BAB 26 PENYELESAIAN PEKERJAAN AUDIT Proses yang dilakukan menjelang akhir audit

PENYELESAIAN PEKERJAAN AUDIT
Proses yang dilakukan menjelang akhir audit
Melakukan Review Peristiwa – peristiwa Kemudian
Auditor mempunyai tanggung jawab tertentu atas kejadian dan transaksitransaksi yang:


Mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan.



Terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan
keuangan dan laporan auditor.

Tipe Peristiwa Kemudian
1. Peristiwa Kemudian tipe 1.
2. Peristiwa Kemudian tipe 2.
Prosedur Pengauditan dalam Periode Kemudian
Auditor harus mengidentifikasi dan menilai peristiwa kemudian sampai
dengan tanggal laporan yang biasanya sama dengan tanggal berakhirnya
pekerjaan lapangan. Tanggung jawab ini dilakukan dengan dua cara berikut:
(1)

pada saat melaksanakan pengujian substantif akhir tahun, seperti
melakukan pengujian pisah batas dan mencari utang yang tidak dicatat,
auditor harus waspada terhadap kemungkinan adanya peristiwa
kemudian, dan
(2)
dengan melaksanakan prosedur-prosedur pengauditan pada tanggal akhir
pemeriksaan lapangan atau menjelang berakhirnya pekerjaan lapangan:
Pengaruh atas Laporan Auditor
Kegagalan untuk mencatat atau mengungkapkan peristiwa kemudian
dalam laporan keuangan akan menyebabkan auditor tidak dapat memberi
pendapat wajar tanpa pengecualian. Tergantung pada materialitasnya, auditor
harus memberi pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
karena laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum.
Membaca Notulen Rapat
Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, komite – komitenya,
sepertinya komite keuangan dan komite audit, mungkin berisi hal – hal penting
bagi suatu audit. Auditor harus memastikan bahwa semua notulen hasil rapat
yang diselenggarakan selama periode diperiksa dan selama periode sejak
tanggal neraca sampai dengan akhir pekerjaan lapangan telah disediakan klien

untuk direview. Pembacaan notulen-notulen rapat biasanya dilakukan segera

setelah auditor menerimanya, agar auditor mempunyai waktu yang cukup untuk
mempelajari dan menilai signifikansinya terhadap audit.

Mendapatkan Bukti tentang Tuntutan Hukum, Klaim, dan Keputusan Pengadilan
FASB mendefinisikan kontingensi (contingency) sebagai adanya kondisi,
situasi, atau sejumlah keadaan yang tidak pasti, baik yang bersifat
menguntungkan maupun yang merugikan yang kepastiannya akan tergantung
pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa datang.
Tergantung pada tingkat kemungkinan pembayaran di masa datang, prinsip
akuntansi berlaku umum mengharuskan kontingensi merugikan untuk
diperlakukan sebagai salah satu dari kemungkinan berikut: (1) dicatat sebagai
utang bersyarat, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan (3)
diabaikan.
Pertimbangan Audit
Auditor harus mendapatkan bukti tentang:
1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang
mengindikasikan ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap
perusahaan yang berasal dari tuntutan hukum, klaim, atau keputusan

pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.
Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan berada
dalam pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan
sumber informasi dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:
1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang
cara untuk mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan
pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang
belum ada keputusannya.
Surat Kepada Penasehat Hukum Klien
Auditor pada umumnya tidak mempunyai pengetahuan hukum yang cukup
untuk bisa membuat pertimbangan tentang segala macam dengan tuntutan

hukum , klaim, dan keputusan pengadilan. Surat penasehat hukum klien bisa
menjadi cara yang paling diandalkan dalam mendapatkan bukti penguat tentang

informasi yang berkaitan dengan tuntutan hukum , klaim, dan keputusan
pengadilan yang diberikan manajemen.
Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Auditor
Jawaban dari penasehat hukum mungkin tidak memiliki dampak terhadap
laporan auditor. Dalam hal demikian, maka auditor bisa menerbitkan laporan
standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini bisa terjadi apabila
jawaban menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang masuk akal atas
persoalan yang dihadapi disimpulkan hal-hal berikut:
1) Kemungkinan besar hasil akhirnya akan menguntungkan klien.
2) Persoalan yang dihadapi tidak material.

Mendapatkan Surat Pernyataan dari Klien
Manfaat surat pernyataan dari manajemen adalah:
1) Mengkonfirmasi pernyataan lisan yang telah diberikan kepada auditor.
2) Mendokumentasikan ketepatan pernyataan tersebut secara berkelanjutan.
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya salah pengertian tentang pernyataan
manajemen.
Isi Surat Pertanyaan Manajemen
Ada empat kategori pernyataan yang seyogyanya dimasukkan dalam
surat pernyataan manajemen, yaitu pernyataan tentang:

