Penelitian Tahap I

Penelitian Tahap I

Dengan meneliti pembuatan kembang gula jelly dengan perlakuan macam dan persentase bahan pengenyal. Metode penelitian yang digunakan adalah Uji Friedman dimana terdiri dari 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 2 level dan faktor kedua terdiri dari 4 level. x Faktor pertama yaitu : Macam

Bahan Pengenyal (B) yang terdiri dari : B1 : Tepung Karaginan B2 : Tepung Agar-agar

x Faktor kedua yaitu persentase

Bahan Pengenyal (P) yang terdiri dari : P1 : 2% b/b P2 : 4% b/b

I. Sudjono. 1999. Budidaya Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorrhizza Roxb) Dan Prospek Pengembangannya di Indonesia. Abstrak. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar

Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan.

Gramedia pustaka Utama, Jakarta. Fennema, O.R. 1976. Principles of

Foods Science. Marcel Dekker. Inc. New York.

Ganiswarna, S.G. 1995. Farmakologi

dan Terapi Edisi IV. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta.

Hadi, S. 1999. Manfaat Temulawak

Ditinjau Dari Segi Kedokteran. Abstrak. Fakultas Kedokteran. UNPAD. Bandung.

Hargono, D. 1985. Prospek

Pemanfaatan Temulawak. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Dirjen POM. Depkes R.I. Jakarta.

Indriati A., 2001. Analisis Antioksidan

Pada Buah Jambu Mete (Annarcardium occidentalle L.) Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Brawijaya Malang. Kusumawardani, A.N. 2006. Kajian

Penambahan Antioksidan Terhadap Mutu Simplesia Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Skripsi. FATETA. IPB. Bogor.

Liang, O.B., Y. Apsarton, T. Widjaja, dan S. Puspa. 1999. Beberapa Aspek Isolasi, Identifikasi Dan Penggunaan Komponen- Komponen Curcuma xanthorrhiza Roxb, Dan Curcuma domestica Val. Abstrak. Pt Darya Varia Laboratoria. Jakarta.

Majeed, M., V. Badinaev, U. Shivakumar, R. Rajendran. 1995. Curcuminoids: Antioksidant Phytonutrients. NutriScience Publishers Inc., New Jersey.

Muchtadi, D. 1977. Pengolahan Hasil Pertanian II. IPB. Bogor.

Naim, R. 2004. Senyawa Antimikroba dari Tanaman. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. http://www.kompas.com/Senyawa Antimikroba. Akses 9 November 2006.

Nirbita, T. 2002. Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri ( Esccheria coli dan Staphylococcus aureus ) Kunyit putih dan Produk Olahannya ( Bubuk dan

424, 591, 654. Departemen Aref, M. 1987. Ilmu Meracik Obat

variabel dimasukkan dalam tabel untuk Kesehatan. Republik Indonesia.

P3 : 6% b/b

dianalisa Uji Friedman. Perlakuan Jakarta.

Berdasar Teori Dan Praktek.

P4 : 8% b/b

Universitas Gajahmada Press.

x Dari kedua faktor tersebut didapat 8

terbaik dianalisa menggunakan metode

indeks efektifitas deGarmo et al., Anonymous, 2002. Kajian Keamanan

Yogyakarta.

kombinasi perlakuan yaitu:

(1984) yang dimodifikasi oleh Susrini Bahan Tambahan Pangan Pemanis

B 1 P 1 : Tepung Karaginan 2% b/b

Arifin, Z., Kardiyono. 1985.

B 1 P 2 : Tepung Karaginan 4% b/b (2003).

Buatan.

Sedangkan penelitian tahap II http://www.pom.go.id/nonpublic/

Temulawak Dalam Pengobatan

B 1 P 3 : Tepung Karaginan 6% b/b

Tradisional. P.T. Air Mancur.

B 1 P 4 : Tepung Karaginan 8% b/b dianalisa dengan uji F dan jika terdapat

makanan/standart//News1.html.9.

Jakarta.

B perbedaan dianalisa dengan Uji BNT

2 P 1 : Tepung Agar-agar 2% b/b

Tanggal Akses 9 April 2007.

