di dalam
100% sebesar 1,43% dengan hasil yang
Gula Reduksi
saluran pencernaan, serat akan tidak berbeda nyata dengan perlakuan Hasil analisis sidik ragam gula
konsentrasi dekstrin maka kadar gula
mengikat asam empedu (produk akhir penggunaan bahan pengenyal karaginan reduksi diketahui terdapat pengaruh akan semakin tinggi dan semakin tinggi
reduksi dari serbuk sari temulawak
6% b/b dengan penambahan kulit buah sangat nyata ( Į = 0,01) antara
kolesterol) yang kemudian dikeluarkan
bersama tinja. Dengan demikian, naga super merah 80 % dan 60% dan konsentrasi dekstrin, suhu pengering reduksi serbuk sari temulawak juga
suhu pengeringan maka kadar gula
sangat berbeda nyata dengan persentase dan interaksi antar kedua perlakuan. akan semakin tinggi.
semakin tinggi konsumsi serat, semakin
penambahan kulit 20% dan 0%. Rerata nilai gula reduksi pada berbagai
banyak asam empedu dan lemak yang
Dari hasil pengujian kadar serat kombinasi perlakuan ditunjukkankan dekstrin akan menyebabkan pening-
Penambahan konsentrasi
dikeluarkan oleh tubuh.
Rerata kadar serat kasar pada kasar pada keenam sampel diketahui pada Tabel 7.
katan kadar gula reduksi serbuk sari
berbagai kombinasi perlakuan per-
bahwa kadar serat kasarnya lebih tinggi
temulawak, karena sema-
sentase penambahan kulit buah naga dari pada serat yang terkandung dalam
kin tinggi konsentrasi
super merah berkisar antara 1,06% – daging buah naga super merah segar
Tabel 7. Rerata Kadar Gula Reduksi (%) Serbuk
dekstrin maka gugus
yaitu 0,7 -0,9 gram per 100 gram
Sari temulawak pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Konsentrasi Dekstrin dan Suhu
hidroksi reaktifnya juga
semakin banyak dan
Pengering
Tabel 5. Rerata Kadar Serat Kasar (%) pada Berbagai Kombinasi Perlakuan
gugus hidroksi reaktif itu
Suhu
Kadar
Konsentrasi Pengering
Gula
DMRT
menunjukkan sifat pe-
reduksi. Winarno (1991)
Kombinasi Perlakuan
Kadar Serat Kasar BNT 5%
menyatakan bahwa, ada
40 1,45 a 0,04
tidaknya sifat pereduksi
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 0%
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 20%
1,71 cd
dari suatu molekul gula
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 40%
ditentukan oleh ada ti-
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 60%
daknya gugus hidroksil
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 80%
(OH) bebas yang reaktif.
Karaginan 6% b/b g dengan kulit buah naga 100%
1.43 c
40 1,72 d 0,40
20 50 1,88 e Peningkatan suhu
Keterangan : Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
h 0,40
berbeda nyata pada uji BNT 5%
pengering juga akan
Keterangan : Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang
Hasil analisis sidik ragam daging buah naga super merah, hal ini sama pada kolom yang sama tidak berbeda
mempengaruhi peningkat-
nyata pada uji Duncan 1% menunjukkan bahwa adanya pengaruh disebabkan adanya penambahan serat
an gula reduksi dari ser-
buk sari temulawak. Hal
yang sangat nyata antara persentase kasar dari bahan tambahan lainnya
bahan pengenyal 6% b/b dengan yaitu tepung karaginan yang Rerata kadar gula reduksi suhu maka pemecahan dekstrin
ini disebakan karena semakin tinggi
merupakan sumber serat yang tinggi. serbuk sari temulawak terendah menjadi gula-gula reduksi akan
persentase kulit buah naga super merah
Kadar air bahan juga berpengaruh didapatkan dari perlakuan penambahan
(BNT 5%) terhadap kadar serat kasar.
Rerata nilai kadar serat kasar pada terhadap tingginya serat kasar yang konsentrasi dekstrin 10% dengan suhu
semakin banyak dan gula reduksi
diuji dimana kadar air daging buah pengering 40
menunjukkan kadar dari gula reduksi.
0 berbagai kombinasi perlakuan ditun-
C dengan nilai
jukkan pada Tabel 5.
naga super merah segar adalah 82,5 –
terendahnya adalah 1,45%, sedangkan Kadar Antioksidan
Tabel 5 menunjukkan uji BNT 83,0 gram per 100 gram daging buah rerata kadar gula reduksi serbuk sari
sedangkan kadar air kembang gula jelly temulawak tertinggi diperoleh dari menunjukkan bahwa konsentrasi
Hasil analisis sidik ragam pH
5% kombinasi perlakuan terbaik kadar
serat kasar diperoleh dari bahan kulit buah naga super merah adalah perlakuan penambahan konsentrasi dekstrin dan suhu pengering serta
20,602 - 20,944 gram per 100 gram al., 1995). Karakter utama senyawa
14,025%, sedangkan rerata rendemen kembang gula jelly kulit buah naga antioksidan adalah kemampuannya
ini adalah dekstrin maka sisa asam akan
serbuk sari temulawak tertinggi super merah.
semakin banyak menyebabkan nilai pH
untuk menangkap radikal bebas
serbuk sari temulawak akan semakin diperoleh dari perlakuan penambahan
konsentrasi dekstrin 20% dengan suhu kandungan serat pada buah naga juga 0 Pengujian aktivitas antioksidan pengering 60
Menurut Goldberg (1994) (Prakash et al., 2001).
menurun.
C dengan nilai sangat berguna dalam sistem dalam penelitian ini menggunakan
tertingginya adalah 26,21%. Semakin pencernaan. Serat pangan (dietary metoda efek penangkapan radikal
Rendemen
Hasil analisis sidik ragam tinggi penambahan konsentrasi dekstrin fiber) mampu memperpendek transit bebas DPPH (Diphenyl Picryl
rendemen menunjukkan bahwa maka rendemen serbuk sari temulawak time, yaitu waktu yang dibutuhkan Hydrazil) yang prinsipnya adalah
konsentrasi dekstrin dan suhu akan semakin tinggi dan semakin tinggi makanan sejak dari rongga mulut penangkapan hidrogen dari antioksidan
pengering serta interaksi antar suhu pengering maka rendemen serbuk hingga sisa makanan dikeluarkan oleh radikal bebas. Dalam hal ini
sari temulawak juga akan semakin dalam bentuk feses. Di dalam saluran DPPH menjadi sumber radikal bebas,
perlakuan memberikan pengaruh sangat
nyata ( Į = 0,01) terhadap rendemen tinggi.
Nilai rendemen serbuk sari empedu (produk akhir kolesterol) dan kembang gula jelly kulit buah naga
pencernaan serat akan mengikat asam untuk dipertemukan dengan ekstrak
serbuk sari temulawak. Rerata
rendemen pada berbagai kombinasi temulawak cenderung naik dengan kemudian dikeluarkan bersama fases. super merah yang menjadi antioksidan.
perlakuan konsentrasi dekstrin dan semakin tingginya konsentrasi dekstrin. Dengan demikian, semakin tinggi
Hal ini karena semakin tinggi konsumsi serat, semakin banyak asam (DPPH) pada berbagai kombinasi
Rerata kadar antioksidan
suhu pengering ditunjukkan pada Tabel
6. konsentrasi bahan pengisi dalam hal ini empedu dan lemak yang dikeluarkan perlakuan persentase penambahan kulit
dekstrin yang ditambahkan