1) Laporan keuangan.
2) Kelengkapan informasi.
3) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan.
4) Peristiwa kemudian.
Pengaruh terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor mendapat surat pernyataan dari manajemen dan ia bisa
mendapat pendukung atas pernyataan manajemen tersebut, maka auditor bisa
menerbitkan laporan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Namun, akan
terjadi pembatasan dalam lingkungan audit seandainya auditor tidak bisa (1)
mendapatkan surat pernyataan dari manajemen, atau (2) mendapat pendukung
atas pernyataan manajemen yang material terhadap laporan keuangan melalui
prosedur audit yang lain. Pembatasan lingkup akan mengakibatkan auditor
hanya bisa menerbitkan laporan dengan pendapat wajar dengan pengecualian
atau menolak memberi pendapat.
Melaksanakan Prosedur Analitis
Dalam melaksanakan review menyeluruh, auditor membaca laporan
keuangan beserta catatan atas laporan keuangan dan mempertimbangkan
kecukupan bukti yang diperoleh sebagai tanggapan atas saldo-saldo yang tidak
biasa atau di luar perkiraan serta hubungan-hubungan (1) yang diantisipasi


dalam perencanaan audit, atau (2) diidentifikasi selama pelaksanaan pengujian
substantif. Prosedur analitis kemudian diterapkan atas laporan keuangan untuk
menentukan apakah masih ada hubungan yang tidak biasa atau tidak
diharapkan. Apabila hubungan demikian masih ada, maka diperlukan prosedur
audit tambahan dalam tahap penyelesaian audit.
Berbagai macam prosedur – prosedur Analitis yang bisa dilakukan:


Diterapkan pada bagian – bagian audit yang kritis yang ditemukan selama
audit berlangsung.



Berdasarkan data laporan keuangan setelah semua penyesuaian audit dan
reklasifikasikan diterima klien atau dicatat dalam pembukuan klien.

EVALUASI TEMUAN AUDIT
Penilaian temuan dilakukan auditor dengan dua tujuan:
(1) menetapkan jenis pendapat yang akan diberikan dan
(2) menentukan apakah standar auditing telah dipenuhi dalam audit.


Membuat Penetapan Akhir tentang Materialitas dan Risiko Audit
Penentuan salah saji dalam suatu rekening harus meliputi komponenkomponen berikut:
1. Salah saji tidak dikoreksi yang secara spesifik ditemukan melalui
pengujian substantif detail atas transaksi dan saldo-saldo.
2. Proyeksi salah saji tidak dikoreksi yang ditaksir melalui teknik sampling
audit.
3. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan
dikuantifikasi dengan prosedur audit lainnya.
Menilai Kelangsungan Hidup (Going Concern)
Apabila auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar tentang
kemampuan klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
periode waktu pantas, maka ia harus melakukan langkah-langkah berikut: (1)
dapatkan informasi tentang rencana manajemen yang ditujukan untuk
mengurangi pengaruh dari kondisi atau kejadian tersebut, dan (2) tentukan
kemungkinan rencana tersebut akan dapat diterapkan secara efektif.
Apabila setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor masih berkesimpulan
terdapat kesangsian besar tentang kemampuan klien untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, maka auditor harus (1) mempertimbangkan kecukupan
pengungkapan

tentang
ketidakmampuan
perusahaan
klien
untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, dan (2)
mencantumkan paragraf penjelasan (di bawah paragraf pendapat) dalam

laporan auditor untuk mencerminkan kesimpulannya. Apabila auditor
berpendapat bahwa kesangsian bear sudah tidak ada, auditor masih harus
mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
Melakukan Review Teknis atas Laporan Keuangan
Kebanyakan kantor akuntan publik memiliki daftar pengecekan laporan
keuangan detail yang dikerjakan oleh auditor yang melakukan review atas
laporan keuangan. Daftar pengecekan yang telah dirampungkan selanjutnya
direview kembali oleh manajer atau partner yang ditunjuk dalam penugasan
yang bersangkutan. Daftar pengecekan meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan bentuk dan isi setiap bagian pokok laporan keuangan beserta
pengungkapan-pengungkapannya.
Merumuskan Pendapat dan Membuat Konsep Laporan Audit

Sebelum sampai pada keputusan akhir tentang opini yang akan diberikan,
biasanya klien menyelenggarakan pertemuan dengan auditor. Dalam pertemuan
tersebut auditor melaporkan temuan-temuan secara lisan dan memberikan
alasan atas usulan penyesuaian dan/atau tambahan pengungkapan. Sebaliknya,
manajemen biasanya bertahan dengan pendapat atas kemauannya. Apabila
pada akhirnya dicapai kesepakatan untuk melakukan perubahan, maka auditor
bisa memberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Namun apabila tidak dicapai
kesepakatan, maka auditor harus memberi pendapat lain selain pendapat wajar
tanpa pengecualian.

Melakukan Review Akhir atas Kertas Kerja
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dimaksudkan untuk
mendapat jaminan bahwa:
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh para bawahan telah dilakukan dengan
cermat dan teliti.
2. Pertimbangan yang diberikan oleh bawahan cukup beralasan dengan tepat
sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
3. Penugasan audit telah selesai dikerjakan sesuai dengan ketentuanketentuan dalam perjanjian kerja.
4. Semua persoalan akuntansi, pengauditan, dan pelaporan yang
menimbulkan pertanyaan yang signifikan selama audit berlangsung telah

terpecahkan dengan memuaskan.
5. Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
6. Standar auditing dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu yang
berlaku di kantor akuntan publik yang bersangkutan telah terpenuhi.