B 5%. Pemilihan perlakuan terbaik

2 P 2 : Tepung Agar-agar 4% b/b

(penentuan titik optimum)

Buckle, K.A. R.A, Edwars, G.H. Fleet

B 2 P 3 : Tepung Agar-agar 6% b/b menggunakan Indeks Efektifitas

Anonymous, 2004. Prospek

and M. Wotton., 1987. Terjemahan

B 2 P 4 : Tepung Agar-agar 8% b/b deGarmo et al., (1984) yang

Temulawak. Suara Merdeka edisi

Purnomo, H. dan Adiyono. Ilmu

dimodifikasi oleh Susrini (2003).

Selanjutnya perlakuan terbaik yang http://www.suaramerdeka.com .

24 Nopember 2004 Pangan. Universitas Indonesia

Penelitian Tahap II

Penelitian tahap kedua didapatkan dari uji Indeks Efektifitas Tanggal akses 9 Juni 2006.

Prees. Jakarta.

merupakan lanjutan dari hasil diuji Analisa biaya produksi dan

Dart, R.K. 1996. Microbiology For

penelitian tahap I, dimana hasil yang kelayakan usaha dengan menggunakan Anonymous, 2005. Bunga The Analytical Chemist. The paling baik pada penelitian tahap Analisa Finansial.

Kecombrang, Deodoran Alami,

Royal Scociety of Chemistry. UK.

pertama merupakan dasar penelitian

Dan Antimikroba. Suara Merdeka.

tahap kedua. Pada penelitian tahap ke II

Analisa Biaya Produksi dan

Cyber News. Nasional.

ini menggunakan Rancangan Acak

De Man, J.M. 1997. Kimia Makanan.

Kelayakan Usaha

Tunggal, yaitu dengan menambahkan

Penerjemah K. Padmawinata.

Analisa biaya produksi dan

kulit buah naga super merah ke dalam

Anonymous, 2007. Asam Sitrat.

Penerbit ITB. Bandung.

kelayakan usaha dilakukan terhadap

Wikipedia Indonesia, ensiklopedia perlakuan macam dan proporsi bahan

sari buah naga super merah dengan

bebas berbahasa Indonesia. Desroier, N.W. 1988. Teknologi pengenyal serta persentase kulit buah persentase kulit (K) yang terdiri dari : http://id.wikipedia.org/wiki /asam

persentase yang berbeda yaitu

naga super merah (Hylocereus

sitrat. Tanggal akses 27 maret costaricensis) yang terpilih. Kriteria-

Pengawetan Pangan. (terjemaahan

K1 : 0 %

2007. kriteria kelayakan yang akan diukur

Muchji Muljohardjo). UI – Press.

meliputi (Husnan dan Suwarsono,

K4 : 60 %

Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Dewi, A.K. 2000. Pengaruh Jenis Dan

K5 : 80 %

– Net Present Value

Sediaan Farmasi. Edisi ke 4. UI –

– Break Even Point (kg, Rp) Press. Jakarta.

Konsentrasi Bahan Pengisi

K6 : 100 %

Terhadap Sifat fisik, Kimiawi Dan

Masing-masing perlakuan diulang – Profitability Indeks (PI)

– Payback Period (PP) AOAC. 1990. Official Method of

Organoleptik Serbuk Effervescent

sebanyak tiga kali sehingga didapat 18

Variabel yang diteliti adalah : Analysis of the Association of

Temulawak (Curcuma

perlakuan

xanthorrhiza Roxb). Skripsi. FTP.

a. Biaya investasi

Official of Analytical Chemist. 11 st

Parameternya adalah : Harga mesin, Edition. Washington.

UNIBRAW. Malang.

Analisa Data

Data yang didapat dari hasil

peralatan, harga tanah dan

pengamatan setelah perlakuan

Djakamihardja, S.P., Setyadiredja dan

bangunan

penelitian tahap I pada masing-masing

b. Biaya Operasional

Parameternya adalah :

Pengujian Afektif adalah menguji

reabsorbsi, pH, rendemen, gula Saran

– Harga bahan baku dan gaji kesukaan dan/atau penerimaan terhadap

1. Masih terdapat endapan dalam pekerja

reduksi dan antioksidan serbuk sari

minuman setelah serbuk – Biaya penggunaan air, listrik, panelis tidak dilatih yang banyak yang

suatu produk dan membutuhkan jumlah

temulawak.

effervescent temulawak dilarutkan, telepon dan bahan bakar

2. Perlakuan konsentrasi dekstrin 20%

sering dianggap untuk mewakili

dan suhu pengering 50°C

sehingga perlu adanya penelitian

c. Kelayakan Finansial

lebih lanjut untuk meminimalkan Parameternya adalah :

kelompok konsumen tertentu

merupakan perlakuan terbaik tahap I

atau menghilangkan endapan yang – Harga bahan baku, harga mesin

(Anonymous, 2006). Dalam penelitian

dari serbuk sari temulawak yang

ada dengan memperkecil ukuran dan peralatan

ini digunakan panelis tidak dilatih

memiliki karakteristik kadar air

sebanyak 30 orang dari berbagai

10,11%; tingkat kecerahan (L*)

bubuk partikel.

