BAB 10Internal audit audit operasional dan audit keuangan pemerintah

Internal Audit, Audit operasional dan Audit Keuangan Pemerintah
INTERNAL AUDITING
Internal audit adalah sebuah organisasi independen, dan aktivitas obyektif jaminan konsultasi
yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas Internal Audit.
Prinsip kode etik auditor internal Auditor internal diharapkan menerapkan dan menegakkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.Integritas / kejujuran Integritas auditor internal membangun kepercayaan dan dengan
demikian memberikan dasar untuk landasan penilaian mereka.
Integritas merupakan suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional.
Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik
tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur,
tetapi dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
2.Objektivitas Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan atau
proses yang sedang diperiksa.

Auditor internal membuat penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang relevan dan
tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan mereka sendiri atau pun orang lain dalam
membuat penilaian.
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip Obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di
bawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menujukkan obyektivitas
mereka di berbagai situasi. Anggota dalam praktik akuntan publik memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen.
Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa
audit intern yang bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan dan pemerintah. Mereka harus melindungi integritas pekerjaannya dan
memelihara obyektivitas.
3.Kerahasiaan Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka
terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa izin kecuali ada ketentuan perundangundangan atau kewajiban profesional untuk melakukannya.
4.Kompetensi Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal.
PERBEDAAN DAN KESAMAAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN
PELAKSANAAN AUDIT OLEH AUDITOR INTERN DAN EKSTERN

Perbedaannya: Auditor ekstern bertanggung jawab kepemakai laporankeuangan yang
mengandalkan auditor untuk memberikan kredibilitas terhadap laporan keuangan, sedangkan
auditor intern bertanggung jawab ke manajemen. Keputusan mengenai materialitas dan
resiko.
Kesamaannya: Sebagai auditor harus kompeten dan selalu objektif dalam melaksanakan
pekerjaan dan melaporkan hasil auditnya Selalu menggunakan model resiko audit dalam
menetapkan luasnya pengujian dan mengevaluasi hasil auditnya.

Tujuan dan tugas pengauditan internalpada dasarnya membantu anggota manajemen dalam
meringankan tanggung jawabnya dengan aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian, dan
analisa informasi aktivitas perusahaan secara layak.
Internal Audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna menilai tingkat efektif dan
keefisienan pengendalian internal perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta
memberikan nilai tambah untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan atau
tindakan berikutnya.
Jenis-jenis audit dibedakan atas: Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu
pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas

pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan
memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya
pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.
Standars For The Professional Practice Of Internal Auditing:
Terdiri atas 3 (tiga) kategori, yaitu :
1)Standar Atribut, yang berkenaan dengan karakterisitik auditor internal baik secara
organisasional maupun individual dalam melaksanakan aktivitas auditnya
2)Standar Pelaksanaan, yang menjelaskan sifat aktivitas audit internal, dan manajemen atas
aktivitas audit.
3)Standar Implementasi, yang berkenaan dengan aplikasi standar atribut dan standar
pelaksanaan dalam jenis audit tertentu (misalnya dalam audit kepatuhan, dan investigasi/audit
fraud).
Standar Implementasi dicirikan dengan kode pada Standar Atribut, dan Standar Pelaksanaan.
Tiga perbedaan audit utama antar audit operasional dan audit keuangan:
1.Tujuan audit,
2.Laporan Audit, dan
3.Dimasukannya bidang non-keuangan kedalam bidang audit operasional. •
Hasil Financial Audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif
tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan,
tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.