– Biaya penggunaan air, listrik, kalangan baik usia tingkat pendidikan,

2. Masa simpan produk belum telepon dan bahan bakar

55,10; tingkat kemerahan (a*)

diketahui secara pasti, sehingga – Harga tanah dan bangunan serta

gender maupun pekerjaan.

14,56; tingkat kekuningan (b*)

perlu penelitian lebih lanjut tentang gaji pekerja

44,20; rendemen 24,63%; pH 5,63;

Rasa

reabsorbsi air 2,78; kadar gula

masa simpan produk dengan

Bahan pangan pada umumnya

reduksi 1,88% dan kadar beberapa macam bahan penstabil..

HASIL PENELITIAN

tidak hanya memilki salah satu rasa

antioksidan 62,27% sedangkan

Penelitian tahap I

melainkan gabungan berbagai macam

rerata tingkat kesukaan panelis

Penelitian tahap I bertujuan rasa secara terpadu. Rasa lebih banyak

terhadap warna 5,55; rasa 5,95 dan

DAFTAR PUSTAKA

untuk menentukan jenis dan proporsi melibatkan panca indera yaitu lidah,

aroma 4,15

bahan pengenyal yang optimal dalam dengan lidah senyawa dapat dikenali

3. Pada tahap II, perlakuan konsentrasi

pembuatan kembang gula jelly. rasanya.

Afifah, E., dan Tim Lentera. 2003. Penelitian ini menggunakan 2 jenis

asam sitrat dan natrium bikarbonat

Khasiat Dan Manfaat Temulawak bahan pengenyal yaitu tepung kan bahwa rerata ranking kesukaan

Hasil uji organoleptik menunjuk-

menunjukkan pengaruh sangat nyata

Rimpang Penyembuh Aneka karaginan dan agar-agar serta 4 macam

( Į = 0,01) terhadap kadar air,

intensitas kecerahan (L*), Penyakit. Agromedia Pustaka. proporsi bahan pengenyal yaitu 2% b/b,

panelis terhadap rasa kembang gula

jelly berkisar antara 2,33 – 3,73.

kekuningan (b*), kelarutan dan

Jakarta.

4% b/b, 6% b/b, 8% b/b sesuai dengan

Semakin tinggi rerata ranking kesukaan

antioksidan. Pada parameter pH

penelitian pendahuluan yang telah panelis, maka tingkat kesukaan panelis memberikan pengaruh nyata ( Į= Agatha, 2006. Optimasi Formula dilakukan.

0,05) sedangkan intensitas Granul Effervescent Ekstrak Pengamatan pada penelitian semakin besar. Rerata ranking tingkat

terhadap rasa kembang gula jelly

Temulawak (Curcuma tahap I meliputi uji organoleptik, rasa,

kemerahan (a*) dan gula reduksi

xanthorrhiza Roxb) Dengan warna, aroma dan tekstur. Pendekatan kembang gula jelly ditunjukkan pada

kesukaan panelis terhadap rasa

tidak berpengaruh nyata

Kombinasi Asam Sitrat , Asam dengan penilaian organoleptik Gambar 1.

4. Perlakuan konsentrasi asam sitrat

Tartrat (Aplikasi Metoda Desain dianggap paling praktis lebih murah

10% dan natrium bikarbonat 20%

Faktorial). Intisari. Universitas biayanya. Pengujian sensori (uji panel)

Rerata nilai kesukaan panelis

merupakan perlakuan terbaik tahap

Sanata Drama. Yogyakarta. berperan penting dalam pengembangan

terhadap rasa kembang gula jelly

II yang memiliki karakteristik kadar

mempunyai nilai terendah 2,33

air 7,48%; tingkat kecerahan (L*)

produk dengan meminimalkan resiko didapatkan dari bahan pengenyal 59,37; tingkat kemerahan (a*) Anonymous, 1985. Color Reader CR- dalam pengambilan keputusan. Panelis

10 Operation Manual. Minolta, dapat mengidentifikasi sifat-sifat sedangkan nilai tertinggi 3,73

tepung agar-agar 4% b/b dan 6% b/b,

14,53; tingkat kekuningan (b*)

46,50; pH 5,33; kelarutan 88,17;

Japan.

sensori yang akan membantu untuk didapatkan dari bahan pengenyal

kadar gula reduksi 2,49% dan kadar

mendeskripsikan produk.

tepung karaginan 6% b/b.

antioksidan 46,53%

Anonymous, 1995. Farmakope adalah uji afektif (affective test). menunjukkan bahwa pembuatan

Uji organoleptik yang digunakan

Hasil analisis Uji Friedman

Indonesia, Edisi IV, 50, 338, 354,

20%, sedangkan rerata nilai kesukaan Pemilihan Perlakuan Terbaik

panelis terhadap warna tertinggi

Hasil perhitungan perlakuan

didapatkan dari kombinasi perlakuan terbaik pada tahap II untuk parameter konsentrasi asam sitrat 15% dan fisikokimia serbuk effervescent natrium bikarbonat 10% sebesar 5,00.

temulawak yaitu dari kombinasi

Hasil analisis Uji Friedman perlakuan konsentrasi asam sitrat 10% menunjukkan bahwa kombinasi dan natrium bikarbonat 20% dengan perlakuan konsentrasi asam sitrat karakteristik sebagai berikut: kadar air dan natrium bikarbonat memberikan 7,48%; tingkat kecerahan (L*) 59,37; pengaruh nyata terhadap rerata tingkat kemerahan (a*) 14,53; tingkat kesukaan panelis terhadap warna kekuningan (b*) 46,50; pH 5,33; effervescent temulawak. Kombinasi kelarutan 88,17; kadar gula reduksi perlakuan terbaik terhadap warna 2,49% dan kadar antioksidan 46,53% diperoleh dari konsentrasi asam sitrat

Hasil perhitungan parameter

20% dan natrium bikarbonat 10%.

organoleptik didapatkan perlakuan terbaik pada serbuk effervescent Gambar 1. Rerata kesukaan panelis terhadap rasa kembang gula jelly

Aroma

temulawak dengan perlakuan terbaik

merupakan faktor kenampakan yang nunjukkan bahwa rerata nilai kesukaan

Hasil uji organoleptik me-

yang tidak sama dengan parameter

kembang gula jelly dengan dua jenis

bahan pengenyal (tepung karaginan langsung dapat dilihat oleh konsumen panelis terhadap aroma effervescent

fisikokimia yaitu kombinasi perlakuan

dan tepung agar-agar) serta dengan (Kartika, 1988). Warna makanan dapat temulawak mempunyai nilai rerata natrium bikarbonat 10% dengan

konsentrasi asam sitrat 15% dan

menarik dan mempengaruhi selera terendah sebesar 2,60 yaitu pada karakteristik sebagai berikut: rerata

empat variasi persentase (2% b/b, 4%

konsumen, sehingga dengan warna kombinasi perlakuan konsentrasi asam

b/b, 6% b/b dan 8% b/b) memberikan

pengaruh nyata terhadap rerata dapat membangkitkan selera makan. sitrat 15% dan natrium bikarbonat warna 6,25; rasa 5,85 dan aroma 5,15.

tingkat kesukaan panelis terhadap

kesukaan rasa kembang gula jelly. Bahkan warna juga dapat menjadi 20%, sedangkan rerata nilai kesukaan Sehingga perlakuan terbaik dari tahap

petunjuk bagi kualitas dari makanan panelis terhadap aroma tertinggi

Kombinasi perlakuan terbaik tingkat

II diambil dari data organoleptik karena

kesukaan rasa diperoleh dari yang dihasilkan.

Hasil uji organoleptik menunjuk- konsentrasi asam sitrat 10% dan produk lebih diutamakan daripada

didapatkan dari kombinasi perlakuan penilaian oleh panelis terhadap suatu

kembang gula jelly berbahan

pengenyal karaginan dengan kan bahwa rerata ranking kesukaan natrium bikarbonat 20% yaitu 4,64.

panelis terhadap warna kembang gula Hasil analisis Uji Friedman

parameter fisikokimia.

persentase 6% b/b.