Sedangkan dalam audit kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai atau
berdasarkan tahapan audit yang telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi dengan
rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang Praktek audit internal meliputi 3 kategori
pokok, yaitu :
1)Audit Keuangan, yang meliputi analisis aktivitas ekonomi perusahaan yang diukur dan
dilaporkan berdasarkan metode akuntansi.
2)Audit Kepatuhan, yang meliputi suatu review atas pengendalian keuangan dan operasi,
serta transaksi untuk menentukan tingkat kepatuhan/kesesuaiannya dengan hukum, regulasi,
standar dan prosedur yang berlaku/ada.
3)Audit Operasional, yang meliputi review secara komprehensif atas berbagai fungsi dalam
organisasi untuk menilai keekonomisan dan efisiensi operasi, serta keefektifan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
AUDIT OPERASIONAL Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara
efektif, efisien, dan ekonomis. Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian
yang mempengaruhi efisiensi atau efektivitas, sedangkan lingkup dari evaluasi pengendalian
internal atas pelaporan keuangan terbatas pada efektivitas pengendalian internal atas laporan

keuangan dan dampaknya terhadap penyajian yang wajar dari laporan keuangan. Jenis-jenis

Audit Operasional Menurut Agoes“Audit operasional dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. Audit Fungsional (Functional Audit) Fungsi adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas
perusahaan seperti fungsi penjualan atau fungsi penagihan. Audit fungsional ini meliputi satu
fungsi atau lebih dalam organisasi. Keunggulan dari audit fungsional adalah memungkinkan
auditor melakukan spesialis. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi
yang saling berkaitan.
2. Audit Organisasional (Organizational Audit) Audit operasional atas suatu organisasi
menyangkut keseluruhan unit organisasi seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan.
Penekanan audit organisasional adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi dalam
organisasi berinteraksi, rencana organisasi dalam metode-metode untuk mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas merupakan hal yang penting dalam jenis pemeriksaan ini.
3. Penugasan Khusus (Special Assignment) Penugasan audit operasional khusus timbul atas
permintaan manajemen. Terdapat banyak variasi dalam pemeriksaan tersebut, misalnya
penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam satu divisi.” Tahap-Tahap Audit Operasional
Menurut , ada tiga tahap yang dilakukan dalam melakukan audit operasional yaitu:
1. Perencanaan Perencanaan dalam audit operasional serupa dengan perencanaan untuk audit
atas laporan keuangan historis.
Seperti dalam audit laporan keuangan, auditor operasional harus menentukan lingkup
penugasan dan menyampaikan hal itu kepada unit organisasional, juga perlu menentukan
staff yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit

organisasional, memakai struktur pengendalian intern, serta menentukan bahan bukti yang
tepat yang harus dikumpulkan. Perbedaan utama antara perencanaan audit operasional
dengan audit laporan keuangan adalah sangat banyaknya keragaman dalam audit operasional.
Oleh karena keragamannya, seringkali sulit menentukan tujuan khusus pada suatu audit
operasional, sehingga tujuannnya akan didasarkan pada kriteria yang dikembangkan untuk
penugasan.
2. Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti Dengan cara yang sama seperti pada audit
keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti yang kompeten agar
dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang
sedang diuji.
3. Pelaporan dan tindak lanjut Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan
keuangan yang mempengaruhi laporan audit operasional. Pertama, dalam audit operasional,
laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak manajemen, dan satu salinan untuk unit yang
diperiksa.
Tidak adanya pemakaian pihak ketiga, mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit
operasional. Kedua, keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara
khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit, temuan-temuan dan rekomendasirekomendasi.
Hubungan kedua faktor ini mengakibatkan banyak perbedaan dalam laporan
auditoperasional. Penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan
dan rekomendasi disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam

audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada manajemen, yang
tujuannya adalah untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan
telah dilakukan dan jika tidak apakah alasannya.
AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH
Audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk
mengetahui pertanggung jawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat
JENIS AUDIT SEKTOR PUBLIK yaitu:

1. Audit Keuangan Adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
2. Audit Kinerja Adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai
macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan
meningkatkan akuntabilitas publik
3. Audit dengan Tujuan Tertentu Adalah audit khusus, diluar audit keuangan dan audit kinerja
yang bertujuan untuk memberikan kesimpulan atas hal yang diaudit.
Sistem Audit Keuangan Sektor Publik.