Perbedaan rasa disebabkan jelly berkisar antara 2,63 – 3,67. menunjukkan bahwa kombinasi

penggunaan bahan pengenyal yang Semakin tinggi rerata ranking kesukaan

perlakuan konsentrasi asam sitrat KESIMPULAN DAN SARAN

berbeda, masing-masing bahan panelis, maka tingkat kesukaan panelis

dan natrium bikarbonat memberikan Kesimpulan

pengenyal memiliki sifat dan karakter terhadap warna kembang gula jelly perbedaan nyata terhadap rerata

semakin besar. Rerata ranking tingkat kesukaan aroma panelis. Kombinasi dari penelitian ini adalah:

Kesimpulan yang dapat diambil

yang berbeda. Karaginan dan agar-agar

berasal dari rumput laut yang tidak kesukaan panelis terhadap warna perlakuan terbaik kesukaan aroma

memiliki rasa khas, sehingga rasa kembang gula jelly ditunjukkan pada panelis diperoleh dari penambahan

1. Pada tahap I, perlakuan konsentrasi

dekstrin dan suhu pengering

manis gula lebih tajam dan menonjol.

Gambar 2.

konsentrasi asam sitrat 10% dan

Rerata nilai kesukaan panelis natrium bikarbonat 20%.

menunjukkan pengaruh sangat nyata

Warna

( Į = 0,01) terhadap kadar air,

Warna merupakan indikator terhadap warna kembang gula jelly

intensitas kecerahan (L*),

yang pertama kali dilihat dan diamati mempunyai nilai terendah 2,63

kemerahan (a*), kekuningan,

oleh konsumen karena warna didapatkan dari bahan pengenyal

tepung agar-agar 4% b/b dan 8% b/b, sedangkan nilai tertinggi 3,67 didapatkan dari bahan pengenyal tepung karaginan 6% b/b, hal ini dikarenakan kembang gula jelly yang mempergunakan bahan pengenyal tepung karaginan mempunyai warna yang lebih jernih dibandingkan dengan kembang gula jelly yang mempergunakan bahan pengenyal tepung agar-agar.

Hasil analisis Uji Friedman menunjukkan bahwa pembuatan kembang gula jelly dengan dua jenis bahan pengenyal (tepung karaginan dan tepung agar-agar) serta dengan empat variasi persentase (2% b/b, 4% b/b, 6% b/b dan 8% b/b) memberikan pengaruh nyata terhadap rerata kesukaan warna kembang gula jelly. Kombinasi perlakuan terbaik tingkat kesukaan warna diperoleh dari kembang gula jelly berbahan pengenyal karaginan dengan

persentase 6% b/b.

Warna merupakan hasil pengamatan dengan penglihatan yang dapat membedakan antara satu warna dengan warna lainnya, cerah, buram, bening, dan sebagainya. Salah satu sifat kembang gula adalah memiliki warna jernih, semakin jernih suatu produk kembang gula jelly maka akan menunjukkan kualitas yang semakin baik, kembang gula jelly berbahan pengenyal karaginan dengan persentase 6% b/b lebih disukai panelis karena memiliki tingkat kejernihan yang paling baik.

Aroma

Aroma merupakan indikator yang penting dalam industri pangan karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian diterima atau tidaknya produk tersebut. Aroma (“odour”) meliputi berbagai sifat seperti harum, amis, apek, busuk, dan sebagainya.

Gambar 2. Rerata kesukaan panelis terhadap warna kembang gula jelly

Semakin meningkat konsentrasi asam sitrat maka kadar antioksidan serbuk effervescent temulawak semakin tinggi tetapi semakin tinggi natrium bikarbonat maka kadar antioksidannya semakin rendah. Konsentrasi asam sitrat yang semakin banyak akan melindungi senyawa antioksidan yang ada pada serbuk effervescent temulawak sehingga kadar antioksidannya semakin tinggi, karena antioksidan yang ada pada temulawak (kurkuminoid) akan stabil pada pH rendah. tetapi dengan semakin meningkatnya natrium bikarbonat akan dapat menurunkan kadar antioksidan sehingga kadarnya rendah, karena natrium bikarbonat bersifat basa dan antioksidan temulawak (kurkuminoid) tidak stabil pada pH basa.